Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 173695 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Witri Mukti Aji
"ABSTRAK

Penelitian ini mengeksplorasi dimensi spasial dari pertumbuhan ekonomi, redistribusi, dan pengentasan kemiskinan di Indonesia selama periode Susilo Bambang Yudhoyono (yaitu, dari 2004 hingga 2014 menggunakan metode   dekomposisi kemiskinan, growth incidence curve, dan beberapa indeks pertumbuhan yang pro-poor.  Data yang digunakan berasal  dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) tahunan yang diadakan di Indonesia antara tahun 2004 dan 2014. Tesis ini menyajikan tiga wawasan ekonomi utama selama periode Susilo Bambang Yudhoyono: 1) insiden kemiskinan menurun secara signifikan antara tahun 2004 dan 2014, 2 ) pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama periode ini umumnya tidak berpihak pada orang miskin, dibuktikan dengan kurva insiden pertumbuhan yang miring ke atas, dan 3) perbedaan regional ada dalam bentuk kurva insiden pertumbuhan; karena itu pro-poor pertumbuhan ekonomi bervariasi antar provinsi. Dengan menggunakan sistem klasifikasi yang dilakukan oleh Kakwani dan Pernia (2000), penulis mengklasifikasikan provinsi ke dalam lima kelompok berikut ini sehubungan dengan pro-poor growth index (PPGI). Hasil empiris  mendukung pertumbuhan yang berpihak pada penduduk miskin. Namun, beberapa provinsi seperti Maluku Utara, Gorontalo dan Bengkulu mengalami pertumbuhan untuk non-pro-poor  dan  pro-poor yang lemah. Untuk mempromosikan pertumbuhan yang berpihak pada penduduk miskin di semua provinsi, dukungan pemerintah dalam pembangunan infrastruktur dan sumber daya manusia sangat penting untuk provinsi-provinsi yang tertinggal tersebut.


ABSTRACT

 


This thesis explores the spatial dimensions of economic growth, redistribution, and poverty reduction in Indonesia during the Susilo Bambang Yudhoyono period (i.e., from 2004 to 2014) using the poverty decomposition method, the growth incidence curve, and several pro-poor growth indices. I gathered my data from the annual National Socio-economic Surveys conducted in Indonesia between 2004 and 2014. Analyzing this data, my thesis presents three key economic insights about the Susilo Bambang Yudhoyono period:1) poverty incidence significantly declined between 2004 and 2014, 2) the economic growth that occurred during this period was generally not pro-poor, made evident by an upward sloping growth incidence curve, and 3) regional differences exist in the shape of the growth incidence curve; the pro-poorness of economic growth therefore varies between provinces. Using the classification system proposed by Kakwani and Pernia (2000), I classify provinces into the following five groups with respect to their pro-poor growth index (PPGI). Our empirical results support the pro-poor growth in a nation. However, some provinces such as North Maluku, Gorontalo and Bengkulu experienced non-pro-poor growth and weakly pro-poor. To promote the pro-poor growth in all provinces, the governmental supports in infrastructure and human capital development are essential for the above lagged provinces.

 

"
2019
T52904
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miyan Andi Irawan
"Tesis ini dilatarbelakangi oleh realisasi laju penurunan kemiskinan di Indonesia yang berjalan lambat. Konsentrasi analisis dalam penelitian ini, membahas komposisi pertumbuhan ekonomi sektoral dan migrasi terhadap pengurangan kemiskinan di Indonesia, mengingat kedua hal tersebut merupakan determinan dalam pengurangan kemiskinan. Ruang lingkup sektoral yang dicakup di sini, meliputi wilayah pedesaan dan perkotaan serta lapangan usaha. Tujuan penelitian ini, untuk menganalisis dampak pertumbuhan ekonomi sektoral dan migrasi terhadap laju pengurangan tingkat kemiskinan, baik untuk wilayah pedesaan, perkotaan dan nasional.
Model penelitian ini ada dua. Model I (konsumsi perkapita riil masyarakat pedesaan dan perkotaan). Model II (PDB riil perkapita sektoral). Pada model II, sektor ekonomi dibagi menjadi 4 sektor berdasarkan keterkaitan sektor (berdasarkan Tabel Input Output Indonesia 2008). Hasilnya menunjukkan bahwa, (1) Sektor kunci mencakup sektor manufaktur. (2) Sektor forward oriented mencakup sektor pertanian. (3) Sektor backward oriented mencakup sektor listrik, gas, air bersih; sektor bangunan; sektor perdagangan, hotel, restoran; sektor transportasi, komunikasi; sektor jasa. (4) Sektor independent mencakup sektor keuangan, bank; sektor pertambangan, penggalian. Model I diestimasi dengan pooled regression residual. Model II diestimasi dengan bootstrap regression residual.
Hasil pembentukan model I menunjukkan bahwa laju pertumbuhan perkotaan hanya mampu mempercepat laju pengurangan kemiskinan di perkotaan dan nasional, namun menyebabkan tingkat kemiskinan di pedesaan bertambah. Laju pertumbuhan pedesaan, mempercepat laju penurunan kemiskinan di pedesaan dan nasional, namun menyebabkan tingkat kemiskinan di perkotaan bertambah. Laju migrasi mempercepat laju pengurangan kemiskinan nasional dan menyebabkan tingkat kemiskinan di perkotaan bertambah. Hasil model II menunjukkan bahwa laju pertumbuhan sektor kunci tidak bersifat inklusif. Laju pertumbuhan sektor forward oriented bersifat inklusif di semua wilayah. Laju pertumbuhan sektor backward oriented bersifat inklusif di perkotaan dan nasional. Laju pertumbuhan sektor independent bersifat inklusif di pedesaan.

This thesis is motivated by the realization rate of poverty reduction in Indonesia that is still running slow. Concentration analysis in this study, discusses the sectoral composition of economic growth and migration on poverty reduction in Indonesia, since both of these are determinant of poverty reduction. Sectoral scope in this thesis, covering urban and rural areas as well as the field of business. The purpose of this study, to analyze the impact of sectoral growth and the rate of migration on poverty reduction, both for rural, urban and national.
Two model used here. Model I (real per capita consumption of rural and urban). Model II (real GDP per capita sectoral). In model II, the economy is divided into four sectors based on it?s linkage (based on Table Input Output Indonesia 2008). The results are, (1) Key sector covering the manufacture. (2) Forward-oriented sector covering the agriculture. (3) Backward oriented sectors include electricity, gas, water; construction; trade, hotels, restaurants; transportation, communication, and the service. (4) Independent sector includes the financial sector, banks; mining, quarrying. First Model, estimated by pooled regression. Model II was estimated by bootstrap regression residual.
First modeling shows that rate of urban growth accelerate of poverty reduction in urban and national, but it causes rural poverty increased. Rural growth, accelerate of poverty reduction in rural and nationwide, but it causes urban poverty increased. Migration, accelerate of poverty reduction nationally and led to increased levels of poverty in urban areas. Second model, indicate that growth rate of key sector is not inclusive. Growth rate of forward oriented sectors is inclusive in all areas. The growth rate of the backward oriented sectors, inclusive in urban and national. The growth rate of independent sector, was inclusif in rural.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kansa Shalsabila Razali
"Kemiskinan merupakan salah satu masalah sosial ekonomi yang paling substansial. Banyak faktor yang mempengaruhi kemiskinan, antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran terbuka dan kegiatan investasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak pertumbuhan ekonomi dan pengangguran terbuka terhadap kemiskinan, khususnya pasca wabah COVID-19. Dengan menggunakan model Least Squares Dummy Variable dan Random Effect Model dengan metode General Least Squares (GLS), penelitian ini menemukan bahwa tingkat kemiskinan dipengaruhi secara signifikan oleh tingkat pengangguran terbuka, investasi dalam dan luar negeri dan COVID-19. Peningkatan angka pengangguran terbuka menyebabkan peningkatan angka kemiskinan di Indonesia. Peningkatan investasi domestik dan asing menyebabkan penurunan angka kemiskinan di Indonesia. Namun, jika dibandingkan dengan data 9 tahun sebelum pandemi COVID-19, angka kemiskinan relatif lebih rendah setelah adanya wabah COVID-19.

Poverty is one of the most substantial socioeconomic issues. There are a lot of factors that are affecting poverty, including economic growth, open unemployment rate and investment activities. This research aims to analyze the impact of economic growth and open unemployment on poverty, especially after the COVID-19 outbreak. Using the Least Squares Dummy Variable model and Random Effect Model with General Least Squares (GLS) method, this study found that poverty rate is significantly affected by open unemployment rate, domestic and foreign investment and COVID-19. The increase in open unemployment rate leads to an increase of poverty rate in Indonesia. An increase of domestic and foreign investment leads to a decrease in poverty rate in Indonesia. However, when compared to data from 9 years prior to the COVID-19 pandemic, the poverty rate was relatively lower after the presence of COVID-19."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivaldo Fendy Wijaya
"Penelitian ini berfokus pada aktivitas sektor pariwisata dan pertumbuhan ekonomi regional provinsi di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini adalah pertama-tama untuk membuktikan adanya efek spatial spillover dalam aktivitas pariwisata dan kemudian untuk memahami faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi aktivitas pariwisata pada tingkat provinsi di Indonesia. Penelitian ini juga mengidentifikasi keberadaan efek konvergensi beta absolut pada pertumbuhan ekonomi setiap provinsi di Indonesia, dan kemudian menguji apabila aktivitas sektor pariwisata dapat mempengaruhi tingkat steady state dari konvergensi tersebut. Memahami fakta-fakta ini dapat membantu pembuat kebijakan untuk membuat kebijakan pembangunan yang tepat dan juga memahami dampak yang dihasilkan dari kebijakan tersebut. Peneliti menyimpulkan bahwa pertumbuhan sektor pariwisata menghasilkan efek spatial spillover dan berdampak positif terhadap kecepatan konvergensi pertumbuhan ekonomi regional antar provinsi di Indonesia.

This research focuses on tourism activity and regional economic growth in provinces of Indonesia. The purpose of the research is to firstly prove the existence of spatial spillover effect from tourism activity, and then to identify the factors that is affecting tourism activity in Indonesia at the provincial level. This research also tests the existence of absolute beta convergence between the economic growth of each province of Indonesia, and then seek to test whether tourism activity can affect the steady state to which the economic growth convergence heading. Understanding these facts could help policy makers in make the right development policy and also to better understand the effects of the policy. This research concluded that development in tourism produces spatial spillover effect and positively increase the speed of convergence of regional economic growth between provinces in Indonesia."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudistira Andi Permadi
"ABSTRAK
Dalam konsep pertumbuhan ekonomi yang pro-poor, pertumbuhan yang disertai dengan pemerataan pendapatan akan mempercepat proses pengentasan kemiskinan. Dengan menggunakan data survey pengeluaran rumah tangga dan berbagai indikator ekonomi, penelitian ini akan menguji apakah pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode 2005 sampai dengan 2013 dapat dikategorikan sebagai pertumbuhan yang pro-poor. Penelitian akan menggunakan dua metode, yakni metode Growth Incidence Curve GIC dan metode Pro-Poor Growth Index PPGI . Metode GIC menunjukkan hasil empiris bahwa pertumbuhan ekonomi pada periode yang diobservasi tidak bisa dikatakan sebagai pertumbuhan ekonomi yang pro-poor. Kurva GIC memperlihatkan bahwa rumah tangga lsquo;kaya rsquo; justru menikmati peningkatan pengeluaran untuk konsumsi dibanding rumah tangga lsquo;miskin rsquo;.Lebih jauh lagi, ketika menggunakan metode PPGI, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi, ketimpangan, dan interaksi antara pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan berpengaruh secara signifikan terhadap kemiskinan di Indonesia. Hasil empiris juga menunjukkan bahwa dari tiga sektor yang diteliti, yakni sektor industri, sektor pertanian, dan sektor jasa; sektor industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap upaya pengentasan kemiskinan, sedangkan sektor pertanian justru secara signifikan berkorelasi negatif dengan pengurangan kemiskinan. Sementara itu, sektor jasa tidak terbukti berkontribusi dalam menurunkan angka kemiskinan. Selain itu, uji statistik juga menyatakan bahwa pengeluaran pemerintah di bidang pendidikan dan kesehatan tidak berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan.

ABSTRACT
In the concept of pro poor growth, economic growth accompanied by fair income distribution will accelerate the rate of poverty reduction. By employing extensive data of household expenditures and other economic indicators, the study will examine the performance of economic growth in Indonesia whether it has been pro poor over the period 2005 2013. We employ two methods in this article, Growth Incidence Curve GIC method, and Pro Poor Growth Index PPGI method. By applying the GIC method, our empirical results indicate that economic growth in Indonesia has not been pro poor during the observed period. The curve shows that the highest income population enjoys increased consumption more than the poorest population.Furthermore, PPGI method has revealed that economic growth, inequality, and an interaction term between economic growth and inequality have been significant to influence poverty incidence in Indonesia. Our empirical result also reveals that among manufacturing, agriculture, and services sector it was manufacturing that has successfully reduced the number of the poor, while agriculture unexpectedly had a devastating impact on the number of poor people. The services sector, meanwhile, had not contributed to poverty alleviation. Furthermore, none of the government spending in education and health that significantly contributes to poverty alleviation. "
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49297
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Damayanti
"Masalah kemiskinan selalu menjadi masalah besar di negara berkembang seperti Indonesia dan cara menanggulangi permasalahan ini merupakan isu yang sangat penting, bukan hanya pada tataran pemerintah pusat tapi juga pemerintah daerah. Sulawesi, yang merupakan salah satu dari lima pulau besar di Indonesia yang merupakan pintu gerbang area timur Indonesia juga menghadapi isu yang sama. Walaupun sebagian besar daerah di Pulau Sulawesi mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup menggembirakan pada satu dasawarsa terakhir ini, jumlah penduduk miskin tetap tinggi dan ketimpangan pendapatan juga meningkat dari tahun ke tahun. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor penyebab kemiskinan dengan menngunakan panel data dari 52 Kabupaten/kota di pulau Sulawesi sejak tahun 2006 hingga 2015 dengan presentase penduduk miskin sebagai dependen variabel. Beradasarkan hasil regresi dari random efek model, koefisien dari GDP per kapita, gini rasio, dan rata-rata lama sekolah semuanya memeliki efek yang signifikan terhadap jumlah penduduk miskin di Pulau Sulawesi. Selanjutnya,  analisis regresi panel dinamik juga dilakukan untuk memperkuat hasil dari regresi random efek model. Karena presentase penduduk miskin memiliki efek yang negatif terhadap GDP per kapita dan memiliki efek positif terhadap gini rasio, pemerintah daerah diharapkan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi sembari menurunkan ketimpangan pendapatan antar rumah tangga dalam rangka untuk mengurangi kemiskinan di tiap-tiap daerah di pulau Sulawesi.

Poverty is still a big problem in developing country like Indonesia and the way how to reduce it is the most important policy issue not only for the central government but also for the provincial and district governments. Sulawesi, which is one of the 5 major islands in Indonesia and known as a gateway to eastern Indonesia faces the same problem. Even though the Sulawesi region has achieved a relatively high economic growth over the last decade, the number of poor people is still very high and expenditure inequality has been rising. This study analyzed the factors of poverty by conducting panel data regression analyses for 52 districts over the period from 2006-2015 with poverty head count ratio as the dependent variable. Based on the result of the random effects model, the coefficients of per capita GDP, the Gini coefficient and mean years of education are all statistically significant and have expected signs. A dynamic panel data regression analysis is also conducted to investigate the robustness of the random effect model. Since poverty head count ratio is negatively associated with per capita GDP and positively associated with the Gini coefficient, district governments should promote economic growth while decreasing inequality among households to reduce poverty."
2018
T51911
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Maryanto
"Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis hubungan kausalitas dinamis antara perkembangan sektor keuangan, pertumbuhan ekonomi dan penurunan kemiskinan di Indonesia periode 2000Q1 sampai dengan 2010Q4. Dalam penelitian ini, pengukuran perkembangan sektor keuangan menggunakan tiga proksi yaitu rasio uang beredar secara luas (M2) terhadap PDB, rasio kredit sektor swasta terhadap PDB dan rasio total kredit usaha kecil terhadap PDB.
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji kausalitas Granger dan trivariate VECM untuk dapat menjawab tujuan penelitian. Dari hasil studi diperoleh bahwa pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sektor keuangan mempunyai hubungan jangka panjang dengan penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia. Pengaruh pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sektor keuangan terhadap penurunan tingkat kemiskinan tidak terjadi seketika, tetapi ada time lag yang lama tergantung pada situasi perekonomian di negara yang bersangkutan.Penelitian ini juga menemukan bahwa perkembangan sektor keuangan menyebabkan pertumbuhan ekonomi dan mendukung supply leading hypothesis di Indonesia.

This study aimed to analyze the dynamic causal relationship between financial sector development, economic growth and poverty reduction in Indonesia period 1996Q1 to 2009Q4. In this study, measurement of financial sector development using three proxies, namely the ratio of broad money supply (M2) to GDP, the ratio of private sector credit to GDP and the ratio of total credit for small business to GDP.
The model used in this study is the Granger causality test and trivariate VECM in order to answer the research objectives. From the results of the study found that economic growth and development of the financial sector has a long-term relationship with poverty reduction in Indonesia. Effect of economic growth and development of the financial sector to poverty reduction does not happen instantly, but there is a long lag time depending on the economic situation in the country.This study also finds that development of financial sector development leds to economic growth and support the supply leading hypothesis for Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riandy Laksono
"Peningkatan kesejahteraan dan perkembangan aktivitas ekonomi nonpertanian di perdesaan merupakan suatu indikator yang mencerminkan keberhasilan proses pembangunan di perdesaan. Penelitian ini memandang bahwa pencapaian tersebut tidak dapat tercipta dengan sendirinya; dibutuhkan suatu kebijakan pemerintah yang tepat sebagai landasannya.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat lebih dalam kontribusi infrastruktur, sebagai suatu bentuk kebijakan pemerintah, dalam mendorong perkembangan aktivitas ekonomi non-pertanian dan pengentasan kemiskinan di perdesaan.
Model regresi probit dan tobit digunakan untuk menganalisis pengaruh dari infrastruktur fisik, jasa, institusi dan indikator non-infrastruktur lainnya terhadap status kemiskinan dan perkembangan aktivitas ekonomi non-pertanian rumah tangga perdesaan, berdasarkan data cross section survey IFLS4 2007.
Hasil regresi menunjukkan bahwa kelancaran proses pengentasan kemiskinan dan perkembangan aktivitas non-pertanian di perdesaan membutuhkan infrastruktur jalan yang berkualitas, sistem pasokan listrik yang handal, sistem irigasi yang modern, kualitas tata kelola pemerintahan kabupaten yang baik, dan tingkat pendidikan kepala keluarga yang memadai. Kepemilikan lahan dapat membuat rumah tangga di perdesaan terhindar dari kemiskinan, walaupun hal tersebut bukanlah suatu persyaratan untuk dapat terlibat dalam bisnis non-pertanian. Infrastruktur jasa memiliki peran yang bervariasi didalam pengentasan kemiskinan dan perkembangan aktivitas non-pertanian di perdesaan, sedangkan jumlah anggota rumah tangga yang semakin banyak dapat mendorong perkembangan sektor ekonomi non-pertanian di perdesaan.
Penelitian ini juga berhasil mengkonfirmasi secara statistik keabsahan premis utama yang menyatakan bahwa partisipasi ke sektor non-pertanian dapat menjadi strategi yang tepat bagi rumah tangga di perdesaan agar terhindar dari kondisi kemiskinan.

The increased of general welfare and spreading of rural non-farm activity represent the triumph of development process in rural area. This study argues that such achievement needs appropriate policy intervention as its cornerstone.
This research aims at analyzing the role of infrastructure, as a policy intervention, in stimulating the development of non-farm activity and poverty reduction in rural area.
Probit and tobit regression are used to analyze the impact of physical, services, and institutional infrastructures as well as non-infrastructure variables on poverty status of the rural household and development of non-farm economy, based on cross sectional survey data of IFLS4 2007.
The regression result suggests that the success of poverty reduction and development of non-farm activity in rural areas requires qualified road network, reliable electricity supply, advanced irrigation system, good corporate governance at municipality level, and higher education attainment of head of the rural household. The land ownership can keep the rural household out of poverty, though it is not a pre-requisite to participate in the non-farm economy. Services infrastructures have a mix impact on poverty reduction and rural non-farm activity, while the size of the household can support the development of rural non-farm economy.
The study also statistically confirmed the validity of the basic premise that the participation of rural household into the non-farm economy would serve as a strategy to be spared out of poverty status.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aspiansyah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peranan ketergantungan spasial terhadap pertumbuhan ekonomi regional Indonesia dan konvergensinya berdasarkan data panel seluruh provinsi di Indonesia selama tahun 1990-2015. Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan spatial durbin model untuk mendapatkan estimasi parameter dari model pertumbuhan ekonomi yang memperhatikan aspek ketergantungan spasial. Hasilnya peneliti menemukan bahwa ketergantungan spasial berperan penting dalam pencapaian pertumbuhan ekonomi regional dan mendukung terjadinya konvergensi pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia. Lebih lanjut, model pertumbuhan ekonomi regional Indonesia yang mengontrol aspek ketergantungan spasial menghasilkan estimasi yang lebih baik daripada model pertumbuhan ekonomi regional Indonesia yang tidak mengontrol ketergantungan spasial. Peneliti juga menemukan terjadinya spatial spillover yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi regional Indonesia yang bersumber dari pertumbuhan ekonomi wilayah lain, pendapatan per kapita awal dari wilayah lain, dan pertumbuhan penduduk wilayah lain.

This study aims to examine the role of spatial dependence on regional economic growth in Indonesia and its convergence based on panel data of all provinces in Indonesia during 1990 2015. It is done by using spatial durbin model to obtain parameter estimation from economic growth model that pay attention to spatial dependence aspect. The results found that spatial dependence plays an important role in the achievement of regional economic growth and support the convergence of regional economic growth in Indonesia. Furthermore, Indonesia 39 s regional economic growth model that controls the aspects of spatial dependence results in better estimation rather than Indonesia 39 s regional economic growth model that does not control spatial dependence. The researcher also found positive spatial spillover to regional economic growth in Indonesia sourced from other region 39 s economic growth, per capita incomes from other regions, and population growth in other regions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T49868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktarizal
"Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pro poor growth tingkat kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Terkait dengan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengurangan kemiskinan yang disebabkan oleh efek pertumbuhan dan efek distribusi, menganalisis apakah manfaat pertumbuhan ekonomi lebih banyak dinikmati oleh penduduk miskin atau tidak (pro poor growth), serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan kemiskinan.
Penelitian menggunakan ukuran persentase penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan. Analisis dilakukan melalui metode dekomposisi kemiskinan Shapley untuk mengetahui pengurangan kemiskinan yang disebabkan oleh efek pertumbuhan dan efek distribusi, metode Poverty Equivalent Growth Rate (PEGR) untuk menganalisis apakah manfaat pertumbuhan ekonomi lebih banyak dinikmati oleh penduduk miskin atau tidak (pro poor growth), serta metode regresi data panel 35 kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2006-2010 untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengurangan kemiskinan.
Hasil penelitian menunjukkan efek netto pengurangan kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah terjadi pada hampir semua periode, baik disebabkan oleh efek pertumbuhan, efek distribusi maupun keduanya. Pada tingkat kabupaten/kota, efek pertumbuhan, efek distribusi serta efek netto tidak selalu sama, baik antar periode maupun antar daerah. Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Tengah pada periode 2006-2007 dan 2008-2009 tergolong pro poor growth. Pada tingkat kabupaten/kota, jumlah kabupaten/kota yang pertumbuhan ekonominya tergolong pro poor growth sangat berfluktuasi, baik antar periode maupun antar daerah. Peningkatan PDRB riil perkapita sektor pertanian dan tingkat pendidikan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengurangan ketiga ukuran kemiskinan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>