Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 213422 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harry Patria
"This study investigates the relationship between ICT adoption ratio and income inequality. While the majority studies explain the impact of ICT on income inequality via labour market, this study offers a different perspective on this relationship. Fast growing ICT, in terms of ICT-based company and ICT users influence almost every human aspect nowadays. This might also influence the income structure in society, not only the employment income, but also the household income, because some studies show that there are certain types of incomes that can be acquired by means of ICT. However, these types of incomes are not covered in employment income, such as property income, consumer surplus, etc. Thus, this study seeks to show the impact of ICT on income inequality via household income channel. In addition, Indonesia has the largest internet economy in the world, valued at roughly 27 billion US dollars. Moreover, internet adoption in Indonesia increased remarkably from approximately 30% in 2012 to become 45% in 2016. These facts demonstrate the considerable impact of ICT on the lives and income of people in Indonesia. By using panel data regression, this paper shows an inverted U-shape relationship between ICT adoption and income inequality. Low ICT adoption will increase income inequality until a certain turning point, whereby higher ICT adoption will reduce income inequality in society. The first difference of the Gini coefficient with respect to the ICT adoption shows that the turning point relating to average adoption ratio of mobile phone, computer, and internet is 25%; while there is an average adoption ratio of 17% for computer and internet. Therefore, it is important for government as the policy maker to make sure that ICT adoption ratio is more than the turning point so ICT can give positive impact on income equality.

Studi ini menginvestigasi hubungan antara rasio adopsi TIK dan ketimpangan pendapatan. Ketika mayoritas studi menjelaskan pengaruh TIK terhadap ketimpangan pendapatan melalui pasar tenaga kerja, studi ini menawarkan sebuah perspektif yang berbeda atas hubungan ini. Perkembangan TIK yang sangat cepat, dalam hal perusahaan berbasis TIK dan pengguna TIK, mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Hal ini juga mungkin mempengaruhi struktur pendapatan di masyarakat, tidak hanya pendapatan pegawai, tetapi juga pendapatan rumah tangga, karena beberapa studi menunjukkan terdapat beberapa tipe pendapatan yang dapat diperoleh dengan keberadaan TIK. Akan tetapi, pendapatan tipe ini tidak termasuk dalam pendapatan pegawai, seperti pendapatan properti, surplus konsumen, dan sebagainya. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menunjukkan pengaruh TIK terhadap ketimpangan pendapatan melalui saluran pendapatan rumah tangga. Sebagai tambahan, Indonesia memiliki ekonomi internet terbesar di dunia dengan nilai sekitar 27 triliun dollar Amerika. Selanjutnya, tingkat adopsi internet di Indonesia meningkat signifikan dari sekitar tiga puluh persen pada 2012 menjadi 45 persen pada tahun 2016. Kenyataan ini menyiratkan pengaruh yang kuat dari adopsi TIK terhadap kehidupan dan pendapatan masyarakat Indonesia. Dengan menggunakan regresi data panel, tulisan ini menunjukkan sebuah hubungan berupa inverted-U antara adopsi TIK dengan ketimpangan pendapatan. Adopsi TIK pada tingkat rendah akan meningkatkan ketimpangan pendapatan sampai pada satu titik balik, dimana peningkatan adopsi TIK akan menurunkan ketimpangan pendapatan masyarakat. Turunan pertama dari koefisian Gini terhadap tingkat adopsi TIK menunjukkan titik balik rata-rata tingkat adopsi mobile phone, computer, dan internet berada pada level 25%; tetapi berada pada tingkat 17% untuk rata-rata tingkat adopsi komputer dan internet. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk memastikan bahwa tingkat adopsi TIK di masyarakat telah melewati titik balik tersebut sehingga adopsi TIK dapat memberi pengaruh positif terhadap ketimpangan pendapatan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alviana Inas Azizah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pendidikan dan pendapatan terhadap adopsi Teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia dan mengakomodasi analisis interaksi antara pendidikan dan pendapatan. Penelitian ini menggunakan pendekatan instrumental variabel pada variabel pendapatan dengan menggunakan instrumen karakteristik rumah. Metode yang digunakan untuk mengestimasi dampak adalah metode two stage least square dengan menggunakan data dari SUSENAS 2018 dan PODES 2018. Level unit dalam penelitian ini adalah individu dengan menggunakan sampel sebanyak 804.703 sampel. Hasil menemukan bahwa terdapat interaksi antara pendidikan dan pendapatan yang berbeda pada adopsi TIK dan terdapat variasi pada jenis TIK yang berbeda.

This study discusses about the impact of education and income towards the adoption of information and communication technology in Indonesia and accommodate the analysis of interaction term between education and income. This study uses instrumental variables on income variables using house characteristics as the instruments. The method that used to estimate the results is the two-stage least square method using data from SUSENAS 2018 and PODES 2018. The unit level in this study is individuals using a sample of 804,703 samples. The result of this study shows that there is interaction term between education and income on ICT adoption and have different variations on different types of ICT.
"
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teuku Muhammad Rafi Ihsan
"Indonesia memiliki potensi dalam pertumbuhan ekonomi, namun belum dapat merealisasikan tersebut karena beberapa faktor. Untuk menyelesaikan masalah ini, beberapa penelitian menyarankan bahwa Indonesia harus memanfaatkan sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT). Sejauh ini, sudah banyak penelitian yang membahas dampak dari pemanfaatan ICT terhadap perekonomian, namun belum banyak yang membahas terhadap konteks Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak ICT terhadap perekonomian dalam skala mikro. Penelitian ini menggunakan akses terhadap ICT sebagai variable independen dan pendapatan individual sebagai variabel dependen, yang mana data tersebut ditarik dari Survey Ekonomi Nasional 2017. Hasilnya adalah, betul, akses terhadap ICT memengaruhi pendapatan individu. Selanjutnya, ada beberapa temuan dalam penelitian ini seperti: perempuan merasakan dampak yang lebih banyak dari laki-laki dalam penggunaan ICT terhadap pendapatan, pekerja di sektor primer dan sekunder tidak diuntungkan lebih banyak dibandingkan sektor tersier.

Indonesia has a lot of potential in terms of economic growth, but lacking in several departments to realize it. To counter this, several studies has suggested that Indonesia must embrace the field of Information and Communications Technology (ICT). Several research has studied the impact of ICT development toward economic growth, but none has been conducted in Indonesia. This study aims to highlight and find out whether ICT adoption in Indonesia could truly impact the economy on micro level. The study uses ICT access as independent variable and individual income as the dependent variable, which are gained from Survey Ekonomi Nasional 2017. The result is, indeed, access toward ICT really do impact an individual’s income. Furthermore, some surprising findings emerges in this study as follows: women have a tendency to reap more benefits by having an access toward ICT compared to men, Workers in primary and secondary sector does not gain more benefit by having an access toward ICT if compared to tertiary sector.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sandra Olivia Pratiwi
"Selama beberapa dekade terakhir, Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki dampak besar pada ekonomi dan masyarakat secara lebih luas. Saat ini terdapat konsensus bahwa perkembangan dari teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat memberikan dorongan bagi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Studi ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) terhadap ketimpangan pendapatan melalui Pembangunan ekonomi di Indonesia. Analisis pada penelitian menggunakan analisis ekonometrika dengan menggunakan model fixed effect dengan metode Two-Stage-Least-Square (TSLS) dengan periode waktu dari tahun 2017-2021 untuk memahami sejauh mana pembangunan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dapat memfasilitasi dalam mengurangi ketimpangan pendapatan melalui Pembangunan ekonomi. Data yang digunakan penelitian ini berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kementerian Keuangan Republik Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS). Hasil penelitian ini menemukan bahwa pengaruh dari pembangunan TIK signifikan positif dapat mendorong mengurangi ketimpangan pendapatan melalui Pembangunan ekonomi di Indonesia. Bantuan sosial yang diberikan pemerintah menunjukkan signifikan membantu untuk mengurangi ketimpangan di Indonesia. Pembangunan TIK dapat mendorong mengurangi ketimpangan serta Pembangunan ekonomi di luar Pulau Jawa tetapi tidak di Pulau Jawa. Pengaruh pembangunan TIK lebih besar berpengaruh di provinsi dengan sektor jasa terendah dibandingkan dengan provinsi dengan sektor jasa tertinggi.

Over the last few decades, the development of information and communication technology (ICT) has had a major impact on the economy and society more broadly. There is currently a consensus that developments in information and communication technology (ICT) can provide a boost to sustainable economic development. This study aims to analyze the influence of the development of information and communication technology (ICT) on income inequality through economic development in Indonesia. Analysis of the research uses econometric analysis using the fixed effect model with the Two-Stage-Least-Square (TSLS) method with a time period of 2017–2021 to understand the extent to which the development of information and communication technology (ICT) can facilitate reducing income inequality through economic development. The data used in this study came from the Central Statistics Agency (BPS), the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia, the Ministry of Communication and Information, and the National Socioeconomic Survey (SUSENAS). The results of this study found that the influence of significant positive ICT development can encourage reduced income inequality through economic development in Indonesia. Social assistance provided by the government has shown significant help in reducing inequality in Indonesia. ICT development can encourage reducing inequality and economic development outside Java Island but not in Java Island. The influence of ICT development is greater in provinces with the lowest service sector compared to provinces with the highest service sector."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Aisyah Aurelia Puteri
"Studi ini mengeksplorasi pengaruh Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap transformasi ekonomi pedesaan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana infrastruktur TIK dan penggunaan ponsel berkontribusi terhadap transisi dari pekerjaan pertanian ke non-pertanian dan mendukung diversifikasi ekonomi dalam rumah tangga pedesaan. Metodologi yang digunakan melibatkan penggunaan model Random-Effect Panel Logit untuk menganalisis dampak infrastruktur TIK, seperti Base Transceiver Stations (BTS) dan kekuatan sinyal, terhadap pergeseran ekonomi menuju sektor non-pertanian. Selain itu, Propensity Score Matching (PSM) digunakan untuk memperkirakan efek kausal penggunaan ponsel pada hasil pertanian, dengan mengontrol bias seleksi potensial. Data diperoleh dari Potensi Desa (PODES) dan Survei Kehidupan Keluarga Indonesia (IFLS-5), mencakup infrastruktur tingkat desa dan penggunaan ponsel serta praktik pertanian tingkat rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kehadiran BTS dan kekuatan sinyal yang kuat secara signifikan meningkatkan kemungkinan penduduk desa beralih ke sektor non-pertanian, menyoroti peran penting konektivitas teknologi dalam memfasilitasi diversifikasi ekonomi. Selain itu, penggunaan ponsel di kalangan petani meningkatkan pekerjaan di luar pertanian, budidaya tanaman non-pangan, dan diversifikasi pertanian, menunjukkan bahwa alat TIK memfasilitasi akses ke informasi penting dan mengoptimalkan alokasi sumber daya. Temuan ini menegaskan pentingnya kesiapan dan penggunaan TIK dalam mendorong transformasi ekonomi pedesaan. Tidak hanya mentransisikan daerah pedesaan ke sektor yang lebih produktif, tetapi juga memaksimalkan manfaat bagi mereka yang tetap berada di sektor pertanian.

This study explores the influence of Information and Communication Technology (ICT) on rural economic transformation in Indonesia. The study aims to explain how ICT infrastructure and cellphone usage contribute to the transition from agricultural to non-agricultural employment and support economic diversification within rural households.  The methodology involves using a Random-Effect Panel Logit model to analyze the impact of ICT infrastructure, such as Base Transceiver Stations (BTS) and signal strength, on the economic shift towards non-agricultural sectors. Additionally, Propensity Score Matching (PSM) is employed to estimate the causal effects of cellphone usage on agricultural outcomes, controlling for potential selection bias. Data is sourced from the Rural Potential Data (PODES) and the Indonesia Family Life Survey (IFLS-5), covering village-level infrastructure and household-level cellphone usage and agricultural practices. The results reveal that the presence of BTS and strong signal strength significantly increases the likelihood of villagers transitioning to non-agricultural sectors, highlighting the critical role of technological connectivity in facilitating economic diversification. Furthermore, cellphone usage among farmers enhances off-farm employment, the cultivation of non-grain crops, and agricultural diversification, demonstrating that ICT tools facilitate access to vital information and optimize resource allocation. These findings underscore the importance of ICT readiness and usage in driving rural economic transformation. Not only transitioning rural area to a more productive sector, but also maximize the benefits for those who stays in agricultural sector.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Diananto
"Masalah ketimpangan pendapatan masyarakat yang semakin besar terjadi pada era desentralisasi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh dana perimbangan (DBH, DAU, DAK) terhadap ketimpangan pendapatan masyarakat di 33 provinsi tahun 2006-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DBH, DAU, dan rasio belanja APBD terhadap PDRB meningkatkan ketimpangan pendapatan masyarakat di daerah secara signifikan. Sedangkan DAK menurunkan ketimpangan pendapatan masyarakat di daerah secara signifikan. Sementara itu tingkat partisipasi sekolah di level universitas dan konstribusi sektor pertambangan terhadap PDRB meningkatkan ketimpangan, namun tidak signifikan dalam mempengaruhi ketimpangan pendapatan masyarakat. Sedangkan tingkat partisipasi sekolah di level SMU menurunkan ketimpangan pendapatan masyarakat namun tidak signifikan.

The problem of income inequality occurred greater in the era of decentralization. This study aimed to determine the effect of equalization funds (DBH, DAU, DAK) against income inequality in 33 provinces in 2006-2013. The results showed that DBH, DAU, and the ratio of budget expenditures to the GRDP increased income inequality in the region significantly. DAK decreased income inequality in the region significantly. The rate of enrollment at the university level and the mining sector's contribution to the GRDP increased income inequalities, but not significant. While enrollment in the high school level decreased income inequality but not significant."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T48564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris pengaruh keberagaman direksi sebagai top management team (TMT) pada bank terhadap kinerja melalui variabel mediasi strategi, yaitu adopsi inovasi teknologi e-banking dengan efektivitas dewan komisaris, efektivitas tata kelola teknologi informasi dan efektivitas pengendalian intern sebagai variabel moderasi. Populasi dalam penelitian ini adalah bank umum di Indonesia selama periode 2010-2016. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 54 bank dengan observasi sebanyak 324. Dalam penelitian ini, observasi data menggunakan panel data set dengan estimasi parameter model pengaruh langsung menggunakan Generalized Least Square (GLS) sedangkan pengujian pengaruh tak langsung menggunakan Two Stage Least Square (TSLS). Beberapa kontribusi dari penelitian ini adalah: (i) studi pertama yang mengeksplorasi variabel adopsi teknologi e-banking sebagai variabel yang memediasi hubungan antara keberagaman TMT dan kinerja dalam konteks bank dengan efektivitas dewan komisaris, efektivitas tata kelola teknologi informasi dan efektivitas pengendalian intern sebagai variabel moderasi; (ii) mengembangkan ukuran adopsi inovasi teknologi e-banking; (iii) mengembangkan ukuran indeks keberagaman menggunakan principle component analysis (PCA). Hasil penelitian meunjukkan bahwa keberagaman gender yang tinggi pada direksi berpengaruh positif terhadap kinerja bank, sebaliknya keberagaman tenur, latar belakang pendidikan dan indeks keberagaman yang tinggi berpengaruh negatif terhadap kinerja bank, sedangkan keberagaman usia dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap kinerja bank. Keberagaman gender yang tinggi pada direksi juga berpengaruh terhadap jumlah adopsi inovasi teknologi e-banking yang tinggi pada bank, sebaliknya bank-bank yang memiliki tingkat keberagaman usia yang tinggi dan indeks keberagaman yang tinggi pada direksi memiliki tingkat adopsi inovasi teknologi e-banking yang rendah, sedangkan keberagaman tingkat pendidikan, latar belakang pendidikan dan tenur pada direksi tidak berpengaruh terhadap adopsi inovasi teknologi e-banking. Efektivitas dewan komisaris terbukti berpengaruh positif terhadap keputusan jumlah adopsi inovasi teknologi e-banking, namun tidak terbukti memperkuat pengaruh positif antara keberagaman direksi terhadap adopsi inovasi teknologi e-banking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adopsi inovasi teknologi e-banking berpengaruh negatif terhadap kinerja bank. Hasil estimasi model moderasi menemukan bukti bahwa efektivitas pengendalian intern memperlemah pengaruh negatif jumlah adopsi inovasi teknologi e-banking terhadap kinerja bank. Efektivitas tata kelola teknologi informasi (TI) tidak terbukti memperkuat pengaruh positif antara jumlah adopsi inovasi teknologi e-banking dan kinerja, namun pengujian sensitivitas menunjukkan bahwa efektivitas tata kelola teknologi informasi terbukti dapat memperkuat pengaruh positif penggunaan adopsi inovasi teknologi e-banking terhadap kinerja bank.Hasil model regresi dengan metode TSLS memperlihatkan bahwa keberagaman usia, keberagaman latar belakang spesialisasi pendidikan pada direksi dan indeks keberagaman berpengaruh positif terhadap kinerja melalui adopsi inovasi teknologi e-banking.

This study aims to test empirically the influence of the director's diversity as a top management team (TMT) at a bank, on its performance through the strategic mediation variable. It is the adoption of the technological innovation of e-banking with the effectiveness of the board of commissioners, information technology governance, and internal control as the moderating variables. Furthermore, the population comprises of commercial banks in Indonesia from 2010 to 2016. Also, the sample consist of 54 banks with 324 observations, and a panel data set was employed. The Generalized Least Square (GLS) was used to estimate the parameter of the direct effect model while the Two-Stage Least Square (TSLS) was employed for the indirect. The contribution of this study include: (i) the exploration of the adoption of e-banking technology as a variable that mediates the relationship between TMT diversity and performance in a bank context with the effectiveness of the commissioner's board, the information technology governance, and the internal control as the moderating variables; (ii) the development of an adoption measure of e-banking technological innovation; (iii) developing a diversity index measure using principal component analysis (PCA). The results show that high gender diversity in directors has a positive effect on bank performance. However, tenure, educational background, and high index have a negative effect, while age and educational level has none. The high gender diversity of the director's board also affects the number of the adoption of e-banking technological innovation in banks. Conversely, banks with high-level diversity of age and director's board index have a low adoption rate of the technological innovation. Meanwhile, the diversity of educational levels and background, as well as the tenure of director's board have no effect. Furthermore, the effectiveness of the commissioner's board is proven to have a positive effect on the adoption rate of the technology. However, it is not proven to strengthen the positive influence on the director's diversity based on the adoption of the technological innovation of e-banking. The results further show that the adoption of this innovation has a negative effect on bank performance. In addition, the result of the moderation model estimate indicated that the effectiveness of internal control weakens the negative numerical effect of the adoption of e-banking on bank performance. Moreover, the effectiveness of information technology (IT) governance is not proven to strengthen the positive influence between the adoption number of e-banking technological innovations and performance. However, the sensitivity test shows that it strengthens the positive influence of the use of technological innovation. Finally, the result of the regression model using the TSLS method shows that age diversity, educational specialization backgrounds on directors, and indexes have a positive effect on performance through the adoption of e-banking technological innovations."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alamanda
"Ketimpangan pendapatan dan kemiskinan telah menjadi permasalahan utama dalam studi pembangunan sejak tahun 1970-an. Meskipun ada berbagai faktor yang secara teoritis terkait dengan insiden kemiskinan dan ketimpangan pendapatan, pilihan mengenai jenis dan struktur pengeluaran pemerintah sering dikutip sebagai salah satu faktor penentu penting. Namun, bukti ilmiah atas permasalahan ini masih belum bisa disimpulkan, dan penelitian atas kasus di Indonesia masih sangat sedikit. Penelitian ini mencoba untuk berkontribusi dengan memanfaatkan data panel 33 propinsi dari tahun 2005 sampai dengan 2017 untuk menguji pengaruh berbagai jenis pengeluaran pemerintah terhadap ketimpangan pendapatan dan kemiskinan di Indonesia. Dengan menggunakan fixed effect, random effect, dan Seemingly Unrelated Regression (SURE) sistem, penelitian ini menemukan bahwa bantuan sosial, subsidi dan pengeluaran hibah memiliki efek yang tidak signifikan dalam mengurangi ketimpangan pendapatan dan kemiskinan di Indonesia. Namun, bukti empiris menunjukkan bahwa pengeluaran infrastruktur memiliki korelasi negatif dengan ketimpangan pendapatan di daerah perkotaan (ketika menggunakan random effect model), dan daerah pedesaan (ketika menggunakan fixed effect model), keduanya signifikan secara statistik pada tingkat 5%. Selain itu, pengeluaran infrastruktur juga berkorelasi negatif dan signifikan dengan kemiskinan di Indonesia, dan dampaknya lebih signifikan di daerah pedesaan daripada perkotaan.

The issues of income inequality and poverty have become key issues in development studies since the 1970s. Although there are various factors theoretically associated with the incidence of poverty and income inequality, choices regarding the types and structure of government expenditure are often quoted as one of the crucial determinants. However, the evidence is still inconclusive, and the research about these issues in the case of Indonesia is still minimum. This paper tries to contribute to the discussion by analysing a panel data set of 33 provinces from 2005 to 2017 to examine the effect of different types of government expenditure on income inequality and poverty in Indonesia. Using the fixed effect, random effect, and Seemingly Unrelated Regression (SURE) system, this paper finds that social aid, subsidy and grant expenditure have an insignificant effect on reducing income inequality and poverty in Indonesia. However, the empirical evidence suggests that infrastructure spending has a negative correlation with income inequality in urban areas (when using the random effect model), and rural areas (when using the fixed effect model), both are statistically significant at the 5% level. In addition, infrastructure expenditure is also negatively and significantly correlated with poverty in Indonesia, and the impact is more significant in rural than urban areas."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T55139
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adi Imam Fikri
"Urgensi mengenai pembangunan TIK dan interkonektivitas antar daerah menjadi sorotan belakangan ini. Penelitian ini akan menengahi dan menilai perkembangan TIK dengan menganalisis faktor-faktor yang dapat berdampak pada perekonomian. Dengan begitu dapat dilihat bagaimana TIK berpengaruh pada perekonomian Indonesia per provinsi. Penelitian ini dilakukan untuk menambah kontribusi dan memperkaya studi empiris mengenai Produk Domestik Regional Bruto serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sebagai masukan bagi para pembuat kebijakan terutama pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam memberikan stimulus perekonomian daerah dan perspektif lain dalam melihat TIK dan pengaruhnya bagi PDRB. Namun untuk menangkap hasil dari pembangunan yang dampaknya tidak langsung terhadap perekonomian diberikan lag atau jeda 1 tahun sebelumnya pada masing masing variabel. Periode data variabel terbatas pada PDRB tahun 2017-2021 dan variabel lainnya tahun 2016-2020 karena tujuan penelitian yang ingin melihat gambaran dalam pembangunan ekonomi ini. Data tersebut kemudian diolah dengan regresi data panel. Berdasarkan analisis deskriptif dan statistik, dapat ditarik kesimpulan bahwa Persentase penduduk umur 5 tahun keatas yang mengakses internet memiliki kontribusi yang cukup baik dalam perekonomian yang digambarkan melalui PDRB. Namun, ada beberapa faktor yang lebih signifikan dalam memberikan kontribusi terhadap PDRB Indonesia. Secara agregat, PDRB Indonesia yang meningkat terpengaruh oleh adanya kehadiran infrastuktur TIK dalam studi ini.

The urgency of ICT development and interconnectivity among regions has recently gained attention. This research aims to mediate and assess the progress of ICT by analyzing factors that can impact the economy. Consequently, it can be observed how ICT influences the economy of each Indonesian province. This study is conducted to contribute and enrich empirical studies on Regional Gross Domestic Product (GDP) and its influencing factors. It provides insights for policymakers, especially the central and local governments, in stimulating regional economies and gaining a different perspective on ICT and its impact on GDP. However, to capture the indirect effects of development on the economy, a lag of one year is applied to each variable. The data period for the GDP variable is limited to 2017-2021, while for other variables, it is 2016-2020, aligning with the research objective of examining the economic development overview. These data are then processed using panel data regression. Based on descriptive and statistical analysis, it can be concluded that the percentage of the population aged 5 and above accessing the internet has a significant contribution to the economy as depicted by GDP. However, there are other more significant factors contributing to Indonesia's GDP. Overall, the increased GDP of Indonesia is influenced by the presence of ICT infrastructure in this study."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anom Bayontha Kusuma Widjaja Adhi
"Dari laporan UNCTAD tahun 2019, Statista tahun 2023 dan McKinsey tahun 2018 menyoroti dampak ekonomi yang signifikan dari transaksi B2B dalam skala global, serta menunjukkan bahwa B2B memainkan peran yang lebih penting dalam lanskap ekonomi dan bisnis secara keseluruhan. dengan dukungan teknologi informasi (TI), transaksi B2B telah menjadi tulang punggung rantai pasokan, memungkinkan pergerakan barang, layanan, dan sumber daya yang efisien antar bisnis. Dengan memfasilitasi transaksi antara pemasok, produsen, grosir, distributor, dan pengecer, B2B membantu mengoptimalkan operasi rantai pasokan dan meminimalkan inefisiensi. Transaksi B2B berbasis teknologi informasi dapat membantu mengembangkan hubungan jangka panjang dan kemitraan antar bisnis. Dengan melakukan studi pada perusahaan layanan makanan dan minuman di Indonesia, penelitian ini akan memperkaya pemahaman kita tentang pentingnya mekanisme tata kelola untuk membantu perusahaan jasa makanan dalam mengelola dan mempertahankan hubungan dengan pemasok mereka dengan membangun rutinitas untuk memastikan tata kelola kemitraan yang baik. Penelitian ini juga akan menunjukkan kontribusi penting dari kemajuan teknologi informasi yang cepat dan kontrol perusahaan yang terbatas pada sumber daya yang diperlukan terhadap tata kelola kemitraan yang baik. Selain itu juga menjelaskan bagaimana ketergantungan perusahaan pada pemasok mereka untuk input, bahan, komponen, atau layanan penting menentukan seberapa luas kapabilitas adopsi teknologi informasi yang harus dikembangkan oleh perusahaan. Studi ini menjelaskan peran lingkungan pasar yang lebih kompetitif dalam batasan pada kontrol perusahaan terhadap sumber daya yang diperlukan. Penelitian ini juga melihat seberapa pentingnya kapabilitas adopsi teknologi informasi bagi perusahaan layanan makanan dalam upaya mereka untuk mengembangkan pertukaran dan interaksi yang diatur dengan baik dengan para pemasok mereka.

UNCTAD's 2019, Statista’s 2023 and McKinsey's 2018 reports highlight the significant economic impact of B2B transactions on a global scale and show that B2B is playing a more important role in the overall economic and business landscape. With the support of information technology (IT), B2B transactions have become the backbone of supply chains, enabling the efficient movement of goods, services, and resources between businesses. By facilitating transactions between suppliers, manufacturers, wholesalers, distributors, and retailers, B2B helps optimize supply chain operations and minimize inefficiencies. Information technology-based B2B transactions can help develop long-term relationships and partnerships between businesses. By conducting a study on food service companies in Indonesia, this research will enrich our understanding of the importance of governance mechanisms to help foodservice companies manage and sustain relationships with their suppliers by establishing routines to ensure good partnership governance. It will also show the important contribution of rapid advances in information technology and firms' limited control over the resources required for good partnership governance. It also explains how firms' dependence on their suppliers for critical inputs, materials, components or services determines how extensive information technology adoption capabilities firms should develop. This study explains the role of a more competitive market environment in the constraints on firms' control over necessary resources. The research also looks at how important information technology adoption capabilities are to foodservice companies in their efforts to develop well-regulated exchanges and interactions with their suppliers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>