Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104662 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vyan Tashwirul Afkar
"Dalam disiplin Ilmu Geografi Politik, Cox (2002) memperkenalkan konsep teritorial dan teritorialitas. Teritorial adalah ruang fisik yang dibela atau diperebutkan, sedangkan teritorialitas adalah kesadaran akan adanya ruang kekuasaan tersebut. Kedua hal ini mendorong aktor politik melakukan klaim teritorial. Dalam konteks dakwah Islam di Indonesia, klaim teritorial berupa perebutan masjid sebagai upaya masing-masing kelompok Islam dalam memperluas pengaruhnya. Bentuk klaim ini beragam, misalnya pemasangan penanda, perombakan pengurus, pelaksanaan tata laksana ibadah menurut aliran tertentu, dan pemanfaatan masjid untuk kepentingan kelompoknya. Penelitian ini membahas klaim teritorial yang terjadi di Masjid Al Bahri Jatinegara. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menganalisis makna fenomena perebutan masjid dalam perspektif spasial, dengan metode pengumpulan data yaitu wawancara mendalam, observasi, dokumentasi, dan tinjauan pustaka. Wawancara dilakukan kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU), Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dewan Masjid Indonesia, dan beberapa informan kunci yang relevan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perubahan identitas spasial secara temporal di Masjid Al Bahri Jatinegara, dimana pada aktivitas sehari-hari masjid ini memiliki identitas NU tetapi pada peristiwa politik tertentu masjid ini memiliki identitas yang bertolak belakang dengan NU, bahkan cenderung sejalan dengan PKS. Kasus yang terjadi di Masjid Al Bahri Jatinegara memicu tindakan saling tuding dan saling bantah tentang adanya penguasaan masjid antar kelompok Islam.I

In the discipline of Political Geography, Cox (2002) introduces territorial and territorial concepts. Territorial is physical space that is defended or contested, while territoriality is the awareness of the existence of the power space. Both of these encourage political actors to make territorial claims. In the context of Islamic da'wah in Indonesia, the territorial claim in the form of the seizure of mosques is an effort of each Islamic group to expand its influence. The form of this claim varies, for example, markers, reshuffle of administrators, implementation of religious practices according to a particular flow, and the use of mosques for the benefit of their groups. This study discusses territorial claims at Al Bahri Mosque in Jatinegara. This research is qualitative by analyzing the meaning of the phenomenon of the seizure of the mosque in a spatial perspective, with data collection methods namely in-depth interviews, observation, documentation, and literature reviews. Interviews were conducted with Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Dewan Masjid Indonesia (DMI), and several key informants. The results of this study indicate a change in spatial identity temporally in Al Bahri Mosque Jatinegara, where in daily activities this mosque has an NU identity but at certain political events this mosque has an identity that is contrary to NU, and even tends to be in line with PKS. The case that occurred at Al Bahri Mosque in Jatinegara triggered mutual accusations and mutual arguments about the possession of mosques between Islamic groups.>"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Rasyidila Kusumasomantri
"Klaim teritorial Cina mencakup hampir seluruh wilayah perairan di Laut Cina Selatan. Dengan didukung oleh kekuatan ekonomi dan militernya sebagai sebuah great power baru di Asia Pasifik, Cina mengerahkan banyak dana untuk melakukan diplomasi dengan negara-negara pengklaim lain dan tak segan menggunakan jalur kekerasan. Dalam beberapa kasus, Cina bahkan melakukan langkah-langkah yang agresif sehingga menimbulkan keresahan bagi negara-negara litoral, khususnya negara-negara anggota ASEAN yang terlibat konflik dengan Cina di Laut Cina Selatan. Sementara itu, Indonesia, sebagai negara terbesar di ASEAN, justru melakukan pendekatan terhadap Cina baik itu dari segi diplomasi maupun militer dengan tetap mempertahankan hubungan baik dengan Amerika Serikat. Penelitian ini akan membahas mengapa Indonesia, sebagai sebuah middle power, memilih untuk melakukan hedging sebagai respon dari konflik yang melibatkan great power kawasan.

China’s territorial claim extended along the waters of South China Sea. With the support of its economic and military power as a rising power of Asia Pacific, China exert a lot of expense to conduct diplomacy with other claimant states, and did not hesitate to use its force. China’s effort to asset its claim seen as am agresive behavior, and developing concern among the littoral state, especialy members of ASEAN who are involved with China in the dispute of South China Sea. Meanwhile, Indonesia, as the largest country in ASEAN, approaching china both in diplomacy and military aspect while still maintaining a good relation with United States. This study will discuss further about decision-making and rationale of Indonesia as a middle power country, in response to a conflict that involving a regional great power."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Ilyas Sidi
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana peran modal digital di kalangan anak muda yang terlibat aktif dalam komunitas keagamaan berkontribusi terhadap partisipasi sosial kemasyarakatan mereka. Dalam konteks ini Instagram menjadi media yang memfasilitasi partisipasi tersebut. Peningkatan partisipasi sosial dalam masyarakat yang difasilitasi media sosial memang sudah banyak dilakukan dalam studi-studi sejenis sebelumnya. Namun, studi terdahulu belum mengaitkannya dengan bagaimana peran modal digital anak muda anggota komunitas keagamaan dapat membantu meningkatkan partisipasi sosial mereka melalui Instagram sebagai platformnya. Studi ini menggunakan konsep modal digital dari Ragnedda yang menjelaskan bahwa akses dan kompetensi dalam penggunaan teknologi digital dapat berperan dalam mendorong partisipasi sosial anak muda. Peneliti berargumen bahwa modal digital yang difasilitasi oleh media sosial Instagram membantu mengoptimalkan produktivitas anak muda Remaja Islam Masjid Jami Al-Muhajirin (Risma) dalam partisipasi sosial kemasyarakatan. Dalam hal ini, partisipasi mereka terwujud dalam bentuk produksi informasi dan konten di media sosial Instagram sebagai media untuk branding komunitas serta menjangkau masyarakat yang lebih luas. Unit analisis dalam penelitian ini adalah Remaja Masjid Jami Al-Muhajirin (Risma) di Cibitung, Bekasi. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik wawancara mendalam terhadap pengurus Risma dan observasi pada Instagram milik Risma

This study aims to describe how the role of digital capital among young people who are actively involved in religious communities contributes to their social participation. In this context, Instagram is the media that facilitates such participation. The increase in social participation in the community facilitated by social media has indeed been done in many previous similar studies. However, previous studies have not linked it to how the role of digital capital of young religious community members can help increase their social participation through Instagram as a platform. This study uses Ragnedda's concept of digital capital, which explains that access to and competence in using digital technology can play a role in encouraging young people's social participation. The researcher argues that digital capital facilitated by Instagram social media helps optimize the productivity of young people from the Islamic Youth of Jami Al-Muhajirin Mosque (Risma) in social community participation. In this case, their participation is realized in the form of information and content production on Instagram social media as a medium for community branding and reaching a wider community. The unit of analysis in this research is the Youth of Jami Al-Muhajirin Mosque (Risma) in Cibitung, Bekasi. The research approach used is qualitative with in-depth interview techniques with Risma administrators and observation on Risma's Instagram."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Putri Lestari
"Ruang berkumpul atau ruang komunal warga di Rusunawa dapat dilihat sebagai teritori yang di kontrol dan dikuasai oleh kelompok-kelompok sosial tertentu berdasarkan kebutuhannya. Teritorialitas yang merupakan upaya kelompok sosial mengklaim suatu area geografis, bersangkutan dengan kebutuhan interaksi sosial warga. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apa yang melatarbelakangi terciptanya teritori dan mengetahui apa yang penghuni lakukan untuk menciptakan teritori tersebut. Berdasarkan hasil tinjauan teori dan analisis studi kasus, kebutuhan derajat privasi dan fitur desain peran penting dalam menciptakan teritori yang kemudian dapat menghadirkan ruang interaksi sosial bagi warga Rusunawa.

Gathering spaces or communal spaces of Rusunawa residents can be seen as territory that controlled and managed by particular social groups based on their needs. Territoriality which is the effort of social groups to claim a geographical area, involved the social interaction needs of residents. This thesis aims to identify what lies behind the creation of territory and know what residents do to create the territory. Based on the theoretical review and analysis of case studies, the need for degree of privacy and design features are play the significant role in creating territory which then can present social interaction space for Rusunawa residents.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67929
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunadi Ramlan
"Penelitian ini membahas gerakan dakwah di Kota Bandung melalui Masjid Istiqamah di dekat Pasar Cihapit, Bandung. Masjid yang berdiri tahun 1926 dipengaruhi oleh pemikiran tokoh-tokoh eks Partai Masyumi, diantaranya adalah Isa Anshary, Rusyad Nurdin, E.Z. Muttaqien, serta M. Natsir. Gagasan untuk membentuk kader dakwah dilaksanakan di sebuah masjid kecil sebagai upaya menghadapi pengaruh sekularisme dari budaya barat yang berkembang pada awal masa pemerintahan Orde Baru. Pengaruh dari gerakan dakwah tersebut adalah lahirnya organisasi-organisasi remaja masjid di sekitar Bandung. Kegiatan remaja di lingkungan masjid mendapat sambutan baik di kalangan remaja dan pemuda karena kegiatannya melalui pendekatan populer seperti seni dan olahraga. Gerakan dakwahnya masih berpengaruh pada perkembangan dakwah hingga kini, seperti gerakan organisasi remaja masjid, jilbab dan pesantren kilat anak-anak. Pelatihan kader dakwah Kulliyatul Mujahidin Istiqamah menekankan pada komitmen menegakkan ajaran Islam dan mampu menahan pengaruh kelompok Imam Imran yang lebih menekankan pada konsep kultus kepemimpinan Imam, kelompok Imam Imran melakukan aksi teror pembajakan Pesawat Garuda Woyla di tahun 1981. Pengumpulan bahan kajian ini diperoleh melalui sumber arsip milik Yayasan Istiqamah, wawancara para pelaku untuk melengkapi bukti sejarah dan diverifikasi melalui sumber-sumber koran dan majalah sezaman serta kemudian diverifikasi menjadi fakta yang dituliskan.

This study discusses the da'wah movement in Bandung through the Istiqamah Mosque near Cihapit Market, Bandung. The mosque, which was founded in 1926, was influenced by the thoughts of former Masjumi Party figures, including Isa Anshary, Rusyad Nurdin, E.Z. Muttaqien, and M. Natsir. The idea of forming a da'wah cadre was carried out in a small mosque as an effort to face the secularist influence of western culture that developed at the beginning of the New Order government. The influence of the da'wah movement was the birth of youth mosque organizations in Bandung area. Youth activities in the mosque environment are well accepted by teenagers and youth because their activities are carried out through popular approaches such as arts and sports. The da’wah movement still influences the development of da’wah until now, such as the movement of youth organizations for mosques, headscarves and children's boarding schools. The training for the Kulliyatul Mujahidin Istiqamah da'wah cadres emphasizes a commitment to upholding Islamic teachings and is able to withstand the influence of the Imam Imran group which emphasizes the concept of the Imam's cult leadership, the Imam Imran group commited acts of terror by hijacking of the Garuda Woyla Aircraft in 1981. The collection of this study material was obtained through archival sources, owned by the Istiqamah Foundation, interviewing the perpetrators to complete historical evidence and verified through contemporary sources in newspapers and magazines and then verified into written facts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Temple University Press, 1996
973.049 BET (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Novira Nurullita
"Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru merupakan masjid modern pertama dan terbesar di Jakarta sebelum dibangunnya Masjid Istiqlal. Kajian ini membahas gaya bangunan pada Masjid Agung Al-Azhar dengan menelusuri keberadaan unsur bangunan yang mendapat pengaruh budaya asing melalui penggunaan alat analisis perubahan budaya yaitu akulturasi. Pada kajian ini digunakan Masjid Agung Al-Azhar sebagai sumber data bangunan. Metode yang digunakan berupa metode penelitian arkeologi oleh James Deetz yang terdiri dari tahap pengumpulan data (observasi), pengolahan data (deskripsi), dan tahap penafsiran data (eksplanasi). Berdasarkan hasil kajian, dapat diketahui bahwa Masjid Agung Al Azhar memiliki gaya bangunan yang memperlihatkan keberadaan dan pengaruh dari unsur budaya Timur Tengah khususnya pada bagian atap masjid berupa atap kubah, bagian menara masjid, bagian pintu masjid, dan pada ornamen yang ada di masjid. Selain dipengaruhi oleh unsur budaya asing, Masjid Agung Al-Azhar juga masih memiliki unsur lokal yang terlihat pada keberadaan serambi masjid. Hal ini memperlihatkan bahwa Masjid Agung Al-Azhar mendapat pengaruh arsitektur Timur Tengah yang pada penerapannya disesuaikan dengan fungsinya pada masjid.

The Great Mosque of Al-Azhar, Kebayoran Baru was the first and largest modern mosque in Jakarta before the construction of the Istiqlal Mosque. This study discusses the building style of the Great Mosque of Al-Azhar by tracing the existence of building elements that have received foreign cultural influences through the use of cultural change analysis tools, namely acculturation. In this study, the Great Mosque of Al-Azhar was used as a source of building data. The method used is in the form of an archaeological research method by James Deetz which consists of the data collection stage (observation), data processing (description), and the data interpretation stage (explanatory). Results of the study is it can be seen that the Great Mosque of Al Azhar has a building style that shows the existence and influence of Middle Eastern cultural elements, especially on the roof of the mosque in the form of a dome, part of the mosque minaret, part of the mosque door, and on the ornaments in the mosque. Apart from being influenced by foreign cultural elements, the Great Mosque of Al-Azhar also still has local elements that can be seen in the existence of the mosque foyer. This shows that the Great Mosque of Al-Azhar has the influence of Middle Eastern architecture which in its application is adapted to its function in the mosque."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza Dwi Agustina
"Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan, BPJS Kesehatan mengembangkan sistem Vedika verifikasi digital klaim untuk memudahkan rumah sakit dalam proses pengajuan klaim. Penelitian ini membahas pengaruh implementasi sistem Vedika terhadap ketepatan waktu pengajuan dan pembayaran klaim BPJS Kesehatan di Rumah Sakit Hermina Jatinegara periode Juli 2017-April 2018. Pengaruh tersebut dilihat berdasarkan jumlah klaim dan ketepatan waktu pengajuan dan pembayaran klaim periode Pra Vedika dan Vedika. Pengajuan klaim tepat waktu apabila dilakukan maksimal tanggal 10 sepuluh pada bulan berikutnya. Pembayaran klaim tepat waktu apabila dilakukan paling lambat 15 lima belas hari kerja sejak dokumen klaim diterima lengkap di kantor cabang/KLOK BPJS Kesehatan. Ketepatan waktu verifikasi klaim juga dilihat karena verifikasi merupakan tahapan antara pengajuan dan pembayaran klaim. Verifikasi klaim tepat waktu apabila BPJS Kesehatan memberikan umpan balik hasil verifikasi maksimal 12 dua belas hari kerja sejak dokumen klaim diajukan.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain studi cross sectional. Variabel independennya adalah implementasi sistem Vedika dan variabel dependennya adalah ketepatan waktu pengajuan, verifikasi, dan pembayaran klaim. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat uji chi-square dengan sumber data yang digunakan adalah data sekunder yang didapatkan dari Bagian Keuangan, Unit JKN Rumah Sakit Hermina Jatinegara, dan hasil observasi peneliti pada software INACBG.
Hasil penelitian menunjukkan adanya selisih jumlah klaim antara yang diajukan dengan yang dibayar oleh BPJS Kesehatan periode Pra Vedika dan Vedika. Pengajuan, verifikasi, dan pembayaran klaim periode Vedika memiliki persentase ketepatan waktu yang lebih besar daripada periode Pra Vedika. Berdasarkan uji statistik dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan antara implementasi sistem Vedika terhadap ketepatan waktu pengajuan, verifikasi, dan pembayaran klaim p-value 0.000.

In order to improve the quality of service, BPJS Kesehatan develops Vedika system digital claim verification to facilitate the hospital in the process of claim submission. This study discusses effect of Vedika system implementation to timeliness of submission and payment of BPJS Kesehatan claim at Hermina Jatinegara Hospital July 2017 April 2018 period. Identified of the effect based on the total of claims and the timeliness of the submission and claim payment of the Pre Vedika and Vedika period. Claim submission is timely if it rsquo s done maximum on the 10th of the following month. Claim payment is timely if its done no later than 15 working days since the claim documents completely received at branch office KLOK BPJS Kesehatan. Timeliness of claim verification is also identified because verification is the step between submission and claim payment. Claim verification is timely if BPJS Kesehatan provides verification results maximum 12 days from the claim documents submitted.
This research is a quantitative research with cross sectional study design. The independent variable is the implementation of the Vedika system and the dependent variables are the timeliness of the submission, verification, and payment of claim. Data analysis was done by univariate and bivariate chi square test with data source used was secondary data obtained from Finance Department, JKN Unit of Hermina Jatinegara Hospital, and observation results from INACBG 39s software.
The results showed the difference between the total of submitted claims and those paid by BPJS Kesehatan on Pre Vedika and Vedika period. Submission, verification and claim payment on Vedika period have a greater percentage of punctuality than the Pre Vedika period. Based on statistical test, it can be concluded that there is a significant effects between Vedika system implementation and the timeliness of submission, verification, and claim payment p value 0.000.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mus`ab`Abdu Asy Syahid
"Arsitektur masjid di Indonesia terus mencari identitas bentuk dan gayanya mengikuti perkembangan modernitas desain arsitektur saat ini. Beberapa arsitek membebaskan desain karya dari kurungan tradisi salah satunya ialah Masjid Al Irsyad Satya Kota Baru Parahyangan Bandung. Modernisasi desain masjid Al Irsyad Satya diasumsikan dari adanya penerapan aspek aspek minimalisme mengacu pada terminologi minimalis rdquo ldquo sederhana atau kesederhanaan simplicity yang menjadi artikulasi dominan untuk menggambarkan karakteristik masjid pada berbagai ulasan desain dan karya ilmiah. Penulisan ini bertujuan menganalisis desain Masjid Al Irsyad Satya berdasarkan pada analisis historis faktor faktor yang terlibat pada pembangunan masjid serta pengukuran aspek minimalitas untuk menguji kesesuaiannya dengan asumsi di awal. Meskipun terdapat aspek kesederhanaan dan minimalitas diterapkan pada desainnya di sisi lain berbagai faktor seperti biaya perawatan dan hadirnya ekspresi personal si arsitek justru menunjukkan desain berada di posisi bertentangan dengan prinsip minimalisme sehingga Masjid Al Irsyad Satya bukanlah arsitektur masjid minimalis. Ditambah lagi preferensi si arsitek yang diduga mengambil kualitas desain yang mirip dengan bangunan arsitektur minimalis lain yang telah ada sehingga asumsi di awal mengenai masjid minimalis rdquo di awal menjadi wajar. Hal ini diharapkan dapat membantu masyarakat dan praktisi arsitek untuk lebih memahami sejarah teori dan perkembangan gaya arsitektur masjid modern di Indonesia secara kritis dan menjadi salah satu referensi umum untuk mengeksplorasinya di masa mendatang.

The mosques architecture in Indonesia is on progress for re searching its form identity and style following the design modernity development recently. Some of architects explore by freeing it from any limitating tradition e.g Al Irsyad Satya mosque Kota Baru Parahyangan located in Bandung. The modernisation of its design is assumpted from the implementation of minimalism aspects by such minimalist simple rdquo and ldquo simplicity terms become the dominating articulations to picture about Al Irsyad Satya mosque characteristics which are often stated in many design review and report. This research aims to analyze design style of Al Irsyad Satya based on historical analysis many factors involved during the mosque design develpoment to examine the assumption. Some of minimalism aspects simplicity and minimality are presented but combined together with architects personal expression and maintenance factors make its design a contradictory position with minimalism principles in other hand which results Al Irsyad Satya mosque is not precisely categorized to one of minimalist mosque architecture. In addition the design preference from the architect shows spatial quality aspects which assumpted commonly taken or referred from another built minimalist design thus matches with the assumption from the first place. This research is expected to facilitate both communities and practitioners to understand more about critical history theories and style development in modern mosque architecture in Indonesia and be one of reference to explore it in the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S61381
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hikmah
"Masjid umumnya digunakan untuk tempat shalat, baik berjamaah atau sendiri. Masjid juga digunakan sebagai tempat menuntut ilmu agama, syiar Islam dan kegiatan sosial lainnya. Terdapat faktor yang mempengaruhi komunikasi dan kenyamanan pendengaran bagi jemaah masjid dan penceramah (guru atau khatib), yaitu faktor lingkungan seperti akustik.
Penelitian ini membahas mengenai keadaan akustik bangunan masjid serta kaitannya dengan kenyamanan pendengaran para jemaah pada saat shalat dan kegiatan pengajian berlangsung.
Hasil penelitian yang dilakukan dalam pengukuran waktu dengung (RT) dan kekerasan bunyi di Masjid Jami Al-Istiqomah Tegal Parang pada saat kosong (tidak ada jemaah) dan penuh dengan jemaah ketika acara Malam Nisfu Sya'ban di masjid tersebut, menunjukkan bahwa masjid tersebut belum memenuhi kriteria akustik yang baik untuk mendukung kegiatan di dalam sebuah masjid.
Dari hasil penelitian yang didapat, selanjutnya penulis memberikan saran perbaikan akustik pada masjid tersebut agar memenuhi kriteria akustik yang baik untuk sebuah bangunan masjid.

Mosque is commonly used as praying site, either with companion or alone. Beside, it has another function for the youth to learn Islamic studies, both educational and social activity. There are some factors which might influence the communication and convinience inside mosque while in lecturing section for audience and the lecture (cleric), it is environmental factor such as acoustic.
This research is mainly discuss about the acoustic condition of the building and its connection with the convinience of audience while in both praying and reciting section.
The result an of investigation which have been observation about reverberation time and intensity of sound at Jami? Al-Istiqomah Mosque Tegal Parang while its empty (without any people inside) and while its full capacity when Night of Nisf Shabaan Ceremony, showed that the mosque is not fulfill the proper acoustic criteria yet, for supporting any activity inside the building.
From the results obtained, the authors further suggest ways to improve acoustics in the mosque in order to meet the criteria for good acoustics for a mosque.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64086
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>