Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126109 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evan Hartlan Sipota
"Karya sastra berbentuk puisi kerap diadaptasi ke dalam bentuk media yang lain, dalam ruang waktu penciptaan yang berbeda. Salah satunya adalah lagu Rosenrot karya grup Musik asal Jerman Rammstein yang merupakan adaptasi dari puisi Goethe Heidenroeslein. Dalam mengadaptasi puisi Goethe Rammstein tetap mempertahankan imaji Mawar Berduri yang ada pada puisi Goethe namun dengan kualitas simbolik yang berbeda. Penelitian ini membahas mengenai imaji Mawar Berduri yang ditampilkan baik dalam puisi Heidenroslein yang diciptakan pada abad ke 18 maupun lagu Rosenrot karya Rammstein yang tercipta pada tahun 2005 serta video klip untuk lagu Rosenrot.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif naratif. Hasil penelitian membuktikan bahwa terjadi pergeseran imaji mawar berduri yang ditampilkan pada puisi Goethe Heidenroeslein pada adaptasi lagu dan juga video klip Rammstein, melalui disisipkannya unsur parodi sehingga imaji tersebut sarat dengan
imaji sensualitas.

Literary works in the form of poetry are often adapted into other forms of media, in a different time-spaces of creation. One of them is Rosenrot's song from the German music group "Rammstein" which is an adaptation of the Goethe Heidenröslein poem. In adapting Goethe's poem "Rammstein" maintain the image of "Prickly Rose" in Goethe's poem but with different symbolic qualities. This study discusses the image of "Prickly Rose" which is displayed both in the poem Heidenröslein, which was created in the 18th century and Rosenrot by Rammstein, created in 2005 and the video clip for the song Rosenrot. This research was conducted using qualitative methods with a descriptive narrative approach. The research proves that there was a transformation in thorny rose images displayed in Goethe Heidenröslein's poem in the song adaptation"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Vinka Saomi Ventryku
"Wa merupakan konsep yang mengandung nilai dan norma yang membentuk sikap dan perilaku orang Jepang demi tercapainya keharmonisan sosial. Konsep wa lebih mengutamakan kepentingan kelompok sehingga terbentuk homogenitas pada sifat orang Jepang. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah perlawanan terhadap konsep wa yang ditunjukkan melalui lagu Watashi Rashiku Ikite Mitai yang dinyanyikan oleh Little Glee Monster. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan bagaimana perlawanan lagu Watashi Rashiku Ikite Mitai terhadap konsep wa dilihat melalui sudut pandang postmodern. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif deskriptif analisis. Kesimpulan penelitian ini adalah lagu Watashi Rashiku Ikite Mitai mengangkat isu individualitas untuk melawan konsep wa. Hal yang menarik adalah adanya paradoks dalam perlawanan lagu tersebut. Lagu tersebut berupaya untuk melawan konsep wa, namun tetap mengutamakan keharmonisan yang merupakan prinsip konsep wa itu sendiri. Berdasarkan teori Narasi Besar dari Jean Francois Lyotard, lagu Watashi Rashiku Ikite Mitai merupakan salah satu contoh bentuk perlawanan terhadap konsep wa di era postmodern di Jepang.
Wa is a concept that contains values and norms which build Japanese people characters and behavior for social harmony. Wa concept values group interest which lead to homogeneity in Japanese people behavior. This paper aims to describe how rebellion towards wa concept that showed in Watashi Rashiku Ikite Mitai song lyrics which sang by Little Glee Monster in postmodern point of view. Using qualitative method, this paper found that Watashi Rashiku Ikite Mitai song lyric is raising individuality issue against wa concept. Also there is paradox in the song lyric. It challenges wa concept, but in other side it still holds harmony principle itself. Based on grand narrative theory, the song lyric is one of form that challenges wa concept as grand narrative in Japan postmodern."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Safnil
"
ABSTRAK
Penelitian tentang kolokasi semantis dan pengaruhnya dalam interpretasi 3 puisi Annete von Droste-Hulshoff , Der Weiher, Die Linde, Die Steppe. Menggunakan metode penelitian deskriptif berdasarkan teori kolokasi John Lyons dan teori makna Gustav H. Blanke. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan sejauh mana peran kolokasi dalam interpretasi puisi.
Berdasarkan penerapan teori pada objek penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa pengetahuan tentang kolokasi berguna untuk membantu dalam interpretasi puisi. Dalam ketiga puisi yang dijadikan objek penelitian kolokasi semantis unsur-unsur leksikal memperlihatkan gaya bahasa personifikasi. Pengaruh aliran Romantik terlihat jelas dalam karya Annete von Droste-Hulshoff. Pemakaian gaya bahasa personifikasi ini sesuai dengan pandangan kaum Romantik yang memandang alam dan manusia sebagai satu-kesatuan yang tidak dapat terpisah-pisahkan.
"
1998
S14780
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lehnert, Herbert
Stuttgart: Kohlhammer, 1966
GER 809 LEH s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Lucia Hilman
"ABSTRAK
Perkembangan ilmu pengetahuan alam yang didukung pesatnya pengembangan teknologi, sejak awal telah menimbulkan pro dan kontra. Teknologi memungkinkan peningkatan pendayagunaan alam demi peningkatan kualitas hidup manusia. Inilah yang menjadi dasar pengembangan teknologi yang ditopang oleh pengembangan ilmu pengetahuan pada abad-abad terakhir ini. Melalui penguasaan yang telah dicapai tersebut mulai dipertanyakan kembali. Agar mendapat gambaran yang lebih konkret. Saya sajikan contoh perkembangan ekspor-impor dunia. Antara tahun 1800 dan 1900 ekspor-impor mencapai 20 miliar dolar. Pada dasawarsa tahun lima puluhan jumlah yang sama dicapai setiap dua tahun sekali. Dalam dasawarsa berikutnya. antara tahun 1960 dan tahun 1970. jumlah tersebut dapat dicapai bahkan hanya dalam waktu delapan bulan. Ditinjau dari segi kuantitas, di bidang perdagangan laut antara tahun 1965 dan 1974 terjadi peningkatan sebanyak dua kali lipat. dari 1.638 miliar ton menjadi 3.270 miliar ton. Eksploitasi besar-besaran ini sangat membebani alam. karena alam tidak mampu mengikuti kecepatan pertumbuhan tersebut.
Kesadaran masyarakat Eropa terhadap masalah lingkungan dimulai dengan adanya laporan-laporan dari lembaga swadaya masyarakat Eropa yang mengadakan penelitian-penelitian ke arah ini, Dalam buku The Limits to Growth. yang dalam edisi bahasa Jerman beredar pada tahun 1972 di bawah judul Greazen des 6/achsturns. Club of Rome melaporkan keadaan alam yang memprihatinkan.teknologi. manusia melakukan intervensi besar-besaran terhadap alam. Bermula dari usaha untuk bertahan hidup, tujuan tersebut berkembang menjadi upaya untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik. Usaha yang tak mengenal kepuasan ini menyebabkan manusia cenderung terpaku pada satu aspek, yaitu bagaimana caranya mengeruk keuntungan dari alam sebesar-besarnya dalam waktu sesingkat-singkatnya. Eksploitasi alam yang berlebihan inilah yang merusak planet bumi. Pada akhir abad XIX pada masa Kerajaan Jerman Raya terjadi pertentangan yang tajam antara keyakinan akan kemajuan di satu pihak dan ketakutan akan kehancuran di bidang sosial dan ekonomi di lain pihak. Walaupun demikian, tahun-tahun sesudah itu keyakinan akan kemajuan lebih banyak mewarnai perkembangan zaman.
Setelah melalui proses panjang peradaban, berupa perluasan pemukiman dan industrialisasi yang menguras kekayaan alam. pada tahun tujuh puluhan kemajuan pesat"
1996
D8
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Calistha Azalia Putri
"Video musik adalah saluran bagi para musisi untuk merepresentasikan lagu-lagu mereka kepada khalayak luas secara visual. Rammstein, s band Neue Deutsche Härte dari Jerman, terkenal karena menggunakan video musik yang megah untuk menyampaikan pesan dalam lagu-lagunya kepada publik, “Angst” adalah salah satu dari beberapa lagu yang baru-baru ini dirilis. Penelitian ini membahas tanda-tanda semiotik yang menyinggung konsumsi media yang ditemukan dalam video musik “Angst” karya Rammstein dengan menggunakan mise-en-scène. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bagaimana teknik semiotika dapat merepresentasikan ide dalam media populer Jerman, khususnya video musik. Temuan dari penelitian ini dapat membantu lebih memahami peran teknik semiotika dalam menyampaikan makna yang ditemukan dalam media visual dan memberikan wawasan tentang bagaimana konsumsi media direpresentasikan dan diproblematikan.
Music videos are channels for musicians to represent their songs to a large audience visually. Rammstein, a German Neue Deutsche Härte band, is notorious for using grandiose music videos to convey messages in its songs to the public, “Angst” being one of its more recent releases. This research discusses semiotic signs that allude to media consumption found in Rammstein’s “Angst” music video using mise-en-scène. This research aims to show how semiotic techniques can represent ideas within German popular media, specifically music videos. Findings from this research can help better understand the role of semiotic techniques in conveying meanings found in visual media and provide insights into how media consumption is represented and problematized."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sumardi
"ABSTRAK
Dunia telah dilanda perang hebat dua kali, yang berawal dari benua Eropa dan menyeret banyak negara. Perang dunia I berlangsung antara tahun 1914 sampai dengan tahun 1918, yang disusul 25 tahun kemudian (1939-1945) dan meletus untuk kedua kalinya. Perang ini lebih dahsyat bila dibandingkan dengan yang pertama karena tiap negara diperlengkapi dengan senjata perang yang makin modern. Di sini yang menjadi pokok pembahasan penulis di dalam skripsi ini adalah sajak-sajak Perang Dunia I (1914-1918).

"
1989
S14731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diandra Rizkyutami
"ABSTRAK
Puisi merupakan sebuah kesatuan utuh yang terdiri atas makna dan bentuknya. Keutuhan tersebut adalah faktor yang menjadi tantangan dan pertimbangan dalam penerjemahan sebuah puisi. Penelitian ini membahas tentang penerjemahan puisi Stufen karya Hermann Hesse dari bahasa Jerman ke bahasa Indonesia dalam puisi Tangga-tangga. Analisis terhadap puisi asli dan terjemahan dilakukan dari segi makna dan bentuk puisinya berdasarkan teori penerjemahan yang dikaitkan dengan teori semantik dan teori puisi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kontrastif yang dilakukan melalui studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna puisi dapat dialihkan secara optimal dengan pengalihan sebagian bentuk puisi yang memunculkan unsur-unsur estetisnya.

ABSTRACT
Poetry consists of the whole combination of its meaning and its form. The importance of both becomes a challenge which must be considered in the translation of poetry. This study examines the translation of a German poem, Stufen by Hermann Hesse, into an Indonesian poem, Tangga tangga. The original and translated poem are analyzed in terms of their meaning and their form based on translation theory combined with the theory of semantics and poetry. The research uses qualitative approach with descriptive and contrastive methods performed through literature study. The results of this study show that the meaning of poetry can be optimally transferred with partial transfer of the form which supports its aesthetic elements."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf;
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Defanti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tipe dan penggunaan metafora konseptual karya Karoline von Günderrode berjudul die eine Klage. Peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara memahami isi puisi, mengidentifikasi metafora, lalu mengklasifikasikannya sesuai dengan teori metafora konseptual dari Lakoff & Johnson (1980). Dalam memahami puisi, peneliti menggunakan kamus ekabahasa Deutsches Wörterbuch karya Gerhard Wahrig dan Renate Wahrig-Burfeind (1986) dan Langenscheidt online (diakses melalui situs https://en.langenscheidt.com/english-german). Hasil dari penelitian ini menunjukkan, terdapat empat belas data yang termasuk dalam metafora konseptual yang dibagi ke dalam tiga jenis, yakni : Sembilan data metafora struktural, tiga data metafora orientasional dan dua data metafora ontologis. Konsep yang dominan digunakan pada puisi tersebut adalah PERASAAN dan EMOSI.

This study aims to analyze the types and uses of conceptual metaphor that shown in one of Karoline von Günderrode’s poems named die eine Klage. The researcher using a qualitative descriptive research method by understanding the poems, identifying the metaphors, then classified them according to type of conceptual metaphor using the theory of Lakoff & Johnson (1980). In order to understanding the poem, the researcher also use monolingual dictionary Deutsches Wörterbuch by Gerhard Wahrig dan Renate Wahrig-Burfeind (1986) and Langenscheidt online (accessed via site https://en.langenscheidt.com/english-german). The result showed that there are fourteen data of conceptual metaphors which were divided into three types: nine data of structural metaphors, three data of orientational metaphors and two data of ontological metaphors. The concepts frequently used in this poem are FEELINGS and EMOTIONS."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elaine Mischa Amadeus
"Although frequently dismissed as mere entertainment, popular music can be utilized as a site for constructing and representing identities. This is exemplified by Indonesian R&B/hip-hop singer Agnez Mo who aspires to, among others, represent Indonesia through her English works. This study explores the Indonesian identity Mo portrays in the lyrics and images of her music video Long As I Get Paid (2017). Carlsson’s (1999) theory on music video textual analysis is utilized in this study. Results are then understood in relation to Orientalism and self-Orientalism. This study finds that Mo constructs the identity of a feminine, strange, exotic, and sexually assertive Eastern woman who willingly sells herself to a Western man for money. Moreover, she is depicted ignoring the criticisms she receives for it. Such portrayal is a reiteration of classic Orientalist stereotypes. Furthermore, Mo being the one to Orientalize herself ultimately makes her actions fall under self-Orientalism. This study’s findings indicate that the concept of self-Orientalism is relevant not only to the realms of advertising and tourism– which are what a large number of previous studies on self-Orientalism focus on – but also popular culture."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>