Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159195 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Grace Missrani Bangun
"ABSTRAK
Kebutuhan listrik saat ini semakin meningkat, namun produksi batubara sebagai pembangkit konvensional semakin menipis. Jadi pemerintah sedang menggalakkan penggunaan energi baru dan terbarukan. Sebagai contoh adalah PLTS. Pada penelitian ini akan mengembangkan penelitian sebelumnya dengan fokus pada studi hubung singkat pada sistem tenaga listrik Lombok khususnya pada 3 titik yang berbeda yaitu GI 150 kV Kuta, GI 150 kV Paokmotong, dan 150 kV GI Sengkol. Dimana akan dibandingkan antara tanpa PLTS dan menggunakan PLTS. Beberapa skenario dilakukan dengan memvariasikan kapasitas PV, yaitu 5 MWp, 10 MWp, 15 MWp, dan 20 MWp. Pada penelitian ini dilakukan simulasi dengan bantuan ETAP 12.6.0. Hasil studi yang diperoleh untuk analisis hubung singkat tanpa PLTS adalah 2.546 pada 150 kV GI Kuta; 3.021 di GI Paokmotong; dan 2.861 pada 150 kV GI Sengkol. Pada analisis gangguan hubung singkat menggunakan PLTS didapatkan hasil maksimal sebesar 2.599 pada 150 kV GI Kuta; 3.027 pada 150 kV GI Paokmotong; dan 2.873 pada 150 kV GI Sengkol. Dari hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa tidak ada perubahan yang signifikan pada gangguan hubung singkat.
ABSTRACT
The demand for electricity is currently increasing, but coal production as a conventional generator is running low. So the government is promoting the use of new and renewable energy. An example is PLTS. This study will develop previous research with a focus on short circuit studies on the Lombok electric power system, especially at 3 different points, namely GI 150 kV Kuta, GI 150 kV Paokmotong, and GI Sengkol 150 kV. Where will be compared between without PLTS and using PLTS. Several scenarios are carried out by varying the PV capacity, namely 5 MWp, 10 MWp, 15 MWp, and 20 MWp. In this study, a simulation was carried out with the help of ETAP 12.6.0. The study results obtained for short circuit analysis without PLTS are 2,546 at 150 kV GI Kuta; 3,021 at GI Paokmotong; and 2,861 at 150 kV GI Sengkol. In the short circuit analysis using PLTS, the maximum result is 2,599 at 150 kV GI Kuta; 3,027 at 150 kV GI Paokmotong; and 2,873 at 150 kV GI Sengkol. From the results obtained, it can be seen that there is no significant change in the short circuit fault."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Edwin Apriansyah
"Perkembangan energi baru terbarukan sudah menjadi perhatian bagi kebutuhan listrik pada saat ini. Fotovoltaik dapat menjadi pilihan untuk sumber energi terbarukan. Pada simulasi ini, untuk mengetahui nilai dari harmonisa maka dilakukan dengan memvariasikan nilai dari berbagai kapasitas Fotovoltaik mulai dari 5 MWp, 10 MWp, 15 MWp, dan 20 MWp pada sistem tenaga listrik Lombok pada 3 titik pada Gardu Induk Kuta, dan Gardu Induk Paokmontong. Studi ini dilakukan dalam sistem dengan kemampuan kapasitas 123 MW dengan berbagai pertimbangan berupa manajemen jaringan yang diperkirakan hingga 35% dari produksi listrik dengan simulasi ETAP 12.6.0. Analisis ini menghasilkan nilai tertinggi untuk THD-I pada kapasitas 5 MWp sebesar 2,5% dan THD-v terbesar pada kapasitas 20 MWp sebesar 0,25%. Hasil yang didapatkan bahwa nilai pada tiap skenario yang dibuat, nilai yang dihasilkan masih dibawah standard yang telah ditetapkan untuk harmonisa pada sistem.

Renewable Energy is starting to grow rapidly, the use of solar energy in Indonesia has a good development. According to the grid code issued by the national utility company, the maximum standard harmonic limit is 5%. Harmonic is mostly caused by non-linear loads that form a distorted sine wave, which leads the equipment to become hotter faster, adding losses and reducing the equipment lifetime. The simulation method uses ETAP software to obtain values ​​from Total Harmonic Distortion (THD) on the 20kV and 150 kV Beta substations sides with several scenario simulations of photovoltaic power plant integration with a capacity from 5 to 20 MWp with multiple of 5. This study was carried out in a system with a capacity of 123 MW with various considerations in the form of network management which is estimated to be up to 35% of electricity production with ETAP 12.6.0 simulation. This analysis produces the highest value for THD-I at a capacity of 5 MWp at 2.5% and the largest THD-v at a capacity of 20 MWp at 0.25%. The results obtained that the value of each scenario that the value generated is still below the standards for harmonics in the system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Misykat Hiksas
"Pemanfaatan Photovoltaic sebagai sumber energi terbarukan penting bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Pemerintah Indonesia memiliki komitmen kuat untuk menggunakan sistem PV. Menurut rencana nasional, sistem Photovoltaic cocok untuk meningkatkan pasokan listrik di daerah terpencil. Akibatnya jumlah sistem Photovoltaic banyak dimanfaatkan untuk mencapai tujuan. Tesis sarjana ini meneliti penetrasi Sistem Photovoltaic yang tinggi di sebuah pulau yang terhubung ke grid Lombok 20 kV. Tiga waktu kritis setiap hari dianalisis untuk mensimulasikan perilaku intermiten sistem Photovoltaic, dan kemudian studi load flow disimulasikan menggunakan DIgSILENT Power Factory 17.0.4 untuk melihat dampak pada jaringan transmisi antara pulau dan grid pulau utama.

The utilization of Photovoltaic as renewable energy sources is important for sustainable economic growth. Indonesia government has a strong commitment to use PV system. According to the national plan, Photovoltaic systems are suitable for increasing electrical supply in remote area. As a result the numbers of Photovoltaic system are expected to utilize in order to achieve the goal. This bachelor thesis examines the high penetration of Photovoltaic System at an island connected to Lombok 20 kV grid. Three critical times of day are analyzed to simulate intermittent behavior of Photovoltaic system, and then load flow study is simulated using DIgSILENT Power Factory 17.0.4 to see impact on the line between island and main island grid.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albert Liberty S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S38551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Julian
"Daerah X merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan rasio elektrifikasi yang belum mencapai 100 (seratus) persen. Pertumbuhan penduduk dan peningkatan produk domestik bruto pada daerah X juga akan memacu pertumbuhan beban. Penyambungan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dapat membantu menyelesaikan permasalahan tersebut dengan memberikan suplai tenaga listrik tambahan guna meningkatkan performa pelayanan sistem tenaga listrik daerah X. Pada penelitian ini sistem tenaga listrik daerah X dievaluasi perbandingan arus hubung singkatnya, serta tegangan dan pembebanan pada bus dengan analisis loadflow sebelum dan sesudah penyambungan PLTS dengan melakukan simulasi aliran beban dan hubung singkat. Dari hasil simulasi ditemukan bahwa penyambungan PLTS pada sistem tenaga listrik daerah X menghasilkan peningkatan nilai tegangan pada setiap bus dalam rentang yang masih sesuai dengan standard SPLN 1:1978 yaitu lebih dari 90% dan dibawah 105% nilai tegangan nominal bus, di mana nilai tegangan tertinggi terdapat pada bus 2 sebesar 67,759 kV (96,8% tegangan nominal bus) sementara nilai tegangan terendah terdapat pada bus 3 sebesar 18,253 kV (91,27% tegangan nominal bus) serta meningkatkan arus hubung singkat pada 7, 9, dan 29 dengan peningkatan tertinggi terdapat pada bus 9 sebesar 1,85% dan peningkatan terendah pada bus 29 sebesar 0,48%

Area X is one of many in Indonesia that has not yet reached 100 (a hundred) percent electrification ratio. Increment in population and gross domestic product of area X will also spur load growth rate. Connecting Solar Power Plant (PLTS in Indonesian) can help solve those setbacks by providing additional electrical power supply to enhance the performance of service in area X power system. In this study, area X power system will be evaluated in the difference it experiences before and after PLTS connection in terms of short circuit and bus voltage level as well as loading percentage using loadflow simulation. It is found from the simulation that a connection of PLTS to Area X power system causes an increase in voltage on every bus within range of tolerance of SPLN 1:1978 which is more than 90% and less than 105% of bus nominal voltage, where the highest bu voltage is on bus 2 with 67,759 kV (96,8% of bus nominal voltage) while the lowest bus voltage is on bus 3 with 18,263 kV (91,27% of bus nominal voltage), as well as increases the short circuit current on bus 7,9 dan 29 with the highest increase on bus 9 by 1,85% and the lowest increase on bus 29 by 0,48%"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Azra Fatimah
"

Energi listrik adalah salah satu energi yang sangat dibutuhkan demi keberlangsungan hidup manusia dengan peningkatan penggunaan setiap tahunnya. Di Indonesia sendiri, sebagian besar sumber energi pembangkitan listrik masih berasal dari batu bara, sehingga pemerintah menargetkan pengembangan PLTS atap hingga 3,6 GW pada tahun 2025. Demi mendukung program tersebut, PLTS eksisting tetap harus dijaga kinerjanya, di mana salah satu cara untuk menguji keandalan sistem tersebut adalah dengan melakukan evaluasi kinerja mengacu pada standar IEC 61724, yaitu standar untuk mengukur kinerja fotovoltaik. Penelitian ini melakukan studi mengenai implementasi PLTS Atap On-Grid 90 kWp di Gedung Energi 625 Pusat Penelitian Ilmu Penerapan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, Tangerang Selatan. Gedung ini merupakan pusat pengembangan dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi berbasis penelitian. Sebagai data acuan, akan dilakukan simulasi data seharusnya menggunakan perangkat lunak PVsyst. Berdasarkan simulasi, dihasilkan energi keluaran PLTS tahunan sebesar 130.451 kWh dengan  performance ratio sebesar 81,30% dan capacity factor sebesar 16,21%. Sedangkan, hasil pengukuran menghasilkan energi keluaran tahunan sebesar 102.491 kWh dengan rasio performa sebesar 73,51% dan capacity factor sebesar 13%. Rata-rata penurunan produksi energi tahunan sebesar 6,32% dengan energy performance index yang diperoleh adalah 80,21%.


Electrical energy is one of the most important energies for human life and sustainability with a constant increase in usage every year. In Indonesia, most of the electricity generated comes from coal, resulting in the government targeting solar power plant development up to 3,6 GW by 2025. To support the initiative, all the existing solar power plants have to sustain their performance, and one of the methods is to evaluate the system's performance according to the IEC 61724 standard, which is a standard to measure the performance of photovoltaic. This research is studying the implementation of a 90 kWp On-Grid Rooftop Solar Power Plant in the Energy Building of Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek), Serpong, South Tangerang. This government-owned building is used as a center for the development and application of science and technology based on research. For data reference, a simulation with PVsyst software was conducted. Based on simulation, the yearly output energy yielded 130.451 kWh with a performance ratio of 81,30% and a capacity factor of 16,21%. While the measured data obtained a yearly energy output of 102.491 kWh with a performance ratio of 73,51% and a capacity factor of 13%. The average output energy degradation is 6,32% with an acquired energy performance index of 80,21%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Ramaditya Putra Item
"Kemajuan teknologi dalam pembangkitan listrik bertumbuh pesat dengan kebutuhan listrik yang terus meningkat. Pembangkit listrik untuk setiap daerah di Indonesia hampir mencapai batas kapasitasnya karena jumlah peningkatan permintaan yang konstan. Produsen listrik di sisi lain juga harus meningkatkan jumlah pembangkitnya untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut. Namun, menambah jumlah pembangkit listrik tradisional akan berdampak buruk pada ekonomi dan juga lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan solusi dari sisi konsumen untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penerapan sistem fotovoltaik hibrida diusulkan pada sektor residensial agar mampu menghasilkan listrik dengan memanfaatkan tenaga surya untuk memasok bebannya, menyimpan kelebihan daya ke baterai untuk cadangan dan juga menjual kembali daya berlebih kembali ke jaringan. Penerapan sistem tersebut diharapkan dapat mengurangi konsumsi beban residensial dari jaringan dan menyediakan daya cadangan untuk keadaan darurat seperti pemadaman listrik.
Skripsi ini akan memberikan evaluasi kinerja keuangan dari solusi yang diusulkan menggunakan HOMER Pro. Simulasi akan menentukan berapa banyak biaya dan energi yang akan dihemat dengan menerapkan konfigurasi hibrid dan bila sistem dapat diterapkan di Indonesia. Manajemen beban juga akan dilakukan untuk membandingkan perbedaan biaya dan energi dengan konsumsi beban awal. Hasil akhir menunjukkan bahwa sistem mengurangi pembelian listrik jaringan dan pada saat yang sama mengurangi biaya tahunan. Sistem ini juga berlaku di seluruh Indonesia akan tetapi hasilnya akan bervariasi karena perbedaan radiasi matahari. Manajemen beban juga mengurangi biaya dan energi secara signifikan, namun sistem harus dirancang dengan konsumsi beban awal untuk menghasilkan pendapatan keuangan dan produksi energi yang lebih tinggi.

Technological advances in power generation is increasing rapidly due to an ever-increasing electrical need. The generators for each areas has almost reached its limits due to the constant increase in demand. The supply on the other hand must also increase to fulfil the electricity requirement. However, building more traditional power generators would do harm to both the economy and environment. Therefore, an applicable solution is needed from the consumers standpoint to meet their mitigate the on-going concerns. An installation of a hybrid photovoltaic system is proposed so that a residential house is able to generate its own electricity by utilizing solar power to supply its load, charge power to battery for backup and sell back excess power to the grid. From implementing the system, it is expected that consumers would reduce residential load consumption from grid and provide backup power for emergency such as power outages.
This thesis will provide a financial performance evaluation of the proposed solution using HOMER Pro. The simulations will determine how much cost and energy would be saved by implementing hybrid configuration and whether it is applicable in Indonesia. Load management will also be conducted to compare the difference in cost and energy to the initial load consumption. The outcome shows that the system does reduce grid purchase and at the same time reduces annual cost. System are also applicable throughout Indonesia but results will vary due to the difference in solar radiation. Load management reduces cost and energy significantly however, the system should be designed in regards to initial load consumption to result in higher energy productions and revenue.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Ramaditya Putra Item
"Kemajuan teknologi dalam pembangkitan listrik bertumbuh pesat dengan kebutuhan listrik yang terus meningkat. Pembangkit listrik untuk setiap daerah di Indonesia hampir mencapai batas kapasitasnya karena jumlah peningkatan permintaan yang konstan. Produsen listrik di sisi lain juga harus meningkatkan jumlah pembangkitnya untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut. Namun, menambah jumlah pembangkit listrik tradisional akan berdampak buruk pada ekonomi dan juga lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan solusi dari sisi konsumen untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penerapan sistem fotovoltaik hibrida diusulkan pada sektor residensial agar mampu menghasilkan listrik dengan memanfaatkan tenaga surya untuk memasok bebannya, menyimpan kelebihan daya ke baterai untuk cadangan dan juga menjual kembali daya berlebih kembali ke jaringan. Penerapan sistem tersebut diharapkan dapat mengurangi konsumsi beban residensial dari jaringan dan menyediakan daya cadangan untuk keadaan darurat seperti pemadaman listrik. Skripsi ini akan memberikan evaluasi kinerja keuangan dari solusi yang diusulkan menggunakan HOMER Pro. Simulasi akan menentukan berapa banyak biaya dan energi yang akan dihemat dengan menerapkan konfigurasi hibrid dan bila sistem dapat diterapkan di Indonesia. Manajemen beban juga akan dilakukan untuk membandingkan perbedaan biaya dan energi dengan konsumsi beban awal. Hasil akhir menunjukkan bahwa sistem mengurangi pembelian listrik jaringan dan pada saat yang sama mengurangi biaya tahunan. Sistem ini juga berlaku di seluruh Indonesia akan tetapi hasilnya akan bervariasi karena perbedaan radiasi matahari. Manajemen beban juga mengurangi biaya dan energi secara signifikan, namun sistem harus dirancang dengan konsumsi beban awal untuk menghasilkan pendapatan keuangan dan produksi energi yang lebih tinggi.

Technological advances in power generation is increasing rapidly due to an ever-increasing electrical need. The generators for each areas has almost reached its limits due to the constant increase in demand. The supply on the other hand must also increase to fulfil the electricity requirement. However, building more traditional power generators would do harm to both the economy and environment. Therefore, an applicable solution is needed from the consumers standpoint to meet their mitigate the on-going concerns. An installation of a hybrid photovoltaic system is proposed so that a residential house is able to generate its own electricity by utilizing solar power to supply its load, charge power to battery for backup and sell back excess power to the grid. From implementing the system, it is expected that consumers would reduce residential load consumption from grid and provide backup power for emergency such as power outages. This thesis will provide a financial performance evaluation of the proposed solution using HOMER Pro. The simulations will determine how much cost and energy would be saved by implementing hybrid configuration and whether it is applicable in Indonesia. Load management will also be conducted to compare the difference in cost and energy to the initial load consumption. The outcome shows that the system does reduce grid purchase and at the same time reduces annual cost. System are also applicable throughout Indonesia but results will vary due to the difference in solar radiation. Load management reduces cost and energy significantly however, the system should be designed in regards to initial load consumption to result in higher energy productions and revenue.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnu Wahyu Wibowo
"ABSTRAK
Rasio elektrifikasi di Indonesia masih belum mencapai 100%, ini menandakan masih banyak daerah di Indonesia tanpa akses listrik. Sebagai kunci utama dalam fungsinya sebagai penggerak di negara berkembang, listrik memiliki dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan industri telekomunikasi. Dalam situasi seperti itu, sulit untuk menjamin keandalan jaringan telekomunikasi, khususnya, pasokan listrik untuk base transceiver station (BTS). Untuk mengatasi kekurangan ini, sumber energi terbarukan yang tersedia di wilayah tersebut harus bisa digunakan untuk mengoperasikan BTS. Studi ini mengusulkan penggunaan sistem hibrid fotovoltaik (PV) sebagai sumber daya untuk BTS di daerah terpencil di mana listrik dari PLN sebagai pemasok utama tidak tersedia. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan sistem PV mampu memasok kebutuhan beban listrik BTS dan sangat layak dianalisis dari sisi finansial. Keluaran daya sistem PV yang dirancang dapat menghasilkan 1,16 kW, sementara beban BTS adalah 1,15 kW. Kami menemukan bahwa sistem hibrid fotovoltaik mampu menangani beban BTS. Dalam perspektif ekonomi, biaya investasi untuk pembangunan sistem PV jauh lebih terjangkau, mudah dipelihara dan dioperasikan.

ABSTRACT
The electrification ratio in Indonesia has not yet achieved 100%, meaning there are still many areas without electricity access. As a key driven country development, electricity has a significant impact to the growth of telecommunication industries. In such situations, it is therefore difficult to guarantee the reliability of the telecommunication network, in particular, the electricity supply for the base transceiver station (BTS). To overcome this shortage, locally available renewable energy sources can be a solution as a power supply for a BTS. This study proposes the use of the integrated photovoltaic (PV) hybrid system as a power sources for BTS in the remote and isolated areas that have not yet supply electricity. The results show that the use of PV hybrid system is capable of supplying the electrical load requirement of BTS and is very feasible in financial analysis. The designed PV system output can produce 1.16 kW, while BTS load is 1.15 kW. We found that the integrated PV system is capable of handling BTS load. In economic perspective, the investment cost to deploy PV system is affordable due to the advantage of PV system, which is easy to maintain and operate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T50069
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Yosafat Darwin
"Danau Toba merupakan danau yang digunakan sebagai lahan budidaya perikanan. Hasil produksi dari budidaya perikanan tersebut tentunya didukung oleh peralatan-peralatan listrik di keramba. Namun, fasilitas tersebut selama ini dioperasikan oleh genset, yang telah menghabiskan biaya pengoperasian yang cukup mahal sehingga diperlukan energi terbarukan. Sebagai negara tropis, ketersediaan matahari di Indonesia yang berlangsung selama 4 jam setiap hari dapat dimanfaatkan menggunakan photovoltaic. Namun, untuk menggunakan photovoltaic sebagai sumber utama listrik untuk keramba, diperlukan perancangan PV yang optimal untuk kebutuhan penggunaan keramba dan disesuaikan dengan daya yang dikonsumsi oleh keramba, serta penyinaran pada daerah tersebut. Karena sinar matahari yang dapat dipanen hanya pada siang hari, baterai juga diperlukan sebagai sistem penyimpanan energi listrik yang mandiri (Off-Grid). Penelitian ini menggunakan simulasi pada aplikasi PVSyst dan menggunakan data radiasi dari Meteonorm. Aplikasi PVsyst dapat mensimulasikan kinerja sistem Solar PV yang telah ditentukan serta menghitung kemiringan dan arah peletakan PV dari data irradiansi yang telah didapatkan. Dengan metode ini, jumlah modul PV dan baterai yang optimal, yaitu 26 modul PV berkapasitas 250 Wp dan 48 buah baterai berkapasitas 100Ah, akan diperoleh sebagai pembangkit utama energi listrik untuk penggunaan keramba.

Lake Toba is a lake used for aquaculture. The production results from aquaculture are of course supported by electrical equipment in the cages. However, the facility has been operated by a generator so far, which has quite a lot of operating costs, so that renewable energy is needed. As a tropical country, the availability of the sun in Indonesia which lasts for 4 hours every day can be utilized using photovoltaic. Though, to use photovoltaic as the main source of electricity for the cages, it is necessary to design an optimal PV for the needs of using the cage and adjusted to the power consumed by the cage, as well as the irradiation in the area. Because sunlight can be harvested only during the day, batteries are also needed as an independent electrical energy storage system (Off-Grid). This study uses a simulation on the PVSyst application and uses radiation data from Meteonorm. The PVsyst application can simulate the performance of a predetermined Solar PV system and calculate the slope and direction of PV placement from the irradiance data that has been obtained. With this method, the optimal number of PV modules and batteries, which are 26 PV modules with a capacity of 250 Wp and 48 batteries with a capacity of 100Ah, will be obtained as the main generator of electrical energy for the use of cages."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>