Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170129 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Danumulyo
"

Lapangan geothermal  “X” di Indonesia memproduksi wet steam yang banyak menghasilkan hot brine dari hasil separasi terhadap wetsteam. Hot brine yang merupakan fasa liquid dari steam selama ini langsung di injeksikan kembali ke dalam sumur injeksi. Dalam penelitian ini usulan teknologi yang ditawarkan untuk memanfaatkan energi dari hot brine tersebut adalah melalui teknologi binary power plant.

Penelitian ini bertujuan mengkaji pemanfaatan hot brine menjadi energi listrik. Proses simulator digunakan terutama untuk mengetahui kondisi di tiap siklus, berapa power output yang dapat dihasilkan, analisa jenis fluida kerja yang dipilih, efisiensi energi dan konfigurasi peralatan yang diusulkan.

Hasil dari kajian teknis dan keekonomian yang digunakan menunjukkan bahwa pemanfaatan hot brine dari lapangan “X” tersebut mampu menghasilkan 11.2 MW daya keluaran bersih dari 953,400 Kg/H laju hot brine. Agar layak secara ekonomi yaitu mendapatkan IRR 12.5% maka tarif harga listrik yang diharapkan adalah sebesar  9.6 cent $/kwh.

Kata kunci : binary cyle, fluida kerja, hot brine, kelayakan ekonomi, pemanfaatan energi

 


Geothermal field “X” in  Indonesia producing wet steam that contain hot brine as result of separation from wet steam. Currently hot brine production is injected to injection wells. The need to extract the heat from hot brine had lead to further potential assessment ofbinary plant technology to extract the heat from hot brine into electricity.

This research aimed to evaluate utilization of hot brine from “X” field to become electrical energy. Process simulator used to get condition in each cycle phase, power output generated and analysis of favorable working fluids, energi efficiency and configuration of process equipment involved.

Result of the techno and economic study shown that heat extraction of hot brine from “X” field enable to generate around 11.2 MW net power output from 953,400 Kg/H hot brine rate. In order to be economically feasible based on cut off value of 12.5% IRR , the expected electric price of 9.6 cent$/kwh would be required.

 

 

"
2019
T55120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Dwi Saputra
"Penelitian yang dilakukan berfokus pada simulasi perencanaan perancangan suatu sistem pembangkit listrik tenaga panas bumi bottoming unit pada wilayah kerja panas bumi dengan existing brine temperature berkisar antara 1720C hingga 1750C dengan brine mass flow rate senilai 264,6 kg/s perancangan tersebut dititikberatkan terhadap pertimbangan kinerja teknis dan aspek keekonomian pembangunan sistem pembangkit tersebut. Dalam keberlangsungannya penelitian berikut berupaya memberikan gambaran mengenai aplikasi sistem pembangkit binary cycle yang antara lain terbagi menjadi simulasi aplikasi organic rankine cycle simulasi aplikasi kalina cycle.

This research is focused on simulating the design planning of a geothermal power plant system bottoming unit in the geothermal working area which existing brine temperature ranging from 1720C to 1750C with brine mass flow rate of 264.6 kg s. The design is focused on technical performance considerations compared economical aspects of the development of the generating system. In its continuation, the following research attempts to provide an overview of the application of binary cycle generation system, which is divided into organic rankine cycle application simulation and calina cycle application simulation. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eli Kumolosari
"Sistem pembangkit panas bumi biner pertama di Indonesia yang telah berhasil diimplementasikan ialah sistem biner 500kW di Lahendong. Namun, masih terdapat celah untuk meningkatkan pengembangan sistem biner di Lahendong. Kajian ini bertujuan untuk memberikan perancangan alternatif dari sistem biner dengan menggunakan siklus Rankine organik. Investigasi analisis termodinamika berbasis hukum termodinamika, analisis scaling silika dan optimisasi pemilihan fluida kerja akan disajikan. Proses flashing dari separator menghasilkan uap air dan brine-cair dengan laju alir massa 48,6kg/s dan 173,6kg/s serta tekanan separator 10,23 bar. Berbasis analisis hukum kedua termodinamika didapatkan energi berguna maksimal dari aliran brine sebesar 7,2MW. Berdasarkan hasil simulasi, didapatkan bahwa potensi daya yang dapat dibangkitkan dari panas buang di Lahendong sebesar 2,46MW dengan efisiensi termal dan eksergi bersih sebesar 11% dan 34%. Dibandingkan dengan sistem biner yang telah beroperasi, masih terdapat banyak energi yang dapat diambil dalam pengembangan ke depan di pembangkit Lahendong"
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2020
620 JIA XII:2 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dicgorry Nafiscatoha
"Lingkungan kita sedang terancam oleh gas rumah kaca dari proses pembakaran gas. Sekitar 4 MMSCFD dikontribusikan oleh gas suar dari lapangan X. Studi ini akan membahas aspek tekno-ekonomi dari teknologi pemanfaatan gas suar. Dalam tulisan ini, tiga metode gas alam terkompresi, Gas Pipa dan gas ke listrik yang dikombinasikan dengan CNG. Menurut hasil, produksi metode pemanfaatan gas suar metode CNG adalah teknologi yang paling ekonomis dengan memiliki IRR yang lebih besar, laba tahunan sekitar $ 4,23 juta, dan waktu pengembalian 1,62 tahun. Analisis ini menunjukkan ada peningkatan nilai ekonomi gas suar dan peningkatan perlindungan lingkungan.

Our environment is being endangered by greenhouse gases from gas flaring processes. Approximately 4 MMSCFD is contributed by flare gas from X field. This Study would discuss a techno-economic aspect of flare gas utilization technology. In this paper, three methods of compressed natural gas, pipeline gas and gas to wire was combined with CNG. According to the results, the production of the CNG method of flare gas utilization is the most economical technology; with has a greater IRR, an annual profit of about $4,23 million, and a payback period of 1,62 years. Analysis shows there improved economic gas flare value and improvement environmental protection."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T55107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reyhan Fachrezi Adrianno
"Saat ini, pembangkit listrik di Indonesia masih didominasi oleh Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang menghasilkan banyak emisi CO2. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan salah satu pembangkit listrik yang dapat menghasilkan energi listrik menggunakan energi terbarukan yaitu energi matahari dan tidak menghasilkan emisi CO2 dalam pembangkitan energi listriknya. Universitas Indonesia sebagai salah satu perguruan tinggi terkemuka di Indonesia harus turut hadir dalam menggunakan pembangkit energi terbarukan yang lebih bersih. Sebagai institusi pendidikan dengan beban yang lebih tinggi pada siang hari untuk aktivitas akademis, PLTS tergolong salah satu alternatif energi terbarukan yang cocok untuk diimplementasikan di Universitas Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah studi pemanfaatan potensi matahari di lingkungan Universitas Indonesia menggunakan Pembangkit Listrik Tenaga Surya yang optimal berdasarkan lahan yang tersedia. Penelitian dilakukan menggunakan perangkat lunak PVsyst, DIgSILENT, dan HOMER. Kapasitas PLTS yang dirancang sebesar 2842 kWp dengan pengurangan LCOE sebesar Rp 40,30/kWh dan mengurangi emisi karbon sebesar 2.912.969 Kg/tahun. Implementasi PLTS pada jaringan listrik Universitas Indonesia yang sudah ada juga tidak menganggu aliran daya karena kondisi tegangan bus sistem masih berada pada batas Grid Code.

Currently, power plants in Indonesia are still dominated by Steam Power Plants which produce a lot of CO2 emissions. Solar Power Plant (PV) is one of the power plants that can produce electrical energy using renewable energy, namely solar energy and does not produce CO2 emissions. The University of Indonesia as one of the leading universities in Indonesia must also be the one to use cleaner renewable energy plants. As an educational institution with a higher load during the day for academic activities, Solar Power Plant is classified as one of the alternative renewable energy that is suitable to be implemented at the University of Indonesia. The purpose of this research is to study the utilization of solar potential at the University of Indonesia using an optimal solar power plant based on available area. The research was conducted using PVsyst, DIgSILENT, and HOMER software. The designed Solar Power Plant capacity is 2842 kWp with a reduction in LCOE of Rp 40.30/kWh and reduces carbon emissions by 2,912,969 Kg/year. The implementation of Solar Power Plant on the existing University of Indonesia electricity network does not interfere the flow of power because the system bus voltage is still following the Grid Code."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"This research aims to learn a potential and a struggle of the Chinese in clash of power during Amangkurat I (1646 – 1677) reign. The Chinese role was represented by Rara Oyi and her parents, Ki and Nyi Mangun. Literature study is done by applying binary opposition which is part of Post Collonialism theory. Analysis is done by showing evidences related to Binary opposition, which are good versus bad, man versus woman, powerful versus powerless, majority versus minority, oppressor and oppressed, rich versus poor, and love versus hate. It can be concluded that all aspects of binary oppositios and multiculturalism are presented clearly in Rembulan Ungu novel written by Bondan Nusantara."
LINCUL 6:2 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yuwita Margareth
"Oposisi biner adalah metafisika kehadiran. Oposisi biner ini terdapat dalam struktur sehingga memunculkan hierarki. Hierarki ini merupakan sejarah filsafat barat. Oposisi biner memunculkan makna yang stabil dan pasti. Hal inilah yang didekonstruksi oleh Derrida. Dekonstruksi Derrida ini memunculkan konsekuensi tentang makna teks. Metode dekonstruksi digunakan untuk menemukan dan menunjukkan konsekuensi dekonstruksi Derrida itu. Dekonstruksi Derrida terhadap oposisi biner tidak untuk mencari makna, melainkan menciptakan makna yang terkait dengan teks, konteks, intertekstualitas, penafsir, dan permainan bahasa. Derrida menolak oposisi biner dan muncul pluralitas makna.

The binary opposition is a metaphysics of presence. This binary opposition can be found in structure that emerge hierarchy. This hierarchy is history of Western philosophy. The binary opposition emerge stable and certain meaning. This case is deconstructed by Derrida. This deconstruction of Derrida emerge the consequence about meaning of text. The method of deconstruction is used to find out and to point out that consequence of Derrida's deconstruction. The deconstruction of Derrida on the binary opposition is not looking for meaning, but it creates meanings that related to text, context, intertextuality, interpreter, and language games. Derrida rejected binary opposition and emerge plurality of meanings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42262
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yesinia Agnesaputri
"Film Spy (2015) memberikan penggambaran baru tentang agen rahasia yang belum pernah ditunjukkan dalam film-film Hollywood sebelumnya. Film tersebut menampilkan agen rahasia wanita bernama Susan Cooper sebagai karakter utama dan menggambarkan dirinya sebagai agen rahasia yang lebih mumpuni dalam menjalankan misi dibandingkan dengan agen rahasia laki-laki bernama Rick Ford. Jurnal ini menjabarkan bagaimana penggambaran baru tentang agen rahasia dalam film Spy muncul sebagai kritik atas maskulinitas dan stereotip dominan yang melekat pada tokoh agen rahasia di film-film Hollywood, terutama James Bond.
Film Spy dianalisis sebagai teks menggunakan teori oposisi biner pada gender dari Judith Buttler (1990) dan konsep teknik humor dari Buijzen dan Valkenburg (2014), serta teknik humor dari Berger yang dikutip oleh Trisilo (2014). Jurnal ini menjelaskan bahwa film Spy mendekonstruksikan strereotip tradisional agen rahasia dengan cara membalikkan penggambaran yang ada dalam tokoh James Bond melalui tokoh Cooper dan Ford. Keterbalikkan tersebut menciptakan penggambaran baru dan mendekonstruksi stereotip tradisional agen rahasia secara bersamaan.

Spy movie (2015) freshly offers new portrayals of secret agents that have never been shown in Hollywood movie industry. The movie puts the female secret agent character, Susan Cooper, as the leading character and the one that is more capable in carrying field task than the male secret agent, Rick Ford. This paper explores how the new portrayals of secret agent in Spy movie serve as a critic towards masculinity and dominant stereotype of secret agent constructed in Hollywood movies, particularly James Bond.
The movie is analyzed from gender binary opposition perspective by Judith Buttler (1990) and the concept of humor technique from Buijzen and Valkenburg (2014) and humor technique from Berger quoted in Trisilo (2014). This paper discovers that Spy movie deconstructs the traditional stereotype of secret agent by reversing the representations presented in James Bond through Cooper and Ford characters. The reversals strongly proffer the new portrayals of secret agent and deconstruct the traditional stereotypes of secret agent at the same time.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bondan Tiara Sofyan
"Perunggu (Cu - Sn) yang diproses melalui metalurgi serbuk merupakan material yang banyak digunakan sebagai bantalan swa-lumas (sellubricating bearings). Karakteristik dan kinerja bantalan sangat dipengaruhi oleh struktur mikro, khususnya porositas terbuka. Sedangkan struktur mikro sangat ditentukan oleh kandungan Sn dan variabel proses yang dipakai. Pada penelitian ini dievaluasi pengaruh kandungan Sn (5, 10 dan 15 %), tekanan kompaksi (200, 300 dan 400 MPa) serta temperatur sinter (800, 850 dan 900°C) terhadap karakteristik Cu-Sn produk metalurgi serbuk.
Penambahan tekanan kompaksi menaikkan densitas dan kekuatan bakalan, sementara penambahan kandungan Sn cenderung menurunkan kekuatan bakalan_ Secara umum, peningkatan temperatur sinter menyebabkan penurunan densitas produk sinter yang diikuti dengan pembesaran (swelling). Di samping itu, peningkatan temperatur sinter juga menyebabkan penurunan kekerasan makro, kekuatan tekan dan laju keausan produk sinter. Laju keausan sangat dipengaruhi oleh penambahan beban yang diluncurkan (sliding force), sementara bentuk kerusakan aus ditentukan oleh fraksi porositas terbuka yang dimiliki oleh produk sinter. Porositas dan fasa kedua, 5, yang terbentuk pada produk sinter bertambah banyak dengan penambahan kandungan Sn, yang disertai pula dengan peningkatan besar butir."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
T8939
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chandrika Nastiti Hendrawan
"Selongsong peluru adalah salah satu komponen yang terpenting dalam peluru karena merupakan tempat mesiu, proyektil, dan primer. Material yang digunakan untuk membuat selongsong peluru adalah paduan cartridge brass (Cu-Zn) dengan kandungan seng dalam rentang 28 ? 32 wt.%. Selongsong peluru difabrikasi dengan melewati beberapa tahap yaitu pengecoran, canai dingin, deep drawing, dan anil. Persen deformasi yang diberikan saat proses fabrikasi mencapai lebih dari 70 %, maka dari itu agar dapat melalui seluruh proses fabrikasi diatas dibutuhkan paduan kuningan yang memiliki keuletan tinggi dan perilaku rekristalisasi yang dapat dikontrol. Penambahan unsur Mn diharapkan dapat meningkatkan keuletan dari paduan cartridge brass tanpa mengorbankan kekuatan dari paduan tersebut.
Pada penelitian ini, paduan Cu-31Zn dengan penambahan 9 wt.% Mn difabrikasi dengan pengecoran gravitasi. Untuk memperoleh paduan dengan komposisi kimia yang homogen maka dilakukan perlakuan panas homogenisasi pada temperatur 800 oC selama 2 jam. Kemudian paduan dilakukan canai dingin dengan deformasi 20, 40, dan 70 %. Selanjutnya paduan dengan deformasi 70 % dilakukan perlakuan panas anil dengan variasi temperatur 300, 400, dan 600 oC selama 30 menit. Karakterisasi material yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis struktur mikro dengan mikroskop optik dan Scanning Electron Microscope (SEM) ? Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), dan pengujian kekerasan microvickers.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan derajat deformasi sebesar 20, 40, dan 70 % menyebabkan pemipihan fasa kedua dengan L/T ratio masing-masing sebesar 4, 11,6, dan 18. Selain itu juga terjadi peningkatan kekerasan paduan yaitu sebesar 68, 147, 171, dan 205 HV. Sementara proses anil dengan variasi temperatur 300, 400, dan 600 oC menyebabkan terjadinya fenomena recovery, rekristalisasi (dgrain ~ 5 μm), dan grain growth (dgrain ~ 40 μm) yang ditandai dengan penurunan kekerasan spesimen yaitu sebesar 201, 128, dan 171 HV. Penambahan Mn menyebabkan pertumbuhan fasa kedua mengandung sedikit Zn dan Mn akibat kecenderungan ordering Cu dan Mn yang meningkatkan nilai kekerasan dan memperlambat laju rekristalisasi, sehingga dibutuhkan temperatur anil dan/atau waktu yang lebih tinggi untuk mencapai rekristalisasi sempurna pada paduan cartridge brass dengan penambahan Mn.

Cartridge shell is one of the most important components in a bullet because it contains gunpowder, projectiles, and primer. The material used to make cartridge shells are cartridge brass alloys (Cu-Zn) with the zinc content in the range of 28 ? 32 wt.%. Bullet casings are manufactured by passing through several stages fabrication, which are casting, cold rolling, deep drawing, and annealing. The degree of deformation during the fabrication process reaches 70 % or more. Therefore in order to be able to go through the whole process of fabrication it is required to use brass alloys that have high ductility and recrystallization behavior that can be controlled. The addition of Mn is expected to improve the ductility of the cartridge brass alloy without sacrificing its strength.
In this study, the characteristics of Cu-31Zn alloy with the addition of 9 wt.% Mn fabricated by gravity casting was observed. To obtain alloys with homogeneous chemical composition, homogenizing heat treatment was carried out with the temperature of 800 °C for 2 hours. Then the alloys were cold rolled with degree of deformation of 20, 40, and 70 %. Furthermore, the specimens with 70 % degree of deformation were annealed with temperature variation of 300, 400, and 600 °C for 30 minutes. Characterization of material carried out in this study included the analysis of the microstructure by optical microscopy and Scanning Electron Microscope (SEM) - Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), and microhardness testing.
The results showed that the addition of Mn up to 9 wt.% to cartridge brass alloy led to the formation of second phase particles that are less rich in Zn and Mn content due to ordering tendency of Cu and Mn. The increase in the degree of deformation of 20, 40, and 70 % led to the decrease of second phase L/T ratio, each for 4, 11.6, and 18. There were also increase in the alloy hardness with the values of 68, 147, 171, and 205 HV respectively. The annealing process with temperature variation of 300, 400, and 600 °C led to the phenomena of recovery, recrystallization (dgrain ~ 5 μm), and grain growth (dgrain ~ 40 μm) that resulted in the decrease of hardness with the values of 201, 128, and 171 HV respectively. The effect of Mn addition in the cartridge brass alloy is to increase the hardness by solid solution and dispersion strengthening mechanisms and to decrease the rate of recrystallization, so it required higher annealing temperature and / or longer annealing time to reach full recrystallization.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66566
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>