Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8778 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Laine Berman
"Abstrak
Ecofeminism, or ecological feminism, is based on a belief that the social mentality that leads to the domination and oppression of women is directly connected to the social mentality that leads to the abuse of the natural environment. This paper, based on field assessments conducted from March - June 2013, will show that agricultural development models focused on income generation, as most of the women in agriculture projects are, are based on gender strategies that instrumentalize women to achieve productivity goals. These ideological hierarchies that instrumentalize women, also allow for the systematic domination of industry over smallholder farmers, and commodities over food security. In conclusion, these combined strategies are leading to the degradation of both rural, agricultural families and rural ecology in Indonesia."
Jakarta: YJP Press, 2014
305 IFJ 2:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ikwan setiawan
"This article aims to discuss the religious-ecological knowledge of the Tenggerese community on the slope of Mount Bromo, Probolinggo (East Java, Indonesia) and its contribution to disaster mitigation. Within the framework of traditional ecological knowledge, we will analyze field data from 2011 until 2016. The results of this study show that many Tenggerese people believe Mount Bromo to be the axis of religion and its surrounding area to be a sacred place. They also believe in and practice several religious-ecological customs in understanding volcanic eruptions and various natural signs. For them, an eruption is a supernatural process involving gods and goddesses that takes place to improve living conditions. However, living in postcolonial times with modern cultures and capitalistic agricultural practices has made some Tenggerese people question and challenge religious authorities when they experience the economic damage caused by volcanic eruptions. Religious authorities can handle the challenge by invoking the concept of communal harmony. Further, we argue, government agencies may incorporate Tenggerese religiousecological knowledge into disaster mitigation practices. They can combine modern mitigation mechanisms with such wisdom. This hybrid mitigation model may facilitate the coordination of government agencies with traditional leaders to prepare strategically before a disaster strikes as well as implement tactical actions when a disaster occurs."
Kyoto : Nakanishi Printing Company, 2022
050 SEAS 11:3 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Badrun Susantyo
Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indonesia, 2017
362 SOINF 3:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Marsya Chintania
"Penjajahan Jepang di Korea pada tahun 1910 memaksa Korea yang dulunya menutup diri, untuk membuka diri terhadap ideologi serta pemikiran-pemikiran dari luar. Feminisme sebagai salah satu pemikiran dari Barat yang masuk di Korea terus berkembang hingga sekarang, terlebih lagi di zaman yang mudah terkena paparan media seperti saat ini. Bersama dengan pesatnya perkembangan ekonomi Korea, sistem sosial yang ada dalam masyarakat pun ikut berubah. Namun, perubahan ini tidak memperbaiki kesejahteraan perempuan Korea yang masih terperangkap dalam doktrin patriarki. Tema ini menarik perhatian penulis karena dinamika peran perempuan dalam masyarakat modern Korea terlihat dari meningkatnya partisipasi perempuan dalam bidang ekonomi dan pekerjaan melalui peningkatan jumlah perempuan sebagai pencari nafkah. Tujuan dari penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan bagaimana feminisme memengaruhi dinamika peran perempuan Korea dalam masyarakat modern. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai emansipasi dan kesetaraan gender dalam feminisme mendukung dinamika peran perempuan dalam masyarakat modern Korea.

Before becoming the Korea that we all know today, Korea use to be a hermit kingdom as Joseon Dynasty. Japans annexation of Korea in 1910 forced it to open itself to outer ideology and thoughts. Feminism as one of Western thought that entered Korea continues to develop, especially in Digital Age today. Korea being one of the countries with fastest economic growth experiences changes in its society system. However, those changes didnt come along with womens welfare due to doctrine of Confucianism and Patriarchy. This theme took researchers interest as the dynamic of womens role could be seen through its increase of participation in economic, work fields, and the number of breadwinner women. The purpose of this research is to explain how feminism effect dynamic in Korean womens role in modern society. In this research, researcher uses the descriptive analysis method through qualitative approach on the writing process. The result of this research shows that the emancipacy and gender equality aspects of feminism supports the dynamic of womens role in modern Korean society."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Dame
"Sebagai salah satu negara dengan jumlah gunung api aktif terbanyak di dunia Indonesia berisiko tinggi pada ancaman letusan vulkanik Berdasarkan penelitian hampir 60 dari total populasi hidup di 16 kawasan gunung api aktif di berbagai wilayah kepulauan di Indonesia Masyarakat yang tinggal di wilayah gunung api dan masih mempraktekkan cara hidup tradisional dianggap memiliki risiko tinggi karena praktik tradisional dapat mempengaruhi resiliensi mereka untuk menghadapi ancaman bencana Studi ini bertujuan untuk mengkaji faktor ekologi sosial yang berkontribusi terhadap usaha resiliensi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana Gunung Api Rokatenda Palue untuk menuju kemampanan Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif Teori sistem ekologi sosial dalam perspektif resiliensi menjelaskan kompleksitas hubungan yang dinamis antara manusia dan lingkungan terutama pada masyarakat adat yang hidupnya bergantung pada sumber daya alam Teori ini digunakan dalam mengidentifikasi kerentanan dan mengkaji aspek ekologi sosial yang mendukung dan menghambat resiliensi masyarakat adat di Dusun Koa yang tinggal di kawasan rawan bencana Gunung Rokatenda di Kabupaten Sikka NTT Studi ini menunjukkan bahwa aspek ekologi sosial yang terdapat pada masyarakat adat sangat berpengaruh pada kerentanan dan kapasitas dalam menghadapi potensi ancaman letusan gunung api.

As one of the countries with the largest number of active volcanoes in the world Indonesia is at high risk of the threat of volcanic eruption Based on previous studies it was stated that nearly 60 of the total population living in 16 areas of active volcano in various islands of Indonesia People who live in the area of the volcano and still practice the traditional way of life considered as high risk community because it may affect their resilience to face the threat of disaster This study aims to analyze social ecological factors that contribute to resilience efforts toward sustainability of the community living in disaster prone area of Rokatenda Volcano in Palu 39 e Island This study applied a qualitative approach with qualitative descriptive method Social ecological systems theory in the perspective of resilience explains the complexity of the dynamic relationship between man and the environment especially in the indigenous communities whose life depend on natural resources The theory is applied in identifying the risks and analyzing social ecological aspects as supporting and hindering factors for community resilience in indigenous people of Koa who live in the disaster prone area of Mount Rokatenda This study showed that social ecological aspects existing in an indigenous community was highly influence the vulnerability and capacity of the community to face a potential threat of volcanic hazard."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: YJP Press, 2014
305 IFJ
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Aminda Dhianti
"ABSTRACT
Tulisan ini membahas tentang representasi perempuan berbahaya atau femme fatale sebagai bentuk kekerasan simbolik terhadap perempuan. Femme fatale menjadi sosok arketipe yang umum dalam berbagai aspek kehidupan manusia, mulai dari legenda, literatur, seni lukis hingga industri perfilman.Melalui metode analisis wacana, peneliti berusaha menjelaskan penggambaran femme fatale dalam ketiga film Indonesia, yaitu Kala, Pintu Terlarang dan Rumah Dara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggambaran merugikan akan perempuan sebagai femme fatale yang disubordinasi, dinaturalisasi dan dilanggengkan dalam industri kultural dapat menjadi bentuk kekerasan simbolik terhadap perempuan. Dominasi maskulin dan misrecognition menjadi elemen kunci dalam melahirkan kekerasan simbolik terhadap perempuan.

ABSTRACT
This article discusses the representation of dangerous women or femme fatales in films as a form of symbolic violence against women. Femme fatale has been a familiar and recurring archetype in society, across from myth, literature, painting and film industry. Through discourse analysis method, this research reveals the representation of femme fatales within 3 Indonesian films, ldquo Kala rdquo , ldquo Pintu Terlarang rdquo and ldquo Rumah Dara rdquo . The result of this thesis shows that the subordinated, naturalized and recurring harmful representation of femme fatale in cultural industry is a form of symbolic violence against women. Both masculine domination and misrecognition are key elements to produce symbolic violence against women."
2017
S69993
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggraini
"Kajian tentang femininitas masih relevan dalam kehidupan moderen. Karena konsepsi gender- bermanfaat bag i seseorang untuk menempatkan dirinya sesuai dengan tempatnya dalam kehidupan. Demikian kiranya "ideology? gender dapat bertahan mengatasi derasnya arus kebudayaan moderen yang telah menanamkan pengaruhnya hampir di seluruh belahan bumi.
Pendekatan folklor dalam penelitian ini didasari pada pemikiran bahwa folklor adalah Cermin Cara berpikir yang berisikan nilai-nilai dari masyarakat pendukungnya.
Bertolak dari konsep Clifford Geertr maka nilai? nilai berada dalam kehidupan seseorang melalui proses belajar secara turun menurun. Pembenaran terhadap nilai-nilai akan menjadi penggerak dalam batin yang mempengaruhi perilaku seseorang sehingga menyebabkannya memiliki kekhususan yang membedakannya dengan orang lain. Karena kebudayaan bersifat universal, melainkan spesifik.
Dalam masyarakat Rusia, wanita ibarat motushk Ells yang rela berkorban untuk anak-anaknya yang tak terkira banyaknya. Dalam karya-karya sastra Rusia abad kesembilan belas sifat-sifat feminin ' terlukis dalam diri isteri--isteri setia yaitu pada tokoh Tatyana dan isteri-isteri Dekabris.
Studi ini dilakukan terhadap wanita-wanita Rusia yang tinggal di Jakarta yaitu dalam lingkungan budaya yang berbeda. Dengan demikian maka manfaat penelitian adalah Untuk mengetahui sampai sejauh mana sifat budaya masih melekat, sementars suatu etnik telah meninggalkan batas budaya dan geografisnya? Sehubungan dengan ini maka Barth berpendapat bahwa sifat budaya dapat berlanjut, meskipun terjadi pembauran karena adanya status terdikotomi yaitu hubungan yang bersifat saling ketergantungan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Triastuti
"Tesis ini menelusuri bagaimana implikasi pengubahan yang dilakukan Disney dalam film animasi Mulan terhadap perempuan dan masyarakat Cina dengan menggunakan alat analisa semiotik Roland Barthes. Sistem bertingkat pada semiotik Barthes memperlihatkan bagaimana sebuah pesan yang sama, yaitu Mulan, dapat dilihat dari sisi yang berbeda. Menurut Disney, Mulan menjadi sebuah pesan tentang kepahlawanan seorang perempuan, karenanya Disney berani mengklaim bahwa Mulan dibuat dengan rasa keberpihakan kepada perempuan dan masyarakat non Barat.
Dilihat dari kerangka pemikiran feminisme dan mengacu pada perbedaan antara versi Cina dan versi Disney, film animasi Mulan menjadi sebuah pesan bahwa perempuan mengalami subordinasi yang bertingkat-tingkat. Subordinasi pertama terhadap perempuan terjadi ketika seseorang terlahir dengan jenis kelamin perempuan. Dengan bertopang pada mitos, masyarakat telah memberikan sekumpulan karakter pada perempuan yang mereka sebut sebagai karakter feminin. Masyarakat menjadikan karakter tersebut sebagai alasan yang kuat untuk menyebut perempuan sebagai mahluk yang subordinat dan menindas perempuan.
Subordinasi berikutnya terhadap perempuan terjadi ketika karakter feminin yang seolah menjadi karakter alamiah perempuan dilekatkan pada sesuatu (benda/orang/kelompok). Sehingga pada akhirnya apapun yang dinilai memiliki karakter feminin akan ditempatkan pada posisi yang subordinat dan mengalami penindasan. Karena mereka yang ingin berkuasa atas sesuatu pada akhirnya menggunakan cara-cara yang sama dengan cara-cara yang digunakan laki-laki untuk menguasai perempuan. Melalui pendekatan etnografis, saya menemui bahwa di tingkat penonton terdapat tiga kelompok berkenaan dengan makna yang mereka berikan terhadap Mulan: yaitu kelompok lover, kelompok ironist serta kelompok hater."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11970
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Latifa Soetrisno
"ABSTRAK
Tesis ini merupakan sebuah analisa atas kasus-kasus kekerasan yang dilakukan suami tehadap istrinya. Pengangkatan tema kekerasan terhadap istri ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa meskipun kekerasan terhadap istri merupakan persoalan yang sangat kompleks, namun di kalangan masyarakat luas masih sedikit orang yang menaruh perhatian dan menganggap penting persoalan ini. Berdasarkan 171 kasus (dikumpulkan dari kasus-kasus, yang ditangani oleh sebuah Lembaga Konsultasi Perkawinan di Jakarta, tahun 1992 s.d. 1996) penelitian ini bertujuan memperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai hal-hal yang berkaitan dengan tindak kekerasan terhadap perempuan (untuk kasus ini adalah para istri), yang ditelaah dengan perspektif feminis.
Masalah yang diangkat dalam penelitian ini mencakup tiga hal, pertama bagaimana gambaran mengenai kekerasan yang dialami oleh para istri yang menjadi korban. Untuk mendapatkan gambaran tersebut informasi yang dikumpulkan adalah sebagai berikut: a) Deskripsi tentang jenis-jenis kekerasan; b) Darnpak dari tindakan kekerasan tersebut; c) Frekuensi kekerasan; d) Diskripsi mengenai proses terjadinya tindak kekerasan. Penelitian ini juga mengangkat latar belakang terjadinya tindak kekerasan menurut sudut pandang korbanlistri dan pelaku kekerasan/suami serta mencoba meninjau masalah kekerasan dari perspektif feminis. Penjabaran masalah ini diangkat berdasarkan asumsi bahwa masih relatif sedikit studi yang mencoba mengungkapkan kuantitas dan kualitas kekerasan yang dihadapi perempuan dalam konteks keluarga.
Untuk mencapai tujuan penelitian tersebut maka dilakukan analisis isi atas data yang telah dikumpulkan. Berdasarkan analisa atas kasus-kasus tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: bahwa secara umum dapat dikatakan bahwa kekerasan menimpa pasangan suami-istri dari berbagai lapisan sosial ekonomi. Karakteristik istri maupun suami juga sangat bervariasi. Baik suami maupun istri menjalankan berbagai profesi dan menduduki berbagai jabatan serta sebagian besar berpendidikan tinggi (tingkat SMA ke atas).
Berdasarkan kasus-kasus kekerasan ini terungkap berbagai jenis kekerasan yang dilakukan suami terhadap istrinya, yaitu tindak kekerasan fisik, verbal dan seksual. Tindakan suami tidak hanya berdampak secara fisik (seperti meninggalkan bekas memar, biru, berdarah, dan sebagainya) tetapi juga berdampak secara psikologis. Apabila ditinjau dari segi frekuensi, maka teridentifikasi dari 171 kasus terdapat 118 kasus yang mengungkapkan bahwa istri sering mengalami tindak kekerasan.
Berdasarkan hasil pengamatan lebih dalam terhadap kasus kekerasan ini maka diketahui bahwa sebagian besar tindak kekerasan sudah dimulai sejak awal perkawinan dan umumnya sebelum tindak kekerasan terjadi diawali terlebih dahulu dengan pertengkaran-pertengkaran. Menurut sudut pandang istri ada beberapa hal (yang menonjol) yang menjadi pemicu kekerasan, yaitu 1) adanya orang `ketiga' dalam perkawinan, 2) hal-hal yang berkaitan dengan tanggung jawab suami, 3) istri tidak menuruti kehendak suami, 4) istri tidak menanggapi perkataan suami, 5) suami mempunyai `kepribadian aneh' dan karena sebab lainnya. Sementara menurut sudut pandang suami, hal yang memotivasi mereka untuk melakukan tindak kekerasan adalah: 1) istri "cerewet"; 2) ingin "mendidik" istri; 3) karena istri menyeleweng, 4) karena istri bersikap kasar pada suami, 5) istri diam saja bila ditanya suami; 6) suami mengaku `khilaf.
Apabila ditinjau dari sudut pandang feminis, maka dapat dikatakan bahwa berbagai tindak kekerasan terhadap istri merupakan cermin adanya ketidaksetaraan kekuasaan antara laki-laki dan perempuan. Tindak kekerasan diyakini menjadi timbul bukan semata-mata karena adanya penyimpangan kepribadian akan tetapi karena adanya norma-norma atau nilai-nilai yang memberikan penghargaan lebih kepada kaum lelaki. Sehingga kaum laki-laki memiliki hak untuk mengontrol, termasuk mendominasi, segala hal yang berkaitan dengan hubungan antara laki dan perempuan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tindak kekerasan merupakan bagian dari tatanan sosial yang mentoleransi dominasi/kontrol suami terhadap istri.
Dalam kenyataan, adanya nilai-nilai yang sangat merendahkan perempuan tersebut telah terinternalisasi sedemikian kuat dalam benak istri sebagai korban kekerasan tersebut. Tidak jarang para istri tersebut menampilkan sikap `rnendua' yaitu di satu sisi mereka merasa sangat menderita, takut dan terancam jiwanya tetapi di pihak lainnya mereka tampak berusaha untuk memaharni, menerima bahkan acapkali menyalahkan diri sendiri (self-blame) atas timbulnya kekerasan. Dengan mengadopsi sikap yang demikian dapatlah dipahami apabila korban kekerasan mengembangkan pemahaman yang keliru tentang banyak hal.
Dalam upaya mencegah sekaligus menghilangkan atau sekurang-kurangnya mengurangi tindak kekerasan terhadap para istri, suatu pendekatan yang terintegrasi baik' dari segi pendidikan, hukum maupun dari segi jasa pelayanan/penanganan sangatlah diperlukan."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>