Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100221 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alkendy Darari
"ABSTRAK
Dalam era serba digital seperti sekarang ini banyak UMKM yang ada di Indonesia telah memanfaatkan digital pada sistem bisnisnya yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan, bentuk peningkatan yang dapat dilakukan salah satunya dengan mempromosikan produk yang dijual bahkan dengan adanya digital dapat menjangkau pasar yang sangat luas. Kerajinan perak Kotagede sebagai wilayah penelitian merupakan bisnis yang sebelumnya sudah memiliki potensi dalam bisnsinya, dengan masuknya sistem digital pada bisnis tersebut akan meningkatkan bisnis kerajinan perak jauh lebih berkembang dari sebelumnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pola persebaran bisnis kerajinan perak Kotagede serta melihat pengaruh digital terhadap industri kerajinan perak Kotagede. Berdasarkan hasil identifikasi dan mengklasifikasi dari survei lapangan, analisis data, kemudian dari hasil pengolahan data menggunakan analisis site and situation untuk menentukan situasi dan kondisi pada lokasi bisnis kerajinan perak Kotagede sehingga didapatkan pola persebaran yang didasari dari situasi bisnis pada setiap outlet kerajinan perak, pengaruh teknologi digital telah memberikan pengaruh secara langsung terhadap bisnis kerajinana perak Kotagede berupa pengembangan bisnis berdasarkan jangkauan pasar yang semakin luas.

ABSTRACT
Nowadays we live in digital era, a lot of Micro, Small and Medium Enterprises (MSME) in Indonesia already utilize and moving to digital based business. They aim to improve their sales by utilizing digital space. One of the method is by leveraging digital space to promote their product, we usually call it digital marketing. By promoting their product digitally, MSME could widen and broaden their target market. Silver Craft Business in Kotagede District (scope of this research) is already have huge amount of potential, the introduction of digital ecosystem and digital approach will enhance and boost the silver craft business even further. The purpose of this research is to analyze and understand the dynamics of Silver Craft Business Distribution Pattern in Kotagede District, Yogyakarta and see the influence of digital ecosystem to this industry. This is based on result from identification and classification in field survey, data analysis, then after processing those data we can get Silver Craft Business Distribution Pattern based on site and situation analysis. This is to determine the condition of Silver Craft business location, so we can determine its distribution pattern based on business situation specific on each silver craft outlet. Digital technology shows direct and big impact and influence to the Kotagede silver craft ecosystem and industry. The impact itself shows that digital space contribute heavily towards development based on expanding the market reach of silver craft business in kotagede district."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Choiruddin Sahputra
"Industri kerajinan perak Kotagede merupakan ciri khas (landmark) dari Kotagede karena telah dilakukan oleh masyarakat setempat sejak zaman Kerajaan Mataram Islam 1532 M. Seiring perkembangan waktu, tidak semua pengrajin memiliki modal untuk memenuhi kebutuhan produksinya serta memasarkan produknya dengan baik,sehingga pengrajin membutuhkan kemitraan untuk eksistensi usahanya. Penelitian ini mengkaji pola keruangan kemitraan industri kerajinan perak antara perusahaan mitra dan pengrajin mitra berdasarkan kelas jalan yang terbentuk dengan menggunakan variabel, jumlah dan asal tenaga kerja, asal bahan baku, modal usaha serta variasi produk.
Hasil penelitian menunjukan, secara umum sebaran lokasi pengrajin perak di Kecamatan Kotagede menunjukkan pola linier di sepanjang jalan utama yang menjadi ciri khas (landmark) dari Kotagede yakni Jalan Mandorakan dan Jalan Kemasan. Di dalam pola yang mengelompok ini terdapat perbedaan yang dilihat dari faktor produksi dan pasca produksi pengrajin perak. Lokasi usaha dari perusahaan mitra berdasarkan dari aksesbilitas mempengaruhi pemilihan kelompok mitra dengan tipe kemitraan serta pola distribusi produk.

Kotagede silver industry is the landmark of Kotagede because it has been done by the local people since ancient Islamic kingdom of Mataram 1532 M. Over the years, not all of the producers have the capital for the needs of production and marketing their products properly, so that the craftsmen need business partnerships for their business existence. This study examines the spatial pattern of the silver industry partnership between partner companies and partner craftsmen by the type of partnership that is formed by using variable, the number and origins of the labors, the origins of raw materials, capital and product variety, which is related to the business location and the accessibility.
The result shows that in general the silver craftsmen location distribution in Kotagede shows clumped patterns concentrated along the main road which is the landmark of Kotagede, they are Jalan Mandorakan and Jalan Kemasan. In this clumped pattern there are differences in the views of the craftsmen production and post production factors. The business location of the company?s partners on the basis of accessibility greatly influences the choice of group partners and types of partnerships as well as the distribution pattern of the product.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S43581
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dominika Nirmala Sari
"Tesis ini membahas bagaimana meningkatkan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menegah (UMKM), melalui penggunaan pemasaran digital. Meskipun industri kerajinan perak filigri sudah menggunakan pemasaran digital, namun pelaku UMKM masih kesulitan dalam menjual produk. Penelitian ini bertujuan menganalisis daya saing melalui penggunaan pemasaran digital dalam tataran makro, messo dan mikro pada UMKM kerajinan perak filigri di Kotagede, Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif Soft Systems Methodology (SSM). Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam pada tataran makro, meso, dan mikro. Terdapat tujuh tahapan analisis data, mulai dari pemetaan masalah melalui rich picture, penyusunan conceptual model melalui root definitions, perbandingan conceptual model dengan dunia nyata, hingga action plan. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya permasalahan: 1) sumber daya manusia 2) kesenjangan pengetahuan digital 3) terjadi kompetisi harga; 4) jaringan kelompok pada tataran meso tidak optimal; dan 5) pelatihan strategi pemasaran digital belum fokus produk dengan segment terbatas. Saran yang dapat diberikan antara lain: kesepakatan bersama mengenai upah minimum, pelatihan untuk regenerasi perajin, strategi blue ocean dan inovasi produk, memperkuat peranan koperasi dan asosiasi, penambahan pelatihan strategi digital untuk produk dengan segment terbatas di Kotagede.
.....This thesis discusses how to increase the competitiveness of Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) using digital marketing. Even though digital marketing is used in the filigree silver craft industry, the MSMEs players are having difficulties in selling their products. This study aims to analyze competitiveness through the use of digital marketing at the macro, mezzo, and micro levels of filigree silver handicraft SMEs in Kotagede, Yogyakarta. This study uses a qualitative method Soft Systems Methodology (SSM). Data were collected through in-depth interviews at the macro, meso, and micro levels. There are seven stages of data analysis, starting from collecting problem situations, building a conceptual model through root definitions, comparing models with real-world, until taking action. The results of this study indicate the following problems occur: 1) the human resource issues; 2) a digital knowledge gap; 3) price competition; 4) the group network function at the mezzo level is not working properly; and 5) the training given not focus on a limited segment product. Therefore, a collective agreement on minimum wage needs to be made, focus on training for regeneration, carrying out blue ocean strategy and product innovation, strengthening the role of cooperatives and associations, increase digital strategy training which focuses on segmented products in Kotagede."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Ghofur Anshori
1988
T36454
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Yustina Niken Sharaningtyas
"ABSTRAK
Pembentukan peraturan perundang-undangan desain industri di Indonesia
tidak didasarkan pada kepentingan dan kebutuhan dari masyarakat Indonesia itu
sendiri, melainkan sebagai konsekuensi dari keikutsertaan Indonesia dalam
persetujuan TRIPs-WTO. Masyarakat Indonesia pada umumnya masih
menjunjung tinggi rasa kebersamaan atau komunalistik dan masih mengedepankan
nilai-nilai spiritualistik, sedangkan rezim HKI menganut nilai kapitalistik dan
mengedepankan kepentingan individu (individualistik). Benturan karakter atau
nilai tersebut turut menjadi faktor yang mengakibatkan ketidakefektifan
implementasi ketentuan-ketentuan hukum HKI di dalam masyarakat.
Hal inilah yang terjadi di dalam masyarakat pengrajin perak Kotagede.
Rasa asing terhadap sistem perlindungan HKI menyebabkan pemahaman
masyarakat pengrajin perak Kotagede terhadap Hak Kekayaan Intelektual sangat
kurang Hasil penelitian menunjukkan bahwa 67,6% masyarakat pengrajin perak
Kotagede tidak mengetahui adanya Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000
tentang Desain Industri yang memberikan perlindungan hukum bagi produk
desain kerajinan perak mereka. Dalam penelitian diperoleh data bahwa belum ada
satupun masyarakat pengrajin perak di Kotagede yang mendaftarkan produknya
ke dalam perlindungan hukum desain industri. Hanya 26,5% saja yang memiliki
keinginan untuk mendaftarkan produknya, sedangkan sisanya 73,5% responden
tidak memiliki keinginan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
ketidakpedulian masyarakat pengrajin perak terhadap HKI masih sangat tinggi.
Dalam penelitian ini dilakukan uji korelasi dan uji regresi linier/uji
pengaruh antara variable nilai-nilai budaya masyarakat dengan sikap keberatan
reponden atas peniruan desain produknya oleh orang lain. Diperoleh kesimpulan
bahwa antara variable nilai budaya “rame ing gawe suci ing pamrih”, “gotong
royong” dan “etika berbagi” dengan sikap keberatan reponden atas peniruan
desain produknya terdapat korelasi/hubungan yang kuat, signifikan dan tidak
searah. Semakin tinggi adanya kontak dengan nilai budaya tersebut maka
masyarakat pengrajin perak Kotagede akan semakin tidak keberatan apabila
desain produknya ditiru oleh orang lain. Variabel-variabel nilai budaya tersebut
mempengaruhi sikap keberatan reponden atas peniruan desain produknya oleh
orang lain.

ABSTRACT
The drafting of industrial design legislation in Indonesia is not based on
the interests and needs of the people of Indonesia itself, but rather as a
consequence of Indonesia's participation in the WTO-TRIPs agreement.
Indonesian society in general still uphold a sense of togetherness or komunalistik
and still promoting the values of spiritualistic, while the IPR regime adopted
capitalistic values and promotes the interests of the individual (individualistic).
Clash of the characters or the value is also a factor resulting in ineffectiveness
implementation of the provisions of IPR laws in society.
This is what happens in society silversmith Kotagede. People are
unfamiliar with the IPR protection system, therefore caused the public's
understanding to Intellectual Property Rights is very less. The results of research
showed that 67.6% of the silversmith Kotagede do not know the Law No. 31 Year
2000 on Industrial Design that provides legal protection for product design their
silver. In this case showed that no one in silversmith Kota Gede who register their
products to the legal protection of industrial designs. Only 26.5% who have a
desire to register their products, while the remaining 73.5% of respondents have
no such desire. This suggests that the level of public indifference towards IPR still
very high.
In this study tested the correlation and linear regression test of variable
cultural values with the objection’s attitude of respondents if his/her product
design imitated by others. It is concluded that with the variable cultural values
“rame ing gawe suci ing pamrih”, “gotong royong” and “etika berbagi”and the
objection’s attitude of the respondents if his/her product design imitated by others
there is a strong correlation/relationship, significant and not unidirectional.
Variables cultural values influence objection’sattitudes respondents if his/her
product design imitated by others."
Universitas Indonesia, 2013
T36109
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Makarim Zein
"Yogyakarta merupakan kota dengan pertumbuhan penduduk yang meningkat tiap
tahunnya. Hal ini membuat kebutuhan akan lahan permukiman dan air tanah meningkat.
Alih guna lahan menjadi permukiman atau gedung membuat beban tanah meningkat
serta menurunkan area resapan air. Penggunaan air tanah yang meningkat membuat
Kota Yogyakarta mengalami penurunan muka air tanah hingga 50 cm per tahun.
Bertambahnya beban tanah dan menurunnya muka air tanah merupakan implikasi
terjadinya penurunan permukaan tanah. Teknik Interferometric Synthetic Aperture
Radar (InSAR) dan Small Baseline Subset (SBAS) digunakan pada citra satelit radar
Sentinel-1 untuk menunjukkan lokasi dan pola penurunan permukaan tanah yang
terjadi. Perubahan muka air tanah, perubahan penggunaan tanah, serta kepadatan
bangunan juga digunakan untuk mengetahui pola dan faktor penyebab penurunan
permukaan tanah yang terjadi. Hasil dari penelitian ini adalah data LiCSAR yang telah
diolah dapat menggambarkan adanya dinamika perubahan ketinggian permukaan tanah
(PKPT). Penurunan permukaan tanah (PPT) terjadi pada beberapa sumur yang
mengalami penurunan tren muka air tanah dan wilayah penurunan permukaan tanah
(PPT) berada pada penggunaan tanah jenis permukiman, hutan lahan kering, dan sawah.
Hasil analisis statistik dan deskriptif menunjukkan tidak ada hubungan antara perubahan
ketinggian permukaan tanah (PKPT) dengan perubahan muka air tanah, kepadatan
bangunan, dan perubahan penggunaan tanah

Yogyakarta is a city with population growth that increases every year. This causes the
need for residential land and groundwater to increase. The conversion of land to a
settlement or building causes the land load to increase and reduces the water catchment
area. The increasing use of groundwater has made the city of Yogyakarta experience a
drop in groundwater level of up to 50 cm per year. Increasing soil load and decreasing
groundwater level are implications of land subsidence. Interferometric Synthetic
Aperture Radar (InSAR) and Small Baseline Subset (SBAS) techniques are used on
Sentinel-1 radar satellite images to show the location and pattern of subsidence that has
occurred. Changes in groundwater level, changes in land use, and density of buildings
are also used to determine patterns and factors that cause subsidence to occur. The
result of this research is that the processed LiCSAR data can describe the dynamics of
changes in ground level. Land subsidence occurred in several wells that experienced a
decrease in the trend of groundwater levels and the area of land subsidence was in land
use types for settlements, dry land forests, and rice fields. The results of statistical and
descriptive analysis show that there is no relationship between changes in ground level
with changes in groundwater level, building density, and changes in land use
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Laila
"Salah satu langkah strategis untuk mengamankan UKM dari ancaman dan tantangan krisis global adalah dengan melakukan penguatan pada multi-aspek. Salah satu yang dapat berperan adalah aspek kewirausahaan. Wirausaha dapat mendayagunakan segala sumber daya yang dimiliki, dengan proses yang kreatif dan inovatif, menjadikan UKM siap menghadapi tantangan krisis global.
Fasilitasi dan asistensi inkubas) bisnis oleh pemerintah (Kemenegpora) dalam kaitan ini adalah suatu kegiatan pemberdayaan kepada wirausaha muda khususnya pengusaha dan pengrajin batik yang dilakukan di Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta melalui advokasi, konsultasi, mediasi, dan edukasi sehingga wiravsaha yang dijalankannya dapat berkembang, kuat, dan mandiri.
Penelitian ini menggunakan teori Manajemen Perubahan dari Kurt Lewin untuk menganalisis proses fasilitasi, asistensi dan inkubasi bisnis. Desa Wukirsari Kecamatan Imogiri Kabupaten Bantul provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Peneliti menyimpulkan bahwa pada proses unfreezing, desain perencanaan perubahan oleh agent of change kurang matang ditandai dengan pengidentifikasian faktor-faktor pendukung dan penghambat perubahan kurang detail dikarenakan keterlibatan narasumber pemateri dalam proses penelusuran survey pendahuluan program kurang/ tidak ada, hasil survey pendahuluan terbatas pada pemasaran dan motif.dan tidak memperhitungkan keberadaan/ _hasil pendampingan LSM sebelumnya ; untuk strategi perubahan dilakukan perencanaan materi pelatihan oleh agent of change berdasarkan survey pendahuluan; untuk rencana pengukuran keberhasilan program dan evaluasi tidak ada.Pada proses changing kurang maksimal karena adanya faktor resistensi yang tidak terdeteksi pada proses wnfreezing. Faktor resistensi itu antara lain kultur masyarakat mengenai pandangan terhadap proses pendanaan dan ketidakmengertian tentang pentingnya merk/ labelisasi produk. Sedangkan agent of change sendiri kuran gjeli dalam mengidentifikasi faktor resistensi tersebut dan kurang koordinasi dengan pemateri mengenai faktual problem dan materi yang akan diberikan sehingga secara garis besar pelatihan kurang efektif. Walaupun dalam hal pelatihan pengemasan produk cukup efektuif dikarenakan hal itu termasuk pelatihan yany aphkatif,
Pada proses refreezing tidak ada proses sama sekali karena keterbatasan waktu pelaksanaan yang terikat oleh DIPA Tahun Anggaran 2009 dan ttdak ada koordinasi dengan instansi terkait untuk keberlanjutan program.

One of the strategic steps to secure the SMEs from the threats and challenges of the global crisis is by strengthening the multi-aspect. One that can play a role 1s the aspect of entrepreneurship. Entrepreneurs can utilize all resources, with a creative and innovative process, making SMEs ready to face the challenges of the global crisis.
Facilitation of business incubation and assistance by the Government (Kemenegpora) in this connection is am empowering activity for young entrepreneurs, especially entrepreneurs and batik artisans conducted in Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari , Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta through advocacy, consultation, mediation, and education so that the entrepreneurs who run can be developed, strong and independent.
This study uses the theory of Kurt Lewin Change Management to analyze the process of facilitation, assistance and business incubation at Dusun Giriloyo, Desa Wukirsari , Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Researchers concluded that in the process of unfreezing, planning design changes by the agent of change marked by the identification of undercooked factors supporting and inhibiting change in less detail due to the involvement of a resource speaker in the preliminary survey program search process is less / not available, preliminary results of the survey is limited to marketing and motives and does not consider the presence / results of previous NGO assistance; to change strategy to design the training materials by the agent of change based on a preliminary survey; to plan and evaluate program success measurement does not exist. At the maximum in the process of changing due to less resistance factors that are not detected in the process of unjfreezing. The factors include the culture of resistance that community about the views on the process of funding and lack of understanding about the importance of brand /product labeling. While the agent of change is less sharp in identifying the factors of resistance and lack of coordination with the stretcher on presenters about the factual problems and materials wii] be provided so that an outline of the training is less effective. Although in terms of product packaging training quite effective because it includes the applicable training.
in the process of refreezing there is no process at all because of time-bound implementation of DIPA for Fiscal Year 2009 and there was no coordination with relevant agencies to continue the program.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33546
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980
306 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1994
302.34 POL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>