Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3963 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sjahrul Meizar Nasri
"The utilization of bricks made of styrofoam is expectedly able to be a soundproof for noise control and as a preventive action to reduce the steadily increasing prevalence of hearing loss. This study aimed to assess the use of sound absorption material in which styrofoam was utilized to reduce the noise exposure. In this study, fine aggregates (sand and styrofoam) were made with a mixture of cement with a composition of 1:4 and 1:6, also the addition of polystyrene waste with a percentage of 0%, 20%, 40%, 60%, and 80%. Determination of acoustical property of the mixture was done by testing the sound absorption coefficient using Four Microphones Impedance Tube (ISO 140-3). The results showed that the highest value of absorption coefficient was at a frequency of 800 Hz with an additional 80% styrofoam for the composition of 1:4 at 0.4100 dB and at a frequency of 800 Hz with an additional 40% styrofoam for the composition of 1:6 at 0.5870 dB."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
613 KESMAS 13:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Iting Shofwati
"Kebisingan yang dihasilkan dari proses industri dan jalan perkotaan mungkin mencapai tingkat yang berlebihan dan menyebabkan dampak negatif pada kesehatan manusia. Pada situasi ini, barrier biasa digunakan untuk mengurangi dampak kebisingan. Penelitian ini bertujuan untuk pengembangan barrier ramah lingkungan untuk mengendalikan kebisingan industri dan jalan raya perkotaan. Penggunaan daur ulang styrofoam sebagai bahan baku batafoam diharapkan dapat menyelesaikan 2 masalah yaitu polusi suara dan limbah.
Batafoam yang terbuat dari daur ulang styrofoam, agregat halus, semen, dan air memiliki beberapa kemampuan yang unik untuk mengurangi kebisingan. Berbagai campuran semen dan agregat halus (1:4, 1:6, 1:8) yang diproduksi dengan mengganti agregat halus dengan styrofoam sebanyak 0%, 20%, 40%, 60%, dan 80% dari volume. Lima belas prototipe batafoam diproduksi rangkap tiga. Densitas, porositas, kuat tekan, koefisien penyerapan suara (?), Noise Reduction Coefficient (NRC), Transmission Loss (TL), dan Sound Transmission Class (STC) diteliti. Pengujian akustik baik absorpsi maupun TL menggunakan Dua Mikrofon dan Empat Mikrofon Impedance Tubes (tipe 2406) dari Bruel dan Kjael sesuai dengan prosedur standar ISO 10534-2. Rentang frekuensi maksimum adalah 6400 Hz.
Studi ini jelas menunjukkan bahwa densitas dan kekuatan tekan batafoam cenderung menurun sejalan dengan peningkatan persentase styrofoam. Komposisi 1: 6 dengan 60-80% styrofoam dan 1: 8 dengan 40-80% styrofoam tidak memenuhi persyaratan aplikasi struktural, tetapi tetap memiliki kemampuan TL yang baik. Karakteristik akustik batafoam menunjukkan bahwa ? berada di kisaran 0,15-0,29, masuk material peredam kelas E. NRC berada di kisaran 0,18-0,33, masuk bahan nonreflektif.
Kemampuan absorpsi batafoam lebih baik dari beton dan dinding bata. Nilainilai STC berada di kisaran 37-40 dB, memenuhi kriteria desain partisi (1) antara kantor dan kantor yang berdekatan, (2) antara kantor dan eksterior bangunan, (3) antara kelas, dan (4) kelas dengan koridor. Batafoam memiliki TL yang baik (> 45 dB), sehingga sangat potensial sebagai bahan penghalang kebisingan. Batafoam efektif mereduksi kebisingan lebih dari 5 dBA. Biaya penerapan barrier adalah 1 dBA /orang/tahun lebih rendah dari biaya penggunaan APT (dengan skenario penggantian APT sekali / bulan atau 1 kali /3bulan).

The noise resulted from industrial process and urban road might reach excessive level and lead to negative impact on human health. In this situation, sound barrier were commonly used to mitigate the noise impact. This research aimed at the development of environmentally friendly barrier for noise control on industry and urban freeways. The use of recycled expanded polystyrene (EPS) in the form of batafoam was expected to combat the existing problems of both noise and waste pollution.
The batafoam, which has some unique capabilities to mitigate noise, was made from recycled EPS, fine aggregate, cement, and water. Various mixture of cement and fine aggregate (1:4, 1:6, 1:8) were produced by replacing fine aggregate with EPS as much as 0%, 20%, 40%, 60%, and 80% of volume. Fifteen prototypes of batafoam were produced triplicate. The density, porosity, compressive strength, sound absorption coefficient (?), Noise Reduction Coefficient (NRC), Transmission Loss (TL), and Sound Transmission Class (STC) were investigated. Two-Microphone and Four-Microphone Impedance rubes (type 2406) of Bruel and Kjael were applied to measure the normal incident absorption coefficient and transmission loss according to the ISO 10534-2 standard procedure. The maximum frequency range of measure was 6400 Hz.
This study clearly demonstrated that the density and compressive strenght of the batafoam tended to decrease as increasing of the percentage of content of EPS. Composition 1:6 with 60-80% of EPS and 1:8 with 40-80% of EPS did not meet the requirements of structural application. The acoustic characteristics of batafoam indicated that ? were in range of 0.15 to 0.29 and were classified as class E of absorbing material. NRCs were in range of 0.18 to 0.33 and were classified as non-reflective material. Those were better than concrete and masonry's sound absorption characteristic.
The STC values were in range of 37-40 dB, which mean they met the design criteria partition (1) between office and adjacent office, (2) between office and exterior of building, (3) between classes, and (4) class with corridor. The batafoam had good transmission loss (>45 dB), so it is potential to utilize the EPS waste as a noise barrier materials. It was effective as well to reduce noise more than 5 dBA. the barrier application cost was 1 dBA/person/year lower than the cost of Hearing Protection Devices use (with once/ month and one/ 3months subtitution).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Qadir Azhar
"Telah dilakukan karakterisasi parameter kristal, sifat kemagnetan dan serapan gelombang mikro pada material berbasis lanthanum-strontium manganite komposisi La1-xSrxMnO3 (x=0-1) serta efek subsitusi parsial ion Fe dan Ti pada material komposisi La0.7Sr0.3Mn1-yFey/2Tiy/2O3 (y = 0-1). Preparasi material dilaksanakan melalui metode pemaduan mekanik diikuti dengan sintering pada temperatur 1100C selama 2 jam.
Hasil pengujian dengan XRD terhadap material pasca perlakuan sintering memastikan material terdiri dari fasa kristalin. Diketahui bahwa ion Sr tidak dapat mensubsitusi ion La sepenuhnya pada senyawa komposisi La1-xSrxMnO3 dengan batas kelarutan x = 0.3 tanpa terjadi perubahan sistem kristal dan fasa tunggal. Substitusi ion Fe terhadap ion Mn pada senyawa komposisi La0.7Sr0.3Mn1-yFeyO3 (y=0-1) tidak menyebabkan perubahan struktur kristal yaiu tetap berstruktur monoklinik dikarenakan jari-jari ion Fe3+(6.4 nm) dan Mn4+ (5.4 nm) tidak jauh berbeda. Namun, tidak demikian dengan efek subsitusi parsial ion Ti4+ pada komposisi La0.7Sr0.3Mn1-yTiyO3 (y=0-0.8) ditandai dengan perubahan struktur kristal monoklinik pada y = 0 menjadi orthorombik pada komposisi 0 0.5 material memiliki fasa kedua yang mengindikasikan terdapatnya batas maksimum fraksi ion Ti4+ (jari-jari 6.05 nm) menggantikan ion Mn4+.
Efek subsitusi parsial ion Fe, Ti serta subsitusi bersama ion Fe dan Ti terhadap ion Mn menyebabkan perubahan struktur magnetik dari keteraturan ferromagnetik menjadi paramagnetik melalui suatu mekanisme interaksi pertukaran spin elektron. Perubahan sifat kemagnetan material ini diketahui dari loop hysteresis magnet melalui evaluasi menggunakan perangkat permeameter. Senyawa material berbasis lanthanum strontium manganite berbagai komposisi yang menjadi objek penelitian ini semua memiliki kemampuan menyerap gelombang elektromagnetik paling tidak pada jangkauan frekuensi 9–15 GHz yang diketahui berdasarkan analisis hasil pengujian dengan vector network analysis atau VNA. Hasil evaluasi menunjukkan material fasa tunggal komposisi La0.7Sr0.3Fe0.2Mn0.4Ti0.4O3 dengan ketebalan 2.05 mm dan bersifat paramagnetik memiliki nilai return loss maksimum sebesar -9.13 dB atau mampu menyerap gelombang mikro sebesar 65.05% pada frekuensi 10.9 GHz dan lebar frekuensi penyerapan optimum sebesar 4 GHz.

Crystal parameter as well as magnetic properties and microwave absorption characteristics of material based on lanthanum-strontium manganese with La1- xSrxMnO3 (x = 0-1) compositions have been characterized. These are including the effects of partial substitution of Fe ions in La0.7Sr0.3Mn1-yFey/2Tiy/2O3 (y=0-1) series. Material preparation was carried out through mechanical alloying method followed by sintering at a temperature of 1100 0C for 2 hours. Identification study of x-rays traces for sintered materials ensured that all materials consisted of crystalline phases.
It is shown that Sr ion can completely substitutes La ion in the La1-xSrxMnO3 (x = 0.3) compositions with no change in the crystal system and remains as single phase materials. Similarly, there was also no crystal structure changing observed when Fe ion substituted the Mn ion in the La0.7Sr0.3Mn1-yFeyO3 (y=0-1) compositions. Apparently, the crystal structure was maintained due to almost similar size of ionic radii between Fe3+ (6.4 nm) and Mn4+ (5.4 nm). However, a different case occurred in Ti substituted La0.7Sr0.3Mn1-yTiyO3 (y=0-0.8) in which the crystal structure of monoclinic for y = 0 changed to orthorhombic for 0 0.5 which indicated that there must be a maximum ionic fraction limit of Ti4+ in replacing Mn4+ due to larger ionic radii (6.05 nm) than that of Mn4+.
It was also found that substitution of respectively Fe and Ti ions in La0.7Sr0.3Mn1- y(Fe,Ti)yO3 (y=0-1) series as well as co-substitution of Fe and Ti ions for Mn in La0.7Sr0.3Mn1yFey/2Tiy/2O3 series have lead to the magnetic structure changing from ferromagnetic order to paramagnetic through a mechanism of electron spin exchange interactions. The change in magnetic structure was seen from the hysteresis loop obtained by means of permeameter measurement. The lanthanum-strontium manganese-based materials of various compositions which were the objects of this study have shown the ability to absorb electromagnetic waves at least in the frequency range of 9-15 GHz. This was confirmed by results of analysis based on vector network analyzer (VNA). It is concluded that a paramagnetic single-phase material of La0.7Sr0.3Fe0.2Mn0.4Ti0.4O3 composition with 2.05 mm thickness has a maximum return loss value of 9.13 dB, which capable to absorb 65.05% of incident microwaves intensity at a frequency 10.9 GHz with the absorption width was 4 GHz.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nalani Abigail Soegiono
"Permasalahan sampah plastik merupakan suatu fenomena yang tidak lepas dari perkembangan industri. Salah satu jenis plastik yang umum digunakan untuk berbagai macam produk adalah expanded polystyrene (EPS), atau “styrofoam”. Namun, EPS membutuhkan waktu yang sangat lama untuk terdekomposisi dan akan membentuk mikroplastik pada prosesnya. Selain itu, proses pembuatan EPS juga menghasilkan gas rumah kaca hidrofluorokarbon (HFC) yang jauh lebih berbahaya dari karbon dioksida. Oleh karena itu, dibutuhkan bahan kemasan alternatif yang dapat terurai secara hayati (biodegradable) dan tidak melibatkan bahan kimia berbahaya dalam proses produksinya, seperti material miselium. Material miselium dapat dibuat dengan mengkultivasi fungi berfilamen pada substrat padat berupa limbah lignoselulosa. Kajian ini mempelajari aspek teknoekonomi produksi material miselium skala besar menggunakan fungi Phanerochaete chrysosporium yang memiliki performa yang baik dalam degradasi lignoselulosa. Simulasi proses dibuat menggunakan perangkat lunak SuperPro Designer versi 13. Variabel bebas yang digunakan adalah jenis substrat, yaitu eceng gondok dan batang kapas yang telah diketahui data kinetika pertumbuhannya dari penelitian terdahulu. Selain itu, rasio inokulum juga divariasikan sebesar 40% dan 50%. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa produksi material menggunakan substrat batang kapas dengan rasio inokulum 50% memberikan hasil yang paling baik dari keempat skenario yang dibuat. Harga jual yang diperoleh untuk mendapat margin keuntungan sebesar 20% adalah Rp446.134/kg. Skenario ini menghasilkan tingkat rendemen sebesar 58,25%, NPV sebesar Rp7.389.053.225, IRR 12,01%, ROI 12,91%, dan PBP selama 7,25 tahun.

The problem of plastic waste is a phenomenon closely tied to industrial development. One common type of plastic used for various products is expanded polystyrene (EPS), or "styrofoam". However, EPS takes an extremely long time to decompose and contributes to the formation of microplastics in the process. Furthermore, the production of EPS also emits hydrofluorocarbon (HFC) greenhouse gases, which are significantly more harmful than carbon dioxide. Therefore, there is a need for alternative packaging materials that are biodegradable and do not involve hazardous chemicals in their production process, such as mycelium materials. Mycelium can be cultivated by growing filamentous fungi on solid substrates like lignocellulosic waste. This study examines the techno-economic aspects of large-scale mycelium material production using Phanerochaete chrysosporium fungi, known for its efficient degradation of lignocellulose. Process simulation is made using SuperPro Designer Version 13 software. The study varies the independent variables: substrate types (water hyacinth and cotton stalks, with growth kinetics data found from previous research) and inoculum ratios of 40% and 50%. Analysis results indicate that the production using cotton stalk substrates with a 50% inoculum ratio gave the best outcome from all scenarios. The resulted selling price to obtain a margin of 20% is Rp446.134/kg. This scenario generated a yield rate of 58,25%, NPV of Rp7.389.053.225, IRR of 12,01%, ROI of 12,91%, and PBP of 7,25 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riko Afdhillah
"Skripsi ini membahas mengenai rancang bangun dan analisa Rangkaian Wide Range Voltage To Frequency Converter. Perancangan dilakukan dengan menggunakan software Multisim 11.0 dan Altium Designer Summer 2009, yang diterapkan pada papan PCB (printed circuit board). Rangkaian ini dibutuhkan dalam dunia komunikasi dan keperluan laboratorium, terutama rangkaian yang menghasilkan sinyal yang stabil dengan rentang frekuensi yang sangat lebar.
Berdasarkan rancangan desain rangkaian yang telah dilakukan oleh Jim Williams [3], dilakukan penyesuaian konfigurasi pada bagian frequency divider, yaitu pada IC74S74 yang berfungsi sebagai toggle dan hold dimana rangkaian ini akan membagi frekuensi feedback menjadi frekuensi yang lebih kecil. Selanjutnya dilakukan pemberian variasi terhadap nilai kapasitor kompensasi pada penguat operational amplifier yang akan mempengaruhi loop sistem.
Hasil yang diperoleh merupakan grafik uji linieritas dan grafik uji kestabilan alat. Untuk uji linieritas, didapatkan hasil koefisien korelasi R yang lebih besar pada kapasitor 0,1μF yaitu 0,999796 dimana nilai koefisien korelasi yang lebih mendekati nilai satu akan menunjukkan hasil linieritas yang lebih tinggi. Untuk uji kestabilan alat, didapatkan hasil koefisien korelasi R yang lebih kecil pada kapasitor 0,1μF yaitu 0,042569 dimana nilai koefisien korelasi yang lebih mendekati nilai nol akan menunjukkan hasil kestabilan yang lebih tinggi. Linieritas alat yang dihasilkan memiliki rentang dari 0 Hz hingga 21,5 MHz.

This final project discusses the design and analysis of circuit Wide Range Voltage To Frequency Converter. The design is done using Multisim 11.0 and Altium Designer Summer 2009 software, which applied to the board PCB (printed circuit board). The circuit is needed in the world of communication and to obtain a stable signal with a very wide frequency range.
Based on the design of the circuit design was done by Jim Williams [3], made adjustments to the configuration of the frequency divider, which is the IC74S74 that serves as a toggle and hold circuit which divides the frequency of feedback into smaller frequency. Then performed giving the variation of the operational amplifier compensation capacitor on the amplifier that will affect the loop system.
The results obtained is the graph of linearity test and stability test tool. For the linearity test, showed a correlation coefficient R was greater in 0.1 μF capacitor is 0.999796 which the correlation coefficient value which is closer to the value of one would indicate a higher linearity results. To test the stability of the instrument, showed a correlation coefficient R is smaller at 0.1 μF capacitor is 0.042569 which the correlation coefficient values closer to zero value would indicate a higher stability results. Linearity of the resulting instrument has a range of 0 Hz to 21.5 MHz.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43069
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Fadhil Rafii Saputro
"Banyak peralatan rumah tangga saat ini sudah menerapkan teknologi switch-mode power supply (SMPS) dan inverter yang dapat meningkatkan efisiensi energi. Namun penggunaan teknologi tersebut dapat membangkitkan disturbance pada rentang frekuensi 9-150 kHz akibat frekuensi switching yang tinggi. Selain itu, penurunan emisi pada rentang frekuensi rendah atau harmonik klasik dengan rangkaian filter, menjadi salah satu penyebab lainnya dalam meningkatnya emisi pada rentang frekuensi tinggi. Tegangan suplai utama pada jaringan tegangan rendah selalu bervariasi nilainya setiap waktu. Variasi tegangan suplai yang terjadi secara aktual dapat mempengaruhi disturbance yang dibangkitkan oleh peralatan rumah tangga pada rentang frekuensi 9-150 kHz.
Penelitian ini fokus pada pencarian karakteristik disturbance peralatan rumah tangga dan pengaruh disturbance yang dibangkitkan terhadap variasi tegangan suplai pada rentang frekuensi 9-150 kHz. Peralatan rumah tangga yang digunakan adalah AC inverter, AC non-inverter, kulkas inverter, kulkas non-inverter, kompor induksi, lampu CFL, lampu LED, personal komputer, dan vacuum cleaner. Dalam melakukan pencarian karakteristik disturbance peralatan rumah tangga, digunakan decoupling network untuk menurunkan tegangan jatuh pada impedansi internal peralatan rumah tangga dan membatasi disturbance dari suplai masuk saat dilakukan pengukuran.
Pengukuran disturbance dilakukan dengan menggunakan osiloskop differensial Picoscope 3425. Analisis karakteristik disturbance dilakukan dalam domain frekuensi dengan menggunakan Fast Fourier Transform (FFT). Pencarian karakteristik disturbance dilakukan pada tiga variasi waktu (pagi, siang, dan malam). Dari hasil pengukuran menunjukan disturbance tertinggi dihasilkan oleh vacuum cleaner sebesar 5,085 V pada frekuensi 9,8 kHz dan disturbance terendah dihasilkan oleh lampu LED Panasonic sebesar 16,62 mV pada frekuensi 64,4 kHz. Perubahan disturbance tertinggi yang dibangkitkan oleh peralatan rumah tangga terhadap variasi tegangan suplai terjadi pada kulkas inverter, dengan perubahan disturbance mencapai 71,79% dan yang terendah terjadi pada lampu CFL Philips sebesar 11,6%.

Many household appliances are now implementing switch-mode power supply (SMPS) and inverter technologies that can improve energy efficiency. But the use of these technologies may generate disturbances in the frequency range within 9-150 kHz due to high switching-frequency. In addition, decreasing emissions in the low frequency range or classical harmonics with filter circuits, is one of the other causes in increasing emissions in the high frequency range. The main supply voltage at low voltage networks always varies in time. Variations in actual supply voltage can affect the disturbance generated by household appliances at a frequency range within 9-150 kHz.
This study focused on the search for characteristics of disturbance in household appliances and the disturbance generated by variations of actual supply voltage in the frequency range within 9-150 kHz. The household appliances under test are inverter air conditioner, non-inverter air conditioner, inverter refrigerator, non-inverter refrigerator, induction cooker, CFLs lamps, LEDs lamps, personal computer, and vacuum cleaner. The actual disturbance characteristics of household appliances can be measured by installing decoupling network which used to reduce the voltage drop in the internal impedance of household appliances and limit the disturbance from incoming supply when measured.
The disturbance is measured by using Picoscope 3425 differential oscilloscope. The characteristics of disturbance is analyzed in the frequency domain using Fast Fourier Transform (FFT) and measured on three variations of time (morning, afternoon and evening). The measurement results shows, the highest disturbance is generated by a vacuum cleaner of 5,085 V at a frequency of 9,8 kHz and the lowest disturbance is generated by Panasonic LED lamps of 16,62 mV at a frequency of 64,4 kHz. The highest variance of disturbance generated by household appliances affected by variations in supply voltage is inverter refrigerator, with variance of disturbance reaches 71,79% and the lowest is Philips CFL lamps reaches 11,6%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farradita Nugraha
"Peralatan rumah tangga dengan menggunakan tenaga listrik semakin berkembang dalam hal teknologi. Dalam penggunaannya, peralatan rumah tangga ini dapat menimbulkan disturbansi. Disturbansi dapat dihasilkan dari peralatan rumah tangga yang memancarkan gelombang elektromagnetik. Ketika suatu energi listrik terpapar disturbansi, maka akan terjadi perubahan pada bentuk gelombang yang ditransmisikan. Besarnya disturbansi akan mempengaruhi kualitas energi listrik serta pengaruh yang akan terjadi pada peralatan rumah tangga tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  disturbansi pada frekuensi 2kHz-150kHz terhadap peralatan rumah tangga. Peralatan rumah tangga yang digunakan adalah laptop, radio dan televisi. Dalam pengukuran disturbansi, alat ukur yang digunakan adalah. Parameter keluaran yang akan dilihat adalah pengaruh yang dihasilkan dari pergerakan kursor, serta suara dan tampilan layar pada laptop, suara pada radio dan tampilan layar serta suara pada televisi.

Household appliances using electricity are growing technology. In its use, these household appliances can cause disturbances. Disturbance can be produced from household appliances that emit electromagnetic waves. When there is a disturbance of the electrical energy, there will be a changes on the transmitted waveform. The magnitude of the disturbance will affect the quality of electrical energy and also will occur the effects on the household appliances.
This study aims to determine the effect of disturbance on the frequency of 2kHz-150kHz on household appliances. Household appliances that are used are laptop radio television. In the measurement of disturbances, the instrument used picoscope. The parameters that will be used are the effects from the sound and screen display on the laptop, sound of the radio and screen display and also the sound of the television.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Ikhsani Putri
"Produk rantai dingin (CCP), seperti vaksin, produk biologis, dan obat-obatan, memerlukan kontrol suhu yang ketat (2–8°C) selama penyimpanan dan distribusi untuk menjaga mutu dan efektivitasnya. Penelitian ini memvalidasi proses pengiriman CCP menggunakan wadah polyurethane (PU) dan ice pack yang dibekukan pada suhu -18°C dengan tujuan meningkatkan efisiensi dan menjaga stabilitas produk sepanjang rantai pasok. Penelitian dilakukan di PT Enseval Putera Megatrading dengan pengujian kondisi distribusi aktual ke tiga lokasi tujuan, yaitu Yogyakarta, Kudus, dan Bandar Lampung. Hasil menunjukkan bahwa konfigurasi pengiriman yang dimodifikasi, yang menghilangkan langkah pengkondisian ice pack selama 24 jam, berhasil menjaga suhu produk dalam rentang yang dipersyaratkan, dengan lead time masing-masing sebesar 45,2; 50,8; dan 54,3 jam, rata-rata 50,1 jam. Temuan ini menonjolkan keunggulan wadah PU, yang memiliki daya isolasi tinggi berkat konduktivitas termal rendah, serta pentingnya penempatan dan pengkondisian ice pack secara tepat untuk memastikan kontrol suhu yang optimal. Proses yang tervalidasi ini menunjukkan peningkatan efisiensi dan keandalan dalam distribusi CCP, memperpanjang lead time, mengurangi keterlambatan operasional, dan memastikan kepatuhan terhadap standar regulasi.

Cold Chain Products (CCP), such as vaccines, biologics, and pharmaceuticals, require strict temperature control (2–8°C) during storage and distribution to maintain their quality and efficacy. This study focused on validating the shipping process for CCP using polyurethane (PU) containers and ice packs frozen at -18°C, aiming to enhance efficiency and ensure product stability throughout the supply chain. Conducted at PT Enseval Putera Megatrading, the research tested temperature maintenance under actual distribution conditions to three destinations: Yogyakarta, Kudus, and Bandar Lampung. Results showed that the modified shipping configuration, which eliminated the 24-hour ice pack conditioning step, successfully maintained temperatures within the required range, with recorded lead times of 45.2, 50.8, and 54.3 hours, averaging 50.1 hours. The findings highlight the superior insulating properties of PU containers, which have low thermal conductivity, and the importance of precise ice pack placement and conditioning for effective temperature control. This validated process demonstrates improved efficiency and reliability in CCP distribution, extending lead times and reducing operational delays while ensuring compliance with regulatory standards. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2024
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alia Badra Pitaloka
"Superabsorbent polymers SAP adalah material yang dapat menyerap cairan dalam jumlah yang sangat besar. Pada penelitian ini dilakukan sintesis material SAP dengan bahan baku natrium karboksimetil selulosa NaCMC yang berasal dari selulosa eceng gondok. Salah satu karakteristik NaCMC yang sangat berpengaruh adalah derajat substitusi DS . Semakin tinggi nilai DS dari NaCMC, semakin baik kemampuan SAP yang dihasilkan dalam menyerap cairan yang dinyatakan dengan swelling ratio SR . Jenis media yang digunakan dalam sintesis NaCMC sangat berpengaruh terhadap nilai DS. Semakin rendah polaritas media, semakin tinggi nilai DS yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan NaCMC berbahan dasar eceng gondok dengan nilai DS yang tinggi dan menghasilkan material SAP dengan kemampuan mengabsorbsi air yang tinggi.Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu isolasi selulosa, sintesis NaCMC, dan sintesis SAP. Isolasi selulosa dilakukan dengan menggunakan larutan NaClO2 dan NaOH untuk menghilangkan lignin dan hemiselulosa. Kemudian sintesis NaCMC dilakukan dengan menggunakan campuran dua larutan sebagai media reaksi agar diperoleh polaritas yang lebih rendah. Ada lima kombinasi campuran media reaksi yang digunakan, yaitu campuran isopropil alkohol-etanol IPE , 2-butanol-etanol BE , isobutil alkohol-etanol IBE , isopropil alkohol-2-butanol IPB , dan isopropil alkohol-isobutil alkohol IPIB dengan komposisi 20:80, 50:50, dan 80:20. Untuk masing-masing komposisi media, dilakukan variasi larutan NaOH 5-35 . NaCMC yang diperoleh dengan menggunakan media reaksi IPB, digunakan sebagai bahan baku pada sintesis SAP dengan menggunakan asam sitrat sebagai agen pengikat silang. Analisis dilakukan terhadap kadar selulosa di dalam eceng gondok dan selulosa hasil isolasi, nilai DS NaCMC, analisis menggunakan SEM, FTIR dan XRD terhadap selulosa dan NaCMC, serta pengukuran kadar Na di dalam alkali selulosa menggunakan AAS, sedangkan produk SAP dikarakterisasi menggunakan FTIR, SEM dan analisa SR.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kadar selulosa dari produk selulosa sebesar 95,04 dan produk NaCMC eceng gondok memiliki nilai DS di atas 0,72. Nilai DS tertinggi dari NaCMC eceng gondok adalah 2,34 yang dicapai dengan menggunakan media campuran isopropil alkohol dan isobutil alkohol dengan komposisi 20:80 pada konsentrasi NaOH 35 . Produk material SAP yang dihasilkan dapat mencapai nilai SR sebesar 12,99.

Superabsorbent polymers SAP is a material which is able to absorb a considerable amount of liquid. In the present study, synthesis of SAP material using Sodium Carboxymethyl Cellulose NaCMC from water hyacinth cellulose as raw material was conducted. One of the most important characteristic of NaCMC is degree of Subtitution DS . Higher DS of NaCMC will improve the ability of produced SAP to absorb liquid, as measured by swelling ratio SR . Type of medium used in NaCMC synthesis also plays a significant role in DS value. Medium with low polarity will result in higher DS value. The aim of this study is to produce NaCMC from water hyacinth with high DS value, thus SAP material with high absorption ability can be obtained.This research consists of three main steps cellulose isolation, synthesis of NaCMC and synthesis of SAP. Isolation of cellulose was performed using NaClO2 and NaOH to remove lignin and hemicellulose content. Synthesis of NaCMC was then carried out using a mixture of two solutions as reaction medium in order to obtain low polarity medium. Five different combinations of reaction medium mixtures were used, i.e. isopropyl alcohol ethanol IPE , 2 butanol ethanol BE , isobuthyl alcohol ethanol IBE , isopropyl alcohol 2 butanol IPB , and isopropyl alcohol isobutyl alcohol IPIB with different ratios 20 80, 50 50 and 80 20 , followed by variation of NaOH 5 35 solution for each ratio. NaCMC obtained using reaction medium IPB was further utilized as raw material in synthesis SAP with citric acid as crosslinker agent. Cellulose content in water hyacinth and cellulose from isolation step and DS of NaCMC were measured. Cellulose and NaCMC were analyzed by SEM, FTIR and XRD. Measurement of Na content in alkali cellulose were performed using AAS, and SAP product was characterized by FTIR, SEM and SR analysis.The results obtained show that cellulose content of cellulose product is 95.04 and degree of subtitusion of NaCMC product from water hyacinth is above 0.72. Highest DS value of NaCMC from water hyacinth is 2.34, which was achieved using a mixture medium of isopropyl alcohol and isobutyl alcohol 20 80 at NaOH 35 . SR value of produced SAP material was 12.99."
2018
D2413
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naldo Sofian
"Escherichia coli (E.coli) merupakan bakteri yang paling sering menyebabkan diare. Kemampuan hidup E.coli sangat mudah dipengaruhi oleh berbagai rangsangan. Akan tetapi, rangsangan bunyi, terutama dalam rentang audiosonik (20-20.000Hz), belum banyak diteliti. Peneliti menduga bahwa efek dari pemaparan frekuensi bunyi audiosonik secara berseling akan menstimulasi viabilitas Escherichia coli. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan sonikator sebagai sumber bunyi. Frekuensi yang digunakan adalah 7 kHz dan 17 kHz selama 10 detik. Setelah itu, jumlah koloni E.coli dihitung dengan metode total plate count setelah sediaan diinkubasi. Untuk menjamin validitas, tiap perlakuan dilakukan dua kali.
Penghitungan bakteri dilakukan dengan menggunakan colony counter. Jumlah E.coli yang dihitung adalah E.coli pada pengenceran dengan jumlah 30-300 koloni. Terjadi penurunan viabilitas pada pemaparan frekuensi bunyi dalam rentang audiosonik secara berseling. Penurunan viabilitas tersebut lebih besar pada frekuensi 7 KHz daripada 17 KHz. Rata-rata jumlah E.coli pada kontrol dan pajanan frekuensi 7 kHz dan 17 kHz berturut-turut sebesar 2,84 x 109 koloni, 4,05 x 107 koloni, dan 5,05 x 108 koloni. Jika dibandingkan dengan kontrol, terdapat perbedaan bermakna pada setiap perlakuan [7 kHz (p=0.032); 17 kHz (p=0.023)] dengan uji T berpasangan. Frekuensi bunyi dalam rentang audiosonik secara berseling menurunkan viabilitas E.coli . Penurunan viabilitas lebih besar dialami oleh bakteri pada pajanan dengan frekuensi 7kHz daripada 17 kHz. Dapat disimpulkan bahwa, suara dalam rentang audiosonik secara berseling dapat menurunkan viablitas E.coli.

Escherichia coli is one of the most common bacteria causing diarrhea. Its life is easily influenced by physical and chemical stimulation. However, sound stimulation, especially in audiosonic range (20-20.000 Hz) alternately, have not been explored much. Researcher hypotesized that it would stimulate E.coli growth. This research is categorized as experimental research by using sonication tools as the sound source. Researcher used frequency on 7 and 17 KHz for 10 seconds By total plate count, the media contain colony of E.coli would be counted for analysis. In order to guarantee the validity, each action would be done twice.
Counting would be done only those diluted preparation with 30-300 colonies. E.coli got its viability decreased by audible frequency sound alternately. Average of the E.coli count in control, 7 kHz, and 17 kHz is respectively 2,84 x 109 ; 4,05 x 107; and 5,05 x 108 colonies. Relation between each intervention and control are significant [7 kHz (p=0.032); 17 kHz (p=0.023)] by paired T-test. Audible sound frequency which is given alternately against E.coli would decrease E.coli viability. Its decreasing effect is greater in 7kHz stimulation than 17 kHz. In conclusion, sound in audiosonic range, alternately, may decrease E.coli viability.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>