Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151527 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miranda Parahita
"Indonesia kini telah memasuki keadaan darurat sampah plastik, dimana memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan. Pemerintah dan berbagai organisasi pemerhati lingkungan telah menyuarakan gerakan untuk beralih ke produk alternatif yang ramah Lingkungan dimulai dengan produk sehari-hari. Hal ini menyebabkan perubahan perilaku belanja konsumen dan peluang bagi produsen untuk memenuhi kebutuhannya konsumen baru. Konsumen muda di kota-kota besar yang saat ini memiliki tingkat penyerapan informasi dan kepedulian yang tinggi terhadap lingkungan menjadi target dalam pembangunan berkelanjutan. Namun, ini tidak tercermin dalam jumlah Penggunaan produk ramah lingkungan di Indonesia masih sangat rendah. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi untuk meningkatkan pembelian produk hijau di konsumen muda di Jabodetabek menggunakan teori perilaku terencana. metode Structural Equation Modeling (SEM) digunakan untuk mengolah Teori Planned Behavior (TPB) dengan penambahan norma pribadi, kepedulian pada lingkungan, kesediaan untuk membayar premi, dan nilai yang dirasakan. Analisis
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 330 responden berusia 16-35 tahun dan berdomisili di Jabodetabek. Desain strategis disiapkan menggunakan desain intervensi perilaku dan diprioritaskan menggunakan diagram Importance-Performance Analisis (IPA). Hasil dari prioritas strategis adalah pendidikan konsumen tentang cara produk hijau dapat membantu memecahkan masalah lingkungan.

Indonesia has now entered a plastic waste emergency, where sampah have a great impact on the environment. The government and various environmental organizations have voiced the movement to switch to environmentally friendly alternative products starting with everyday products. This causes changes in consumer spending behavior and opportunities for producers to meet the needs of new consumers. Young consumers in big cities who currently have a high level of information absorption and concern for the environment are targets for sustainable development. However, this is not reflected in the number of use of environmentally friendly products in Indonesia which is still very low. This study aims to formulate a strategy to increase the purchase of green products among young consumers in Greater Jakarta using the theory of planned behavior. Structural Equation Modeling (SEM) method is used to process Planned Behavior (TPB) theory with the addition of personal norms, concern for the environment, willingness to pay premiums, and perceived value. Analysis conducted by distributing questionnaires to 330 respondents aged 16-35 years and domiciled in Greater Jakarta. Strategic designs were prepared using behavioral intervention designs and prioritized using Importance-Performance Analysis (IPA) diagrams. The result of strategic priorities is consumer education on how to Green products can help solve environmental problems."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Adiraga Digjaya
"Seiring dengan pertumbuhan dan penggunaan plastik yang terus meningkat setiap tahun, diperlukan pengelolaan sampah plastik yang menjadi lebih baik pula. Karena sifatnya yang sulit terurai secara alami, daur ulang merupakan salah satu cara terbaik untuk menanggulangi isu limbah plastik yang semakin parah. Maka dari itu, penelitian ini dilaksanakan dengan objek penelitian sebuah pabrik pengolahan limbah plastik PET menjadi PET flakes. Sistem persediaan yang belum optimal menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan biaya lebih untuk menjaga produksinya terus berjalan. Penelitian tentang sistem persediaan telah banyak dilakukan dan dapat menjadi solusi untuk mengurangi total biaya yang terkait dengan persediaan pada suatu perusahaan. Model persediaan berbasis Economic Order Quantity (EOQ) akan dijadikan sebagai dasar dari penelitian ini. Penelitian ini akan mencoba untuk membandingkan biaya persediaan dari kondisi perusahaan saat ini menggunakan model persediaan (R,S) dengan model EOQ (s,Q) dengan menggunakan simulasi Monte Carlo. Hasil dari model persediaan yang telah dibuat mampu menghemat biaya penyimpanan material hingga sebesar Rp 36 juta atau dengan efisiensi sebesar 31%.

As the growth and use of plastic continues to increase every year, better management of plastic waste is needed. Due to its nature which is difficult to decompose naturally, recycling is one of the best ways to tackle the increasingly issue of plastic waste. Therefore, this research was carried out with a research object of a PET plastic waste processing factory into PET flakes. Inventory systems that are not yet optimal cause the company to pay more in order to kept the production running. Research on inventory systems has been carried out a lot and can be a solution to reduce the total costs associated with inventory in a company. Inventory model based on Economic Order Quantity (EOQ) will be used as the basis of this research. This research will try to compare inventory costs from the current condition of the company using the inventory model (R,S) with the EOQ model (s,Q) using Monte Carlo simulation. The results of the inventory model that has been made are able to save material storage costs of up to IDR 36 million or with an efficiency of 31%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Paras Ayu Cinta Nandhita
"Plastik adalah material serbaguna yang dapat ditemukan dalam kuantitas yang tinggi dalam perekonomian global. Skala produksi plastik yang sangat besar menyebabkan tingginya kuantitas limbah plastik yang bermuara di badan air. Sebagai penyumbang limbah plastik kedua terbesar di dunia, Indonesia terhitung menghasilkan 187,2 juta ton limbah plastik ke badan air pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan degradasi limbah plastik dengan menggunakan reaktor skala laboratorium dan air sungai artifisial dengan konsentrasi BOD dan COD berturut-turut sebesar 23,89 mg/L dan 67 mg/L. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel PE, PP dan PET sebagai sampel uji dengan periode perendaman selama 3 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari segi degradasi kimiawi, sampel plastik PE merupakan satu-satunya sampel plastik yang mengalami degradasi dalam kurun waktu perendaman 3 bulan. Hal tersebut ditunjukkan dengan terbentuknya titik puncak pada panjang gelombang 1741,45 cm-1 dengan transmittance 93,2%. Selain itu, dari segi dekomposisi termal, sampel plastik PE mengalami dekomposisi termal paling tinggi dengan selisih Tmax sebesar 11,95°C dalam kurun waktu perendaman 3 bulan. Terakhir, dari segi degradasi mekanis sampel PE merupakan sampel yang mengalami degradasi mekanis paling optimal pada bulan ke-1 perendaman dengan selisih kuat tarik dan regangan saat patah sebesar 4,766 MPa dan 335,8%. Rekomendasi yang diberikan adalah berupa himbauan pemanfaatan sampah plastik badan air sebagai bahan baku sistem pemulihan energi dengan metode termokimia.

Plastic is a versatile material that can be found in high quantities in the global economy. The enormous scale of plastic production causes the high quantity of plastic waste that released into water bodies. As the second largest contributor of plastic waste in the world, Indonesia responsible for 187.2 million tons of plastic waste released to ocean in 2015. This study aims to analyze the ability of plastic waste degradation using laboratory scale reactors and artificial river water with BOD and COD concentrations of 23,89 mg/L and 67 mg/L, respectively. The study was conducted using plastic samples of PE, PP and PET with an immersion period of 3 months. The results showed that in terms of chemical degradation, Polyethylene were the only plastic that experienced degradation within a period of 3 months immersion. This is indicated by the formation of the peak point at a wavelength of 1741,45 cm-1 with transmittance of 93,2%. On the other hand, in terms of thermal decomposition, Polyethylene experienced the highest thermal decomposition with a decreasing Tmax amount by 11.95°C within a period of 3 months. At last, in terms of mechanical degradation Polyethylene were the only plastic which experienced the most optimal mechanical degradation in the first month of immersion with a difference in tensile strength and strain at break at 4,766 MPa and 335,8%, respectively. The recommendation given is for the use of degraded plastic in water bodies as raw materials for waste to energy recovery systems with thermochemical methods.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gratia Gagassidi Kadiaman
"Aktivitas impor limbah plastik pada tahun 2019 – 2021 membentuk sebuah pola perdagangan yang menunjukkan adanya ketimpangan antara Global North dan Global South. Ketimpangan tersebut terlihat dari mayoritas limbah plastik milik Global North dijual dan dipindaholahkan ke Global South, salah satunya Indonesia. Hal ini menyebabkan kerusakan lingkungan pada skala tertentu. Tugas karya akhir ini mengkaji tentang degradasi lingkungan dan marjinalisasi kehidupan sosial di Indonesia yang disebabkan oleh aktivitas impor limbah plastik melalui sudut pandang Southern Green Criminology. Dalam konteks ini, analisis dilihat menggunakan tiga poin utama yaitu warisan kolonialisme, marjinalisasi industri, dan Indonesia sebagai bagian dari Global South. Melalui analisis terhadap data sekunder yang didapatkan, Indonesia dengan terpaksa menerima sistem perdagangan yang sudah ada sejak jaman kolonialisme meskipun mengancam keberlangsungan lingkungan hidup, membahayakan kesehatan masyarakat, dan memarjinalisasi industri yang ada di dalam negeri. Kondisi yang tidak ideal menjadikan Indonesia sebagai korban dari viktimisasi struktural dan mendapatkan stigma negatif di mata global.

Plastic waste import activities in 2019-2021 form a trade pattern that shows an inequality between the Global North and the Global South. The inequality can be seen from the majority of Global North's plastic waste which is sold and transferred to the Global South, one of which is Indonesia. This causes environmental damage on a certain scale. This research examines environmental degradation and the marginalization of social life in Indonesia caused by importing plastic waste from the perspective of Southern Green Criminology. In this context, the analysis is viewed using three main points, namely the legacy of colonialism, industrial marginalization, and Indonesia as a part of the Global South. Through an analysis of the secondary data obtained, certain circumstances lead Indonesia to accept the trade system that had existed since the colonial era even though it threatened the sustainability of the environment, endangered public health, and marginalized the domestic industry. These far from ideal conditions result in the structural victimization of Indonesia and portrays a negative stigma in the eyes of the global community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Sekar Anandarri
"Sampah plastik hasil dari sektor Fast Moving Consumer Goods merupakan salah satu sumber masalah sampah di Indonesia yang berdampak pada terciptanya banyak polusi yang menggangu kehidupan laut dan udara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh logo dan teks ramah lingkungan pada produk air mineral terhadap intensi membeli konsumen. Metode eksperimen pada penelitian ini menggunakan desain eksperimen 2x2 factorial within subject. Penelitian ini menggunakan vignette gambar sebagai stimulus yang yang mewakili eco-label logo dan teks. Intensi membeli diukur menggunakan alat ukur dari Posavac et al. (2004) dengan jumlah item satu. Jumlah partisipan penelitian ini sebanyak 138 konsumen yang berdomisili di Indonesia dengan rentang usia 18-25 tahun. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada intensi membeli konsumen saat melihat produk air mineral yang diberikan logo ramah lingkungan dan yang tidak diberikan logo
(F(1, 137)= 81.243, p <0,05, η²p = 0.372), terdapat perbedaan intensi membeli konsumen saat melihat produk yang diberikan teks ramah lingkungan dan yang tidak diberikan teks ramah lingkungan pada produk air mineral (F(1, 137)= 94.372, p <0,05, η²p = 0.408), dan terdapat pengaruh keberadaan logo ramah lingkungan terhadap intensi membeli konsumen tergantung pada keberadaan teks ramah lingkungan pada produk air mineral (F(1, 137)= 6.178, p <0,05, η²p = 0.043). Dapat disimpulkan bahwa pengunaan hanya logo dan hanya teks memiliki efek yang besar dan pengunaan logo dan teks secara bersamaan memiliki efek yang kecil untuk memprediksi intensi membeli konsumen pada produk air mineral jika dibandingkan dengan air mineral tanpa logo dan teks. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat menjadi manfaat untuk bidang pemasar atau perusahaan untuk mempertimbangkan penggunaan logo dan teks ramah lingkungan dalam memproduksi produksi produk ramah lingkungan.

Plastic waste resulting from the Fast Moving Consumer Goods sector is one of the sources of waste problems in Indonesia which has an impact on the creation of a lot of pollution that interferes with marine and air life. The purpose of this study was to examine the effect of environmentally friendly logos and texts on mineral water product on consumers' purchase intention. The experimental method in this study uses a 2x2 factorial experimental design in subject. This study uses a vignette image as a stimulus that represents the eco-label logo and text. Purchase intention was measured using a measurement tool from Posavac et al. (2004) with the number of items one. The number of participants in this study was 138 consumers who live in Indonesia with an age range of 18-25 years. The results showed that there was a significant difference in the purchase intention of consumers when they saw mineral water products that were given an environmentally friendly logo and those that were not given a logo (F(1, 137)= 81,243, p < 0.05, ²p = 0.372), there were differences consumer purchase intention when viewing products that are given environmentally friendly text and those who are not given environmentally friendly text on mineral water products (F(1, 137)= 94,372, p < 0.05, ²p = 0.408), and there is an effect of the presence of an environmentally friendly logo on consumer purchase intention depends on the presence of environmentally friendly text on mineral water products
(F(1, 137)= 6.178, p < 0.05, ²p = 0.043). It can be concluded that the use of only logos and only texts has a large effect and the use of logos and texts together has a small effect on predicting consumer purchase intention for mineral water products when compared to mineral water without logos and texts. From the results of this study, it is expected that it can be a benefit for the field or corporate marketers to consider the use of eco-friendly logos and texts in producing eco-friendly products.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gautama Hasya Siddhartha
"Polyhydroxyalkanoate (PHA) adalah plastik biodegradable yang berasal dari sumber terbarukan. PHA dianggap sebagai opsi hijau untuk plastik di masa depan karena mereka diharapkan untuk menggantikan plastik berbasis minyak bumi di pasar dunia. Pemurnian dan ekstrusi adalah proses terakhir dari produksi polihidroksialkanoat (PHA). Bagian ini terutama berkaitan dengan pemisahan kotoran dan air dari PHA, biasanya menghasilkan kemurnian dalam PHA lebih tinggi dari 95%. Produk akhir PHA ditransformasikan ke bentuk yang diinginkan menggunakan teknologi proses ekstrusi. Bentuk akhir PHA lebih sering berbentuk pelet kecil. Proses pemurnian PHA akan bervariasi tergantung pada metode ekstraksi PHA yang dipilih. Untuk mencapai kapasitas produksi yang diusulkan 25.000 ton per tahun, bagian ini membutuhkan sekitar 249 ton / hari dengan konsentrasi 29% PHA yang diekstraksi. Unit-unit utama yang digunakan dalam area proses ini termasuk rotary dryer, extruder, hydrocyclone, pompa, screw conveyor dan air blower. Sistem kontrol diimplementasikan di sebagian besar area di bagian ini untuk memastikan keamanan, kualitas, dan efisiensi proses. Variabel yang dikontrol dalam area proses ini sebagian besar adalah level, aliran, dan suhu. Emisi lingkungan dari area proses ini termasuk debu, air limbah, kebisingan, dan karbon dioksida. Debu dihasilkan oleh unit pemrosesan padat, seperti konveyor sekrup dan hopper penyimpanan. Air limbah diproduksi oleh hidrosiklon sedangkan karbon dioksida dihasilkan oleh pengering. Suara keras dihasilkan oleh extruder dan blower udara bertenaga tinggi.

Polyhydroxyalkanoates (PHAs) are biodegradable plastics which are derived from renewable sources. PHA is considered as a green option for plastics in the future as they are expected to replace petroleum-based plastics in the world market. Purification and extrusion are the last processess of the polyhydroxyalkanoate (PHA) production. This section mainly deals with the separation of impurities and water from PHA, usually producing a purity in PHA higher than 95%. The final product of PHA is transformed to the desired shape using extrusion process technology. The final shape of PHA is more often to be in small pellet shapes. The PHA purification process will vary depending on the PHA extraction method selected. To achieve a proposed production capacity of 25,000 tonnes per annum, this section needs around 249 tonnes/day with 29% concentration of extracted PHA. Key units used in this process area include rotary dryer, extruder, hydrocyclone, pumps, screw conveyors and air blower. Control systems are implemented in much of the area in this section to ensure safety, quality and efficiency of the process. Controlled variables in this process area are mostly the level, flow and temperature. Environmental emission from this process area includes dust, wastewater, noise and carbon dioxide. Dusts are generated by solid processing units, such as screw conveyors and storage hopper. Wastewater is produced by the hydrocyclone while carbon dioxide is produced by the dryers. Loud noises are generated by the high-powered extruder and air blowers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Kardian Pramiati
"The dynamic urban lifestyle changes human behaviour in selecting consumer goods products. Urban communities prefer goods in suitable and economical packaging when carrying out their activities. There are some fundamental issues that are considered in the waste management system in Indonesia, including limited capacity for waste management in the regions, inadequate infrastructure, application of regulations, and lack of public awareness, including in the consumer goods manufacturing industry. This is high time for the implementation of a circular economy, especially among plastics waste. Through the Extended Producer Responsibility (EPR) concept approach, the manufacturing industry is more encouraged to contribute to their post-consumer waste management. This study was conducted in Jakarta and aimed to analyze the perceptions of consumers, producers, and the role of the informal sector in waste management so that alternative producers' responsibility schemes can be formulated in the management of post-consumption plastic waste. In this study, quantitative and qualitative methods were used with data analysis using descriptive statistics. In the next step, an Analytical Hierarchy Process (AHP) has been prepared for identifying the best alternative scheme of EPR for post-consumer plastic waste management. They showed that the highest criteria value (0,27) that was considered in the EPR implementation was the environmental impacts potential criteria. At the stage of selecting alternative EPR schemes, the highest to lowest scores respectively are partnership schemes with waste management organizations (2.83), product design optimization (2.78), post-consumption waste recall (2.11), and development of recycling facility (1,28).
Keywords: Extended Producer Responsibility (EPR); circular economy; plastic waste management; Analytical Hierarchy Process (AHP)

Gaya hidup masyarakat perkotaan yang dinamis mengubah perilaku konsumsi sehingga masyarakat lebih memilih produk-produk praktis dan ekonomis. Terdapat hal-hal fundamental yang muncul dalam sistem pengelolaan sampah di Indonesia, diantaranya keterbatasan kapasitas pengelolaan sampah di daerah, infrastruktur yang belum memadai, penerapan regulasi, serta kurangnya kepedulian masyarakat termasuk industri manufaktur barang konsumsi terhadap persoalan pengelolaan sampah pasca konsumsi. Pendekatan ekonomi sirkular pada pengelolaan sampah plasik pasca konsumsi menjadi hal yang penting. Melalui konsep Extended Producer Responsibility (EPR), industri manufaktur didorong untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah plastik kemasan yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi konsumen, produsen, dan peran sektor informal pengelola sampah, sehingga dapat dirumuskan alternatif skema tanggung jawab produsen dalam pengelolaan sampah plastik pasca konsumsi. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif dengan analisis data menggunakan statistik deskriptif dan pemilihan multikriteria melalui struktur Analytical Hierarcy Process (AHP). Hasil penelitian menyatakan bahwa nilai kriteria tertinggi yang menjadi pertimbangan dalam strategi penerapan EPR adalah pada kriteria potensi dampak lingkungan (0,27). Pada pemilihan alternatif skema EPR, bobot tertinggi sampai terendah adalah skema kemitraan dengan organisasi pengelola sampah (2,83), optimalisasi desain produk (2,78), penarikan kembali sampah pasca konsumsi (2,11), dan pengembangan fasilitas daur ulang (1,28).
Kata kunci: tanggung jawab produsen; ekonomi sirkular; pengelolaan sampah plastik; Analytical Hierarchy Process (AHP)
"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Nurul Fathia
"Pertumbuhan penduduk Indonesia yang terus mengalami peningkatan setiap tahunnya membuat tingkat konsumsi akan kemasan plastik juga meningkat. Sayangnya, konsumsi yang besar terhadap kemasan plastik ini meninggalkan konsekuensi berupa limbah yang tidak terkendali yang memberikan dampak bagi ekosistem maupun manusianya sendiri. Timbulan sampah plastik berlebihan dapat dikatakan sebagai akibat dari perilaku masyarakat. Menganalisis perilaku masyarakat dalam menggunakan dan membuang kemasan plastik adalah langkah penting menuju pengembangan sistem manajemen sampah plastik di masa yang akan datang. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap perilaku masyarakat dalam menggunakan kemasan plastik dan memilah sampahnya, serta menggambarkan hubungan antara faktor-faktor yang menjadi alasan dalam membentuk perilaku tersebut. Penelitian dilakukan dengan berdasarkan pada Theory of Planned Behavior (TPB) dan pengolahan data dilakukan dengan metode Partial Least Square (PLS) dalam Structural Equation Modeling (SEM). Penelitian dilakukan dengan menggunakan survei yang disebar online. Responden pada penelitian didapatkan sebanyak 630 yang terbagi menjadi tiga generasi (x,y dan z) dan tersebar di Jabodetabek. Dari hasil penelitian diketahui beberapa hal, diantaranya faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perilaku menggunakan kemasan plastik maupun memilah sampahnya, faktor apa yang memiliki peran paling besar dari setiap generasi, dan bagaimana perbandingan perilaku ramah lingkungan (menggunakan dan membuang kemasan plastik) masyarakat Indonesia dengan negara lain. 

Indonesia’s population growth continues to increase every year, it makes the level of consumption of plastic packaging also increase. Unfortunately, this large consumption of plastic packaging by people leaves some consequences in the form of uncontrolled waste that impacts both the ecosystem and the people themselves. Excessive plastic waste can be done as a result of people’s behavior. Analyzing people’s behavior in using and disposing plastic packaging is an important step towards developing a plastic waste management system in the future. This study aims to conduct an analysis of people’s or consumer’s behavior in using plastic packaging and sorting out their plastic waste, as well as describing the relationship between the factors which are the reason in shaping such behavior. This study was conducted based on the Theory of Planned Behavior (TPB) and data processing was carried out using Partial Least Square (PLS) method in Structural Equation Modeling (SEM). This study was conducted using a survey distributed online. Number of respondents in the study obtained as many as 630 which are divided into three generations (x, y and z) and spread in Jabodetabek. From the results, we found several things, including what factors influence the behavior of using plastic packaging and sorting the waste, also what factors have the biggest role from each generation, and how the comparison of sustainability behavior (using and disposing plastic packaging) between Indonesia’s people and other countries. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Dwi Astuti
"Penggunaan plastik terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi. Sayangnya, konsumsi plastik yang tinggi tidak diikuti dengan pengelolaan yang tepat sehingga menyebabkan sampah plastik yang berasal dari darat masuk ke badan sungai kemudian berakhir di wilayah pesisir dan mencemari lingkungan. Penelitian ini dilakukan di Desa Pengarengan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sungai Pengarengan merupakan jalur transportasi kapal nelayan menuju Laut Jawa sehingga aktivitas masyarakatnya yang tinggi berpotensi menimbulkan pencemaran sampah ke lingkungan sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik sampah plastik serta mengevaluasi hubungan antara aspek pengetahuan dan sikap dengan perilaku masyarakat terkait sampah plastik yang mencemari lingkungan. Metode yang digunakan adalah kelimpahan pelepasan sampah dan puing-puing sampah dikumpulkan di dua titik sampling dengan menggunakan jaring yang memiliki ukuran mata jaring 5cm, dipasang pada waktu pagi hari sesuai lebar sungai. Data perilaku masyarakat terhadap sampah plastik diperoleh dari 110 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Hasil penelitian menunjukkan total kelimpahan puing sampah sungai adalah 13.200 ± 1.678 item dan 14.976 ± 1.772 item. Kelimpahan puing sampah sungai tertinggi adalah bungkus sampah plastik tipis sebanyak 47% dan 46%, diikuti kayu ranting (39% dan 33%), styrofoam (3,6% dan 5,5%), sedotan (1,8% dan 2,2%), gelas plastik (1,5% dan 2,6%), kotak makanan, peralatan plastik, dll (1,4% dan 1,6%), serta plastik lainnya (2,2% dan 2,3%). Analisis statistik Kruskal Wallis menunjukkan tidak terdapat perbedaan rata-rata yang siginifikan pada kelimpahan total puing sampah sungai di kedua titik sampling p= 0,875 (p> 0,05). Hasil evaluasi perilaku masyarakat menunjukkan bahwa aspek pengetahuan memiliki kategori penilaian sangat baik (4,08), aspek sikap dengan kategori kurang baik (2,89), dan aspek perilaku dengan kategori baik (3,88). Analisis korelasi Pearson menunjukan terdapat hubungan positif yang kuat (r= 0,664) dan signifikan (0,000) antara aspek pengetahuan dengan perilaku, kemudian aspek sikap dengan perilaku mempunyai hubungan positif yang sangat lemah (r=0,183) dan signifikan (0,028).

The use of plastic continues to increase along with the population grows. However, proper management does not follow high plastic consumption, causing plastic waste from land to enter river bodies and then end up in coastal areas and polluting the environment. This research was conducted in Pengarengan Village, Cirebon Regency, West Java. The Pengarengan River is a transportation route for fishing boats to the Java Sea, so its high community activities have the potential to cause waste pollution to the surrounding environment. This study aims to analyze the characteristics of plastic waste and evaluate the relationship between aspects of knowledge and attitude towards community behavior related to plastic waste that pollutes the environment. The abundance of garbage release method is river debris was collected from 2 points in the Pengarengan River using a net with a mesh size of 5 cm, which was installed in the morning time according to the river's width. Using accidental sampling techniques, community behavior data related to plastic waste was evaluated through a questionnaire on 110 respondents. The results showed that the total abundance of river debris was 13.200 ± 1.678 items and 14.976 ± 1.772 items. The highest abundance of river debris was thin plastic waste wrap (47% and 46%), followed by woods (39% and 33%), styrofoam (3,6% and 5,5%), straws (1,8% and 2,2%), plastic cups (1,5% and 2,6%), food boxes, plastic utensils, etc. (1,4 % and 1,6%), and other plastics (2,2% and 2,3%). Kruskal Wallis showed no significant difference in average of the total abundance of river debris at both sampling points p= 0,875 (p> 0,05). The results of the community behavior evaluation showed that the knowledge aspect has a very good assessment category (4.08), the attitude aspect was in a poor category (2.89), and behavioral aspects were in a good category (3,88). Pearson correlation analysis shows that there was a strong positive relationship (r= 0,664) and significant (sig.= 0,000) between knowledge aspect and behaviour, whereupon attitude aspect and behaviour, the positive relationship was very weak (r= 0,183) and significant (0,028)"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Fikri
"Sintesis Li4Ti5O12 dengan doping karbon telah berhasil dilakukan dan diujicobakan sebagai anoda baterai ion lithium. Limbah plastik LDPE diubah menjadi produk karbon bernilai ekonomi dalam upaya meningkatkan penerapan metode daurulang sekaligus mendorong
penggunaan energi terbarukan dengan menjadikan karbon tersebut sebagai bahan anoda baterai membentuk komposit LTO/C. Li4Ti5O12 memiliki keunggulan sebagai baterai litium ion seperti tingkat keamanan dan stabilitas termal yang baik namun konduktivitasnya buruk sehingga ditingkatkan dengan doping karbon. Penelitian ini ditujukan untuk mempelajari pengaruh penambahan karbon aktif hasil daur ulang terhadap kinerja baterai keseluruhan.
Penelitian ini mensintesis LTO/C menggunakan metode pirolisis dengan variasi kadar pwngikat bentonit 10%, 20%, dan 30% untuk mengetahui kadar bentonit yang efektif untuk
menghasilkan baterai yang optimal. Uji EIS menunjukan penambahan karbon aktif hasil daur ulang mampu meningkatkan konduktivitas LTO. Berdasarkan hasil uji EIS dan CV komposisi optimal adalah 10% untuk menghasilkan baterai dengan kinerja terbaik dan
memiliki hambatan terendah dan kapasitas spesifik sebesar 145,8 Ω.

The synthesis of Li4Ti5O12 with carbon doping has been successfully carried out and tested as an anode for lithium ion batteries. LDPE plastic waste is converted into carbon products
with economic value to increase the application of recycling methods while encouraging the use of renewable energy by using the cacrbon as an anode material for batteries to form
LTO/C commposites. Li4Ti5O12 has such a good level of safety but poor conductivity so that it is enhanced by carbon doping. This research aimed to study the effect of adding recycled
activated carbon to overall battery performance. This study synthesized LTO/C using the pyrolysis method with varying levels of bentonite binder 10%, 20%, and 30% to determine
the effective bentonite content to produce an optimal battery. The EIS test showed that the addition of recycled activated carbon was able to increase the LTO conductivity. Based on
the EIS and CV test results, the optimal composition is 10% to produce a battery with the best performance and has the lowest resistance and a specific capacity of 145.8 Ω
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>