Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33501 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Annisa Kusumawardani
"ABSTRAK
Pola resistensi bakteri Gram negatif Pseudomonas aeruginosa terus mengalami peningkatan, tetapi hal tersebut tidak diikuti oleh perkembangan penemuan antibiotik baru. Penelitian mengenai pembuatan antibiotik dari bahan alami pun mulai banyak dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut. Salah satu tanaman yang diduga memiliki efek antibakteri adalah Moringa oleifera Lamk. Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi penggunaan ekstrak daun Moringa oleifera Lamk. dalam penanganan infeksi Pseudomonas aeruginosa melalui metode in vitro. Penelitian dilakukan melalui uji eksperimental dengan metode makrodilusi. Konsentrasi ekstrak daun Moringa oleifera Lamk. yang digunakan yaitu 800 mg/mL, 400 mg/mL, 200 mg/mL, 100 mg/mL, dan 50 mg/mL. Selain itu, terdapat enam kelompok kontrol positif, yaitu BHI dan bakteri serta BHI, DMSO, dan bakteri juga kontrol negatif, yaitu gentamisin, gentamisin dan bakteri, BHI, serta BHI dan ekstrak. Ekstrak daun Moringa oleifera Lamk. Hasil penelitian didapatkan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sebesar 200 mg/mL dan hasil Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) sebesar 400 mg/mL. Sedangkan, jumlah koloni pada lempeng PCA dari tabung KHM adalah 182,5±22,6 CFU/mL (data terdistribusi normal). Hasil uji ANOVA dan post-hoc Bonferroni menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) antara tiap konsentrasi ekstrak dengan kontrol positif. Akan tetapi, tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) pada perbandingan dua kelompok kontrol positif. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak daun Moringa oleifera Lamk. memiliki efek antibakteri terhadap Pseudomonas aeruginosa melalui kultur in vitro.

ABSTRACT
The resistance patterns of Gram negative bacteria Pseudomonas aeruginosa have increased tremendously these past few years, but it does not followed by the emergence of new antibiotics. Research about the development of antibiotics from natural products have been increasing in order to overcome bacterial resistance. Moringa oleifera Lamk. is considered to be one of the herbs with antibacterial effect. The aim of this study is to investigate Moringa oleifera Lamk. leaf extracts potential as treatment of Pseudomonas aeruginosa infection using in vitro culture. This study was conducted using experimental test through macrodilution method. We used Moringa oleifera Lamk. leaf extracts in five concentrations, which is 800 mg/mL, 400 mg/mL, 200 mg/mL, 100 mg/mL, and 50 mg/mL. Positive controls (BHI+P. aeruginosa, BHI+DMSO+P. aeruginosa) and negative controls (gentamicin, gentamicin+P. aeruginosa, BHI, BHI+extract) were also used. Moringa oleifera Lamk leaf extract showed MIC at 200 mg/mL and MBC at 400 mg/mL. Number of colonies on MIC was 182,5±22,6 CFU/mL (data normally distributed). We used ANOVA and post-hoc Bonferroni tests for colonies numbers that showed significant differences (p<0,05) between each extract groups and positive control. Meanwhile, there were no significants difference between control groups (p>0,05). Hence, it can be concluded that Moringa oleifera Lamk. leaf extract has antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa in in vitro culture.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maghfirah Anastamia Mariska
"Peningkatan insidensi infeksi S. aureus melatarbelakangi peningkatan penggunaan antibiotik yang melawan S. aureus, sehingga kejadian resistensi antibiotik semakin meningkat. Ekstrak tanaman M. oleifera Lamk. telah diteliti di berbagai negara dan didapatkan hasil berupa efek antibakteri terhadap S. aureus. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek antibakteri ekstrak daun M. oleifera Lamk. terhadap bakteri S. aureus. Penelitian dikerjakan di laboratorium Departemen Mikrobiologi FKUI dengan rancangan eksperimental dan menggunakan metode makrodilusi tabung. Konsentrasi ekstrak yang diuji efek antibakterinya adalah 3.200 mg/mL, 1.600 mg/mL, 800 mg/mL, 400 mg/mL, dan 200 mg/mL. Selain kelompok uji, juga terdapat 6 kelompok kontrol, yaitu brain heart infusion (BHI); BHI dan bakteri; BHI, dimethyl sulfoxide (DMSO), dan bakteri; BHI dan esktrak; eritromisin; dan eritromisin dan bakteri. Hasil pertumbuhan bakteri setiap tabung dinilai sebagai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan pertumbuhan pada agar nutrisi dinilai sebagai Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM). Setiap konsentrasi juga dihitung jumlah koloni yang tumbuh pada plate count agar (PCA) menggunakan colony counter. Percobaan dilakukan dengan enam kali pengulangan. Ekstrak daun M. oleifera Lamk. memiliki KHM 800 mg/mL dan KBM pada konsentrasi1.600 mg/mL terhadap S. aureus. Jumlah koloni bakteri pada KHM dari pengamatan PCA adalah 55,83±10,685 (rerata±SD) dan pada KBM adalah steril (0 CFU/mL). Hasil uji ANOVA dan Post Hoc Bonferroni adalah terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) baik antarkelompok uji maupun antara kelompok uji dan kontrol, sementara tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antarkelompok kontrol positif. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun M. oleifera Lamk. memiliki potensi antibakteri terhadap S. aureus.

The increasing incidence of S. aureus infection is the background for the increasing use of antibiotics against S. aureus, so the occurrence of antibiotic resistance is increasing. M. oleifera Lamk. plant extract has been studied in several countries and the results revealed that there was an antibacterial effect againsts S. aureus. The aim of this research is to discover antibacterial effect of M. oleifera Lamk. leaves extract against S. aureus bacteria. Research conducted at Microbiology Department Laboratory of FKUI with an experimental study design and using tube macrodilution method. The extract concentrations tested for its antibacterial effect were 3.200 mg/mL, 1.600 mg/mL, 800 mg/mL, 400 mg/mL, and 200 mg/mL. There were also six control groups, i.e. brain heart infusion (BHI); BHI and bacteria; BHI, dimethyl sulfoxide (DMSO), and bacteria; BHI and extract; erythromycin; and erythromycin and bacteria. Result of bacterial growth of each tube was determined as Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and on nutrient agar was determined as Minimum Bactericidal Concentration (MBC). Each concentration also planted on plate count agar (PCA), so the number of colonies were counted using colony counter. The experiment was repeated six times. The result revealed that MIC and MBC of M. oleifera leaves extract against S. aureus are 800 mg/mL and 1.600 mg/mL. The number of bacterial colonies of MIC through PCA observation was 55,83±10,685 (mean±SD) and on MBC was sterile. According to One-way ANOVA and Post Hoc Bonferroni test, there were statistical difference (p<0,05) between test and control groups, and between test groups, while there were no statistical difference between control groups itself. This research conclude that M. oleifera Lamk. leaves extract has an antibacterial effect against S. aureus.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Az Zahra
"ABSTRAK
Latar Belakang: Infeksi Staphylococcus aureus semakin meningkat dan diperumit oleh munculnya jenis yang resisten terhadap antibiotik methicillin. Perkembangan terakhir melaporkan penurunan kepekaan Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) terhadap terapi lini pertamanya yaitu antibiotik vankomisin. Daun kelor (Moringa oleifera) telah lama diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan dan berpotensi memiliki aktivitas antimikroba terhadap MRSA.
Tujuan: Mengetahui kemampuan antibakteri yang dimiliki oleh fraksi heksan daun kelor terhadap MRSA.
Metode: Penelitian dilakukan dengan uji Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi heksan daun kelor terhadap MRSA menggunakan metode makro dilusi. Konsentrasi yang digunakan adalah 0,078125 μg/mL hingga 1280 μg/mL. Uji makro dilusi antibiotik vankomisin terhadap MRSA dilakukan sebagai standar pembanding.
Hasil: Tidak ditemukan KHM dan KBM fraksi heksan daun kelor terhadap MRSA pada konsentrasi yang digunakan pada penelitian.
Kesimpulan: Fraksi heksan daun kelor tidak memiliki aktivitas antimikroba terhadap MRSA pada konsentrasi 0,078125 μg/mL hingga 1280 μg/mL.

ABSTRACT
Background: Staphylococcus aureus infection is increasing and becomes more complicated as a methicillin-resistant strain arises. Latest updates report decline in sensitivity of Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) to vancomycin as its first line therapy. Moringa oleifera leaves has long been known to possess many health benefits and potentially has antimicrobial properties against MRSA.
Aim: To find out antimicrobial activities possessed by hexane fraction of Moringa oleifera leaves against MRSA.
Methods: Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) test was carried out by macrodilution method. Concentration of hexane fraction used in the study was 0,078125 μg/mL to 1280 μg/mL. Macrodilution of vancomycin was done as a comparison standard.
Results: In MIC and MBC test of hexane fraction of Moringa oleifera leaves, there was no MIC nor MBC found in all concentration.
Conclusion: Hexane fraction of Moringa oleifera leaves in concentrations of 0,078125 μg/mL to 1280 μg/mL does not possess antimicrobial activities against MRSA.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mariza Nabila Putri
"Moringa oleifera (M. oleifera) merupakan tumbuhan yang biasa di kenal dengan pohon Kelor. Tumbuhan ini lama dikenal memiliki sifat antimikrobial terhadap fungal, parasite, dan bakteri. Pseudomonas aeruginosa (P. aeruginosa), merupakan bakteri gram negatif yang dapat menimbulkan banyak tipe infeksi, bakteri ini tumbuh dengan baik bahkan dalam suhu sampai 42°C. P. aeruginosa juga dikenal memiliki resistensi yang kuat terhadap zat antimikrobial. Antiseptik dan disinfektan digunakan untuk menghentikan pertumbuhan mikroorganisme yang menginfeksi tubuh, pemakaiannya bervariasi dari membrane mucosal sampai dengan luka terbuka. Riset ini dilakukan untuk membuktikan kemampuan M. oleifera sebagai cara baru untuk menjadi antiseptik terhadap P. aeruginosa yang sudah resistan terhadap banyak obat obatan. Metode: Penelitian ini mengunakan metode Percentage Kill menggunakan kultur broth sebagai medium. Suspensi bakteri akan di simpan dalam 3 tabung yang berbeda dimana tabung ketiga akan menjadi kontrol. Tabung ini akan di inkubasi dengan waktu kontak yang sudah ditentukan. 2 variabel akan digunakan yaitu kontrol dan perlakuan yang masing masing harus dilaksanakan dalam waktu yang sama. Hasil dari tes akan dikalkulasi menggunakan rumus Percentage Kill dimana hasil yang dianggap baik jika diatas 90% Hasil: Hasil yang didapatkan dari uji dengan 3 waktu kontak (1, 2, 5 menit) yang diulang sebanyak kali mendapatkan rata rata sebanyak 103, 71, & 53.67 koloni yang masih bertahan, yang lalu dihitung menghasilkan 27.12%, 47.01%, & 57.7% dalam uji Percentage Kill"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Gusti Khatimah
"ABSTRAK
Infeksi Streptococcus pyogenes paling sering menyebabkan faringitis. Terdapat 10% populasi yang alergi terhadap penisilin sebagai terapi lini pertama, sehingga diberikan alternatif berupa eritromisin. Namun, S. pyogenes dilaporkan resisten terhadap eritromisin dan dapat menyebabkan kematian. Moringa oleifera Lamk. merupakan tumbuhan yang banyak ditemui di Indonesia dan diketahui memiliki efek antibakteri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efek antibakteri ekstrak daun M. oleifera Lamk. terhadap S. pyogenes. Penelitian ini menggunakan ekstrak daun M. oleifera Lamk. dengan metode makrodilusi untuk melihat nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) terhadap S. pyogenes. Ekstrak dibagi menjadi konsentrasi 150 mg/mL, 75 mg/mL, 37,50 mg/mL, 18,75 mg/mL, dan 9,38 mg/mL dengan kontrol positif berupa media dengan bakteri dan media dengan DMSO dan bakteri, serta kontrol negatif berupa media, ekstrak, antibiotik, dan antibiotik dengan bakteri. Antibiotik yang digunakan adalah amoksisilin dan inokulum bakteri dibuat berdasarkan standar McFarland 0,5. Jumlah koloni bakteri pada seluruh uji dan kontrol dihitung dengan metode pour plate, dan hasil jumlah koloni yang didapat dianalisis menggunakan SPSS dengan uji normalitas Shapiro-Wilk dan uji ANOVA. Ekstrak daun M. oleifera Lamk. memiliki efek antibakteri terhadap S. pyogenes dengan nilai KHM 18,75 mg/mL dan KBM 37,50 mg/mL dengan hasil perhitungan jumlah koloni didapatkan data terdistribusi normal dengan rerata dan standar deviasi pada KHM sebesar 22,50 ± 6,091. Uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) dengan uji Post Hoc Bonferroni terdapat perbedaan bermakna (p<0,05) antara KHM dengan konsentrasi 9,38 mg/mL dan KHM dengan masing-masing kontrol positif, sedangkan antara kedua kontrol positif tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05).

ABSTRACT
Streptococcus pyogenes infection mostly causes pharyngitis. Penicilin as the first-line therapy is not used by 10% of the population because of alergic reaction, so as an alternative therapy erythromisin is given. However, S. pyogenes is reported resistant to erytromycin and causes mortality. Moringa oleifera Lamk. abundantly grows in Indonesia and is known to have an antibacterial effect. This research is conducted to determine the antibacterial effect of M. oleifera Lamk. leaf extract against S. pyogenes. This research used M. oleifera Lamk. leaf extract to see Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and Minimum Bactericidal Concentration (MBC) against S. pyogenes using macrodilution method. The extract is divided into 5 concentrations such as 150 mg/mL, 75 mg/mL, 37.50 mg/mL, 18.75 mg/mL, and 9.38 mg/mL with positive controls such as medium with bacteria, and medium with DMSO and bacteria, and negative controls such as medium, extract, antibiotic, and antibiotic with bacteria. The antibiotic that is used in this research is amoxicillin and the inoculum of bacteria is made using McFarland 0.5 standard. Colony counting among all samples and controls is conducted using pour plate method, and the results are analyzed using normality test Shapiro-Wilk and ANOVA test using SPSS. M. oleifera Lamk. leaf extract has an effect as an antibacterial against S. pyogenes with MIC in concentration 18.75 mg/mL and MBC in concentration 37.50 mg/mL. The result of colony counting is distributed normally with mean ± standard deviation in MIC is 22.50 ± 6.091. Both ANOVA test and Post Hoc Bonferroni test show that there are statistically significant (p<0.05). Between MIC and concentration 9.38 mg/mL and MIC with each positive control are statistically significant (p<0.05), while between each positive control is not statistically significant (p>0.05).
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iif Pramesti Cahyani
"ABSTRAK
Angka resistensi bakteri Klebsiella pneumoniae terhadap beberapa antibiotik semakin meningkat setiap tahunnya. Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan penggunaan tanaman obat Moringa oleifera Lamk.. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun Moringa oleifera Lamk. terhadap bakteri Klebsiella pneumoniae. Penelitian ini dilakukan melalui uji eksperimental dengan metode makrodilusi tabung. Terdapat lima konsentrasi berbeda ekstrak yang diteliti, yaitu 100 mg/mL, 200 mg/mL, 400 mg/mL, 800 mg/mL, dan 1600 mg/mL yang kemudian dibandingan dengan kontrol positif berupa media BHI dengan bakteri dan media BHI dengan bakteri dan DMSO, dan kontrol negatif berupa media BHI, media BHI dengan ekstrak, antibiotik gentamisin, dan antibiotik gentamisin dengan bakteri. Hasil uji dilaporkan dalam Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM), kemudian dilanjutkan dengan perhitungan jumlah koloni menggunakan plate count agar yang kemudian dianalisis menggunakan SPSS 20 dengan uji statistik One-way ANOVA dan Post Hoc Bonferroni. Hasil KHM ekstrak daun Moringa oleifera terdapat pada konsentrasi 400 mg/mL dan KBM berada pada konsentrasi 800 mg/mL. Data analisis statistik jumlah koloni pada KHM diperoleh rerata dan standar deviasi 47,83 ± 14, 986. Hasil analisis One-Way ANOVA dan Post Hoc Bonferroni ditemui perbedaan bermakna (p<0,05) antara kelompok ekstrak dengan kelompok kontrol positif, sedangkan antarkelompok kontrol positif tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05).

Klebsiella pneumoniae bacterial resistance rates against several antibiotics are
increasing every year. One alternative to overcome this problem is through the use of
medical plant Moringa oleifera Lamk..The purpose of this study is to determine
antibacterial activity of Moringa oleifera Lamk. leaf extract againts Klebsiella
pneumoniae bacteria. This research was conducted through experimental study using
macrodilution tube’s method. There are five different concentrations of extract used,
consisting of 100 mg/mL, 200 mg/mL, 400 mg/mL, 800 mg/mL, and 1600 mg/mL that
will eventually be compared with positive control in the form of BHI media with
bacteria, BHI media with bacteria and DMSO, and negative control in the form of BHI
media, BHI media with extracts, gentamicin antibiotics, and gentamicin antibiotics with
bacteria. The test results are reported in Minimum Inhibitory Concentration (MIC) and
Minimum Bactericidal Concentration (MBC), then proceed with the calculation of the
number of colonies using plate count agar then analyzed using SPSS 20 with One-way
ANOVA and Post Hoc Bonferroni statistical test. The MIC of Moringa oleifera Lamk.
leaf extract is found at concentration of 400 mg/mL and MBC is at a concentration 800
mg/mL. Statistical analysis on the number of colonies in the MIC was obtained by
the mean and standard deviation of 47,83 ± 14, 986. One-way ANOVA and Post
Hoc Bonferroni analysis results show a significant differences (p<0,05) between
extract groups and the positive control groups, while there was no significant
difference (p>005) in between positive control groups.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maya Shifa Machdini
"ABSTRAK
Latar Belakang: Bakteri methicilin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan bakteri Gram positif Staphylococcus aureus yang sudah resisten terhadap methicillin. Seiring berjalannya waktu, kejadian infeksi bakteri MRSA semakin bertambah. Gejala yang ditimbulkan dari infeksi akibat bakteri MRSA dapat bervariasi mulai dari yang ringan seperti infeksi pada kulit hingga sepsis, bahkan sampai menyebabkan kematian. Tatalaksana yang digunakan untuk mengatasi infeksi MRSA ini pun masih sangat sedikit. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk menemukan obat-obatan baru yang dapat menyembuhkan infeksi MRSA. Pada beberapa penelitian ditemukan bahwa daun Moringa oleifera memiliki banyak manfaat, salah satunya sebagai antibakteri. Tujuan penelitian adalah untuk membuktikan efektivitas fraksi metanol daun Moringa oleifera sebagai antibakteri terhadap bakteri MRSA. Metode: Penelitian ini menggunakan metode makro dilusi dengan kadar konsentrasi 1280 µg/ml sampai 0,078 µg/ml. Sebagai pembanding atau kontrol, digunakan antibiotik vankomisin dengan kadar konsentrasi 256 µg/ml sampai 0,25 µg/ml. Hasil: Pada penelitian ini tidak ditemukan adanya Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) dan Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) fraksi metanol daun Moringa oleifera terhadap bakteri MRSA pada konsentrasi dari 1280 µg/mL hingga konsentrasi 0,078 µg/mL. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa fraksi metanol daun Moringa oleifera pada konsentrasi 1280 µg/mL hingga konsentrasi 0,078 µg/mL tidak memiliki efek antibakteri terhadap bakteri MRSA.

ABSTRACT
Background: Methicilin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) is a gram-positive bacterium Staphylococcus aureus that is resistant to the methicillin. Over time, the incidence of MRSA infections is increasing. Symptoms arising from infections due to MRSA can vary from mild ones such as infections of the skin to sepsis, even death. The management used to treat MRSA infection is still slightly. Therefore, research to find new drugs that can cure MRSA infections. In some studies, it was found that Moringa oleifera leaves have many benefits, one of which is as antibacterial. The aim of the study was to prove the effectiveness of the methanol fraction of M. oleifera leaves as an antibacterial against MRSA. Methods: This study used a macro dilution method with concentrations of 1280 µg/ml to 0,078 µg/ml. As a comparison or control, this study used vancomycin antibiotics with concentrations of 256 µg/ml to 0,25 µg/ml. Results: In this study, there was no minimum inhibitory concentration (MIC) and minimum bactericidal concentration (MBC) of the M. oleifera methanol fraction against MRSA at concentrations from 1280 µg/mL to 0.078 µg/mL. Conclusion: It can be concluded that the methanol fraction of M. oleifera leaves at a concentration of 1280 µg/mL to 0.078 µg/mL did not have an antibacterial effect on MRSA."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kiagus M. Reza
"Kulit buah manggis setelah diteliti ternyata mengandung beberapa senyawa dengan aktivitas farmakologi misalnya antiinflamasi antihistamin antibakteri antijamur dan antiviral Aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis dilaporkan memiliki uji antibakteri terhadap terhadap pseudomonas aeruginosa Pseudomonas aeruginosa merupakan bakteri gram negatif berflagel yang bersifat aerob Pseudomonas aeruginosatersebar luas di alam dan biasanya terdapat di lingkungan rumah sakit yang lembap Bakteri inibersifat invasif dan toksigenik menyebabkan infeksi pada pasien dengan daya tahan tubuh yang abnormal dan merupakan patogen nosokomial yang penting Pada penelitian ini uji aktivitas antibakteri Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn menggunakanagar nutrient yang ditanami bakteri pseudomonas aeruginosa dan ditambahkan sumuran dengan Ekstrak sebagai subjek uji Uji yang digunakan adalah Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn dengan pengenceran 10x 15x 20x 30x dan 40x yang dibandingkan dengan kontrol positif Eritromisin dan kontrol negatif Akuades Pengujian penghambatan pertumbuhan bakteridiukur denganmengukur zona bening disekitar sumuran dengan menggunakan jangka sorong dalam satuan mm terhadap seluruh sampel uji Hasil yang telah didapat dilakukan uji statistik Kruskal Wallis dengan post hoc Mann whitney didapatkan bahwa Ekstrak kulit buah manggis Garcinia mangostana Linn ternyata tidak mempunyai aktivitas antibakteri terhadap pseudomonas aeruginosa Terdapat hubungan yang tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif Akuades pada pengenceran Ekstrak 10x p 1 000 15x p 1 000 20x p 1 000 30x p 1 000 40x p 1 000 dan hubungan berbeda bermakna dengan kontrol positif Eritromisin pada pengenceran Ekstrak 10x p 0 013 15x p 0 013 20x p 0 013 30x p 0 013 40x p 0 013.

Mangosteen pericarp after investigation turned out to contain several compounds with pharmacological activity such as anti inflammatory antihistamine antibacterial antifungal and antiviral Antibacterial activity of mangosteen pericarp against pseudomonas aeruginosa is reported by antibacterial test ofmangosteen pericarp extract Pseudomonas aeruginosa is a gram negative bacteria have flagellaand that are aerobic Pseudomonas aeruginosa is widespread in nature and are usually found in the moist environment of the hospital These bacteria are invasive and toxigenic causing infections in patients with abnormal immune system and is an important nosocomial pathogen In this study the antibacterial activity test of mangosteen pericarp extract Garcinia mangostana Linn were examined with nutrient agar contain of pseudomonas aeruginosa culture and there are well filled of extract as test subjects Mangosteen pericarp extract used in this test is devided into a number of dilution 10x 15x 20x 30x and 40x that of compared with erythromycin as positive control and a distilled as negative control Testing of bacterial growth inhibition was measured by measuring the clear zone using a vernier caliper of all test samples The results obtained statistical by Kruskal Wallis test with post hoc Mann Whitney showed that extracts of mangosteen pericarp Garcinia mangostana Linn apparently did not have antibacterial activity against Pseudomonas aeruginosa There is no significant difference in relation to the negative control of distilled water at 10x extract dilution p 1 000 15x p 1 000 20x p 1 000 30x p 1 000 40x p 1 000 and different relationships erythromycin significantly with positive control at 10x extract dilution p 0 013 15x p 0 013 20x p 0 013 30x p 0 013 40x p 0 013
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herna
"Pseudomonas aeruginosa merupakan salah satu patogen terpenting yang menyebabkan infeksi nosokomial. Isolat P. aeruginosa sudah banyak yang resisten terhadap carbapenem yang juga berkaitan dengan resistensi terhadap antibiotik lain. Adanya P. aeruginosa yang resisten multiobat menyebabkan kesulitan dalam memilih pengobatan yang tepat. Terapi kombinasi dapat menjadi salah satu alternatif untuk menanggulangi keterbatasan monoterapi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya sinergisme pada beberapa kombinasi antibiotik yang digunakan pada penelitian ini terhadap bakteri P. aeruginosa resisten carbapenem. Spesimen klinis yang terdiri dari sputum, bilasan bronkoalveolar, apusan luka, dan urin diambill dari ruang perawatan intensif Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo. Isolat bakteri yang berasal dari spesimen klinis kemudian diidentifikasi dan diuji kepekaan. Isolat yang memenuhi kriteria inklusi diuji dengan metode checkerboard mikrodilusi untuk mempelajari efek kombinasi antibiotik antara amikacin dan ceftazidime, ceftazidime dan ciprofloxacin, serta amikacin dan ciprofloxacin. Dari 187 spesimen yang berasal dari 140 pasien diperoleh 16 isolat P. aeruginosa resisten carbapenem. Dari 16 Isolat P. aeruginosa yang resisten carbapenem yang diperiksa dengan uji checkerboard mikrodilusi sebanyak 13 isolat. Sebanyak 3 isolat yang terpapar kombinasi ceftazidime dan amikacin menunjukkan sinergisme dan 1 isolat yang terpapar kombinasi ceftazidime dan ciprofloxacin. Pada semua isolat yang terpapar kombinasi amikacin dan ciprofloxacin memperlihatkan indifference. Tidak ada antagonisme ditemukan pada ketiga kombinasi antibiotik ini. Berdasarkan penelitian ini, kombinasi ceftazidime dan amikacin masih dapat dipertimbangkan pada pasien dengan infeksi P. aeruginosa resisten carbapenem.

Pseudomonas aeruginosa is one of the important nosocomial pathogens. Currently, many P. aeruginosa isolates are resistant to carbapenem and other antibiotics. The occurrence of multidrug resistance in P. aeruginosa, causes difficulties in choosing the appropriate treatment of infection by this bacteria. Combination therapy could be an alternative to overcome the limitations of monotherapy. The objective of this study is to observe the occurrence of synergistic effect in the antibiotic combinations that are used in this study in carbapenem resistant P. aeruginosa. Clinical specimens consisting of sputum, bronchoalveolar lavage, wound swab, blood and urine were obtained from the ICU of Cipto Mangunkusumo Hospital. Bacterial isolates from the clinical specimens were identified and examined for susceptibility pattern. Isolates that fulfill inclusion criteria was tested with checkerboard microdilution method to study the antibiotic combination effect between amikacin and ceftazidime, ceftazidime and ciprofloxacin, amikacin and ciprofloxacin. There From 187 specimens that were collected from 140 patients, 16 carbapenem resistant P. aeruginosa isolates were obtained. From 16 carbapenem resistant P. aeruginosa isolates, there were 13 isolates that tested with checkerboard microdilution method. The results showed synergistic effect in 3 isolates that were exposed to ceftazidime and amikacin combination, and in 1 of the isolates that were exposed to ceftazidime and ciprofloxacin combination. Indifference was observed in all isolates that were exposed to amikacin and ciprofloxacin combination. No antagonism was found among the three antibiotic combinations. Based on this study, ceftazidime and amikacin combination could be considered in patient with carbapenem resistant P. aeruginosa infection.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiah Nurul Mukhlisah
"Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue (DENV). DBD masih menjadi masalah kesehatan utama di berbagai negara, termasuk Indonesia. Namun, belum ditemukan antivirus yang spesifik terhadap DENV. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi ekstrak etanol fraksi etil asetat daun Moringa oleifera sebagai antivirus DENV in vitro. Moringa oleifera, biasa dikenal dengan tanaman kelor, mengandung berbagai senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas biologis yang bermanfaat bagi kesehatan, salah satunya sebagai antivirus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah focus assay untuk mengetahui aktivitas inhibisi ekstrak daun M. oleifera (nilai IC50) dan MTT assay untuk mengetahui toksisitas ekstrak daun M. oleifera terhadap sel vero (nilai CC50). Selanjutnya, ditentukan nilai SI dengan membagi nilai CC50 terhadap IC50. Melalui analisis statistik uji one-way anova, didapatkan adanya perbedaan yang signifikan antara setiap kelompok perlakuan pada metode focus assay (p = 0,000) maupun MTT assay (p = 0,002). Pada uji post-hoc Tukey, didatapatkan bahwa pemberian ekstrak daun M. oleifera pada konsentrasi 80 μg/ml (p = 0,001) dan 40 μg/ml (p = 0,004) memberikan perbedaan persentase infektivitas yang bermakna dibanding DMSO. Pada uji post-hoc Tukey, didatapatkan bahwa pemberian ekstrak daun M. oleifera pada konsentrasi 320 μg/ml (p = 0,002), 160 μg/ml (p = 0,006), 80 μg/ml (p = 0,010), 40 μg/ml (p = 0,006), 20 μg/ml (p = 0,005), dan 10 μg/ml (p = 0,021) memberikan perbedaan persentase viabilitas yang bermakna dibanding DMSO. Hasil penelitian menunjukkan nilai IC50, CC50, dan SI berturut-turut adalah 31.51 μg/ml, >320 μg/ml, dan >10,2. Nilai SI yang didapatkan menunjukkan bahwa fraksi etil asetat M. oleifera memiliki aktivitas in vitro yang selektif terhadap DENV tanpa bersifat toksik bagi sel.

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is an infectious disease caused by dengue virus (DENV). It is still a major health problem in many countries, including Indonesia. However, there is no DENV-specific antivirus has been found. This study aims to determine the potential of the ethyl acetate fraction of Moringa oleifera leaves extract as an in vitro DENV antiviral. Moringa oleifera, commonly known as the Moringa plant, contains various bioactive compounds. These compounds have biological activities beneficial to health, one of which is antiviral. The focus assay method was used in this study to determine the inhibitory activity of M. oleifera leaves extract (IC50 value). The MTT assay method was used to determine the toxicity of M. oleifera leaves extract to vero cells (CC50 value). Next, the selectivity index (SI) value is determined by dividing the CC50 value against IC50. The statistical analysis of one-way ANOVA test. found that there were significant differences between treatment groups in the focus assay (p = 0.000) and the MTT assay (p = 0.002). Tukey post-hoc test found that the administration of M. oleifera leaf extract at a concentration of 80 μg / ml (p = 0.001) and 40 μg / ml (p = 0.004) gave significant differences in the percentage of infectivity compared to DMSO. Tukey post-hoc test found that the administration of M. oleifera leaf extract at a concentration of 320 μg / ml (p = 0.002), 160 μg / ml (p = 0.006), 80 μg / ml (p = 0.010), 40 μg / ml (p = 0.006), 20 μg / ml (p = 0.005), and 10 μg / ml (p = 0.021) gave significant differences in the percentage of viability compared to DMSO. The results showed that the IC50, CC50, and SI values were 31.51 μg/ml, >320 μg/ml, and >10.2, respectively. This SI value indicate that the ethyl acetate fraction of M. oleifera has selective in vitro activity against DENV without being toxic to cells."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>