Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 52379 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riswani
"Interferensi fonologis terjadi ketika penutur mengidentifikasi sistem fonem bahasa pertama dan menerapkannya pada bahasa kedua (Weinreich, 2010). Penelitian ini menginvestigasi bagaimana interferensi fonologis terhadap Bahasa Inggris oleh penutur Bugis Sinjai karena adanya perbedaan kedua bahasa dan kekhasan sistem konsonantik Bahasa Bugis Sinjai. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan subjek penelitian terdiri atas 2 siswa SMA; 2, dan 2 guru SMA. Data penelitian berupa 150 kata yang diambil dari World English dan disusun ke dalam 25 kalimat yang dibaca oleh subjek penelitian sebanyak 3 kali.
Penelitian ini menggunakan metode analisis padan intralingual dengan membandingkan Bahasa Bugis Sinjai dan Bahasa Inggris, serta Bahasa Indonesia. Kajian ini menunjukkan adanya interferensi under-differentiation of phonemes and actual phone subtutions (Weinreich, 2010) yang dipengaruhi oleh Bahasa Bugis Sinjai dan Bahasa Indonesia. Konteks terjadinya interferensi berupa perubahan dan peghilangan bunyi konsonan ditemukan pada distribusi dan gugus konsonan dalam kata. Interferensi ini berdampak pada arti kata Bahasa Inggris.
Meskipun Bahasa Bugis Sinjai merupakan bahasa sehari-hari, pengaruh Bahasa Indonesia ditemukan lebih besar dibandingkan Bahasa Bugis Sinjai. Hal ini menunjukkan pengaruh bahasa kedua, juga bahasa nasional, lebih dominan daripada bahasa ibu dalam pemerolehan bahasa asing. Pengaruh ortografi dalam merealisasikan bunyi kata Bahasa Inggris oleh penutur Bugis Sinjai juga ditemukan di dalam penelitian ini.

Phonological interference is when a speaker identifies the first language phoneme system and applies it to the second language (Weinreich, 2010). This study investigates on how phonological interference to English by Bugis Sinjai speaker due to the difference between Bugis Sinjai language and English, and also the uniqueness of Bugis Sinjai consonants system. The study is qualitative and the subjects of study consist of 2 students of senior high school, 2 students of university, and 2 teachers. The data of this study are 150 words taken from World English which are arranged into 25 sentences and read by the research subjects 3 times.
This study uses an intralingual equivalent analysis method by comparing Bugis Sinjai Language and English, as well as Indonesian. The results of the study show that there is change of phonemes falling under-differentiation of phonemes and actual phone subtutions (Weinreich, 2010) influenced by both Bugis Sinjai and Indonesian languages. The contexts of interference are the change and omission of phonemes at the phonemes distribution and cluster. The interference has effect to the meaning of English words.
Even though Bugis Sinjai language is used daily, Indonesian has bigger effect in the realization of English words by the speaker of Bugis Sinjai. It means that the second and national language is more dominant than local language in learning foreign language. We also found that there is orthographic effect in pronouncing English words by Bugis Sinjai speakers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T55130
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imtya Rahmi Lazuardini
"Pada situasi bilingualisme dapat terjadi pemakaian bahasa secara bergantian, salah satunya disebut dengan campur kode. Dalam proses campur kode tidak dapat dihindari adanya interferensi atau masuknya unsur-unsur bahasa ibu terhadap bahasa lain yang dituturkan oleh bilingual, salah satunya yakni dalam bentuk interferensi bunyi. Penelitian ini membahas bagaimana pengaruh bunyi bahasa Belanda terhadap kosakata bahasa Indo yang diserap dari bahasa Indonesia pada tiga lagu karya Ricky Risolles. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan peran distribusi fonem dalam interferensi bahasa Belanda terhadap kosakata bahasa Indo yang digunakan sebagai objek penelitian. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang diambil dari tiga lagu karya Ricky Risolles. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat interferensi fonologis bahasa Belanda terhadap kosakata bahasa Indo pada tiga lagu karya Ricky Risolles, dan dapat disimpulkan terdapat delapan kata bahasa Indo yang mengalami perubahan bunyi akibat interferensi, yakni: 'kentoet, sajoer lodeh, mata gelap, boleh, gatal, ngentot, putih, dan tjeplok'.

In the situation of bilingualism, there is a possibility of two languages used alternately, one of which is called code mixing. In the process of code mixing, it cannot be avoided that there will be interference of the mother language elements to another language that is spoken by a bilingual. One of the interference is at the sound level. This research discusses how Dutch influence on the vocabulary of Indo language which absorbs from the Indonesian on three songs by Ricky Risolles. The aim of this research is to explain the role of phoneme distribution interference in Dutch towards the Indo language vocabularies in the research objects. The descriptive qualitative method is used to analyze the data that are taken from three songs by Ricky Risolles. The results show that there is interference of Dutch phonology towards Indo language vocabulary in the three songs. It can be concluded that there are eight words of Indo language that sustain the changes of sound due to the interference, namely: 'kentoet, sajoer lodeh, mata gelap, boleh, gatal, ngentot, putih, and tjeplok.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rifat Abhirama
"Tren hallyu (korean wave ‘gelombang budaya Korea’) yang meluas hingga ke dunia barat mendorong Korea Selatan terus gencar mempromosikan produk budayanya ke negara-negara hispanik dan frankofon. Untuk itulah, dibuat berbagai macam video promosi dengan menggunakan bahasa Spanyol dan Prancis. Salah satu grup musik asal Korea Selatan, Red Velvet, melakukan strategi pemasaran yang serupa dengan membuat video promosi album RBB yang menggunakan bahasa Prancis dan dibawakan oleh salah satu anggotanya, yaitu Yeri. Artikel ini mengkaji interferensi fonologis yang dilakukan penutur Korea terhadap pelafalan Prancis serta faktor penyebab interferensi tersebut. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan teknik studi kepustakaan untuk pengumpulan data. Korpus yang digunakan bersumber dari video promosi album RBB milik Red Velvet yang diunggah melalui akun twitter resminya. Interferensi fonologis yang dianalisis menggunakan teori interferensi bahasa Weinreich (2011), teori fonologi bahasa Prancis Léon (1993), dan teori fonologi bahasa Korea Shin dkk. (2013). Penelitian ini menemukan interferensi fonologis Korea terhadap bahasa Prancis yang dilakukan Yeri disebabkan oleh manner of learning ‘cara belajar’ yang berupa peniruan bunyi. Selain itu, ditemukan juga pengaruh bahasa kedua, yaitu bahasa Inggris dalam realisasi pelafalan Prancis oleh penutur Korea, tetapi pengaruh bahasa ibu masih terlihat lebih dominan. Pengaruh Inggris ini muncul karena adanya kerancuan antara bahasa Prancis dan bahasa Inggris yang menggunakan alfabet Latin yang sangat berbeda dari abjad Korea.

The hallyu (korean wave) trend that has spread to the western world drives South Korea to aggressively promote its cultural products into hispanic and francophone countries. For this reason, various promotional videos were made using Spanish and French. One of the music groups from South Korea, Red Velvet, carried out a similar marketing strategy by making a promotional video for their album, RBB, using French delivered by one of its members, Yeri. This article discusses the phonological interference made by Korean speaker on French pronunciation and the factors that cause the interference. This study uses qualitative research method and literature review technique for data collection. The corpus that is used in this research is taken from Red Velvet's promotional video for their album, RBB, which was uploaded through its official twitter account. The phonological interference is analyzed using language interference theory Weinreich (2011), French phonological theory Léon (1993), and Korean phonological theory Shin et al. (2013). This research found that Yeri's Korean phonological interference towards French was caused by her manner of learning which is sound mimicking. In addition, the influence of the second language, namely English, was also found in the realization of French pronunciation by Korean speakers but the influence of the mother tongue still seemed to be more dominant. This English influence arises because of the confusion between French and English using the Latin alphabet which is very different from the Korean writings."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Inayatul Karimah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan wujud interferensi fonologis bahasa Indonesia terhadap bahasa Arab, dan untuk mengungkapkan besaran frekuensi fonem yang mengalami interferensi fonologis dalam pembacaan Surah al-Fātiḥah mahasiswa Program Studi Arab nonpesantren Universitas Indonesia. Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif deskriptif, serta dengan teknik pengumpulan data menggunakan data primer yaitu angket dan wawancara responden yang berjumlah 23 orang, dan bersumber dari data sekunder menggunakan penelitian kepustakaan seperti buku-buku, dan literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan teori sistem fonologi, teori analisis interferensi, dan menggunakan teori kontrastif. Seorang penutur bahasa terutama seorang pemula pembelajar bahasa asing yang melakukan kontak bahasa rentan dan memiliki kecenderungan untuk memindahkan kaidah-kaidah dan unsur-unsur bahasa ibunya ke dalam bahasa asing yang dipelajarinya, disebabkan karena belum mampu untuk menggunakan kaidah dan struktur bahasa asing dengan baik dan benar. Sehingga, mengakibatkan adanya perubahan sistem bahasa atau penyimpangan-penyimpangan bahasa terhadap bahasa asing. Penyimpangan inilah yang dinamakan interferensi fonologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa penyimpangan bunyi yang dilakukan oleh responden, yaitu terdapat 1 interferensi vokalis pada vokal /a/ sebesar 17,85%, dan terdapat 12 interferensi fonologis pada konsonan yaitu ح/ħ/, ع /ʕ/, غ /ġ/, ذ /ð/, ص /ś/, ض /đ/, ط /ŧ/, ,11,60% ħ/ sebesar/ح Frekuensi tertingggi interferensi konsonantis pada konsonan ./?/ ء r/, dan/ ر ,/s/ س ,/h/ ه ,/q/ق dan terendah pad konsonan ء/?/ sebesar 0,44%.

This study aims to reveal the form of phonological interference of Indonesian to Arabic and the magnitude of frequency of phonemes that experience said phonological interference in the reading of Surah al-Fātiḥah by non- Islamic boarding school students (or Pesantren) of the Arabic Studies Program at the University of Indonesia. The research methodology that was used is a qualitative research method with a descriptive approach. The primary data of this study came from questionnaires and respondent interviews (with a total of 23 respondents) while the secondary data came from library research such as books and literature that is related to the topics in question. The theories used in this paper are the phonological systems theory, the interference theory and the contrastive analysis theory. Speakers of a language (especially a beginner who is learning a foreign language) will have the tendency to transfer the rules and elements of their mother tongue into the foreign language they are currently learning when doing a language contact. This is because the speaker has not been able to use the rules and structures of the foreign language properly and correctly. This results in changes in the language system or language deviations from the foreign language that is being studied by the speaker. This deviation is called phonological interference. The results of this study indicate that there are several sound deviations made by the respondents; there is 1 vocalist"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agusniar Dian Savitri
"Penelitian Variasi Fonologis Bahasa Madura di Seluruh Jawa Timur dilatarbelakangi oleh 1) variasi bahasa Madura yang cenderung terjadi pada tataran fonologis; 2) ciri fonologis bahasa Madura, seperti kontoid aspirat dan geminat; 3) sebaran geografis penutur Madura yang membentuk kantong-kantong Madura di kepulauan Sumenep dan Pulau Jawa (Jawa Timur) baik di daerah tapal kuda maupun nontapal kuda; 4) hasil penelitian bahasa Madura sebelumnya yang cenderung mengaji variasi pada tataran leksikal dan pada daerah tertentu (tidak menyeluruh daerah Madura di Jawa Timur).
Berdasar pada latar belakang tersebut, permasalahan yang dikaji adalah ?variasi fonologis bahasa Madura di seluruh Jawa Timur? yang bertujuan untuk 1) menentukan status variasi bahasa Madura di seluruh Jawa Timur; 2) menemukan pola variasi fonologis bahasa Madura di seluruh Jawa Timur; 3) memaparkan distribusi variasi fonologis bahasa Madura di seluruh Jawa Timur; dan 4) memetakan variasi fonologis bahasa Madura di seluruh Jawa Timur. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode pupuan lapangan.
Titik pengamatan berjumlah 40 yang mewakili seluruh daerah homogen Madura di Jawa Timur. Informan terdiri atas penutur tua dan penutur muda (laki-laki dan perempuan), yang masing-masing berjumlah dua informan utama. Jumlah informan seluruhnya 160 informan (80 informan tua, 80 informan muda). Daftar tanyaan yang digunakan adalah daftar tanyaan Pusat Bahasa yang terdiri atas kosakata dasar dan kosakata budaya.
Simpulan penelitian terdiri atas 1) status variasi bahasa Madura yang terdiri atas dialek Madura Timur, dialek Madura Barat, dialek Bawean, dialek Malang, dialek Kepulauan, dialek Patemon-Bondowoso (penutur muda saja); leksikal bahasa Madura cenderung sama (tidak bervariasi); pembeda isolek Madura daerah satu dengan daerah lainnya adalah variasi fonologisnya; kriteria penentu status isolek pada variasi fonologis yang dikemukakan Guiter tidak cocok digunakan untuk situasi kebahasaan di Indonesia sehingga perlu dimodifikasi dengan cara menaikkan persentasenya; 2) pola variasi fonologis bahasa Madura terdiri atas korespondensi dan variasi; variasi fonologis bahasa Madura cenderung bersifat sporadis 3) Distribusi variasi fonologis yang terdiri atas daerah vokoid, kontoid, silabel, dan daerah transisi tiga silabeldua silabel, daerah transisi kontoid aspiratnonaspirat dan kontoid geminatnongeminat; Bangkalan merupakan daerah pusat penyebaran (focal area) dan daerah asal (homeland) bahasa Madura di seluruh Jawa timur; arah penyebaran bahasa Madura di seluruh Jawa Timur dimulai dari Bangkalan ke Bawean, ke timur (Sampang-Pamekasan-Sumenep), dan ke Pulau Jawa. Sebaran dialek bahasa Madura tersebut sekaligus menunjukkan arah migrasi penutur bahasa Madura. 4) terdapat perubahan variasi fonologis, jumlah dialek, dan distribusinya dari penutur tua ke penutur muda.

The research on Phonological Variation of Madura Language in East Java was based on 1) the tendency that Madura language variation tends to happen on the phonological level; 2) the phonological characteristics of Madura Language; 3) the geographical distribution of Madura speakers that form Maduranese enclaves both in Sumenep archipelago and Java island (East Java) both in tapal kuda and non-tapal kuda; 4) the previous researches tend to study the variation on lexical level and on restricted area ( not all Maduranese area in East Java).
Based on the above mentioned background, the problem discussed in this research is "phonological variation of Madura Language in East Java", which aims to 1) determine the variation status of Madura Language in East Java; 2) to find out the pattern of phonological variation of Madura Language in East Java; 3) to explain the distribution of the phonological variation of Madura Language in East Java; dan 4) to map the phonological variation of Madura Language in East Java. The method used in collecting data of this research is pupuan lapangan.
There were 40 points of observation which represented all of homogenous Maduranese in East Java. Informants consisted of old speakers and young speakers (male and female). There were 160 informants (80 old informants, 80 young informants). The list of questions used in this research was from Language Center which consisted of basic vocabulary and cultural vocabulary.
The conclusion of the research were as follows 1) the status of Madura Language variation which consisted of Madura timur dialect, Madura barat dialect, Bawean dialect, Malang dialect, Kepulauan dialect, Patemon-Bondowoso dialect (young informants only); the lexical of Madura Language tends to be similar (non-variation); the Madura isolect distinctive feature of one area to another is its phonological variation; the isolect determinated criteria on phonological variation proposed by Guiter was not suitable for Indonesian language situation so that modification is highly required by increasing the percentage; 2) the pattern of phonological variation of Madura Language which consisted of correspondency and variation; the phonological variation of Madura Language in East Java happens sporadically; 3) the distribution of phonological variation which consisted of vocoid area, contoid area, syllable area, transition area [u], transition area [a], transition area three-syllabletwo-syllable, transition area between aspirated and non aspirated contoid and between geminat and non geminat contoid; Bangkalan is both the center and of distribution (focal area) and the homeland of Madura Language in East Java; the direction of Madura Language distribution in East Java was initiated from Bangkalan to Bawean, heading east (Sampang-Pamekasan-Sumenep), and to Java island. The distribution of Madura Language has also shown the migration of Madura Language speakers. 4) there is a change in phonological variation and distribution from old speakers to young speakers.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2119
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Daniyaal Hadzami
"This research works through Arabic phonological interference which had been occured on pronouncement of Quranic recitation. Respondents of this paper had randomly been selected from an Islamic student organization, named Charity Forum and Islamic Studies Student. Organization (FORMASI) in Faculty of Humanities, University of Indonesia. The reason why the organization had been chosen as the main respondent is because it has a weekly reading and discussing Quran program. The research is deliberately focused on Arabic phonems pronouncement interferences in several of Koran verses which do not exist in Bahasa Indonesia phonological system. The results describe that the interference had incidentally been occured by several respondents. Pronouncement interference is consisted of Arabic phonems which do not exist in Bahasa Indonesia phonological system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S53222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzi Syamsuar
"ABSTRAK
Penelitian ini mendeskripsikan penyelarasan dalam realisasi fonologis (RF) satuan leksikal Indonesia yang disalin dari bahasa Inggris. Satuan leksikal salinan (SLS) itu digunakan dalam bahasa Indonesia ragam tulis berlaras ilmiah, yakni disertasi yang dipertahankan oleh mahasiswa program doktor sebuah perguruan tinggi terkemuka di Jakarta. RF SLS itu adalah tuturan para akademisi di perguruan tinggi tempat disertasi itu dipertahankan.
Penyelarasan, yang merupakan perbedaan RF antara satuan leksikal asal (SLA) dan SLS-nya, berupa pemecahan bunyi, penambahan bunyi, penggabungan bunyi, penghilangan bunyi, perbedaan realisasi bunyi, pengenduran bunyi, pelemahan bunyi, penguatan bunyi, asimilasi, disimilasi, metatesis, dan realisasi prosodi sebagai bunyi segmental. Kaidah fonotaktis memengaruhi penyelarasan itu. Probabilitas fonotaktis (PF) dalam struktur silabis (SS) berkait dengan kelewahan ortografis (KO) dalam SLS. Kaitan antara PF dan KO itu berkait dengan kaidah korespondensi grafem-fonem (KGF) dalam pembentukan SLS.
SLS didapati berbentuk (1) kata salinan, (2) paduan salinan, dan (3) frasa salinan. Asimilasi dalam SLS menunjukkan (1) keproduktifan vokal kendur dan (2) realisasi konsonan dalam prefiks yang berhomorgan dengan konsonan awal pada suku kata awal bentuk dasar paduan salinan. Perbedaan realisasi konsonan menunjukkan dominasi konsonan fortis dalam SLS. Disimilasi dalam SLS terjadi beriringan dengan (1) pemecahan serta penambahan bunyi, (2) penggabungan serta penghilangan bunyi, dan (3) perbedaan realisasi bunyi. Ketiga perihal tersebut terakhir pada umumnya menyebabkan perbedaan SS antara SLS dan SLA. Terjadi monoftongisasi dalam penggabungan bunyi dan penghilangan bunyi. Berkontras dengan itu, diftongisasi terjadi dalam pemecahan bunyi dan penambahan bunyi. Terdapat perbedaan antara tipe diftong dalam SLS dan SLA. KGF dalam SLS lebih ajek daripada KFG dalam SLA. Penyelarasan dalam RF SLS menunjukkan pola tertentu. Selain itu, analogi dan ketaklaziman juga terjadi dalam RF SLS.

ABSTRACT
This research describes adaptations found in phonological realizations (PR) of Indonesian lexical items copied from English. The copied lexical items (CLI-s) were used in Indonesian academic writings, i.e. dissertations defended by doctorate-program students of a reputable university in Jakarta. The PR of the CLI-s were the utterances of academicians in the university where the dissertations were defended.
The adaptations, i.e. the PR differences between the CLI-s and their English equivalents, were in forms of sound fission, sound additions, sound fusions, sound deletions, replacements, sound laxings, lenitions, fortitions, assimilations, dissimilations, metatheses, and the realization of prosody as a segmental sound. Phonotactic rules governed the adaptations. Phonotactic probabilities (PP) in syllabic structures (SS) were found to be related to orthographic redundancies (OR) in the CLI-s. The relations between the PP and the OR were found to be related to the rules of grapheme-phoneme correspondences (GPC) in CLI constructions.
CLI-s were found to be in forms of (1) copied words, (2) loan blends, and (3) copied phrases. Assimilations in CLI-s showed (1) productivity of lax vowels and (2) realization of consonants in prefixes being homorganic with the initial consonants occurring in the initial syllable of the base forms of loan blends. Consonant replacements showed the dominance of fortis consonants in CLI-s. Dissimilations in CLI-s happened along with (1) sound fissions and additions, (2) sound fusions and deletions, and (3) sound replacements. The three points last-mentioned normally caused differences between SS of CLI-s and their English equivalents. Monophthongizations happened in sound fusions and sound deletions. In contrast, diphthongizations happened in sound fissions and sound additions. Differences were found between diphthong types in CLI-s and the ones in their English equivalents. GPC in CLI-s were found to be more consistent than CPC their English equivalents. The adaptations in the PR of CLI-s showed certain patterns. Meanwhile, analogies and irregularities also happened in the PR of CLI-s.
"
2015
D2142
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Husna Jaya
"Skripsi ini mencoba menjelaskan mengenai variasi fonologis dan leksikal bahasa Minangkabau di Kota Padang melalui kajian dialektologi. Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang menggunakan metode pupuan lapangan, yaitu dengan mendatangi informan dan merekamnya. Selain itu, dalam pengolahan data, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk melalukan penghitungan dialektometri, sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan peta dan temuan-temuan yang diperoleh. Penelitian ini dilakukan di Kota Padang dengan 22 titik pengamatan yang dipilih sebanyak dua kelurahan di tiap-tiap kecamatan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya ada satu bahasa di Kota Padang dengan satu titik pengamatan yang mempunyai kekhasan secara fonologis.

This thesis tries to explain the phonological and lexical variations of the Minangkabau language in Padang City through the study of dialectology. This research is a field research using field pupil method, that is by going to the informant and recording it. In addition, in data processing, this research uses quantitative and qualitative methods. Quantitative methods are used to pass dialectometric calculations, while qualitative methods are used to explain the maps and findings obtained. This research was conducted in Padang City with 22 points of observation selected by two sub districts in each sub district. The results of this study indicate that there is only one language in Padang City with a single point of observation that has a phonological uniqueness."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S68943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1991
499.226 2 MOR
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syahruddin Kaseng
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud , 1987
499.221 5 SYA k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>