Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65510 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoyo Wiramiharja
"ABSTRAK
Kecamatan Kumpeh Ulu merupakan kawasan minapolitan di Kabupaten Muaro Jambi dengan komoditas utama ikan patin. Penelitian ini bertujuan menganalisis status keberlanjutan dimensi ekologi budidaya ikan patin dalam pengembangan kawasan minapolitan. Lokasi penelitian di Desa Pudak, Kota Karang, dan Lopak Alai. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, wawancara, dan observasi lapangan. Populasi penelitian adalah pembudidaya di Kecamatan Kumpeh Ulu. Responden ditentukan secara acak (simple random sampling), yang berjumlah 48 orang. Analisis data menggunakan multidimensional scaling (MDS) dengan perangkat Rap-Patin, hasil modifikasi dari program RAPFISH. Hasil analisis terhadap sembilan atribut diperoleh nilai indeks sebesar 55,40 dan atribut yang paling sensitif adalah pengolahan limbah budidaya. Status keberlanjutan dimensi ekologi yang dihasilkan adalah "cukup berkelanjutan". Perbaikan nilai indeks dan status keberlanjutan dilakukan dengan peningkatan kapasitas pengolahan limbah budidaya."
Tangerang: Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Terbuka, 2018
600 JMSTUT 19:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yestha Jwalita
"Telah dilakukan penelitian pengaruh pemberian pakan buatan yang mengandung tepung pupa lalat Calliphoridae terhadap performan ikan patin bangkok di Loka Riset Budidaya Ikan Hias Air Tawar. Penelitian dilakukan menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan berupa pemberian pakan A, B, dan C pada ikan patin bangkok berbobot 2,5 g. Pakan A adalah pakan yang mengandung 100% protein tepung ikan, pakan B adalah pakan yang kandungan 50% protein tepung ikan dari bahan pakan A diganti dengan protein tepung pupa lalat Calliphoridae (50% protein tepung pupa), pakan C adalah pakan yang mengandung 100% protein tepung pupa lalat Calliphoridae.
Pemberian pakan harian sebanyak 5% dari biomassa ikan per akuarium. Frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari selama 28 hari. Faktor lingkungan yang diamati adalah suhu, pH, DO, dan ammonia. Performan yang diukur adalah sintasan, laju pertumbuhan, konversi pakan, dan retensi protein. Hasil uji ANOVA menunjukkan pakan yang mengandung 50% dan 100% protein tepung pupa lalat Calliphoridae berpengaruh terhadap laju pertumbuhan, konversi pakan, dan retensi protein. Hasil uji Duncan menunjukkan pengaruh kedua pakan tersebut signifikan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31464
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Penelitian kriopreservasi spermatozoa ikan patin albino bertujuan untuk menganalisis ultrastruktur, fisiologi, dan molekuler spermatozoa ikan patin albino pasca kriopreservasi. Kriopreservasi dilakukan pada suhu -80°C selama 14 hari menggunakan kombinasi krioprotektan intraseluler yaitu metanol 10% dan krioprotektan ekstraseluler yaitu susu skim. Hasil ultrastruktur spermatozoa menunjukkan bahwa pada spermatozoa segar bagian membran sel kepala, mid piece, dan bagian flagel masih dalam kondisi utuh dan baik. Ultrastruktur spermatozoa pasca ekuilibrasi nampak ada perbesaran lebar dan panjang kepala spermatozoa dibandingkan spermatozoa segar, walaupun secara struktur masih tampak utuh. Ultrastruktur spermatozoa pasca pencairan tampak terjadi kerusakan membran bagian kepala dan flagel. Hasil pengukuran morfometri spermatozoa menunjukkan adanya peningkatan lebar kepala spermatozoa yaitu 1,59 µm pada spermatozoa segar menjadi 1,97 µm pada spermatozoa pasca ekuilibrasi dan 2,40 µm pada spermatozoa pasca pencairan. Demikian pula, terdapat perubahan panjang kepala spermatozoa yaitu 3,70 µm pada spermatozoa segar menjadi 3,81 µm pada spermatozoa pasca ekuilibrasi, dan 3,90 µm pada spermatozoa pasca pencairan. Analisis viabilitas spermatozoa didapatkan penurunan viabilitas spermatozoa pasca pencairan (61±2,30%) dibandingkan spermatozoa segar (92±0,58%) dan spermatozoa pasca ekuilibrasi (80±3,51%). Analisis fisiologi spermatozoa didapatkan penurunan fungsi mitokondria pada spermatozoa pasca ekuilibrasi (57±7%) dan spermatozoa pasca pencairan (42±3,2%) dibandingkan spermatozoa segar (98±2%). Analisis motilitas spermatozoa menunjukkan penurunan motilitas spermatozoa pasca ekuilibrasi (79±4,5%) dan spermatozoa pasca pencairan (30±3,2%) dibandingkan spermatozoa segar (87±1,5%). Penetasan telur pasca 24 jam fertilisasi pada perlakukan spermatozoa pasca ekuilibrasi didapatkan hasil lebih tinggi (64±17%) dibandingkan spermatozoa segar (38±4%), sedangkan spermatozoa pasca pencairan tidak ditemukan ada penetasan telur. Analisis molekular spermatozoa pada gen CO1 dan SOD2 didapatkan jumlah lesi gen SOD2 spermatozoa pasca ekuilibrasi yaitu 15,83 lesi / 10 kb dan spermatozoa pasca pencairan yaitu 17,14 lesi / 10 kb. Lesi gen CO1 pada spermatozoa pasca ekuilibrasi yaitu 9,24 lesi / 10 kb dan spermatozoa pasca pencairan yaitu 10,26 lesi / 10 kb. Sehingga disimpulkan kriopreservasi spermatozoa berpengaruh terhadap ultrastruktur, fisiologi, dan molekuler spermatozoa ikan patin albino.

Research of cryopreservation on albino Pangasius catfish spermatozoa aims to analyze about ultrastructure, physiology, and molecular spermatozoa of albino Pangasius catfish post cryopreservation. Cryopreservation was carried out at -80°C for 14 days using a combination of intracellular cryoprotectants which is 10% methanol and extracellular cryoprotectant which is skim milk. The results of the spermatozoa ultrastructure showed that the cell membrane of the spermatozoa head, the midpiece, and the flagellum of fresh spermatozoa were still intact and good. The spermatozoa ultrastructure after post equilibration, shown enlargement of the head width and length compared to the fresh spermatozoa, although structurally were still intact. The ultrastructure of frozen-thawed spermatozoa, appeared a membrane damage at the head and flagellum. The results of spermatozoa morphometric measurements showed an increase at the head width of spermatozoa from 1.59 µm in fresh spermatozoa to 1.97 µm in post-equilibration spermatozoa and 2.40 µm in frozen-thawed spermatozoa. Similarly, there was an increase in the head length of spermatozoa, from 3.70 µm in fresh spermatozoa, to 3.81 µm in post-equilibration spermatozoa, and 3.90 µm in frozen-thawed spermatozoa. The viability analysis showed a decrease of frozen-thawed spermatozoa viability (61±2.30%) compared to fresh spermatozoa (92±0.58%) and post-equilibration spermatozoa (80±3.51%). The analysis physiology of spermatozoa showed a decrease in mitochondrial function in post equilibration spermatozoa (57±7%) and frozen-thawed spermatozoa (42±3.2%) compared to fresh spermatozoa (98±2%). The analysis of motility of spermatozoa showed a decrease in post equilibration spermatozoa (79±4.5%) and frozen-thawed spermatozoa (30±3.2%) compared to fresh spermatozoa (87±1.5%). Egg hatching after 24 hours of fertilization for the post-equilibration spermatozoa was higher (64±17%) than fresh spermatozoa (38±4%), whereas frozen-thawed spermatozoa were not hatched. The analysis of molecular on CO1 and SOD2 genes obtained the number of gene lesions in the spermatozoa SOD2 gene after equilibration were 15.83 lesions/10 kb and frozen-thawed were 17.14 lesions/10 kb. The CO1 gene lesions in post-equilibration spermatozoa were 9.24 lesions/10 kb, while the CO1 gene lesions in frozen-thawed spermatozoa were 10.26 lesions/10 kb. It can be concluded that there is an effect of cryopreservation on ultrastructure, physiology, and molecular in spermatozoa of albino Pangasius catfish."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Yulinda
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai kebijakan Pemerintah Daerah
Kabupaten Bogor terkait dengan spending policy untuk mendukung terciptanya akselerasi kawasan minapolitan berbasis budidaya ikan lele di Kabupaten Bogor serta upaya untuk mengatasi kendala-kendala yang dihadapi para pembudidaya ikan lele di Desa Putat Nutug, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor selama berjalannya program ini. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah pengalokasian DAK dan APBD Kabupaten Bogor yang
memperlambat terciptanya akselerasi kawasan minapolitan Kabupaten Bogor karena kurangnya anggaran dan penurunan anggaran dari tahun 2011 ke tahun 2012.

ABSTRACT
This research discuss about Government Of Bogor Regency's Policy
which is related to spending policy for support the creation of acceleration minapolitan's area based on catfish cultivation in Bogor Regency and solution to finishing many problems which is faced by many catfish cultivators in Putat Nutug Village, Ciseeng Subdistrict, Bogor Regency and Governmet of Bogor Regency during this program. A method of this research that is used are an interview and the study of literature The results of this research are the allocation of DAK and
APBD which is delay the creation of acceleration minapolitan's area in Bogor Regency because lack of budget and decreasing of budget from years of 2011 to 2012.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aliya Savitri
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai perencanaan pengembangan kawasan
minapolitan di Kabupaten Sukabumi, dimana kawasan minapolitan masih belum
optimal karena masyarakat nelayan yang masih banyak miskin. Penelitian ini
digunakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara
mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perencanaan secara menyeluruh dibuat dalam dokumen perencanaan masterplan
yang melibatkan pihak Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah
Kabupaten, Swasta, dan masyarakat dan menunjukkan adanya koordinasi vertikal
dan horizontal dalam perencanaannya. Terdapat permasalah dalam perencanaan
tersebut yaitu partisipasi masyarakat nelayan khusunya nelayan buruh yang masih
kurang dan terdapat ketidaksesuaian terkait dengan rencana pembangunan jalan
tol Jakata ? Bogor ? Ciawi dan Palabuhanratu. Pengembangan yang dilakukan
mengarah pada industrialisasi dengan pembangunan melalui zona inti dan zona
pendukung. Namun pembangunan masih belum maksimal karena masih terdapat
kendala seperti infrastruktur yang belum maksimal, akses peminjaman modal
yang masih sulit dan budaya masyarakat nelayan yang tidak disiplin

ABSTRACT
This paper discusses about the development planning of Minapolitan area in
Sukabumi, which Minapolitan still not optimal because many fishermen are still
poor. This study uses a qualitative approach with in-depth interviews and
literature study. The results showed that the plans are made in the master plan
which involves the central government, provincial government, local government,
private, and society. it shows that there are vertical and horizontal coordination in
planning. There are problems in the planning that is about participation of
fishermen is still less, especially fishermen who work to other fishermen and there
is a mismatch between the master plan and the RTRW of provincial and district
related to the plan construction of toll roads Jakata - Bogor - Ciawi and
Palabuhanratu. Development conducted with a focus on industrialization, with
the construction of the core zone and the supporting zone. But development is still
not maximal because there is some constraints like infrastructure is still not
maximal, access to capital lending is still difficult and fishermans culture
undisciplined"
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Ikan Patin Siam (Pangasianodon hypopthalmus) adalah salah satu ikan air tawar potensial yang memijah hanya pada musim penghujan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan percepatan rematurisasi gonad. Ikan Patin Siam betina yang digunakan telah dipijahkan sebelumnya dan berjumlah 24 ekor; berumur 3,5 tahun, dengan berat 1.200-2.500 g yang dipelihara di hapa berukuran 6m x 3 m x 1,5 m. penelitian ini menggunakan rancangan faktorial yang terdiri atas 3 level dosis PMSG (Pregnant Mare Serum Gonadotropin) dan 2 level dosis AD (Antidopamin) jenis domperidon. Tiap perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PMSG 10 IU/kg berat ikan + AD 0,01 mg/kg berat ikan merupakan kombinasi terbaik dalam merematurisasi gonad ikan Patin Siam yang ditunjukkan dari meningkatnya laju pertumbuhan spesifik, konsentrasi hormon estradiol, indeks hepatosomatik, indeks gonadosomatik, diameter telur, dan persentase induk matang gonad ikan uji dalam 42 hari.
"
OLDI 39:3 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Gelatin kulit ikan patin Siam (Pangasius hypophthalmus) telah dihasilkan oleh Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan. Untuk mengetahui tingkat keamanan produk, telah dilakukan uji toksisitas subkronik dari gelatin kulit ikan patin Siam secara in vivo terhadap hewan uji mencit (Mus musculus). Sebanyak 72 mencit jantan dengan berat 20-30 9 dibagi dalam 4 kelompok dan diberi perlakuan pakan gelatin secara oral dengan menggunakan sonde. Dosis yang diberikan adalah 0 (kontrol negatif); 1,5; 3; dan 6persen atau setara dengan 0, 12, 24, dan 48 mg/g bb mencit. Pemberian bahan uji dilakukan setiap hari selama 4 minggu yang dilanjutkan dengan masa pemulihan (recovery) selama 2 minggu. Pengamatan dilakukan terhadap kondisi serum darah, yaitu Glutamic Oxaloacetic Transaminase (GOT), Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT), kreatinin, albumin, dan Blood Urea Nitrogen (BUN) serta tingkat kerusakan organ target (hati, ginjal, dan lambung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian gelatin pada dosis 48 mg/g bb mencit berpengaruh pada kadar GOT setelah minggu ke-2 perlakuan. Selain itu tidak terdapat pengaruh pemberian gelatin terhadap kerusakan organ target dari kelompok perlakuan dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif."
620 JPBK 6:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"The government of Situbondo Regency has not decided the location of the agropolitan development. In this regard, a study on livestock-based regional sustainability development is necessary before the implementation of the agropolitan program This study aims to analyze the sustainability index and the status of Situbondo area through five dimensions of sustainability. The study used a Multidimensional Scaling analysis (MDS) method called Rap-BANGKAPET and the results are shown in the form of sustainability index and status. The Leverage and Monte Carlo analyses were used to determine the attributes that sensitively affect the index and the status of sustainability and its impact. Sustainability analysis indicate that the ecological dimension is less sustainable (46.50%), economic dimention is sufficiently sustainable (69.53%), social and cultural dimensions is also sufficiently sustainable (55.14%), infrastructure and technology dimensions are at low level of sustainability (45.48%), and similarly at low level of sustainability for legal and institutional dimensions (47.46%). Of the 73 attributes, 24 of these attributes require direct treatment immediately because of its sensitive effect on sustainability index and status (significant at 95% of confidence level). The study suggests a progressive-optimistic scenario to improve the sustainability of the future status (long term) with overall improvement of sensitive attributes."
JAE 27:2 (2009)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Azlaini Yus
"ABSTRAK Gelatin yang ada di pasaran mayoritas berasal dari babi dan sapi. Bahan baku pembuatan gelatin dari sumber lain terus diteliti karena erat kaitannya dengan kehalalan produk. Saat ini gelatin dari ikan merupakan salah satu alternatif pada pembuatan gelatin. Pangasius hypophthalmus adalah jenis ikan patin yang dikembangkan di Kabupaten Kampar Provinsi Riau dan kulit ikan patin ini dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku pada pembuatan gelatin. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gelatin hasil ekstraksi dari kulit ikan patin, memperoleh hasil karakterisasi gelatin tersebut, mengidentifikasi marker pada gelatin, dan membuat serta melakukan pengujian lapisan film dari gelatin ikan patin. Proses ekstraksi yang dilakukan adalah proses asam dan basa. Karakterisasi yang dilakukan meliputi perhitungan nilai rendemen, uji organoleptis, kadar air, pH, kadar abu, viskositas, kekuatan gel, dan analisis profil tekstur menggunakan texture analyzer. Kadar protein dilakukan dengan metode Kjeldahl dan kadar asam amino menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT . Identifikasi marker menggunakan metode LC-QTOF-MS/MS dan pembuatan lapisan film dengan cara casting basah. Karakterisasi gelatin ikan patin dengan proses asam memberikan hasil sebagai berikut: rendemen 14,94 , kadar air 9,80 , pH 5,14 , kadar abu 0,19 , viskositas 3,12 cP , kadar protein 97,71 , dan kadar asam amino tertinggi yaitu glisin = 16,90 , prolin = 11,08 , asam glutamat = 9,10 . Hasil karakterisasi gelatin dengan proses basa: rendemen 14,30 , kadar air 7,25 , pH 5,35 , kadar abu 1,54 , viskositas 5,35 cP , kekuatan gel 141,5 g , kadar protein 91,92 , kadar asam amino paling banyak yaitu glisin = 18,15 , prolin = 12,30 , asam glutamat = 10,73 . Gelatin ikan patin melalui proses basa menunjukkan sifat yang lebih baik daripada proses asam, karena memiliki nilai kekuatan gel yang lebih besar dibandingkan proses asam. Marker gelatin ikan patin adalah fragmen dengan nilai m/z 494,5669, marker gelatin sapi yaitu fragmen dengan m/z 232,1410, dan marker gelatin babi adalah fragmen dengan m/z 244,1303. Gelatin dari kulit ikan patin dapat membentuk lapisan film.

ABSTRACT Gelatin in the majority market comes from pigs and cows. The raw material of gelatin manufacture from other sources continue to be studied because it closely related with halal product. Currently gelatin from fish is an alternative to gelatin production. Pangasius hypophthalmus is a catfish species developed in Kampar Regency of Riau Province and the skin can be used as raw material source in gelatin production. This study aims to obtain gelatin from catfish skin and characterized that gelatin, identification of marker of gelatin, casting and to evaluate film from catfish gelatin. Extraction using acid and alkaline pretreatment. Characterization includes calculation of rendement value, organoleptic test, moisture content, pH, ash content, viscosity, gel strength, and texture profile analysis using texture analyzer. Protein content with Kjeldahl method and analysis amino acid using High Performance Liquid Chromatography HPLC . Identification of marker using LC QTOF MS MS and film with wet casting. Characterization of catfish gelatin with acid process gives the following results rendement 14.94 , water content 9.80 , pH 5.14 , ash 0.19 , viscosity 3.12 cP , protein content 97.71 , and highest amino acids, glycine 16.90 , proline 11.08 , glutamic acid 9.10 . The result of gelatin characterization with alkaline process rendement 14.30 , water content 7.25 , pH 5.35 , ash content 1.54 , viscosity 5.35 cP , gel strength 141.5 g , protein content 91.92 , the highest amino acid content is glycine 18.15 , proline 12.30 , glutamic acid 10.73 . Catfish gelatin through alkaline pretreatment exhibits better properties than acid pretreatment, because it has a greater gel strength. Marker of catfish gelatin have m z 494.5669, marker of bovine gelatin have m z 232.1410, and marker of porcine gelatin have m z 244.1303. Catfish gelatin formed a film."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T52051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Soeseno
Jakarta: Gramedia, 1983
R 639.5 SLA b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>