Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 28591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hajriyanto Y. Thohari
"Dinamika kebudayaan bangsa Indonesia paskakolonial dapat dikatakan berjalan lamban. Masalah masalah yang diwarisi setelah proklamasi kemerdekaan tidak tertuntaskan sepenuhnya, seperti keterbelakangan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi. Akar persoalannya terletak pada proses akulturasi yang tidak tuntas. Ini berbeda dengan masamasa kekuasaan Hindu dan Islam, di mana masyarakat Nusantara mampu melakukan akulturasi kebudayaan secara cepat. Kehadiran Hindu dan Islam mampu mengubah wajah kebudayaan Nusantara dan menggesernya dari era pra sejarah ke masa sejarah. Berkat akulturasi maka terjadilah lompatan tinggi kebudayaan. Dengan melihat perjalanan sejarah ini kita dapat menentukan strategi budaya yang tepat dalam rangka membangun masa depan bangsa. Dibutuhkan sikap mental yang terbuka, mau menerima kebudayaan Barat tertentu yang tidak menghapus identitas Nusantara. Proses untuk itu disebut dengan akulturasi kebudayaan. Akulturasi kebudayaan terbukti ampuh meningkatkan kualitas kebudayaan Nusantara, mampu membangkitkan kedaulatan bangsa, dan mampu membuktikan adanya transformasi kebudayaan dari yang sederhana menjadi lebih kompleks. Hal itu terbukti ketika masyarakat Nusantara dengan lapang dada menerima kebudayaan Hindu dan Islam."
Jakarta: Lembaga Pangkajian MPR RI, 2018
342 JKTN 008 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Peursen, Cornelis Anthonie van, 1920-
Yogyakarta: Kanisius, 1984
306.4 PEU
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"The importance of Antonio Gramsci’s work for postcolonial studies can hardly be exaggerated, and in this volume, contributors situate Gramsci's work in the vast and complex oeuvre of postcolonial studies. Specifically, this book endeavors to reassess the impact on postcolonial studies of the central role assigned by Gramsci to culture and literature in the formation of a truly revolutionary idea of the national—a notion that has profoundly shaped the thinking of both Frantz Fanon and Edward Said. Gramsci, as Iain Chambers has argued, has been instrumental in helping scholars rethink their understanding of historical, political, and cultural struggle by substituting the relationship between tradition and modernity with that of subaltern versus hegemonic parts of the world. Combining theoretical reflections and re-interpretations of Gramsci, the scholars in this collection present comparative geo-cultural perspectives on the meaning of the subaltern, passive revolution, hegemony, and the concept of national-popular culture in order to chart out a political map of the postcolonial through the central focus on Gramsci."
New York: Routledge, 2011
e20497275
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 1987
306 EVA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan. Departemen Luar Negeri , 1985
306.095 9 KEB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Robinson, James H.
Djakarta: Endang, 1956
301.451 ROB t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lianawaty Husen
"Tesis ini beriudul GAGASAN THOREAU : PENGHAYATAN ALAM SEBAGAI KENDALI KESELARASAN ANTARA KEMAJUAN MATERIAL DAN NILAI-NILAI SPIRITUAL. Gagasan ini merupakan salah satu pemikiran Henry David Thoreau. Thoreau ialah pecinta alam. sastrawan, pemikir, dan pengikut ajaran Transendentalisme di Amerika pada abad 19. Ia hidup dari tahun 1817 hingga tahun 1862 dan banyak menulis gagasan bertemakan alam.
Tesis ini membahas pemikiran Thoreau tentang hubungan manusia dengan alam. Tesis ini membahas pandangannya mengenai hakikat hidup manusia yang bertolak dari pemahaman alam. Menurut Thoreau, pada dasarnya kehidupan manusia sama dengan kehidupan alam. Jika seseorang dapat memahami hakikat alam raya, maka ia akan merasakan kehidupan yang berarti. Ia pun mampu memelihara keseimbangan antara kesenangan material dengan keutuhan nilai-nilai spiritual dalam hidupnya.
Thoreau mengemukakan gagasan di atas dalam usahanya menolong masyarakat Amerika melepaskan diri dari gejala hidup materialistis, konsumtif, dan mekanisme hidup seperti "mesin". Gagasan ini muncul setelah ia mengamati kecenderungan terjebaknya masyarakat Amerika pada ketiga gejala tersebut, sebagai akibat dampak negatif Revolusi Industri.
A. Latar Belakang Masalah
Minat saya membahas tesis ini muncul setelah saya membaca dan mempelajari karya sastra David Henry Thoreau. Beberapa di antaranya mencerminkan kritik--kritik social terhadap pola hidup masyarakat Amerika di abad 19. Kritik-kritiknya tercermin dalam karya-karyanya: Natural History of Massachusetts (1943), Civil Disobedience (1949), Walden: Life in the Woods (1954), dan "Life without Principle" (-1963), kumpulan esei dan jurnal-jurnal.
Pertanyaan saya muncul, mengapa ia begitu gencar mengeritik gaya hidup masyarakat Amerika pada waktu itu. Kritiknya menunjukkan bahwa masyarakat ini hidup makmur, namun di balik kemakmuran, terselubung kehidupan spiritual yang tertekan. Tekanan ini terjadi sebagai akibat pengaruh buruk pola hidup materialistic, konsumtif, dan mekanisme hidup seperti "mesin".
Setelah ditelusuri penyebabnya, ternyata gejala-gejala tersebut di atas berkaitan dengan Revolusi Industri yang berlangsung di Amerika dari awal hingga akhir abad 119. Ternyata, perkembangan industri yang amat pesat bukan hanya memberikan kemajuan gemilang bagi Amerika, namun pula memberikan dampak negatif terhadap gaya hidup masyarakat Amerika seperti tersebut di atas.
Untuk mengatasi dampak negatif tersebut, Thoreau mempunyai gagasan "kembali ke alam" atau back to nature. Menurut hemat saya, gagasan ini amat unik. Gagasan ini nampak seolah-oiah menghimbau Masyarakat Amerika yang sedang menikmati kemakmuran agar hidup kembali ke alam kehidupan "primitif". Kehidupan "primitif" yang dimaksud ialah kehidupan seperti di zaman purba kala yakni di waktu manusia hidup masih dekat dengan alam, masih murni, serta belum tersentuh oleh ekses peradaban dan tehnik modern (Peursen, 1976 : 35). Selain hidup dekat dengan alam dan masih murni, biasanya masyarakat primitif masih bersikap konservatif dan anti terhadap inovasi dan reformasi (Richardson Jr., 1986: 108). Pemikiran Thoreau ini nampak bukan mendukung kemajuan Amerika, namun sebaliknya menghalangi" bangsa Amerika menjadi bangsa yang maju dan modern. Sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan. Apa sebenarnya yang ia maksudkan dengan "kembali ke alam" atau back to nature itu? Mengapa ia memilih cara unik semacam itu? Bagaimana dan apa yang ingin ia capai dengan cara itu dalam usahanya menolong masyarakat Amerika terlepas dari gaya hidup materialistic. konsumtif, dan kaku seperti "mesin"? Pertanyaan-pertanyaan inilah yang menimhulkan minat saya untuk membahas dan mencari inti pemikiran Thoreau.
Gagasan apa sebenarnya yang ingin ia kemukakan dalam usahanya menolong masyarakat Amerika terlepas dari ketiga pola hidup tersebut, dan bagaimana cara mencapai tujuan- tersebut?."
Depok: Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denpasar: Lembaga Penelitian Universitas Udayana,
300 DIKE
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
M. Suprihadi Sastrosupono
Bandung: Alumni, 1982
306 SUP m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Saini K. M., 1938-
Bandung: Klier, 2004
306.6 SAI k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>