Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170232 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Wulandari
"ABSTRAK
Di kawasan pesisir Jakarta, Cilincing merupakan salah satu kawasan yang berbasis nelayan tradisional. Nelayan tradisional yang menggantungkan mata pencahariannya di daerah ini sangat rentan terhadap masalah penangkapan ikan karena ketergantungannya pada musim, alam dan modal yang besar. Dalam keluarga nelayan, peran istri biasanya memiliki peran ganda. Peran ganda ini terbagi menjadi peran domestik yaitu mengurus urusan rumah tangga dan peran produktif sebagai pencari nafkah untuk membantu perekonomian keluarga. Pola hidup produktif istri nelayan menciptakan gerakan-gerakan yang menghasilkan pola gerakan berdasarkan perilaku spasial sebagai aktivitas dan peran istri nelayan. Pola pergerakan ini nantinya akan menunjukkan hubungannya dengan pendapatan istri nelayan sebagai bagian dari kegiatan produktif mereka. Pola pergerakan istri nelayan dibagi menjadi jenis pekerjaan dan musim. Pola pergerakan pedagang pada setiap musim sama tetapi durasi dan pendapatan kerja berbeda. Pola pergerakan pengolah kerang dan udang berbeda di setiap musim baik jarak, durasi maupun pendapatan, karena bergantung pada hasil komoditas laut.
ABSTRACT
In the coastal area of ​​Jakarta, Cilincing is an area based on traditional fishermen. Traditional fishermen who depend their livelihoods in this area are very vulnerable to fishing problems because of their dependence on seasons, nature and large capital. In fishing families, the role of the wife usually has a dual role. This dual role is divided into domestic roles, namely taking care of household affairs and productive roles as breadwinners to help the family economy. The productive lifestyle of fishermen's wives creates movements that produce movement patterns based on spatial behavior as the activities and roles of fishermen's wives. This pattern of movement will later show its relationship with the income of fishermen's wives as part of their productive activities. The movement patterns of fishermen's wives are divided into types of work and seasons. The pattern of movement of traders in each season is the same but the duration and income of work are different. The movement pattern of mussel and shrimp processors is different in each season in terms of distance, duration and income, because it depends on the results of marine commodities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naufal Sanca Lovandhika
"Indonesia adalah negara dengan panjang pantai terpanjang kedua di dunia 54,716 km dan memiliki wilayah pesisir yang luas yang perlu dikelola. Salah satu cara untuk mengelola wilayah pesisir adalah dengan menggunakan system pengawasan, akan tetapi masih belum ada sistem pengawasan wilayah pesisir yang telah diterapkan dengan efektif di Indonesia. Penelitian ini mencoba untuk mengembangkan sistem pengawasan pesisir menggunakan indikator. Terdapat 105 indikator terpilih dari berbagai sumber. Setiap indikator diseleksi kembali menggunakan metode skoring dan kemudian diproses menggunakan PLS-SEM yang akhirnya menghasilkan 9 indikator dan model pengawasan pembangunan berkelanjutan. Pesisir kota Jakarta Utara dipilih menjadi wilayah untuk menerapkan model yang telah dibuat karena wilayah tersebut dimanis dan berkembang dengan pesat. Berdasarkan model, pesisir Jakarta Utara memiliki kondisi ekonomi yang baik 62,2, kondisi sosial yang cukup 46,7, dan kondisi lingkungan hidup yang buruk 38. Pembangunan berkelanjutan cukup terimplementasi di area ini karena nilai keseimbangan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup area ini berada pada kategori cukup 52,79 dan seimbang. Dengan menggunakan SIG dapat dilihat bahwa pembangunan yang terjadi di wilayah barat wilayah penelitian lebih baik dari wilayah timur.

Indonesia is the the second longest coastline country in the world 54,716 km and containing a huge coastal area need to be managed. One way to manage coastal area is using monitoring systems, yet none of them has been effectively implemented in Indonesia. This research attempts to develop monitoring system using indicators. There were 105 indicators that chosen from references. Each of the indicators were filtered by scoring method and then be processed using PLS SEM resulting 9 indicators and sustainability development monitoring model. Coastal Area of North Jakarta has been chosen as area to implementing the model since that area are dynamics and growing rapidly. Based on the model, coastal area of North Jakarta has good economic condition 62.2, medium social condition 46.7, and bad natural environment condition 38. Sustainable development seems quite implemented in this area since the balance of Economic Social Natural Environment was on the medium 52,79 and balanced category. Using GIS can be seen that the development that occurred in west side study area are better than middle or east side.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sakinah Ralea Lestari
"Pantai Depok dan Baron merupakan salah satu obyek wisata di Desa Parangtritis dan tempat perintisan perikanan di pesisir selatan Yogyakarta. Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di pesisir Pantai Depok menjadi TPI dengan produksi ikan tertinggi di Bantul pada tahun 2013-2017 dan memberikan kontribusi nilai ekonomi sumber daya perikanan tertinggi di Pesisir Selatan Bantul begitupun dengan perikanan tangkap di Pantai Baron. Tetapi nelayan tidak lepas dari kemiskinan. Pendapatan mereka lebih tinggi hanya pada musim-musim tertentu. Minimnya kepastian penghasilan setiap hari dalam rumah tangga seorang
nelayan, membuat perempuan beradaptasi sebagai salah satu pilar penunjang kebutuhan hidup rumah tangga. Tidak hanya di rumah tangga, perempuan pesisir juga menjadi tonggak pembangunan desa pesisir, perempuan dengan usia rata-rata 20-40 tahun terlibat dalam usaha perikanan di pesisir Pantai Depok. Wanita yang bekerja dan memiliki posisi ekonomi juga faktor penentu dalam menghadapi laki-laki, baik dalam bidang kegiatan di keluarga maupun masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rumah tangga nelayan berdasarkan sebaran dan karakteristiknya. Serta mendeskripsikan hubungan
pengambilan keputusan rumah tangga berdasarkan setiap karakteristik rumah tangga istri nelayan. Metode yang digunakan adalah analisis spasial perbedaan kedua tempat.
Hasilnya adalah terdapat 3 karakteristik rumah tangga yang berbeda berdasarkan aset alat perikanan tangkap, yaitu rumah tangga nelayan juragan, pemilik kapal, dan buruh. Nelayan dan istri dari masing-masing rumah tangga nelayan memiliki pekerjaan, pendapatan, dan jam kerja yang beragam. Secara garis besar, rendah tingginya pendapatan istri nelayan tidak terlalu berpengaruh terhadap pengambilan keputusan di dalam rumah tangga, melainkan pendapatan sang nelayan itu sendiri.

Depok and Baron beaches are one of the tourist attractions in Parangtritis Village and a fishery pioneer site on the south coast of Yogyakarta. The Fish Auction Place (TPI) on the coast of Depok Beach became the TPI with the highest fish production in Bantul in 2013-2017 and contributed the highest economic value of fisheries resources on the South Coast of Bantul as well as capture fisheries on Baron Beach. But fishermen are not free from poverty. Their income is higher only in certain seasons. The lack of certainty of income every day in the household of a fisherman has made women adapt as one of the pillars to support the needs of household life. Not only in households, coastal women are also the pillars of coastal village development, women with an average age of 20-40 years are involved in fisheries business on the coast of Depok Beach. Women who work and have an economic position are also determining factors in dealing with men, both in the field of activities in the family and society. This study aims to analyze fisherman households based on their distribution and characteristics. As well as describing the relationship between household decision making based on each characteristic of the fishermen's wife's
household. The method used is a spatial analysis of the differences between the two places. The result is that there are 3 different household characteristics based on fishing gear assets, namely the household of skipper fishermen, boat owners, and workers. Fishermen and the wife of each fishing household have different jobs, incomes and working hours. Broadly speaking, the low and high income of fishermen's wives does not really affect decision making in the household, but rather the income of the fishermen themselves.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andayani Listyawati
"ABSTRAK
lstri nelayan pada hakikalnya merupakan potensi yang dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Posisi istri sebagal ibu rumah tangga dapat ditingkatkan fungsinya sebagai pencari nafkah. Kondisi iklim dan hasil tangkapan yang tidak menentu, memicu nelayan harus menyesuaikan dengan kondisi pendapatan. Realitas tersebut menuntut dukungan istri dalam pendapatan rumah tangga. Penelitian dilakukan untuk mengetahui dukungan istri nelayan dalam perekonomian keluarga. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-qualitatif. Lokasi penelitian di Kalurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan,Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur. Data diperoleh melalul teknik wawancara, pengamatan, dan telaah dokumen. Sefanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa nelayan datam kategori usia muda, tingkat pendidikan menengah-rendah. dan berpenghasifan per bulan relative terbatas yaitu antara Rp 701.000 sampai dengan Rp 1.000.000,-. Kondisi tersebut mendukung istri nelayan untuk ikut membantu dibidang ekonomi keluarga dengan bekerja, seperti membuka warung sembako, betemak ayam, mengolah ikan dan buruh. Kesimpulan: dukungan istri baik dari memelihara ayam, membuka warung sembako, menjual hasll tangkapan ikan,maupun menjadl buruh berupa tambahan materi yang diperoleh berklsar Rp 200.000,sampai dengan Rp 2Q0.000,-.per bulan. yang diperoleh akhirnya mampu menambah daya tahan ekonomi rumah tangga nelayan_ Rekomendasi dituJukan kepada Kementerian Sosial dan instansi terkail unluk secara bersama menyusun kebijakan sosial yang mampu mengangkat pertumbuhan ekonomi keluarga nelayan melalul bimbingan dan pelatihan keterampilan usaha ekonomi produktif untuk istri nelayan.

ABSTRACT
Fishermen's wives are essentially potential to increase family income. The roleot their wives as housewives can be increased its function as breadwinners. Uncertain climate conditions and catches prompt fishermen to adjust to their income conditions. They demands supports of their wivesfor household income. The research carried out to reveal the support of fishermen Wives In family economy. The research usedqualitative-descrlplive approach. The research locations was in Kaluralu:m Sidoharjo, Pacitan Sub-district, Pacitan District, Java Province. Data obtained through interview, observations, and further documentaryanalysls techniques, and analyzed through qualitative technique. The research found ft1at fishermen could be dev/dedin to category of young low-midc.Jie education level. Their income per month were relatively limited, between Rp 701.000 to Rp 1.000.000. -. These conditions support
the fishermen's wives to participate in helping the family economy by working, such as opened food stalls, raised chickens, processed fish and labored. It can be concluded that the support of wives came from different kind of work, from raising chickens. opening food stalls, selling fish catches and those that were not related to the fishery sector. They also became tangible laborsthat give additional income, ranging from Rp 200.000,- to Rp 250.000.- per montll. The additional income finally abled to Increase family economic resilience of fishermen households. It recommended to the Ministry of Social Affairs and related agencies to jointly develop social policies that are capable of promoting the economic growth of fishermen families and give social guidance and skiffs training of productive economic enterprises for fishermen wives.
"
Yogyakarta: Balai Besar dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta (B2P3KS), 2017
360 MIPKS 41:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Yaumil Atika
"ABSTRAK
Isu reklamasi dan relokasi terhadap nelayan tradisional yang bermukim di pesisir pantai sedang ramai dibicarakan. Dibangunnya rusun untuk nelayan oleh pemerintah, namun yang terjadi adalah nelayan kembali ke permukiman asal mereka. Penulisan ini membahas mengenai pola permukiman paling mendasar dari permukiman nelayan yang berada di pesisir pantai dengan menggunakan teori pemahaman tentang permukiman dan pola. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang membahas pola dari dua permukiman nelayan yang berbasis darat dan laut, kedua studi kasus tersebut akan dibahas dengan menggunakan teori tipologi sehingga menemukan pola dasar dari permukiman nelayan tradisional.

ABSTRAK
Issues of reclamation and relocation of traditional fisherman?s settlement were talked about. Flats for fishermen were being built by government, but the thing that happens is the fishermen came back to their original settlement. The main focus of this thesis is about the most fundamental pattern of traditional fishermen?s settlement that using the understanding of settlement and pattern . This thesis used descriptive method that describe two different kind of fishermen?s settlement which have land- based settlement and water-based settlement, both of this case study will be compared using typology theory as to find the archetype of the traditional fishermen?s settlement. "
2016
S63676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Hamima
"ABSTRACT
Penelitian ini mendeskripsikan pergerakan Tionghoa Muslim yang merupakan jamaah Masjid Lautze dalam ruang. Pergerakan tersebut meliputi aktivitas harian dan aktivitas sosial budaya yang dapat memengaruhi aktivitas Tionghoa Muslim di Masjid Lautze. Data dikumpulkan melalui wawancara terhadap sembilan orang informan dan pengamatan langsung di lapangan. Informan diklasifikasikan berdasarkan jenis pekerjaannya, yaitu wiraswasta, karyawan, ibu rumah tangga, dan pekerja keluarga. Hasil dari penelitian ini adalah ruang gerak harian informan wiraswasta dan karyawan yang bekerja di bidang pemasaran cenderung lebih luas. Selain itu, informan wiraswasta bebas menentukan hari kerja. Hal ini juga membuat informan wiraswasta bebas untuk mengikuti aktivitas sosial di luar pekerjaan utamanya, sehingga ruang gerak sosial budaya informan wiraswasta cenderung lebih luas. Faktor pengekang, seperti aktivitas harian dan sosial budaya memengaruhi intensitas kunjungan ke Masjid Lautze. Informan yang bekerja di akhir pekan lebih jarang berkunjung ke Masjid Lautze. Begitu pula dengan informan yang memiliki aktivitas sosial budaya yang padat. Sebaliknya, informan yang dipercaya membantu pengurus masjid lebih sering berkunjung ke Masjid Lautze. Sebagian besar informan tetap menunjukkan identitasnya sebagai etnis Tionghoa dengan tetap merayakan Imlek dengan meninggalkan ritual yang mengandung unsur kepercayaan.

ABSTRACT
This research describes Chinese moslems movement who are the member jamaah of Lautze Mosque in space. The movement includes daily activities and socio culture activities that could influence the respondents activities in Lautze mosque. Most of datas are collected by interviewing and observing the respondents. The respondents are classified based on their occupation businessman, private sector employee, housewife, and family worker. The results of this research is the businessman and marketing employee respondets have larger latitude. The businessman respondent also has independency in determining working days. This also make the businessman respondent free to take a part in some social activities in addition to work, so the businessman respondents also have the larger latitude in socio culture activities. The constraint factors, such as daily and socio culture activities influence the intensity of visiting Lautze mosque. The respondents who have to work on weekend usually come to Lautze Mosque rarely. The respondent who has so many social activities also comes to Lautze Mosque rarely. Otherwise, the respondents who like to help mosques administrators usually visit the mosque more often. Most of the respondents show their Chinese identity by celebrating Chinese new year without doing any rituals containing mystical belief. "
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Dahlia
"Sampah telah menjadi permasalahan nasional yang masih saja terjadi hingga saat ini sehingga penanganannya perlu dilakukan secara komprehensif dan terpadu dari hulu ke hilir agar memberikan manfaat secara ekonomi, sehat bagi masyarakat, dan aman bagi lingkungan, serta dapat mengubah perilaku masyarakat. Peran perilaku masyarakat dalam penanganan sampah menjadi salah satu aspek sangat penting dalam mengatasi permasalahan sampah yang terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku penanganan sampah rumah tangga serta faktor yang berkontribusi terhadap perilaku tersebut pada masyarakat di wilayah RW 04 kelurahan Kamal Muara Penjaringan Jakarta Utara tahun 2015. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan metode Rapid Assessmengt Procedure (RAP). Pengumpulan data primer dengan wawancara mendalam dan observasi, sedangkan data sekunder menggunakan data wilayah dan kependudukan Kelurahan Kamal Muara serta data kesakitan Puskesmas Kelurahan Kamal Muara.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa perilaku masyarakat dalam melakukan pemilahan dan membuang sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sikap tak acuh dengan lingkungan, sarana prasarana dan fasilitas pengelolaan sampah termasuk laut yang menjadi bagian fasilitas tempat pembuangan sampah. Semua faktor-faktor ini menimbulkan niat bagi masyarakat dalam melakukan perilaku pemilahan dan pembuangan sampah. Berdasarkan kesimpulan, maka direkomendasikan terutama kepada pemerintah daerah untuk mensosialisasikan dan implementasi program pengelolaan sampah secara regular kepada masyarakat terutama dalam perilaku pemilahan dan pembuangan sampah.

Waste has been a national problem up to date that requires a comprehensive management. It is expected that there will be benefits such economical, healthy community, and safe environment, and also behavior change. The role of community behaviour is necessary and one of the crucial aspects in dealing and solving the problems of waste management. This research aimed to analyze household waste management behavior to people in the Community Area (RW) 04 Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan District North Jakarta in 2015. This was a qualitative research with the method used Rapid Assessmengt Procedure (RAP). The Data were gathered using in-depth interview and observation. In addition, it also used data about area and demographic of Kelurahan (Subdistric) Kamal Muara and community health status from Public Health Centre of Kamal Muara.
Result of the study showed that people's behavior was affected by several factors such as environment ignorance, infrastructure and facilities including the image of people on the ocean as a place for waste disposal. Therefore it is recommended for the regional and district government to regularly socialize and implement the programs related to waste management especially on waste separation or segregation and waste disposal.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilyana
"Reklamasi wilayah pesisir jakarta menggangu 3 aspek keseimbangan wilayah pesisir, seperti aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi, serta dibutuhkan strategi pengelolaan wilayah pesisir. Pada penelitian terdahulu sudah dijelaskan bahwa reklamasi telah mengganggu 3 aspek utama keseimbangan, namun belum terlihat jelas bagaimana pengelolaan terhadap dampak reklamasi tersebut. Model yang di rancang akan divalidasi dan nilai validasi model yang disebut Average Mean Error AME.
Berdasarkan hasil rekalkulasi, didapat nilai AME Luas tambak = 5,69 , AME Hutan mangrove = 2,17, AME Hasil produksi ikan laut = 11,49 , dan AME hasil tambak = 13,16. Simulasi model dilakukan sampai pada tahun 2019. Hasil simulasi kondisi BAU didapatkan bahwa keadaan hutan mangrove terancam punah diiringi dengan luas tambak yang cenderung meningkat. Hasil tangkapan ikan mengalami peningkatan karena jumlah area luas tambak yang kian meningkat. Pembuatan skenario intervensi ditujukan untuk merubah keadaan existing, yaitu mencegah kepunahan hutan mangrove dan tidak menambah area luas tambak.
Skenario intervensi terdiri dari 2 skenario, dimana skenario intervensi 1 adalah skenario intervensi dimana hasil tambak dinaikan menjadi 300 dengan penggunaan teknolog, sedangkan skenario intervensi 2 adalah skenario intervensi dimana hasil tambak yang ditingkatkan menjadi 300 diimbangi dengan program restorasi hutan mangrove dengan target menambah luas hutan mangrove sebesar 2 ha setiap tahunnya. Dampak pada aspek ekonomi adalah menurunnya pendapatan nelayan dari Rp. 5.000.000,00-Rp. 10.000.000,00 menjadi sekitar Rp. 2.000.000,00-Rp. 3.000.000,00.
Dampak pada aspek sosial adalah menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat. Dampak pada aspek lingkungan hidup adalah berkurangnya luasan mangrove serta diiringi dengan meningkatnya luasan tambak. Perancangan 2 skenario intervensi pada model untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, dimana skenario intervensi pertama adalah restorasi mangrove dan skenario intervensi kedua adalah penggabungan pelengkapan fasilitas nelayan dalam melaut dan program restorasi hutan mangrove. "
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulyanah
"Masyarakat nelayan Teluk Jakarta terdiri atas dua nelayan, yaitu nelayan pendega dan nelayan juragan. Pada tahun 1950-1960 kemiskinan nelayan terutama tampak pada nelayan pandega perorangan dan buruh nelayan. Kemiskinan itu terjadi karena keterbatasan teknologi penangkapan ikan, alat-alat penangkapan ikan. Kebijakan Pemerintah Daerah Kotapraja Jakarta Raya Terhadap Masyarakat Nelayan Teluk Jakarta, bertujuan untuk meningkatkan teknologi penangkapan ikan dan untuk meningkatkan produksi serta meningkatkan presentase hasil tangkapan sehingga mampu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat nelayan Teluk Jakarta.

There are two fishermen in the area, consist of namely nelayan pandega and nelayan juragan. In 1950-1960 poverty problems struct this group of people, especially the pandega fishermen. This poverty problems usually caused by the people`s inability to operate the fishing equipment with higher technology, this kind of shortage make the fishermen with low knowledge on fishing technology works as labors of fishermen who masters the fishing technology. Policies that Pemerintah Daerah Kotapradja Djakarta Raya make regulated the issue that should get more attention, not only from the autorithy but also the whole people. With the right implementation of those policies the technology in fishery and fishermanship could be improved, with the technology improved the percentage of the fish catched and the living standard of the people who dwell in Jakarta`s coastal line especially the nelayan pendega class could be improved."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T36856
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gede Aswin Yoga Putra
"ABSTRAK Peningkatan banjir pesisir akibat perubahan iklim yang terjadi di kawasan Cilincing, Jakarta Utara, telah memaksa masyarakat untuk mengambil beberapa strategi adaptasi. Selama ini, strategi adaptasi berfokus pada ekonomi dan fisik, sementara aspek psikologi dan sosial juga memainkan peran penting dalam menentukan strategi yang tepat terhadap masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk, mengidentifikasi luas kerentanan wilayah terdampak banjir pesisir di Kecamatan Cilincing, mengidentifikasi hubungan faktor adaptasi psikososial-kultural masyarakat (psikologis, sosiologis, kultural), serta menganalisis pengaruh faktor kapasitas (sosial, ekonomi, lingkungan) terhadap adaptasi psikososial-kultural masyarakat. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan gabungan metode kuantitatif-kualitatif, dan analisis korelasi Spearman. Luas kerentanan wilayah terhadap bencana banjir pesisir di Kecamatan Cilincing tersebar hampir di seluruh wilayah, yaitu seluas 12,22 Km2 atau 37,16% wilayah. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa hanya dua dari tiga hubungan antar variabel yang memiliki hubungan, yakni psikologis-sosiologis dan sosiologis-kultural. Adaptasi psikologis-sosiologis memiliki nilai korelasi -0,298. Adaptasi sosiologis-kultural memiliki nilai korelasi 0,474, yang berarti semakin tinggi adaptasi masyarakat dari sisi psikologisnya, maka semakin rendah tingkat adaptasi dari sisi sosiologisnya. Sementara, semakin tinggi adaptasi masyarakat dari sisi sosiologisnya, maka semakin tinggi pula tingkat adaptasi dari sisi kultural. Selain itu, untuk kapasitas masyarakat, hanya kapasitas sosial yang berpengaruh signifikan terhadap adaptasi psikososial-kultural. Hal ini dikarenakan perubahan lingkungan yang diakibatkan oleh bencana memunculkan keterkaitan antara sosial dan psikologis individu yang memberikan dampak terhadap kesehatan mental, strategi penanganan, serta upaya adaptasi mereka terhadap bencana tersebut.

ABSTRACT
The rising of coastal flood due to the climate change that occurred in Cilincing area, North Jakarta, has forced the community to take some adaptation strategies. However, the current adaptation strategy only emphasizes on the economic and physical, while ignoring the psychology and the social aspects that also play a vital role in deciding a proper strategy towards the problem. The purpose of this study was to identify the extent of vulnerability of coastal flood affected areas in Cilincing Subdistrict, identify the relationship of psychosocial adaptation factors of society (psychological, sociological, cultural), and analyze the influence of capacity (social, economic, environmental) factors on community psychosocial adaptation. The study uses a quantitative approach, using a combination of quantitative-qualitative methods, and Spearman correlation analysis. The area of vulnerability of the area to coastal floods in the District of Cilincing is spread in almost all regions, covering an area of 12,22 Km2 or 37,16% of the area. Based on the results, it can be inferred that psychological adaptation determines society's sociological and anthropological adaptation. Psychological adaptation has a negative relationship to sociological adaptation with a correlation coefficient (R) = -0,298 with significant value 0,00. Indicating the higher the psychological adaptation, the lower the sociological adaptation of society. Sociological adaptation has a positive relationship to cultural adaptation with correlation coefficient (R) = 0,474 with significant value 0,00. Indicating the higher the sociological adaptation, the higher the anthropological adaptation. In addition, for community capacity, only social capacity has a significant effect on psychosocial adaptation. This is because the environmental changes caused by the disaster give rise to interrelationships between the social and psychological individuals that have an impact on mental health, coping strategies, and their adaptation efforts to the disaster.
"
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Ilmu Lingkungan, 2019
T52623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>