Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 97605 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abdurrahman Aslam
"Kabupaten Lebak memiliki letak geografis unik yang dapat dijadikan kawasan pariwisata alam mulai dari bukit, sungai, gua, dan garis pantai yang panjang karena setiap objek alam dapat memiliki potensi untuk dijadikan objek wisata alam dengan nilai yang  berbeda-beda. Bentang alam sebagai sumberdaya wisata menjadi penentu ada atau tidaknya kegiatan wisata alam tersebut (Dernoi dalam Burton, 1995). Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi pariwisata alam di Kabupaten Lebak dan mengetahui hubungan antara potensi pariwisata alam dengan jumlah pengunjung. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan keruangan serta menggunakan Uji Statistik Chi Square untuk mencari hubungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi objek wisata alam di Kabupaten Lebak berdasarkan pembobotan menghasilkan sebagian besar nilai potensi objek wisata alam yang rendah. Secara spasial Kabupaten Lebak memiliki beragam objek wisata alam dan terdapat beberapa objek wisata alam yang memiliki keunikan sendiri yaitu objek wisata Pantai Langir dan objek wisata Karang Taraje, namun belum adanya pengelolaan yang baik pada fasilitas dan aksesibilitas membuat nilai potensi tetap rendah. Kedatangan wisatawan ke objek wisata alam disebabkan oleh nilai potensi objek wisata alam yang tinggi dan memiliki fasilitas yang baik. Melalui hasil uji statistik diketahui bahwa adanya hubungan yang signifikan antara potensi pariwisata alam dengan jumlah pengunjung objek wisata alam tahun 2017 di Kabupaten Lebak ditunjukan dengan objek wisata alam yang memiliki nilai tinggi mendatangkan jumlah pengunjung yang tinggi juga, dan begitu sebaliknya.

Lebak Regency has a unique geographical location that can be used as a natural tourism area starting from long hills, rivers, caves and coastlines because each natural object can have the potential to be a natural tourist attraction with different values. Landscapes as tourism resources are a determinant of the presence or absence of natural tourism activities (Dernoi in Burton, 1995). The purpose of this research is to find out the potential of natural tourism in Lebak Regency and find out the relationship between the potential of natural tourism and the number of visitors. The analytical method used is descriptive method with spatial approach and using the Chi Square Statistic Test to find relationships. The results of the study showed that the potential of natural tourism objects in Lebak Regency based on weighting produced most of the potential value of low natural tourism objects. Spatially, Lebak Regency has a variety of natural attractions and there are several natural attractions that have their own uniqueness, namely the Langir Beach tourist attraction and Karang Taraje tourist attraction, but the lack of good management of facilities and accessibility makes the potential value remains low. The arrival of tourists to natural attractions is due to the potential value of high natural tourism objects and good facilities. Through the results of statistical tests, it is known that the existence of a significant relationship between the potential of natural tourism and the number of visitors to natural attractions in 2017 in Lebak Regency is indicated by natural attractions that have high scores, bringing high numbers of visitors, and vice versa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Taufiq Maulana Wicaksana Purstyadi
"Daerah potensi panas bumi Gunung Endut, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, merupakan daerah panas bumi yang terbentuk akibat pengaruh intrusi batuan dan struktur berupa horst dan graben berkembang di daerah tersebut. Penelitian ini berfokus dalam mengidentifikasi zona alterasi, yang dapat dimanfaatkan untuk mengetahui suhu bawah permukaan, dan keasaman fluida hidrotermal berdasarkan keterdapatan mineral alterasinya. Tujuan pada penelitian ini sebagai salah satu langkah awal ekplorasi panas bumi, khususnya salah satu data suhu mengenai suhu bawah permukaan. Penelitian ini menggunakan data dari core hasil dua sumur pemboran dengan kode DUT_X yang memiliki kedalaman 108 m, dan DUT_Y dengan kedalaman 220 m. Metode yang digunakan untuk mengidentifikasi zona alterasi adalah dengan melakukan analisis petrografi, Analytical Spectral Device (ASD), dan X-Ray Difraction (XRD) pada batuan yang teralterasi. Analisis petraografi dilakukan untuk mengatahui mineral alterasi yang teridentifikasi melalui sayatan tipis, sedangkan analisi ASD dan XRD dilakukan untuk mengetahui mineral alterasi yang tidak dapat teridentifikasi dari hasil analisis petrografi. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada sumur DUT_X dan DUT_Y termasuk kedalam zona alterasi argilik, dengan dominasi mineral lempung berupa smektit. Temperatur berdasarkan asosiasi mineral alterasinya memiliki rentang suhu 120 – 200 °C, dengan keasaman fluida hidrotermal yang netral.

The geothermal potential area of Mount Endut, Lebak Regency, Banten Province, is a geothermal region formed due to the influence of rock intrusion and structures in the form of horsts and grabens that developed in the area. This research focuses on identifying alteration zones, which can be utilized to determine subsurface temperatures and the acidity of hydrothermal fluids based on the presence of alteration minerals. The aim of this research is to serve as an initial step in geothermal exploration, specifically focusing on subsurface temperature data. This research uses data from core samples of two drilling wells coded DUT_X, which has a depth of 108 m, and DUT_Y, with a depth of 220 m. The methods used to identify alteration zones involve conducting petrographic analysis, Analytical Spectral Device (ASD), and X-Ray Diffraction (XRD) on altered rocks. Petrographic analysis is performed to determine the alteration minerals identified through thin sections, while ASD and XRD analyses are carried out to identify alteration minerals that cannot be recognized from the petrographic analysis results. Based on the analysis conducted on wells DUT_X and DUT_Y, they fall into the argillic alteration zone, dominated by clay minerals such as smectite. The temperature based on the alteration mineral association ranges from 120 to 200 °C, with the acidity of the hydrothermal fluid being neutral."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Yulianto
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pariwisata saba budaya baduy yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial pada masyarakat baduy dalam kampung Cibeo menggunakan pendekatan kualitatif. Hasilnya, telah terjadi perubahan sosial sebagai akibat kegiatan pariwisata saba budaya baduy yang digambarkan dalam tahapan fenomena pariwisata multiplier melalui periodesasi perubahan sosial: pra kunjungan wisatawan, kunjungan wisatawan, pasca kunjungan wisatawan dan menutup siklus kunjungan wisatawan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perubahan sosial terjadi secara lambat, besar dan terencana melalui variasi aspek proses sosial, pola sosial, interaksi sosial atau organisasi sosial dan perubahan dari unsur ndash; unsur jaringan hubungan sosial yang meliputi adat, ritual, aturan dan prosedur.

ABSTRACT
The research discusses Saba Budaya Baduy tourism activities cause social changes in the inner baduy society, Cibeo village used qualitative approach. The results showed the social changes occurred due to Saba Budaya Baduy tourism activies that described in multiplier tourism phenomena stagest through social change periodization pre tourist visit, tourist visit, post tourist visit and end of cycle tourist visit. The research concludes social changes occurred slowly, major and planned through variation aspects of social process, social pattern, social interaction or social organization and changes social relationship networks elements that covered customs, rituals, rules and procedures."
2017
T48040
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chindy Octavia
"Hingga saat ini sering terjadi banjir di Kabupaten Lebak, khususnya di pusat kota yaitu Rangkasbitung dan sekitarnya yang merugikan masyarakat sekitar. Permasalahan banjir ini belum sepenuhnya terselesaikan, walaupun terdapat indikasi peningkatan, baik dari segi frekuensi, durasi dan sebaran di wilayah penelitian. Daerah penelitian adalah 3 kecamatan di Kabupaten Lebak yang dilintasi Sungai Ciujung Hilir, yaitu Kecamatan Cibadak, Kecamatan Kalanganyar dan Kecamatan Rangkasbitung dengan jumlah 38 desa. Dalam menentukan tingkat bahaya banjir digunakan peta banjir dari BNPB, kemudian dilakukan georeferensi dan digitasi, serta metode rata-rata berimbang untuk menentukan tingkat bahaya di setiap desa/kelurahan. Analisis kerentanan dilakukan dengan menggabungkan kriteria keren tanan fisik, kerentanan sosial, dan kerentanan ekonomi menggunakan metode spasial MCDA/overlay dan metode pembobotan dan skoring. Kemudian risiko banjir dianalisis dengan menggabungkan komponen bahaya dan kerentanan banjir dengan matriks penentu kelas risiko. Berdasarkan analisis metode rata-rata setimbang Kecamatan Rangkasbitung dan sekitarnya dominan memiliki bahaya banjir tingkat tinggi dengan total 18 desa/kelurahan atau 73% dari jumlah desa pada wilayah penelitian. Kerentanan banjir di dominasi oleh tingkat rendah sebanyak 18 desa/kelurahan atau 47% dari jumlah desa pada wilayah penelitian. Dari hasil analisis risiko terlihat bahwa wilayah dengan bahaya tinggi belum tentu memiliki risiko yang tinggi tetapi ditentukan oleh tingkat kerentanan wilayah tersebut dalam menghadapi bencana.

Until now, floods have often occurred in Lebak Regency, especially in the city center, namely Rangkasbitung and its surroundings, which has harmed the surrounding community. The problem of flooding has not been resolved, there are indications of an increase, both in terms of frequency, duration, and distribution in the study area. The research areas are three sub-districts in the Lebak Regency which are crossed by the Ciujung Hilir River, that is say Cibadak District, Kalanganyar District, and Rangkasbitung District with a total of 38 villages. In determining the level of flood hazard, a flood map from BNPB is used, georeference and digitization are carried out, as well as a balanced average method to determine the level of danger in each village. The analysis was carried out with the criteria of physical stress, social vulnerability, and economic vulnerability using spatial methods MCDA/overlay, weighting and scoring methods. Then the flood risk is analyzed by combining the hazard and flood vulnerability components with a risk class determining matrix. Based on the analysis of the equilibrium average method, Rangkasbitung District and its surroundings have a dominant high level of flood hazard with a total of 18 villages or 73% of the total villages in the study area. The low level of flood diversity is dominated by 18 villages or 47% of the total villages in the study area. From the results of the risk analysis, it can be seen that an area with high danger is unnecessary the risk that is determined by the level of vulnerability of the area in facing disasters."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Johannes
"

Formasi Bayah merupakan salah satu formasi yang terdapat pada daerah penelitian di kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten dengan litologi batuan seperti batubara, batulempung dan batupasir. Metode penelitian menggunakan analisis maseral dan analisis polen untuk dapat menentukan umur batuan, sejarah geologi dan lingkungan pengendapan dari batuan tersebut. Analisis maseral merupakan analisis melalui kandungan organik seperti vitrinit, liptinit dan inertinit yang terdapat pada batubara sedangkan analisis polen merupakan analisis melalui jenis dan morfologi polen berdasarkan deskripsi yang dapat diamati melalui mikroskop. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui lingkungan pengendapan terbentuknya batubara Pada analisis tersebut digunakan 2 sampel batubara dalam analisis maseral dan 1 sampel batubara serta 2 sampel batulempung digunakan dalam analisis polen. Pengambilan sampel batubara tersebut dilakukan melalui pemetaan geologi serta pengamatan langsung di lapangan yang ditemukan di Desa Sukajadi, Desa Bukitsanggo dan Desa Pasirakmin melalui singkapan yang terdapat di area penelitian. Melalui sampel tersebut, dapat diketahui hasil analisis yang dilakukan adalah pada analisis maseral sampel batubara KP-01 dan KP-02 maka ditemukan maseral vitrinit lebih dominan yaitu 93,4%Vol KP-01 dan 88%Vol KP-02 dibandingkan maseral lain. Berdasarkan analisis maseral, Lingkungan pengendapan dari KP-01 yaitu telmatik, KP-02 yaitu marsh sedangkan analisis polen menunjukkan KP-03 memiliki lingkungan pengendapan yaitu lower delta plain.


Bayah Formation is one of the formations found in the research area in Panggarangan sub- district, Lebak Regency, Banten Province with rock lithology such as coal, claystone, and sandstone. The research method uses the analysis of maceral and pollen analysis to determine the age of the rock, the geological history and the depositional environment of the rock. Maceral analysis is an analysis through organic content such as vitrinite, liptinite and inertinite contained in coal while pollen analysis is an analysis through the type and morphology of pollen based on the description that can be observed through a microscope. The purpose of this research is to determine of coal depositional environment. In this analysis, two samples of coal were used in the maceral analysis, one sample of coal and two samples of clay were used in pollen analysis. The coal sampling was carried out through geological mapping and direct observation in the field found in Sukajadi Village, Bukitsanggo Village and Pasirakmin Village through outcrops in the research area. Through this sample, it can be seen that the results of the analysis carried out on the maceral analysis of coal samples KP-01 and KP-02 then found that vitrinite is more dominant, that is 93,4% Vol KP-01 and 86% Vol KP-02 compared to other macerals. Based on maceral analysis, the depositional environment of sample KP-01 is meander river, KP-02 is marsh while pollen analysis show KP-03 has a depositional environment that is lower delta plain.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Tifa Ardani
"ABSTRAK
Kabupaten Lebak mempunyai produksi bambu sebesar 2.480.904 batang. Oleh sebab itu Kabupaten Lebak mempunyai potensi memasok bambu untuk produksi kerajinan bambu. Potensi tersebut dimanfaatkan oleh produsen kerajinan bambu di Kecamatan Rangkasbitung, Sajira dan Cibadak untuk membuat kerajinan bambu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan produk, harga dan promosi di setiap simpul dan mengetahui pola rantai nilai pada industri kerajinan bambu dengan menggunakan konsep bauran pemasaran dan rantai nilai. Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan analisa deskriptif dan spasial. Hasil penelitian menunjukan bahwa seluruh industri di Kecamatan Rangkasbitung, Sajira dan Cibadak pada simpul produsen mengalami perubahan produk. Perbedaan produk dipengaruhi oleh jumlah modal, tenaga kerja dan promosi yang membuat produk bervariasi sehingga pemasarannya lebih luas. Untuk harga mengalami peningkatan pada setiap simpulnya. Perbedaan harga dipengaruhi oleh biaya produksi dan biaya distribusi. Semakin tinggi biaya produksi dan semakin jauh jarak distribusi maka harga jual produk akan semakin tinggi. Untuk promosi hanya dilakukan oleh industri di Kecamatan Rangkasbitung pada simpul produsen, distributor dan industri di Kecamatan Cibadak pada simpul konsumen. Adanya promosi dapat meningkatkan permintaan konsumen terhadap produk. Pada masing-masing industri di setiap kecamatan memiliki pola rantai nilai yang berbeda berdasarkan pelakunya. Aktivitas yang membuat nilai menjadi tinggi ialah aktivitas operasi pada simpul produsen dan aktivitas logistik pada simpul produsen dan mediasi.

ABSTRACT
Lebak Regency has produced 2,480,904 bamboo stem. Therefore, Lebak Regency has potential to supply bamboo for bamboo handicrafts production. The potential is utilized by bamboo handicrafts producers in Rangkasbitung District, Sajira District and Cibadak District to make bamboo handicrafts industries. This research aims to analyze the difference of product, price and promotion in each node of bamboo handicraft industry and to know the value chain pattern in bamboo handicraft industry by using the concept of marketing mix and value chain. The method used in this research is qualitative method with descriptive and spatial analysis. The results showed that all bamboo industries in Rangkasbitung District, Sajira District and Cibadak District at producer 39s nodes is experiencing product changes. Product differences is influenced by the amount of capital, labor and promotion that make the product vary so that its marketing is wider. Price has increased on every bamboo industry 39s node. Price differences are influenced by production costs and distribution costs. The higher the production cost and the more distant distribution distance of bamboo industries are, the higher selling price of the products will be. On Rangkasbitung District, bamboo handicrafts 39 promotion only done in producer 39 s node and distributor 39 s node. Meanwhile at Cibadak District, bamboo handicrafts 39 promotion only done in consumer 39s node. Promotion can increase consumer demand for bamboo handicrafts. In each industry at all districts, bamboo 39 s value chain is different. Operating activities at producers node and mediation 39s node makes bamboos value chain becomes high. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Sari
"Tindakan pemasungan terhadap Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) merupakan salah satu tindakan yang melanggar Hak Asasi Manusia, karena membatasi ruang gerak individu dalam melakukan setiap kegiatannya, serta dapat berdampak pada fisik, psikologis, dan sosial individu. Adanya Program Banten Bebas Pasung 2019 merupakan wujud dari upaya pemerintah dalam menanggulangi kasus pemasungan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Provinsi Banten, salah satunya adalah Kabupaten Lebak. Dalam pelaksanaannya, Program Banten Bebas Pasung ini memerlukan sinergitas lintas sektor, baik tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota, hingga masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi Program Banten Bebas Pasung 2019 di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Penelitian ini mengacu pada teori implementasi program yang disampaikan oleh Charles O. Jones (1996). Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dengan beberapa aktor yang terlibat dan studi kepustakaan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi program di Kabupaten Lebak belum dapat berjalan secara optimal karena masih ditemukannya permasalahan pada seluruh indikator, yakni sumber daya manusia, sarana dan prasarana, unit organisasi, SOP, keseragaman pemahaman implementor, komunikasi implementor, sosialisasi program, pelayanan program, pembiayaan program, serta dukungan program. Selain itu, juga terdapat hambatan dalam pelaksanaan Program Banten Bebas Pasung 2019 yang berasal dari internal dan eksternal. Adapun hambatan internal yang berasal dari struktur birokrasi dan layanan kesehatan yang diberikan, serta eksternal dari keadaan geografis serta pengetahuan dari masyarakat yang masih minim

The act of restraint people with mental disorders (ODGJ) is one of the actions that violate Human Rights because it limits individuals' space to carry out each activity and can impact the individual's physical, psychological, and social. The Government's efforts to overcome cases of shedding people with mental disorders (ODGJ) through Banten's Free Restraint 2019 Program in Banten Province, one of which is the Lebak Regency. In its implementation, the Banten's Free Restraint Program requires synergy across sectors, both at the provincial, city levels, to the community. This study analyzes the Banten's Free Restraint 2019 Program's implementation in Lebak Regency, Banten Province, which refers to the theory of program implementation presented by Charles O. Jones (1996). This study's approach uses a post-positivist paradigm with data collection techniques through in-depth interviews with several actors involved and literature study. The result indicates that the program's implementation has not been able to run optimally because all indicators, namely, human resources, facilities, infrastructure, organizational units, SOPs, similarity understanding of implementers, implementor communication, program socialization, program services, program financing, and program support) still have problems. Besides, there are also obstacles in implementing the Banten's Free Restraint 2019 Program from internal and external. Internal obstacles come from the bureaucratic structure and health services provided, and external obstacles come from geographical conditions and minimal knowledge from the community
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiky Guruh Augusty
"Penelitian dilakukan pada Formasi Cimapag di pantai Tanjung Layar, Kabupaten Lebak, Banten. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi struktur pada daerah pantai Tanjung Layar, Kabupaten Lebak, Banten. analisis yang dilakukan merupakan analisis yang berfokus pada objek struktur geologi yang berada pada permukaan daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah pemetaan lapangan dan juga analisis dengan metode fry yang diharapkan dapat menjawab kondisi tektonik pada daerah penelitian. Pada daerah penelitian disimpulkan terdapat pola perlipatan dengan ditemukannya deformasi dalam bentuk kompaksi akibat dari regangan murni. Deformasi kompaksi telah mengurangi volume dari singkapan Formasi Cimapag sebesar 56.8 %.

The research was conducted in the Cimapag Formation on the coast of Tanjung Layar, Lebak Regency, Banten. This research aims to determine the geological conditions of the structure in the coastal area of Tanjung Layar, Lebak Regency, Banten. The analysis carried out is an analysis that focuses on the geological structure objects that are on the surface of the research area. The method used is field mapping and analysis with themethod fry which is expected to answer the tectonic conditions in the research area. In the research area, it was concluded that there was a folding pattern with the discovery of deformation in the form of compacting due to pure strain. The compacting deformation has reduced the volume of the outcrop of the Cimapag Formation by 56.8%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erica Prasetyo
"Air merupakan komoditas penting yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Salah satu daerah yang menggunakan air yang bersumber dari sumur gali untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya adalah Kecamatan Cipanas, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Namun, resiko penggunaan sumur gali adalah kualitas air tanah yang kurang layak untuk digunakan. Penelitian yang dilakukan di sekitar daerah Kecamatan Cipanas memiliki tujuan untuk mengetahui persebaran fasies air tanah pada daerah penelitian. Metode yang digunakan merupakan metode hidrogeokimia. Dalam menentukan fasies air tanah menggunakan diagram Gibbs diagram Durov, diagram Stiff, dan diagram Piper. Tiga fasies air tanah yang tersebar, yaitu calcium magnesium sulfate, sodium bicarbonate, dan calcium magnesium bicarbonate. Proses kimia air tanah daerah penelitian didominasi oleh disolusi dan pertukaran ion sehingga mineral karbonatan cukup mendominasi. Kualitas air tanah daerah penelitian apabila mengacu Permenkes No. 37 Tahun 2017 untuk penggunaan higiene sanitasi tidak memenuhi syarat untuk digunakan.

Water is an important commodity that is used by the community to fulfil the needs of daily life. One area that uses water sourced from dug wells to improve the quality of life of its people is Cipanas District, Lebak Regency, Banten Province. However, the risk of using dug wells is that the groundwater quality is not suitable for use The research conducted around the Cipanas District area has the aim of knowing the distribution of groundwater facies in the studied area. The method used is a hydrogeochemical method. In determining groundwater facies using Gibbs diagrams, Durov diagrams, Stiff diagrams, and Piper diagrams. Three groundwater facies are found, they are calcium magnesium sulfate, sodium bicarbonate, and calcium magnesium bicarbonate. The chemical process of groundwater in the study area is dominated by dissolution and ion exchange so that carbonate minerals dominate. The groundwater quality of the research area referring to the Minister of Health Regulation No. 37 of 2017 for the use of sanitation hygiene does not pass the requirements for use."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monique Eugenia Dinar Rawung
"Belum adanya data pendukung geologi teknik di daerah Gunung Endut membuat pengembangan proyek panas bumi di daerah tersebut terhambat, hal ini karena informasi karakteristik geologi teknik daerah Gunung Endut memiliki peran penting dalam pembangunan fasilitas-fasilitas PLTPB dari tahap eksplorasi hingga produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik geologi teknik daerah penelitian, kondisi geomorfologi daerah penelitian, serta kesesuaian lahannya untuk pembangunan wellpad eksplorasi panas bumi. Metode yang dilakukan melibatkan pemetaan lapangan, uji lapangan untuk mengetahui kekuatan batuan menggunakan schmidt’s hammer, serta uji lab untuk mengetahui batas-batas Atterberg dan mengetahui parameter-parameter kuat geser tanah, serta menggunakan GIS. Berdasarkan hasil uji lapangan dan lab, ditemukan 7 satuan geologi teknik pada daerah penelitian yang dikelompokkan berdasarkan karakteristik geoteknya, yaitu Batugamping Lapuk Sedang (BGLS), Endapan Koluvium (EK), Andesit Lapuk Rendah (ALR), Andesit Lapuk Sedang (ALS), Batupasir Lapuk Tinggi (BPLT), Tanah Pasir Gradasi Baik Mengandung Lanau Plastisitas Rendah (SW- SML), dan Tanah Pasir Gradasi Baik Mengandung Lanau Plastisitas Tinggi (SW- SMH). Berdasarkan kriteria pembangunan wellpad eksplorasi, daerah penelitian memiliki 5 lahan yang sesuai untuk menjadi lokasi pembangunan wellpad.

The absence of geotechnical data at Mount Endut area has hampered the development of geothermal projects within the area as geotechnical information plays an important role in the construction of PLTPB facilities from the exploration to production stages. The purpose of this research is to examine the geotechnical characteristics and geomorphological conditions of the research area, and to analyze the land suitability of the research area to build a geothermal wellpad. Research methods that are used include field mapping, field test to know the rock strength using Schmidt’s hammer test, and laboratory test to find the Atterberg limits and shear strength parameters of soil. Based on its geotechnical properties tests, 7 geotechnical units are determined: Moderately Weathered Limestone (MWL), Colluvium Deposits (CD), Slightly Weathered Andesite (SWA), Moderately Weathered Andesite (MWA), Highly Weathered Sandstone (HWS), Well Graded Sand With Low Plasticity Silt (SW-SML), and Well Graded Sand With High Plasticity Silt (SW-SMH). Based upon the wellpad criterion, there are 5 potential areas in the research area to build geothermal wellpad."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>