Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 134609 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dea Puspitasari
"Kesejahteraan subjektif yang baik penting untuk dimiliki oleh remaja. Remaja dengan kesejahteraan subjektif yang tinggi cenderung berperforma lebih baik dalam kehidupan. Tantangan seperti pubertas dan tuntutan akademik yang dapat berisiko bagi kesejahteraan subjektif remaja. Keluarga berperan penting dalam terbentuknya kesejahteran subjektif remaja. Remaja dalam kondisi keluarga yang tidak lengkap seperti keluarga ibu tunggal kerap ditemukan memiliki kesejahteraan subjektif yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh ibu tunggal dengan kesejahteraan subjektif remaja awal. Responden penelitian ini yaitu 66 remaja awal (12-15 tahun) di Karawang. Alat ukur yang digunakan untuk kesejahteraan subjektif yaitu Satisfaction With Life Scale (Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985), The Positive and Negative Affect Schedule (Watson, Clark, & Tellegan, 1988), dan Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper, 1999). Pola asuh ibu tunggal diukur dengan Parental Authority Questionnaire (Buri, 1991). Teknik analisis yang digunakan adalah simple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh permisif dan autoritatif memprediksi kepuasan hidup, tidak terdapat pola asuh yang memprediksi afek positif dan negatif, serta pola asuh otoriter dan pola asuh autoritatif memprediksi kebahagiaan remaja awal di Karawang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Puspitasari
"Kesejahteraan subjektif yang baik penting untuk dimiliki oleh remaja. Remaja dengan kesejahteraan subjektif yang tinggi cenderung berperforma lebih baik dalam kehidupan. Tantangan seperti pubertas dan tuntutan akademik yang dapat berisiko bagi kesejahteraan subjektif remaja. Keluarga berperan penting dalam terbentuknya kesejahteran subjektif remaja. Remaja dalam kondisi keluarga yang tidak lengkap seperti keluarga ibu tunggal kerap ditemukan memiliki kesejahteraan subjektif yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh ibu tunggal dengan kesejahteraan subjektif remaja awal. Responden penelitian ini yaitu 66 remaja awal (12-15 tahun) di Karawang. Alat ukur yang digunakan untuk kesejahteraan subjektif yaitu Satisfaction With Life Scale (Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985), The Positive and Negative Affect Schedule (Watson, Clark, & Tellegan, 1988), dan Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper, 1999). Pola asuh ibu tunggal diukur dengan Parental Authority Questionnaire (Buri, 1991). Teknik analisis yang digunakan adalah simple regression. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola asuh permisif dan autoritatif memprediksi kepuasan hidup, tidak terdapat pola asuh yang memprediksi afek positif dan negatif, serta pola asuh otoriter dan pola asuh autoritatif memprediksi kebahagiaan remaja awal di Karawang.

It is important for adolescent to have a good condition of subjective well-being. Adolescent with high subjective well-being tend to perform better in life. There are challenges such as puberty and academic demands that can be risks for adolescent to attain high subjective wellbeing. Family play an important role in the formation of adolescent’s subjective well-being. Adolescents in incomplete family conditions such as single-mother families are often found to have low subjective well-being. This study aimed to look at the relationship between perceived single mother’s parenting style with subjective well-being of early adolescents. There were 66 early adolescents (12-15 years) in Karawang that participated in this sudy. Subjective well-being were measured with Satisfaction With Life Scale (Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985), The Positive and Negative Affect Schedule (Watson, Clark, & Tellegan, 1988), and Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper , 1999). Single mother parenting was measured by the Parental Authority Questionnaire (Buri, 1991). The analysis technique used in this study is simple regression. The results showed that permissive and authoritative parenting style predict life satisfaction, there is no parenting style that predicts positive and negative effects, also authoritarian and authoritative parenting style predict the happiness of early adolescents in Karawang."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risma Alifa
"Setiap orang menginginkan kebahagiaan untuk memudahkan mereka dalam mencapai tujuan hidup. Diener (2002) menyebutkan kebahagiaan juga disebut sebagai subjective well-being. Oleh karena itu, subjective well-being penting untuk semua orang terutama remaja yang berada pada fase krisis karena kehilangan ibu yang meninggal, bercerai, atau ibu sebagai buruh migran. Kondisi ini membuat anak terpaksa tinggal hanya bersama ayah. Ayah yang biasanya dipersepsikan kurang terlibat dalam kehidupan anak, dapat memprediksi subjective well-being mereka. Hal ini membuat keterlibatan ayah sangat penting untuk remaja. Remaja yang berada pada keluarga ayah tunggal banyak terjadi di Karawang, sehingga responden penelitian ini adalah 56 remaja awal berusia 12-15 tahun yang tinggal hanya bersama ayah di Karawang. Alat ukur yang digunakan adalah The Satisfaction With Life Scale (Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985), Positive and Negative Affect Schedule (Watson, Clark, & Tellegan, 1988), dan Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper, 1999), Nurturant Fathering Scale dan The Father Involvement Scale (Finley & Schwartz, 2004). Teknik analisis yang digunakan adalah simple regression. Hasil penelitian menunjukkan father involvement memprediksi afek positif dan perceived father’s involvement memprediksi afek negatif.

Everyone wants happiness to facilitate them in achieving life's goals. Diener (2002) said happiness is also referred to as subjective well-being. Therefore, subjective well-being is important for everyone especially adolescents who are in the crisis phase because of the loss of a deceased mother, divorced, or mother as a migrant worker. This condition makes the child be forced to stay with the father. Fathers who are commonly perceived as less involved in child life, can predict their subjective well-being. This makes father’s involvement very important to them. Many adolescents in a single father family was in Karawang, so the respondents of this research was 56 early adolescents aged 12-15 years who lived only with the father in Karawang. The measuring instruments used are The Satisfaction With Life Scale (Diener, Emmons, Larsen, & Griffin, 1985), Positive and Negative Affect Schedule (Watson, Clark, & Tellegan, 1988), and Subjective Happiness Scale (Lyubomirsky & Lepper, 1999), Nurturant Fathering Scale and The Father Involvement Scale (Finley & Schwartz, 2004). The analytical techniques used is simple regression. The results showed father involvement component predicted a positive affect and two component of perceived father's involvement predicted negative affect."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Aditya Pranata
"Tingginya level subjective well-being (SWB) telah terbukti dapat melindungi remaja dari stres akibat banyaknya perubahan yang dialami di masa ini. Diketahui bahwa pola asuh orang tua dapat berkontribusi terhadap SWB remaja. Pada keluarga dual earnerkondisi pekerjaan orang tua diprediksi dapat berpengaruh terhadap pola asuh tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pola asuh dan SWB remaja di keluarga dual earner. Pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner secara online. Hasil analisis korelasi terhadap 118 remaja di SMP dan SMA di Jabodetabek menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang siginifkan antara kecenderungan pola asuh autoritatif dengan seluruh komponen SWB. Sementara itu, kecenderungan pola asuh permisif dan otoriter hanya berhubungan signifikan dengan komponen kepuasan hidup dan afek positif dari SWB. Penelitian ini menunjukkan kecenderungan pengasuhan autoritatif memiliki efek paling positif dan optimal bagi SWB remaja
.High subjective well-being(SWB) have been proven as a protective factor for adolescents experiencing stress due to various changes during this developmental period. It is known that parenting style contributes to adolescents’ SWB. In dual earner families, working parents might have certain conditions that influence their parenting which in turn, influence adolescents’ SWB. The purpose of this study is to investigate the relationship between parenting style and adolescent’s SWB in dual earner families. Data was collected via online questionnaire. Correlation analysis of 118 adolescents in middle and high school in Jabodetabek showed significant relationship between parents’ authoritativeness and all SWB components, whereas parents’ permissiveness and authoritarianism showed significant relationship only with life satisfaction and positive affect component. This result suggested that parents’ authoritativeness had the most positive and optimal effect to adolescents’ SWB.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poppi Rianty Kemala
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan pola asuh ibu dengan emosi malu dan emosi bersalah pada remaja di DKI Jakarta. Partisipan penelitian ini merupakan remaja yang terbagi atas 5 wilayah administrasi yaitu Jakarta Barat, Jakarta Selatan, Jakarta Utara , Jakarta Timur dan Jakarta Pusat sejumlah 484 orang. Pola asuh ibu diukur dengan mengadaptasi alat ukur buatan Buri (1991) yaitu Parental Authority Questionnaire sedangkan emosi malu dan emosi bersalah diukur menggunakan alat ukur Test of Self-Conscious Affect version 3 atau TOSCA-3 yang telah diadaptasi oleh Dr. Lucia R. M. Royanto M.Si., M.Sp.Ed (Dosen Fakultas Psikologi Universitas Indonesia) dan Adhissa Qonita (Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia angkatan 2010 lulus pada 2014). Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa hanya dimensi pola asuh permisif dan otoritatif yang berhubungan secara signifikan terhadap emosi malu dan emosi bersalah.

This study aims to examine the relationship with the mother's parenting with adolescent's shame emotion and guilt emotions in DKI Jakarta. Participants of this study is that adolescents divided into five administrative regions, namely West Jakarta, South Jakarta, North Jakarta, East Jakarta and Central Jakarta with the amounts of 484 participants. Mother parenting was measured by adapting a measuring instrument by Buri (1991) Parental Authority Questionnaire and the emotions of shame and guilt were measured using a measuring instrument Test of Self-Conscious Affect version 3 or TOSCA-3 which has been adapted by Dr. RM Lucia Royanto M.Sc., M.Sp.Ed (Faculty of Psychology, University of Indonesia) and Adhissa Qonita (Faculty of Psychology, University of Indonesia Student class of 2010 graduated in 2014). The main result of this research indicate that only the dimensions of the authoritative and permissive parenting was significantly related to the emotions of shame and guilt.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55845
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Pahlewi
"Fenomena perceraian di Indonesia yang terjadi pada tahun 2022, berdasarkan laporan statistik mencapai 516.334 kasus dan terus meningkat. Hal ini menyebabkan fenomena orang tua tunggal juga terus meningkat dari waktu ke waktu, yang memiliki dampak pada pola asuh yang orang tua tunggal terapkan kepada anaknya yang berusia remaja. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa memang ada hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan self-esteem dan self-efficacy remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hubungan antara pola asuh orang tua tunggal dengan self-esteem dan self-efficacy remaja usia 12-15 tahun. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dengan teknik purposive sampling yang melibatkan 109 remaja usia 12-15 tahun yang tinggal bersama orang tua tunggal. Penelitian ini telah lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Nomor: KET- 201/UN2.F12.D1.2.1/PPM.00.02/2023. Hasil analisis penilitian ini menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pola asuh orang tua tunggal dnegan self-esteem dan self-efficacy, serta hubungan antara self-esteem dan self- efficacy remaja (p=0,001). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan dan juga pemerintah setempat adalah perlunya untuk mengefektifkan peran pemerintah daerah dan sekolah terkait bimbingan konseling, unit kesehatan siswa (UKS), dan program karang taruna yang ada di masyarakat khususnya dalam membantu remaja untuk membangun aspek positif yang dimiliki sehingga remaja dapat mengembangkan harga diri dan efikasi diri yang tinggi.

The phenomenon of divorce in Indonesia in 2022, as reported by statistical data, reached 516,334 cases and continues to increase. This has led to the phenomenon of single parenthood also rising over time, impacting the parenting patterns that single parents apply to their teenage children. Previous research has indicated a positive relationship between parenting styles of parents and the self-esteem and self-efficacy of adolescents. This study aims to explore the relationship between the parenting styles of single parents and the self-esteem and self-efficacy of adolescents aged 12-15. The research adopts a descriptive correlational design using a cross-sectional approach, with purposive sampling involving 109 teenagers aged 12-15 living with single parents. The study has been ethically approved by the Research Ethics Committee of the Faculty of Nursing, Universitas Indonesia, with the approval number: KET- 201/UN2.F12.D1.2.1/PPM.00.02/2023. The results of the research analysis, using the chi-square test, indicate a significant relationship between the parenting styles of single parents and self-esteem and self-efficacy, as well as a relationship between the self-esteem and self-efficacy of adolescents (p=0.001). The implications of this research for nursing services and local governments underscore the need to enhance the role of local governments and schools in guidance counseling, student health units (UKS), and youth programs in the community. This is especially crucial in assisting adolescents to build positive aspects of themselves, enabling them to develop high self-esteem and self- efficacy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayati
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Lokasi penelitian di Kabupaten Karawang dengan populasi penelitian remaja pada 21 SMU Negeri. Penetapan sampel dengan rancangan multistage random sampling dengan besar sampel 300 orang. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran perilaku seksual remaja SMU Negeri di Kabupaten Karawang tahun 2013 dan hubungannya dengan pola asuh orang tua. Hasil penelitian menunjukkan 32,7% remaja berperilaku seksual berisiko, bahkan 12% sudah pernah melakukan hubungan seksual. Pada analisis bivariat diperoleh hubungan antara pola asuh permisif/otoritatif terhadap perilaku seksual dengan OR 2,462. Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah paparan jenis media pornografi.

ABSTRACT
The study was conducted by using quantitative method and data analysis was based on crosssectional, data collected from multistage random sampling of 300 high school students in 21 Senior High schools in Karawang Regency.The objectives of the study were to find out the general description of sexual behaviours among high school students in Karawang Regency in 2013, and to investigate the relationship between parenting styles and adolescents’ sexual behaviours. The results showed that 32.7% of adolescents have risky sexual behaviours, and 12 % was found had premarital relationship. The bivariate analysis indicated that there was relationship between permissive/authoritarian parenting styles on adolescents’ sexual behaviours with OR 2.462. Furthermore, the results also revealed that the explosion of information on pornography from media was contributed as a main variable on adolescents’ sexual behaviours."
2013
T36119
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Windy Olivia Yuriza
"ABSTRAK
Pola asuh orang tua dan tingkat stres dapat mempengaruhi perilaku remaja dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya perilaku negatif, yaitu perilaku mengakses pornografi di Internet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara jenis pola asuh dan tingkat stres dengan perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno pada remaja awal. Jenis pola asuh orang tua diidentifikasi menggunakan The Parental Care Questionnaire, tingkat stres diukur dengan Perceived Stress Scale, dan perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno diukur dengan Pornography Craving Questionnaire. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dengan jumlah sampel 107 siswa SMP kelas VII dan VIII di kota Depok yang dipilih dengan menggunakan teknik cluster sampling. Hasil penelitian yang dianalis dengan Independent T-test memperlihatkan tidak ada hubungan pola asuh Authoritative dengan perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno p=0,908 dan p=0,05 dan ada hubungan pola asuh Authoritarian p=0,044 dan p=0,05 dan pola asuh Permissive p=0,000 dan p=0,05 dengan perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno. Hasil penelitian yang dianalisis dengan Chi-square memperlihatkan tidak ada hubungan tingkat stres dengan perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno p=0,845 dan p=0,05 . Hasil penelitian ini dapat membantu pengembangan pelayanan keperawatan dengan adanya kerjasama orang tua dan perawat untuk membentuk pola asuh orang tua dan mengontrol tingkat stres terhadap perilaku yang dipersepsikan mengakses situs porno pada remaja awal.

ABSTRACT
ABSTRACTParenting style and stress level influence behavior of adolescent in daily life. One of negative behavior is assessing pornography in internet. This research aims to identify correlation between parenting style and stress level with perception of assessing internet pornography behavior in early adolescents. The parenting style identified by using The Parental Care Questionnaire, Perceived Stress Scale for stress level, and Pornography Craving Questionnaire for perception of assessing internet pornography behavior. This study design used a cross sectional with 107 respondents of 7th and 8th grade student on junior high school at the city of Depok and selected with a cluster sampling technique. Independent T test shows there is no correlation between the Authoritative style with perception of assessing internet pornography behavior p 0,044 and 0,05 and there is correlation in Authoritarian style p 0,044 and 0,05 and Permissive style 0,000 and 0,05 with perception of assessing internet pornography behavior. Chi Square test shows there is no correlation between stress level with perception of assessing internet pornography behavior p 0,845 and 0,05. This result could help nursing service development with cooperation between parent and nurse to create parenting style and stress level control on perception of assessing internet pornography behavior in early adolescents. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Nadiah
"ABSTRAK
Indonesia adalah negara muslim tersebesar di dunia dengan jumlah penduduk muslim mencapai 201 juta jiwa. Setiap muslim wajib membaca dan memahami Alquran yang menjadi pedoman hidup. Namun, jumlah penduduk muslim Indonesia yang masih buta huruf aksara Alquran terbilang tinggi yakni mencapai 65% atau sekitar 135 juta jiwa. Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk dapat menguragi tingginya jumlah buta huruf aksara Alquran. Salah satu cara dengan memasukkan pelajaran baca tulis Alquran dalam kurikulum muatan lokal. Namun, program tersebut dirasa belum cukup efektif karena kurangnya waktu yang disediakan dalam pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa guru bidang studi agama Islam di sekolah, rendahnya literasi Alquran pada siswa disebabkan oleh faktor internal yakni, kurangnya motivasi belajar dan manajemen waktu yang buruk dan faktor eksternal yakni, kurangnya bimbingan dari orangtua untuk mempelajari Alquran. Dalam upaya meningkatkan kemampuan literasi Alquran pada remaja muslim, peneliti memfokuskan penelitian pada faktor eksternal yang diwakili oleh pola asuh orangtua dan faktor internal yaitu self reguated learning. Penelitian ini bertujuan memperjelas hubungan antara pola asuh orangtua dengan kemampuan literasi Alquran dan pengaruh self-regulated learning dalam peningkatan kemampuan literasi Alquran pada remaja muslim. Pengambilan dan pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitaif dengan uji korelasi dan uji regresi berganda. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pola asuh orangtua tidak berkorelasi dengan kemampuan literasi Alquran pada remaja muslim. Sedangkan,self-regulated learning memiliki korelasi dengan kemampuan literasi Alquran pada remaja muslim.

ABSTRACT
Indonesia is the largest Muslim country in the world with a Muslim population of 201 million. Every Muslim is obliged to read and understand the Koran as a way of life. However, the population of Indonesian Muslims who are still illiterate in the Koran script is relatively high, reaching 65% or around 135 million people. Various ways are carried out by the government to reduce the high number of illiterate characters in the Koran. One way to include Qur'anic literacy lessons in the local content curriculum. However, the program was deemed not effective enough due to lack of time provided in learning. Based on the results of interviews with several teachers of Islamic studies in schools, the low level of Qur'anic literacy in students is caused by internal factors, namely lack of motivation to learn and poor time management and external factors, namely lack of guidance from parents to learn the Koran. In an effort to improve the literacy skills of the Koran in Muslim adolescents, researchers focused their research on external factors represented by parenting and internal factors, namely self reguated learning. This study aims to clarify the relationship between parenting parents with literacy literacy skills and the effect of self-regulated learning in improving Qur'an literacy skills in Muslim adolescents. Retrieval and processing of data in this study using a quantitative method with a correlation test and multiple regression tests. The results in this study indicate that parenting style do not correlate significantly with the literacy skills of Alquran in Muslim adolescents. Meanwhile, self-regulated learning has a significant correlation with the literacy skills of Alquran in Muslim adolescents."
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Kajian Stratejik dan Global, 2019
T51668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiza Annisa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara pola asuh orang tua (ayah dan ibu) yang dipersepsi oleh anak dan urutan kelahiran anak dengan kemandirian emosional pada remaja akhir. Partisipan dalam penelitian ini adalah 280 orang mahasiswa angkatan pertama Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pola asuh ayah dengan kemandirian emosional, tapi interaksi antara pola asuh ayah dan urutan kelahiran anak tidak berhubungan dengan kemandirian emosional. Pola asuh ibu berhubungan dengan kemandirian emosional dan terdapat interaksi antara pola asuh ibu dan urutan kelahiran anak dengan kemandirian emosional. Urutan kelahiran anak tidak berhubungan dengan kemandirian emosional.

The purpose of this research is to identified the relationship between perceived parenting style (father and mother) by children and child birth order with emotional autonomy in late adolescent. Participants of this research are 280 freshman students in University of Indonesia. The main results shows that there is relationship between perceived parenting style of father and emotional autonomy, but interaction between perceived parenting style of father and child birth order is not related. Perceived parenting style of mother is related with emotional autonomy and so is the interaction between parenting style of mother and child birth order. There is no relationship between child birth order itself with emotional autonomy."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S57144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>