Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 212049 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febri Hardiyanti
"ABSTRAK
Merkuri adalah zat kontaminan beracun, namun keberadaannya sampai saat ini masih terus dibuang ke perairan, tanah, dan atmosfer. Salah satu organ tubuh yang sensitif dengan jenis logam berat adalah ginjal. Salah satu tanda gejala gangguan fungsi ginjal adalah adanya proteinuria. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahu asosiasi antara kadar merkuri dalam rambut dan kejadian gejala gangguan fungsi ginjal pada masyarakat di sekitar TPA Cipayung. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian adalah 98 masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung. Data pengkajian dan merkuri dalam rambut diperoleh dari BBTKLPP Jakarta. Kadar merkuri dalam rambut diukur dengan metode EPA 2007 Methode 7473 (SW-846). Kadar proteinuria diukur dengan uji diagnostik sederhana rapid test dipstick urine. Seluruh variabel penelitian diuji dengan menggunakan chi-square. Hasil penelitian ini ditemukan asosiasi lama tinggal dengan kadar merkuri dalam rambut (OR=5,5; CI 95%: 1,1-27,4). Terdapat asosiasi antara kadar merkuri dengan gejala gangguan fungsi ginjal (OR=10,7; CI 95%: 2,1-23,8). Terdapat asosiasi antara tekanan darah dengan gejala gangguan fungsi ginjal (OR=2,9; CI 95%: 1,2-7,0). Analisis multivariat, ditemukan asosiasi antara kadar merkuri dalam rambut dengan gejala fungsi ginjal setelah dikontrol variabel tekanan darah (OR=9,403; CI 95%: 1,8-48,9). Terkait dengan adanya pencemaran merkuri di area TPA, diharapkan pemerintah dapat membangun barrier antara area TPA dan permukiman masyarakat, serta dapat memberikan edukasi tentang pola hidup sehat.

ABSTRACT
Mercury is a toxic contaminant, but its existence continues to be discarded into the waters, soil, and atmosphere. One of the organs sensitive to the type of heavy metals is kidneys. One sign of symptoms of impaired renal function is the presence of proteinuria. This research aims to do the association between mercury levels in hair and the incidence of impaired renal function symptoms in communities around Cipayung landfill. This research uses cross sectional design. The research samples were 98 people living around Cipayung landfill. Data assessment and mercury in hair is obtained from BBTKLPP Jakarta. Mercury levels in the hair were measured by method EPA 2007 Methode 7473 (SW-846). Proteinuria levels were measured with a simple diagnostic test of rapid test dipstick urine. All of the variables use chi square test. The results of this study were found long-lived associations with mercury levels in the hair (OR = 5.5; CI 95%: 1.1-27,4). There are associations between mercury levels and symptoms of impaired renal function (OR = 10.7; CI 95%: 2.1-23,8). There is an association between blood pressure and symptoms of impaired renal function (OR = 2.9; CI 95%: 1, 2-7.0). Multivariate analysis, found an association between mercury levels in the hair with symptoms of impaired renal function after a variable-controlled blood pressure (OR = 9,403; CI 95%: 1.8-48,9). Due to mercury pollution in the landfill area, the government is expected to build a barrier between landfill area and community settlements, and can provide education on healthy lifestyles."
2020
T55365
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Krisnawaty
"Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis risiko pajanan timbal dalam air minum terhadap kejadian hipertensi pada penduduk yang bermukim di sekitar TPA Cipayung Kota Depok, Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode PHA (Public Health Assessment) yaitu terdapat dua metode penelitian: ARKL (Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan) dan EKL (Epidemiologi Kesehatan Lingkungan) dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian didapatkan tingkat risiko terhadap efek non karsinogenik pada pajanan timbal dalam air sumur yang dikonsumsi oleh penduduk di sekitar TPA Cipayung masih berada dibawah batas aman yaitu RQ real-time ≤1 (RQ real-time maksimal pada 0.669). Sedangkan pada perhitungan RQ lifespan 40 tahun didapatkan nilai RQ>1 yaitu RQ=1.071. Artinya responden yang mengkonsumsi air sumur terpajan timbal akan berisiko tidak aman terhadap gangguan kesehatan non karsinogenik pada 40 tahun yang akan datang. Perhitungan tingkat risiko terhadap efek karsinogenik pada pajanan timbal dalam air sumur yang dikonsumsi oleh penduduk di sekitar TPA Cipayung, pada jangka waktu 100 tahun yang akan datang berada pada batas aman (ECR 100 tahun = 1.37x10-6). Analisis bivariat yang dilakukan antara tingkat risiko pajanan timbal dalam air sumur dengan kejadian hipertensi tidak didapatkan hubungan yang signifikan dengan nilai p=0.322. Hasil analisis multivariat didapatkan peluang pada responden yang mengkonsumsi air sumur terpajan timbal sebesar 0.193 kali menderita hipertensi dibandingkan dengan responden yang tidak mengkonsumsi air sumur terpajan timbal setelah dikontrol oleh variabel konsumsi lemak jenuh, umur, kebiasaan merokok, aktivitas fisik kurang dan konsumsi garam tinggi.

This study aims to analyze the risk of lead exposure in drinking water to the incidence of hypertension in residents living around the TPA Cipayung in Depok City, 2019. This study uses the PHA (Public Health Assessment) method, there are two research methods: ARKL (Health Risk Analysis Environment) and EKL (Epidemiology of Environmental Health) with a cross sectional study design. The results showed that the level of risk for non-carcinogenic effects on lead exposure in well water consumed by residents around the TPA Cipayung was still below the safe limit of real-time RQ ≤1 (maximum real-time RQ at 0.669). The calculation of 40 years lifespan RQ is >1 (RQ = 1.071). This means that respondents who consume lead-exposed well water will be at risk of being unsafe for non-carcinogenic health problems in the next 40 years. Calculation of risk level for carcinogenic effects on lead exposure in well water consumed by residents living around the TPA Cipayung, in the period of 100 years to come is at the safe limit (ECR 100 years = 1.37x10-6). Bivariate analysis conducted between the level of risk of lead exposure in well water and the incidence of hypertension did not show a significant relationship with the value of p = 0.322. The results of multivariate analysis showed that respondents who consumed lead water exposed to 0.193 times had hypertension compared to respondents who did not consume lead-exposed well water after being controlled by variables of saturated fat consumption, age, smoking habits, lack of physical activity and high salt consumption"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52784
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Akbar Rindang Wardana
"Apabila tercemar limbah, air tanah dangkal yang merupakan sumber air bersih akan menghambat ketersediaan air bersih. Sampah yang diterima dan dikelola oleh TPA Cipayung meningkat dari tahun 2019-2021. Air tanah dangkal di sekitar TPA Cipayung, yang masih digunakan warga sebagai sumber air, berpotensi tercemar aliran lindi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kerentanan airtanah dangkal terhadap pencemaran berdasarkan model DRASTIC-LU dan SINTACS-LU serta kesesuaian antara kedua model dengan pencemaran airtanah dangkal di sekitar TPA Cipayung. Model DRASTIC-LU dan SINTACS-LU terdiri atas Kedalaman Muka Airtanah, Pengisian Airtanah, Media Akuifer, Media tanah, Topografi, Media Zona Tidak Jenuh, Konduktivitas Hidraulik, dan Penggunaan Tanah. Hasil penelitian menunjukkan Wilayah kerentanan airtanah dangkal terhadap pencemaran dengan kelas tinggi dan sangat tinggi pada model DRASTIC-LU dan SINTACS-LU cenderung memiliki pola yang mengelompok di bagian utara, barat, dan timur dari TPA Cipayung yang sebagian besar berada pada wilayah dengan jenis penggunaan tanah permukiman dan kedalaman muka air tanah (8-23 mdpt) sehingga memungkinkan pencemar mudah masuk ke dalam airtanah. Berdasarkan uji crosstab, kesesuaian wilayah kerentanan airtanah dangkal model DRASTIC-LU dan SINTACS-LU dengan pencemaran airtanah dangkal di sekitar TPA Cipayung cenderung menunjukkan kesesuaian. Akurasi sebesar 65% untuk model DRASTIC-LU dan 25% untuk model SINTACS-LU.

If it is polluted by sewage, shallow groundwater which is a source of clean water will hamper the availability of clean water. The waste received and managed by the Cipayung Landfill has increased from 2019 to 2021. The shallow groundwater around the Cipayung Landfill, which is still used by residents as a source of water, has the potential to be polluted by leachate flows. Therefore, this study aims to determine the spatial pattern of shallow groundwater vulnerability to pollution based on the DRASTIC-LU and SINTACS-LU models as well as the suitability between the two models with shallow groundwater pollution around Cipayung Landfill. The DRASTIC-LU and SINTACS-LU models consist of groundwater table depth, groundwater recharge, aquifer media, soil media, topography, unsaturated zone media, hydraulic conductivity and land use. The results showed that the susceptibility of shallow groundwater to pollution with high and very high classes in the DRASTIC-LU and SINTACS-LU models tended to have a clustered pattern in the northern, western, and eastern parts of the Cipayung landfill, most of which were in areas with land use types. settlements and the depth of the groundwater table (8-23 mdpt) to allow contaminants to easily enter the groundwater. Based on the crosstab test, the suitability of the DRASTIC-LU and SINTACS-LU shallow groundwater vulnerability areas with shallow groundwater contamination around Cipayung Landfill tends to show compatibility. Accuracy of 65% for the DRASTIC-LU model and 25% for the SINTACS-LU model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiddyana Rizqi Kusumahayu
"ABSTRAK
Bertambahnya jumlah penduduk di Kota Depok menambah pula kebutuhan ruang untuk tempat tinggal. Townhouse merupakan bentuk hunian baru bagi masyarakat kota Depok. Adanya pembangunan hunian baru biasanya mendorong juga perubahan pemanfaatan tanah dan bangunan di sekitarnya. Hal ini juga terjadi di sekitar Townhouse di Depok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan fungsi bangunan di sekitar Townhouse di Kota Depok berdasarkan perubahan jumlah penduduk, jarak dari pusat kota, dan jarak dari jaringan jalan. Data sekunder yang didapat dari berbagai instansi serta data primer yang didapatkan melalui pengamatan, pengukuran dan wawancara dengan tokoh setempat, selanjutnya dianalisis dengan melakukan overlay peta. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa perubahan fungsi bangunan yang terjadi disekitar Townhouse dapat diklasifikasikan rendah, serta mengalami pola linier di sepanjang jalan utama. Overlay antar peta dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara perubahan fungsi bangunan dengan perubahan jumlah penduduk, jaringan jalan serta jarak terhadap pusat kota. Perubahan fungsi bangunan terjadi bukan karena variabel jumlah penduduk, jarak terhadap pusat kota, jarak dari jaringan jalan, namun dipengaruhi oleh jarak terhadap pusat pertumbuhan lain, seperti Universitas Indonesia. Jenis kegiatan ekonomi baru yang dilakukanpun adalah kegiatan yang tidak untuk mendukung kebutuhan penghuni Townhouse melainkan untuk mendukung kegiatan pusat pertumbuhan lain.

ABSTRAK
The increase of population in the city of Depok add to the need for residential space. Townhouse is a form of new housing for the city of Depok. The construction of new homes also typically encourage land use changes and the surrounding buildings. It is also going around Townhouse in Depok. The purpose of this study was to knowing a changes in the function of the building around Townhouse in Depok based on changes in population size, distance from the city center, and the distance of the road network. Secondary data were obtained from various agencies as well as primary data obtained through observations, measurements and interviews with local leaders, then analyzed by overlaying a map. The results obtained showed that, changes in the function of the building going on around Townhouse be classified low, and experiencing the linear pattern along the main road. Overlay between the map can be seen that there is no relationship between changes in the function of the building with the changes in population size, the road network as well as the distance to the city center. Building function changes occur not because a variable, but influenced by the distance to other growth centers, like the University of Indonesia. Kind of new economic activities that do are activities that do not support the needs of residents Townhouse but to support the activities of other growth centers."
2016
S65027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cucu Cakrawati
"Berkembangnya sektor industri di negara kita, selain memberikan dampak positif juga memberikan dampak negatif terutama terhadap lingkungan berupa pencemaran air karena merkuri. Salah satu kota yang berpotensi mengalami pencemaran air adalah Kota Pontianak. Hal ini disebabkan antara lain karena Kota Pontianak merupakan salah satu lokasi penambangan emas.
Polutan merkuri di Pulau Kalimantan diperkirakan sebesar 61 ton setiap tahunnya untuk kegiatan penambangan emas skala kecil dan berdasarkan hasil penelitian dari Universitas Tanjungpura pada Bulan Agustus 2000 diketahui bahwa kandungan merkuri di sepanjang Sungai Kapuas dan anak-anak sungainya, serta pada biota sungai (beberapa jenis ikan), dan pada contoh air PDAM telah melebihi ambang batas. Pencemaran tersebut perlu ditangani serius karena Sungai Kapuas sampai saat ini berfungsi sebagai bahan baku Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Pontianak.
Penelitian bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai besarnya pajanan merkuri dalam rambut masyarakat Kota Pontianak. Disamping itu untuk mempelajari hubungan karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan lama tinggal) serta kebiasaan makan ikan dengan kadar merkuri dalam rambut.
Penelitian ini merupakan analisis data sekunder dari hasil studi Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dan Direktorat Penyehatan Air Ditjen P2M & PL tahun 2000, dengan rancangan Cross Sectional, populasi adalah masyarakat Kota Pontianak pelanggan PDAM. Sampel adalah kepala keluarga / anggota keluarga; umur minimal 15 tahun; tinggal minimal 1 tahun: bersedia diambil sampel rambut dan urin yang diambil dengan metode klaster sebanvak 240 responden.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata kadar merkuri dalam rambut responden 0,9512 µg,/g (95% CI: 0,4534-1,4490), median 0,2900 µg/g, modus 0,00: µg/g, kadar merkuri terendah 0,00 µg/g dan tertinggi 52,57 µg/g. Sebaran kadar merkuri dalam rambut vaitu sebanvak 79 orang mempunyai kadar merkuri antara 0,00-0,09 µg/g 26 orang > 1,47 µg/g, dan sisanya adalah 0,10-1,30 µg/g.
Pada kelompok usia 25 - 34 tahun mempunyai proporsi masyarakat yang rambutnya mengandung merkuri lebih besar dibandingkan dengan kelompok umur lainnya. Responden yang frekuensi makan ikan setiap hari memiliki proporsi masyarakat yang rambutuva mengandung merkuri lebih besar dibandingkan dengan kelompok frekuensi makan ikan lainnva. Tidak ada hubungan antara jenis kelamin, pekerjaan, dan lama tinggal di Pontianak dengan kadar merkuri dalam rambut.
Melihat kecenderungan peningkatan pencemaran air karena merkuri, maka perlu ditingkatkan kerjasama Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat dengan sektor terkait, melakukan sosialisi / penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya akibat pencemaran merkuri, pemeriksaan kadar merkuri secara berkala baik pada air sungai dan ikannya maupun hasil laut, perlu teknologi altematif yang lebih tepat.
Perlu dilakukan penelitian yang serupa pada ?kelompok risiko tinggi? yang dilengkapi dengan mengetahui banvaknya ikan yang dikonsumsi setiap hari (beral) serta pemeriksaan kadar merkuri yang terkandung didalamnva. Metoda lain adalah dengan cara melakukan pemeriksaan kadar merkuri dalam rambut responden sentimeter per sentimeter karena setiap sentimeter helai rambut dapat disamakan dengan kira-kira 1 bulan pemajanan.

The development of industrial sector in Indonesia, beside its positive impacts, also generates negative impacts on environment such as mercury pollution in water. Pontianak City is one potential area to be polluted by mercury because, among others, Pontianak City is gold mining location.
Mercury as pollutant in Kalimantan Island was predicted to be present as many as 61 tones each year for small-scale gold mining activity. Study by Tanjungpura University in August 2000 indicated that mercury level along the Kapuas River and its small canals, and in river biotic (several types of fish), as well as in PDAM (Local Office of Drinking Water) water supply had exceeded the accepted limit. This pollution needs to be seriously handled because Kapuas River is main water provider for PDAM of Pontianak City.
This study aims to obtain information on the magnitude of mercury exposure measured in hair mercury level among community of Pontianak City and to understand the relationship between respondent's characteristics (age, sex, working status/job, and length of stay) and fish eating habit with hair mercury level. This study was secondary data analysis from the primary study by Health Office of West Kalimantan and Directorate of Water Hygiene year 2000, employed a cross-sectional design, with community members subscribed to PDAM as population. 240 sample was chosen using cluster method, head/member of a family, minimum age of 15 years old, stay at least 1 year, and willing to participate in hair and urine tests.
The results showed that the average mercury level in hair was 0.9512 µg/g (95 % Cl: 0,4534-1,4490), median 0.2900 µg/g, the lowest mercury level was 0.00 µg/g and the highest was 52.57µg/g. The distribution of hair mercury level was 79 respondents had 0,00-0,09 µg/g, 26 respondents had > 1,47 µg/g and the rest had 0,10-1,30 µg/g mercury level.
The age group of 25-34 years old had greater proportion of respondents with higher level of hair mercury compared to other age ranges. Respondents who eat fish daily had higher proportion of high hair mercury level compared to other frequency of fish eating.
There is no relationship between sex, working status / job, and length of stay in Pontianak with hair mercury level.
Observing the increasing trend of water mercury pollution, the collaboration between Health Office of West Kalimantan and other related sectors needs to be improved, as to provide socialization / education to the community members on the dangers of mercury pollution, routine mercury level check both in the river and fish:, and needs more appropriate alternative technology.
There is a need to conduct similar research among "the high risk group" including the documentation on how many fish eaten daily (in weight) as well as checking its mercury content. Other method is by examining mercury level in hair centimeter by centimeter because each centimeter of hair shaft equals to a month exposure.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T1233
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thia Juniaty Manik
"KORELASI ANTARA KADAR VITAMIN D DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA SISWA SMA DI DEPOK, JAWA BARATThia Juniaty Manik1, Novi Silvia Hardiany2, Erfi Prafiantini1 1. Departemen Ilmu Gizi, Rumah Sakit Umum Pusat Nasional dr. Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2. Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler, Fakuktas Kedokteran Universitas IndonesiaE-mail :tjmanik@gmail.com AbstrakKeberhasilan dalam pendidikan tidak hanya ditentukan oleh sistem pendidikan, tetapi juga kemampuan kognitif para siswa. Siswa dengan kemampuan kognitif tinggi akan dapat menyerap pelajaran dengan baik. Nutrisi yang dikonsumsi merupakan faktor penting yang berkontribusi pada pengembangan daya kognitif. Penelitian-penelitian sebelumnya telah menghubungkan mikronutrien vitamin D dengan berbagai hasil yang berkaitan dengan kesehatan. Namun, hanya sedikit yang meneliti hubungan vitamin D dengan fungsi kognitif dan hasilnya masih belum konklusif terutama pada remaja. Penelitian ini mengeksplorasi hubungan vitamin D dengan fungsi kognitif pada siswa sekolah menengah atas di Kota Depok. Sebanyak 64 siswa dari 4 SMA di Kota Depok, menjalani tes fungsi kognitif. Hasil utama yang dinilai adalah tes kognisi untuk fleksibilitas kognitif BCST test , planning tower test , dan working memory digit span backward test . Hasil sekunder adalah status sosial ekonomi, asupan vitamin D, skor paparan sinar matahari, kadar haemoglobin, skor family assessment device, skor strenght and difficulties dan aktivitas fisik siswa. Tiga jenis tes yang digunakan adalah : BCST test, Tower Hanoi test, dan Digit backward test. Dari 64 subyek yang ikut penelitian ini 62,5 mengalami kekurangan vitamin D

Success in education is not only determined by the education system, but also the cognitive power of the students. The students with high cognitive abilities will be able to absorb the lessons well. Nutrition consumed is one of the important factors that contributes to cognitive power development. Previous studies have linked micronutrient vitamin D to various health related outcomes. However, only few examined the correlation of vitamin D to cognitive function, and the result is still inconclusive especially in adolescent. This study explores the correlation of vitamin D to cognitive function in high school students. A samples of 64 adolescents from 4 high schools in Depok City, underwent cognitive function tests. The main outcomes assessed were cognitive flexibility, planning, and working memory test. The secondary outcomes were social economic status, dietary intake of vitamin D, sun light exposure score, haemoglobin level, family assessment device, strenght and difficulties score and physical activity. Sixty four participants 62,5 were vitamin D deficiencies "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Nurraini
"ABSTRAK
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung Depok terletak di Kelurahan Cipayung, merupakan tempat pembuangan akhir sampah yang berasal dari Kota Depok. TPA sampah Cipayung beroperasi dengan sistem control landfill sehingga berpotensi untuk mencemari air tanah dangkal di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spatial kualitas air tanah dangkal dengan parameter TDS, DHL, nitrat (NO3), amoniak (NH3-N), dan fosfat (PO4)-3 di sekitar TPA, serta menggambarkan perbedaan dan persamaan kualitas airtanah dangkal berdasarkan waktu hujan dan tidak hujan, jarak dari TPA, penggunaan tanah, jenis tanah, dan jenis batuan daerah penelitian. Dalam penelitian ini, pengukuran kualitas air dari 33 titik penentuan yang diambil dengan menggunakan teknik systematic random sampling, dengan batasan jangkauan hingga 500 meter dari pusat TPA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas airtanah untuk konsentrasi nitrat dan fosfat diatas baku mutu atau tercemar. Pola spatial untuk setiap parameter kualitas airtanah membentuk pola acak atau tidak seragam saat kondisi hujan dan tidak hujan dan tidak dipengaruhi oleh jarak dari TPA, jenis tanah, jenis batuan dan penggunaan tanah.

ABSTRACT
Garbage Dump (GD) of Cipayung Depok which is located at the the Village of Cipayung, district is dump of garbage coming from the City of Depok. Garbage Dump of cipayung operates with control landfill so that it is potential to pollute the surrounding shallow ground water. his study aims to determine the spatial pattern of shallow ground water quality with TDS parameter, DHL, nitrate (NO3), ammonia (NH3-N) and phosphate (PO4)-3 around the landfill, and explains the differences and similarities shallow ground water quality based on the time it did n rain and not rain, distance from the landfill, land use, soil types and rock types of research areas. In this study, measurement of water quality determination of the 33 points taken using systematic random sampling technique, with coverage limits up to 500 meters from the center of the landfill. The results showed that the quality of ground water for nitrate and phosphate concentrations above the standard quality or contaminated. Spatial patterns of soil water quality parameters for each pattern is not random or uniform when the rain and wet conditions did not exist and is not influenced by the distance from the landfill, soil types, rock types and land use. "
Universitas Indonesia, 2011
S989
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Elvi Sahara
"Latar Belakang: Merkuri banyak ditemukan di sekitar PESK yang biasa digunakan dalam proses amalgamasi. Adanya pajanan merkuri kronis dapat dilihat dari kadar merkuri pada rambut masyarakat yang tinggal di sekitar PESK. Pajanan merkuri secara terus-menerus dapat berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat salah satunya peningkatan tekanan darah.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh kadar merkuri pada rambut terhadap tekanan darah masyarakat yang tinggal di sekitar Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK).
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan data sekunder mulai dari observasi, wawancara, pengukuran, serta pengambilan sampel rambut dengan jumlah sampel 94 responden. Adapun data yang diambil meliputi kadar merkuri pada rambut, tekanan darah, umur, jenis kelamin, IMT, status merokok, dan frekuensi konsumsi ikan.
Hasil: Sebanyak 55.3% responden memiliki kadar merkuri di atas kadar normal (> 2 ppm) dan tekanan darah dominan tidak normal (≥120/80 mmHg) yaitu sebesar 72.3% orang. Namun hasil hubungan didapatkan tidak ada pengaruh yang signifikan antara kadar merkuri rambut di atas kadar normal terhadap tekanan darah (Pvalue = 1).
Saran: dilakukan penelitian yang sama dengan sampel yang lebih banyak dan pajanan terhadap faktor risiko yang lebih lama serta dilakukan edukasi mengenai bahaya merkuri terhadap kesehatan.

Background: Mercury is found around ASGM commonly used in the amalgamation process. The exposure of chronic mercury can be seen from hair mercury levels in people who live around ASGM. Exposure continuously to mercury can have a negative impact on public health, one of an increasing blood pressure.
Objective: To determine the effect of hair mercury levels on the blood pressure respondent Around Artisanal and Small Scale Gold Mining (ASGM).
Method: This study used a cross sectional study design and used secondary data ranging from observation, interviews, measurements, and hair sampling with total sampling 94 respondents. The data taken includes hair mercury, blood pressure, age, sex, BMI, smoking status, and frequency of fish consumption.
Result: 55.3% of respondents had abnormally mercury levels (> 2 ppm) and 72.3% of respondent had abnormal blood pressure (20120/80 mmHg). But the results of the relationship found that there was no significant effect between abnormally levels of hair mercury on blood pressure (Value = 1).
Suggestion: Needed similar research with more samples and higher exposure and do health promotion about the effect of mercury to human health.
"
Depok: Fakultas kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53934
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erza Nur Afrilia
"ABSTRAK
Masyarakat yang tinggal dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat atau dalam
lingkungan yang buruk dapat menarik lalat untuk hidup berkembang dan
mentransmisikan penyakit di dalamnya. Dalam perlindungan terhadap penyakit,
rumah harus memiliki yang sarana atau fasilitas aman dan bersih serta tercegah dari
vektor yang berperan dalam menularkan penyakit, seperti lalat. Pemukiman
penduduk di Kelurahan Cipayung , khususnya sekitar Tempat Pembuangan Akhir
(TPA) sampah Cipayung, Depok dengan radius 200 m dari TPA berpotensi untuk
menjadi tempat hinggapnya lalat karena jangkauan terbang lalat sekitar 200-1000
m. Penelitian ini merupakan penelitianan berdesain cross sectional study yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara rumah sehat dengan kepadatan lalat.
Hasil sayaan menunjukan tidak ada tidak ada hubungan yang signifikan antara
kriteria rumah dengan kepadatan lalat dalam rumah p value 0,659 (OR 0,7; 95% CI
: 0,136 ? 3,920), dan terdapat hubungan yang signifikan antara kriteria rumah
dengan kepadatan lalat luar rumah, rumah dengan kriteria tidak sehat berisiko 4,2
kali memiliki kepadatan lalat tinggi disbanding rumah dengan kriteria sehat p value
0,011, (OR 4,273; 95% CI : 1,414 ?12,909). Upaya pengendalian lalat dapat
dilakukan dengan menyehatkan lingkungan permukiman.

ABSTRACT
People who live in a not qualified condition of house or in a bad environment
quality can attract flies to thrive and transmit disease. In the protection against
disease, the house should have safe and clean facilities and being prevented from
vector that has role in transmitting the disease, such as housefly. Residential area in
Cipayung village , especially around Cipayung final waste disposal Cipayung,
Depok with a radius of 200 meters from the landfill of final waste disposal has the
potential to become perching place of housefly , because of flight range of housefly
can reach around 200-1000 meters. This research is a cross sectional study design
that aims to determine relation between healthy house with the density of housefly.
The results showe that there was no significant relation between house criteria with
housefly density inside house with p value 0.659 (OR 0.7; 95% CI: 0.136 to 3.920),
and there is a significant relation between house criteria with housefly density
outside house, house with unhealthy house criteria has risk 4.2 times higher
houseflies density rather than house with healthy house criteria p value 0.011, (OR
4.273; 95% CI: 1.414 -12.909). Housefly control can be executed through making
healthy housing and environtmental."
2016
S62819
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ginting, Petra Laurensia Br
"Kadmium adalah unsur toksik yang terdapat di lingkungan dan tidak dibutuhkan oleh tubuh manusia. Densitas mineral tulang adalah salah satu cara untuk melihat kepadatan tulang apakah seseorang terkena osteoporosis, osteopenia atau tidak. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui asosiasi kadmium urin dengan densitas mineral tulang masyarakat yang tinggal disekitar TPA sampah.Penelitian ini dilaksanakan menggunakan desain cross sectional yang dilakukan di sekitar TPA Desa Namo Bintang Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Populasi adalah seluruh laki-laki dan perempuan dewasa, dengan sampel berjumlah 96 orang dengan cara random sampling. Data kadmium urin didapat dari data penelitian sebelumnya sedangkan data BMD dan karakteristik individu lainnya adalah data primer. Densitas mineral tulang diukur menggunakan densitometer QUS. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier.eluruh sampel 100 menunjukkan kadar kadmium urin sudah diatas kadar yang ditentukan. Kadar kadmium urin berkisar antara 0,015 ndash; 0,067 mg/L dengan rata-rata 0,034 mg/L 0,012 mg/L. Hasil pengukuran densitas mineral tulang menunjukkan nilai T-score antara -3,8 SD sampai -0,6 SD dengan rata-rata -2,439 SD. Pada analisis multivariat menunjukkan bahwa setiap kenaikan 1 satuan kadmium urin akan menurunkan densitas mineral tulang sebesar 1,459 SD setelah dikontrol dengan variabel umur, konsumsi susu, konsumsi tahu, konsumsi brokoli, konsumsi telur, jenis kelamin, kebiasaan merokok, lama tinggal dan konsumsi daun singkong. Oleh karena itu, masyarakat dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan tinggi kalsium dan membiasakan diri untuk berolahraga dan diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Kabupaten Deli Serdang sebagai dasar untuk membuat perencanaan program dibidang pemeriksaan kepadatan tulang masyarakat.

Cadmium Cd is a toxic element ubiquitous in the environment and not needed by the human body and can cause effects on bone. Bone Mineral Density is a way of measuring calcium to determine people has osteoporosis, osteopenia or still normal. The aim of this study was to examine the assosiation of urinary cadmium and bone mineral density BMD among community living around dumping site.The study was performed with cross sectional design in the community living around Namo Bintang Open Dumping Site. The population were adult males and females with a sample of 96 person taken by random sampling. Data of urinary cadmium was obtained from previous study, while data on BMD, and the other individual characteristics were collected primarily. BMD was measured by Densitometer QUS. Data analyzed by linier regression.All urine samples 100 show high Cd levels above the normal limit. The urinary Cd level ranged from 0,015 0,067, with the mean of 0,034 mg L 0,012 mg L. Result of BMD measurement showed that the T Score ranged from 3,8 to 0,6, with the mean of 2,439 SD. Multivariate analysis showed that each 1 mg L increase in urinary cadmium will decreases the bone mineral density about 1,459 SD after controlled age, milk consumption, tofu consumption, consumption of broccoli, egg consumption, gender, smoking status, length of stay, and consumption of cassava leaves. Therefore, people are encouraged to consume foods that contain high calcium and get exercise and expected to be utilized by the government of Deli Serdang regency as a basis program planning for examination of community bone mineral density in the study area."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T48875
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>