Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97752 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muslimin
"ABSTRAK
Kapal pinisi merupakan salah satu warisan budaya nenek moyang bangsa Indonesia. Melalui tangan para panrita lopi (Ahli Pembuatan Kapal), kapal pinisi telah menjadi simbol kebanggaan tidak hanya untuk Indonesia namun dunia pun mengakuinya sebagai karya yang luar biasa. Proses pengrajinan kapal pinisi diwariskan secara turun temurun dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Perkembangan era globalisasi yang semakin maju menyebabkan pengetahuan pengrajinan kapal pinisi sulit terwariskan dari satu generasi kegenerasi berikutnya, penyebab utama yang menghambat proses transformasi pengetahuan pengrajinan kapal pinisi karena sebagian besar generasi muda di Kecamatan Bonto Bahari lebih memilih untuk merantau dan menempuh pendidikan dibanding belajar pengrajinan kapal pinisi. Kurangnya generasi muda di Kecamatan Bonto Bahari yang mengetahui proses pengrajinan kapal pinisi menjadi masalah tersendiri bagi eksistensi kapal pinisi dimasa sekarang dan yang akan datang, padahal pengetahuan pengrajinan kapal pinisi telah di tetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization)."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2018
959 PATRA 19:2 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini menggambarkan profil buruh pengrajin batik tulis di Kecamatan Keraton Yogyakarta. Tujuan penelitian ini antara lain untuk megetahui dan memperoleh gambaran tentang profil buruh pengrajin batik tulis yang meliputi identifikasi responden,kondisi fisik,kondisi sosial,kondisi ekonomi,dan jenis pekerjaan....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Girsang, Benny Parlindungan
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang pemberdayaan masyarakat melalui kelompok dalam Program Kredit Taskin Inkra. Juga dibahas tentang faktor pendukung dan penghambat proses pemberdayaan. Program Kredit Taskin Inkra untuk mengatasi kemiskinan bertujuan untuk meningkatkan kegiatan usaha ekonomi produktif keluarga-keluarga yang tergabung dalam kelompok Taskin lndustri Kecil dan kerajinan rakyat guna meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Peraksanaan Program Kredit Taskin Inkra di Kecamatan Porsea merupakan hasil kerjasama antara Pemerintah Daerah Kabupaten Toba Samosir dengan PT. Bank Sumatera Utara dengan memberikan kredit modal usaha kepada kelompok taskin berdasarkan tanggung jawab bersama (tanggung renteng).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan para informan, observasi dan studi kepustakaan. Pemilihan informan dilakukan secara purposive dan snowball sampling terhadap aparat pemerintah daerah, tim teknis, petugas pendamping, kepala desa, tokoh masyarakat dan Kelompok Tenun Siragi dengan jumlah 20 orang. Hasil penelitian dianalisa dengan mengaitkan kebijakan program dan kerangka pemikiran tentang kemiskinan, pembangunan daerah, industri kecil, pemberdayaan masyarakat serta partisipasi.
Dalam tahap sosialisasi, peserta tidak hanya mendengar namun diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada hal yang kurang dimengerti. Selanjutnya peserta sosialisasi ikut berpartisipasi untuk mensosialisasikan program di desa masing-masing, membantu tugas dari tim teknis, sehingga tujuan sosialisasi dapat tercapai. Dalam tahap pelaksanaan, peran petugas pendamping memberdayakan kelompok terlihat pada kegiatan pembinaan tehnis dan manajemen usaha, khususnya pengajuan usulan kredit dan pelaporan.
Pelaksanaan proses pemberdayaan masyarakat terlihat sejak awal, pembentukan kelompok merupakan syarat utama untuk memperoleh kredit taskin inkra, diserahkan sepenuhnya kepada para pengusaha industri kecil dan pengrajin tanpa campur tangan dari pihak manapun. Dalam tahap pelaksanaan kegiatan pembinaan tehnis dan manajemen usaha dilakukan petugas pendamping dengan cara diskusi kelompok, anggota kelompok memperoleh penambahan pengetahuan dan keterampilan tentang ragam ulos untuk souvenir dan pemasaran ulos secara bersama-sama. Variasi ulos untuk meningkatkan pendapatan mereka dan pemasaran bersama dapat mengurangi waktu pemasaran yang dapat dipergunakan untuk mempercepat pembuatan ulos. Dalam kegiatan penyusunan usulan kredit dan pelaporan, petugas pendamping turut membantu diminta oleh anggota kelompok, namun pada dasarnya, sepenuhnya diserahkan kepada kelompok.
Dalam pelaksanaan Program Kredit Taskin Inkra masih terdapat faktor penghambat baik dari anggota kelompok maupun dari petugas pendamping. Faktor penghambat dari anggota kelompok adalah rendahnya tingkat pendidikan yang didominasi tamatan SD dan SLTP, usia diatas 40-an juga berpengaruh terhadap rendahnya motivasi belajar bidang admisnistrasi serta pembuatan laporan. Untuk mengatasinya petugas mengadakan kunjungan rumah dan mengingatkan pentingnya laporan untuk perbaikan kebijakan atau pengembangan program. Faktor penghambat yang lain adalah kurangnya koordinasi petugas pendamping dalam pembagian tugas serta proses administrasi (pengisian formulir) yang cenderung menyulitkan anggota kelompok.
Disamping faktor penghambat juga terdapat faktor pendukung seperti prilaku masyarakat yang terbuka, ikatan kekeluargaan antara anggota kelompok serta lokasi yang strategis. Merujuk kepada faktor penghambat di atas, dikemukakan saran yang sekiranya dapat diterapkan pada program yang akan datang yakni ; kepada pemerintah daerah, diperhatikan peran masing-masing petugas pendamping serta dilakukan pemantauan dan pembinaan oleh tim teknis, di masa mendatang para suami hendaknya ikut diberdayakan dengan memantapkan peran pendamping dari BKKBN, sekiranya memungkinkan dibentuk lebih dari satu kelompok pada program yang akan datang karena tampaknya dana dapat dikembangkan; kepada anggota kelompok, direncanakan pengembangan usaha; kepada petugas pendamping, secara berkata mengawasi pembuatan ulos agar kualitas dan motif ulos tetap terjaga, pendamping dari Kantor Koperasi berperan dalam pemasaran dan pembentukan Koperasi.
ix + 6 bab + 134 halaman + 3 lampiran + Bibliograf 48 buku + 8 Peraturan Perundang-undangan dan lain-lain (1977 s/d 2002)"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13786
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi R.I., 2015
307.25984 TRA
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Arja godogan merupakan sebuah kesenian arja yang berasal dari dakdakan kecamatan Kediri kabupaten tabanan. Arja ini menceritakan cerita I godogan yang bersumber dari cerita panji dalam pencariannya mencari seorang istri. Dramatari arja godugan sangat popular pada era 70-an, memiliki fungsi dan makna yang sangat penting bagi masyarakat penikmat hiburan pada masa itu. Akan tetapi, seiring perubahan zaman eksistensi arja godogan seakan menuju ke tepian senja."
JPSNT 20:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mahmud
"Krisis moneter yang menimpa bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 hingga akhir tahun 2000 ini, belum ada tanda-tanda akan berakhir, bahkan telah berubah menjadi krisis multidimensi. Krisis tersebut, selain berdampak pada perubahan tatanan dalam segala aspek kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara, juga telah mengakibatkan semakin meningkatnya jumlah angka kemiskinan. Sebelum terjadinya krisis atau tepatnya akhir tahun 1996, jumlah penduduk miskin tercatat 21.854.800 jiwa (11 %) dan total pend uduk Indonesia (BPS, 1997,25-26). Namun dalam perkembangan selanjutnya, berdasarkan hasil Susenas BPS, sampal Juni 1998, jumlah penduduk yang berkategori miskin meningkat cukup tajam yakni mencapai 79,40 juta jiwa. Ini berarti, dalam kurun waktu kurang dan dua tahun, pertambahan angka penduduk miskin mencapai 363,30 %.
Tetapi yang Iebih menarik diperhatikan untuk dikaji dan diteliti dan peningkatan jumlah angka kemiskinan tersebut, adalah realitas dan dimensi masalahnya. Kemiskinan ternyata tidak hanya dialami dan didominasi oleh penduciuk yang berlatar belakang pendidikan rendah, tidak memiliki ketrampilan dan keahlian, tidak mempunyaí pekerjaan tetap, malas, bodoh dan hal-hal lain yang telah didirikan dan diidentikkan dengan keberadaan orang-orang miskin, sebagaimana anggapan yang berlaku selama ini.Tetapi juga bisa menimpa dan menghimpit masyarakat yang memiliki ketrampilan an keahlian di bidang tertentu serta memiliki tingkat ketekunan dan keuletan yang tinggi dalam bekerja.
Diantara masyarakat yang memiliki ketrampilan dan keahlian serta keuletan dan ketekunan dalam bekerja itu, namun masih dihimpit oleh masalah kemiskinan adalah masyarakat Desa Banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencahaniar' sebagai pengrajin gerabah. Salah satu indikator bahwa pekenjaafl mereka didasarkan atas ketrampilan dan keahlian yang disertai dengan keuletan dan ketekunan dalam bekerja, aclalah gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh pengrajin telah menembus pasar mancanegara dan suclah rnendapatkan pengakuan standar mutu internasional, dengan diterìmanya Iso 9002 pada awal tahun 2000 ini. SelaIn itu, gerabah juga merupakan salah satu komoditas eksport dan Propinsi Nusa Tenggara Barat dengan nilai devisa yang dihasilkan menempati urutan ketiga setelah komoditas mutiara dan batu apung. Hanya saja, ketrampilan dan keahlian yang dimiliki pengrajin tersebut belum dapat mengangkat dan mengeluarkan mereka dan situasi cian himpitan kemiskinan yang dialaminya.
Berbagai upaya dan program telah diluncurkan, balk oleh pemenintah maupun swasta untuk memberdayakan pengrajin. Misalnya melalui program IDT, Diktat, pemagangan dan bantuan modal usaha, namun belum menghasilkan manfaat yang optimal bagi peningkatan kesejahteraan hidup pengrajin. Ironisnya lagi, program-progam yang diluncurkan tersebut, manfaatnya Iebih banyak dirasakan oleh pengusaha gerabah atau pemifik modal (‘bos', istitah setempat) yang memodali pengrajin dalam berusaha.
Penelitian ini menemukan bahwa salah satu hal mendasar yang menyebabkan pengrajin tidak bisa keluar dan lilitan kemiskinan adalah terbatasnya kemampuan mereka dalam mengakses pasar secara Iangsung, baik pada tingkat pasar domestik maupun pacla pasar globaL Keterbatasan ¡ni, setain dipicu oleh SDM pengrajin yang masih Iemah dalam membangun relasi dengan dunia di luar lingkungannya, juga karena ketiadaan modal (finansial) yang menunjang dan mendukung upaya dimaksud. Kelemahan pengrajin ini dimanfaatkan secara optimal oleh pengusaha gerabah untuk mencari keuntungan yang sebesar besarnya. Termasuk dalam menetapkan harga secara sepihak. Dengan demikian, pengrajin tidak memiliki 'bargaining position' yang signifikan atas pelaku pasar gerabah.
Berdasarkan temuan tersebut, dipandang perlu bagi semua pihak terutama pemerintah dan lembaga-lembaga pemberdaya lainnya termasuk LSM dan pengusaha gerabah untuk memperkuat komilmennya dalam upaya mengentaskan kemiskinan pengrajin. Dengan adanya komitmen yang kuat, diharapkan tercipta komunikasi dan kerjasama serta koordinasi yang sinergis dan produktif dalam rangka pembinaannya, dengan tetap memperhatikan dimensi pemberdayaan, guna menunjang upaya pengentasan kemiskinan pengrajin secara komprehensif dan berkesinambungan. Selain ¡tu, perlu juga dipikirkan untuk mendirikan pusat informasi pasar gerabah yang bisa langsung diakses oleh pengrajin. Penelitian yang diabstraksikan di atas bersifat deskriptif kualitatit, sehingga dalam pelaksanaannya tidak menguji suatu teori atau pun hipotesis tertentu. Melainkan hanya mempelajari dan mencani sebab sebab kemiskinan pengrajin, disamping menjawab pertanyaan mengapa program pemberdayaan yang diluncurkan belum melepaskan mereka dan kemiskinan. Karena ¡tu, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Kememterian Pariwisata RI, 2019
333.785 98 WIS
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Elymart Jastro
"Skripsi ini membahas tentang bagaimana proses menghasilkan pesan dari koleksi museum. Pesan yang dimaksud adalah sebuah informasi hasil interpretasi suatu koleksi yang akan disampaikan kepada pengunjung. Koleksi yang menjadi objek penelitian adalah koleksi perahu tradisional Nusantara yang berada di gedung C Museum Bahari. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang menggunakan teori museologi untuk konsep permuseuman dan koleksi serta teori komunikasi (teori produksi pesan dan teori penyajian pesan) untuk menganalisis objek agar menghasilkan pesan yang akan diterima pengunjung. Pesan yang disampaikan adalah pesan mengenai teknologi yang digunakan pada perahu tradisional Nusantara. Hasil penelitian ini adalah sebuah produk berupa informasi tekstual dan informasi visual yang dituliskan pada label dan media informasi lainnya.

This thesis explains about the process of resulting a message of museum collections. The message which is explained here is an information of interpretation result of a collection that will be delivered to visitors. The object of research is Nusantara's traditional boats collections which is located in building C Museum Bahari. This research is a qualitative research which use museology theory for museum concept and collections, and also communication theory (message production theory and message presentation) for analyzing the object that resulting a message which will be received by visitors. The message which will be delivered is a message about technology that is used in archipelago traditional boats. The result of this research is a product implemented in textual and visual information which is written in labels and other media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S11829
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Sukardi
"Penelitian ini mengeksplorasi perubahan dan kontinuitas dalam tradisi pembuatan pinisi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pinisi merupakan warisan budaya yang tidak hanya mencerminkan inovasi lokal dalam menghadapi tantangan alam, tetapi juga simbol identitas budaya maritim Indonesia. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengkaji bagaimana masyarakat setempat mempertahankan nilai-nilai tradisional sambil beradaptasi dengan teknologi dan kondisi sosial ekonomi modern. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan ahli dan budayawan lokal, serta analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun unsur-unsur modern telah diintegrasikan dalam proses pembuatan perahu, esensi ritual dan nilai-nilai tradisional seperti gotong-royong, kepercayaan terhadap alam, dan penghormatan terhadap leluhur tetap dijaga. Masyarakat lokal menggabungkan penggunaan alat-alat modern dengan metode tradisional dalam setiap tahap pembuatan perahu, dari pemilihan kayu hingga peluncuran ke laut. Keberlanjutan sumber daya kayu juga menjadi fokus utama, dengan praktik-praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan diterapkan untuk menjaga ketersediaan bahan baku. Penelitian ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara inovasi dan tradisi dalam menjaga relevansi dan keberlanjutan industri perahu Pinisi. Temuan ini memberikan wawasan tentang bagaimana tradisi lokal dapat beradaptasi dengan perubahan global tanpa kehilangan identitas budayanya. Selain itu, penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang dinamika sosial dan budaya masyarakat pembuat pinisi serta peran mereka dalam ekonomi pedesaan dan pelestarian warisan budaya."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2024
900 HAN 7:2 (2024)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aris Sukardi
"Penelitian ini mengeksplorasi perubahan dan kontinuitas dalam tradisi pembuatan pinisi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Pinisi merupakan warisan budaya yang tidak hanya mencerminkan inovasi lokal dalam menghadapi tantangan alam, tetapi juga simbol identitas budaya maritim Indonesia. Melalui pendekatan deskriptif kualitatif, penelitian ini mengkaji bagaimana masyarakat setempat mempertahankan nilai-nilai tradisional sambil beradaptasi dengan teknologi dan kondisi sosial ekonomi modern. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara mendalam dengan ahli dan budayawan lokal, serta analisis dokumen terkait. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun unsur-unsur modern telah diintegrasikan dalam proses pembuatan perahu, esensi ritual dan nilai-nilai tradisional seperti gotong-royong, kepercayaan terhadap alam, dan penghormatan terhadap leluhur tetap dijaga. Masyarakat lokal menggabungkan penggunaan alat-alat modern dengan metode tradisional dalam setiap tahap pembuatan perahu, dari pemilihan kayu hingga peluncuran ke laut. Keberlanjutan sumber daya kayu juga menjadi fokus utama, dengan praktik-praktik pengelolaan hutan yang berkelanjutan diterapkan untuk menjaga ketersediaan bahan baku. Penelitian ini menyoroti pentingnya keseimbangan antara inovasi dan tradisi dalam menjaga relevansi dan keberlanjutan industri perahu Pinisi. Temuan ini memberikan wawasan tentang bagaimana tradisi lokal dapat beradaptasi dengan perubahan global tanpa kehilangan identitas budayanya. Selain itu, penelitian ini juga memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang dinamika sosial dan budaya masyarakat pembuat pinisi serta peran mereka dalam ekonomi pedesaan dan pelestarian warisan budaya."
Kalimantan Barat : Balai Pelestarian Nilai Budaya, 2024
900 HAN 7:2 (2024)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>