Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217588 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rianta Pratiwi
"ABSTRACT
Crustaceans are one of the most species invertebrates in coral reefs, comprising approximately 20 percent of all intervetebrate species. This taxa often found clearly living in coral communities. The order Decapoda is the most common crustaceans observed the coral reefs due their relatively large size and having bright colours. In addition, decapods contribute in the enviromental balance and having important roles in coral reef ecosystem such as defending live coral from predators and helping growth of corals."
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Inisiatif Indonesia yang disampaikan pada KTT APEC ke 15 di Sydney adalah merupakan langkah yang tepat, sebab secara geografis perairan laut Indonesia terletak di daerah tropis yang kaya akan jenis hayati, termasuk terumbu karang (coral reef) dan kebetulan terletak di pusat terumbu karang dunia yang kita sebut sebagai The Coral Triangle yang memiliki keanekaragaman tertinggi di dunia
"
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wapalley, Lydia Ingeline
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31362
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mangunsong, Farma
"Kepulauan Seribu memiliki kekayaan alam berupa terumbu karang, ikan karang, dan biota laut yang satu sama lain saling berinteraksi. Penduduk di Kepulauan Seribu sangat bergantung pada sumber daya terumbu karang ini. Terumbu karang sangat erat kaitannya dengan perikanan karena apabila terumbu karang terpeithara maka jumlah ikan dan biota laut lainnya akan melimpah. Nelayan tangkap konsumsi, sebagai salah satu pekerjaan yang sangat berhubungan dengan terumbu karang, memperoleh manfaat ekonomi dalam bentuk sumber mata pencaharian dan sumber pendapatan. Tidak hanya nelayan, semua penduduk juga memperoleh manfaaf dari keberadaan terumbu karang berupa sumber protein dan materi lain yang langsung dikonsumsi, sumber pendapalan rumah tangga dan penyerap tenaga kerja. Sayangnya, berdasarkan penelitian para ahli, kondisi terumbu karang di Kepulauan Seribu cenderung memburuk yaisg disebabkan oleh faktor manusia dan alamiah.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui persepsi masyarakat Kepulauan Seribu tentang kondisi terumbu karang dan faktor berpengaruh apa saja yang mempengaruhinya. Berdasarkan hasil regresi, lokasi tempal tinggal, usia, pendidikan, lama tinggal, sumber pendapatan utama rumah tanggan dan kondisi terumbu karang di pulau terdekat memiliki hubungan yang signifikan dengan persepsi masyarakat."
2006
JEPI-VII-01-Juli2006-27
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Toni
"Pengambilan data penelitian tentang perbandingan struktur komunitas karang batu di lereng terumbu Pulau Pramuka dan Pulau Penjaliran Timur, Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKS) telah dilakukan pada bulan Juni 2008. Penentuan stasiun penelitian dilakukan dengan cara haphazard selection. Penentuan jumlah unit kuadrat minimum di kedua lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode sampling dua tahap. Pengambilan data karang batu dengan menggunakan metode visual quadrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah marga karang batu yang ditemukan di P. Pramuka sebanyak 14 marga yang termasuk ke dalam 7 famili, sedangkan 20 marga yang termasuk 10 famili terdapat di P. Penjaliran Timur. Acropora adalah karang batu utama penyusun ekosistem terumbu karang di P. Pramuka dan P. Penjaliran Timur karena memiliki Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi, yaitu sebesar 86, 10% dan 58, 63%. Indeks keanekaragaman, kemerataan, dan dominansi marga karang batu di P. Pramuka dan P. Penjaliran Timur berturut-turut adalah1,93; 0,73; dan 0,18, sedangkan di P. Penjaliran Timur sebesar 2,14; 0,71; dan 0,26. Tingkat kesamaan marga karang batu di P. Pramuka dan P. Penjaliran Timur, yaitu 75%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S31508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhad Yozarius
"Pengelolaan ekosistem terumbu karang membutuhkan pemahaman yang akurat dari pemangku kepentingan sehingga dapat tercapainya tujuan perlindungan ekosistem dan pemanfaatannya secara lestari. Fokus penelitian dalam tesis ini adalah analisis perbedaan dan persamaan perhatian dari berbagai pemangku kepentingan pengelolaan ekosistem terumbu karang di Kelurahan Pulau Panggang. Analisis pemangku kepentingan sekurang-kurangnya dapat memberikan jawaban siapa yang harus dilibatkan dalam pengelolaan dan kenapa mereka harus dilibatkan. Pengelolaan terumbu karang di Kelurahan Pulau Panggang melibatkan 26 pemangku kepentingan. Sebanyak 24 diantaranya adalah pemangku kepentingan kunci. Permasalahan keuntungan finansial menjadi perhatian sebagian besar pemangku kepentingan. Konsep keberlanjutan lebih dapat diterima oleh pemangku kepentingan pengelolaan terumbu karang dibandingkan dengan konsep konservasi."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T32869
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Budhi Baskoro Adhi
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
S7678
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mansur Afifi
"Abstract
Destructive behavior to coral reef ecosystem should not exist if community realize the importance value of the existence of coral reefs, have adequate source for livelihood and an obedience to God Almighty. The purpose of this study is to analyze the influence of religious ritual performing (religiousness), social and economic conditions of society on destructive manner of community to coral reefs. The data collected are analyzed quantitatively using structural equation model (SEM) using the method of Partial Least Square (PLS). The result findings show that the destructive behavior of the community to coral reef is not influenced by the piety of the people in performing ritual worship. The more devout people in performing ritual worship behavior does not necessarily make them more friendly to the environment, particularly coral reef ecosystems. The destructive behavior of the community to coral reef is also not influenced by their social conditions. The higher level of community's education does not necessarily make them more concerned about the environment. The destructive behavior of community to coral reef is significantly influenced by the economic conditions of society. Communities with lower income levels tend to perform acts that damage the coral reefs such as coral mining and destructive fishing techniques in an effort to satisfy their economic needs."
2011
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>