Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 165204 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kharisma Mahendra Nur
"Seiring dengan bertumbuh pesatnya era digitalisasi yang diikuti dengan perkembangan peralatan komunikasi canggih baik yang disediakan oleh penyedia layanan (provider) dan alat alat komunikasi yang bisa digunakan secara perorangan seperti telephone selular dan semakin berkembang dengan pesat dan efisien terkait dengan cara-cara dalam melakukan transaksi keuangan yang selama ini masyarakat menggunakan transaksi tunai sebagai alat pembayaran dalam melakukan transaksi jual beli, saat ini berubah dengan cepat dari transaksi tunai ke transaksi non tunai. Saat ini masyarakat Indonesia dibandingkan dengan masyarakat negara-negara tetangga tingkat penggunaan transaksi non tunainya masih perlu disejajarkan lagi, oleh karenannya sehubungan dengan hal tersebut Bank Indonesia mengharapkan penyelenggaraan Uang Elektronik sejalan dengan prinsip penataan industri sistem pembayaran oleh Bank Indonesia, yakni untuk meningkatkan kontribusi kepada pertumbuhan, inklusifitas, dan stabilitas perekonomian.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme dari penggunaan Uang elektronik yang sudah beredar di Indonesia, selain itu peneliti juga ingin mengetahui perbandingan yang terjadi antara Uang Elektronik yang beredar di Indonesia ditinjau dari Hukum Bisnis Syariah. Jenis penelitian ini bersifat normative dan pendekatan kualitatif sedangkan teori yang digunakan adalah teori Hifz Al-Mal dan teori uang.


In line with its rapidly growing digitalization era that followed with the development of sophisticated communications equipment either provided by the service provider (provider) and a communications tool that can be used individually such as the cellular telephone and the more rapidly and efficiently linked to ways in conducting financial transactions over this community using cash transactions as a means of payment in the transaction of buying and selling, this time changed quickly from the cash transaction to transaction non cash. Currently Indonesia society compared with the community's neighbouring countries the level of use of non cash still need to be aligned again, with respect to the matter of Bank Indonesia expects the Organization of Electronic money in accordance with the principles of the industrial setup of the payment system by Bank Indonesia, which is to increase contribution to growth, inclusivity, and the stability of the economy.

The purpose of this research is to know the mechanism of the use of electronic money are already circulating in Indonesia, researchers also want to know the comparison between electronic money circulating in Indonesia in terms of Law Islamic Business. This type of research is both normative and qualitative approaches while the theory is the theory of Hifz Al-Mal and the theory of money."

Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2019
T53893
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlisa Elpira
"Tesis ini membahas tentang akad yang digunakan dalam transaksi repurchase Agreement (repo) SBSN berdasarkan ketentuan yang terdapat dalam peraturan SEBI No. 14/32/DPM 7 November 2012 perihal Tata Cara Transaksi Repurchase Agreement (Repo) Surat berharga Syariah Negara (SBSN) dengan Bank Indonesia Dalam Rangka Operasi Pasar Terbuka Syariah. Repo adalah transaksi keuangan yang biasanya dilakukan oleh para pelaku pasar keuangan untuk mendapatkan pinjaman dana dengan menjaminkan surat berharga miliknya dalam bentuk jual beli, baik di pasar modal maupun di pasar uang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis jenis akad jual beli yang terdapat dalam peraturan tersebut apakah sesuai atau justru bertentangan dengan Hukum Islam, baik dari sifat janji (wa‟d) jual beli SBSN maupun mekanisme penyelesaian transaksi repo SBSN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif yang menggunakan data sekunder yang dianalisis secara kualitatif. Dengan menggunakan pendekatan maqashid syariah, fiqh prioritas dan istihsan, penulis menyimpulkan bahwa sifat wa‟d yang terdapat dalam peraturan tersebut tidak mengikat secara hukum selama bank syariah yang bersangkutan belum melakukan penjualan SBSN pada saat BI membuka waktu lelang repo SBSN. Sehingga kedudukan wa‟d dalam transaksi repo SBSN adalah sebagai syarat untuk melakukan repo SBSN dengan BI. Transaksi repo SBSN tidak bisa dikatakan sebagai transaksi jual beli menurut hukum Islam, karena akad jual beli yang terdapat dalam transaksi ini hanyalah terminasi yang digunakan untuk mendapatkan pinjaman dengan agunan surat berharga yang umumnya dipraktekkan oleh perbankan konvensional, di mana penentuan besaran accrued repo dan marjin repo SBSN yang ditentukan dalam peraturan ini masih mengacu kepada sistem bunga yang menjadikan satuan waktu sebagai komponen perhitungan harga.

This thesis discusses the contract used in SBSN repurchase agreement (repo SBSN) based on the provisions contained in SEBI No. 14/32/DPM set on November 17, 2012 concerning the Procedures for Syariah Government Securities Repurchase Agreement (Repo SBSN) with Bank Indonesia in the framework of Syariah Open Market Operations. Repo is a financial transaction that is usually practiced by financial market participants to obtain load by pledging securities owned in the form af buying and selling, either in the capital market and money market. The purpose of this study is to analyse the type of purchase contract contained in the regulation is appropriate or even contrary to Islamic law, both from the nature of the promise (wa‟d) in SBSN purchase and settlement mechanism of repo SBSN transaction. This study uses the normative legal research using secondary data were analyzed qualitatively. By using maqashid syariah, fiqh priority, and istihsan approachs, the researcher conclude that the nature of the promise (wa‟d) contained in this regulation is not legally binding as long as Islamic banks in question have not been selling SBSN during opening times for repo SBSN auction. So that the position of wa‟d in repo SBSN transaction is as a requirement to undertake repo SBSN with BI. Repo SBSN transaction can not be regarded as sale and purchase transactions according to Islamic law, because the sale and purchase agreement contained in this transaction only a termination used to present a load with collateral securities that is usually practiced in conventional banking, where the determination of the amount of accrued repo and repo margin determined in this regulation still refers to the concept of interest that include the time as a component unit in calculating the price.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T42778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwin Raynaldi
"Bank Syariah sebagai lembaga intermediasi antara
pemilik dan pengelola dana dapat berpotensi mengalami
kekurangan likuiditas. Kekurangan likuiditas umumnya
disebabkan antara lain banyaknya investasi yang dilakukan
oleh bank syariah mengalami kemacetan atau kegagalan dan
sedikitnya dana yang terhimpun dari nasabah penyimpan. Oleh
karena itu, pada tanggal 23 Februari 2000, Bank Indonesia
menetapkan PBI Nomor 2/8/PBI/2000 tentang Pasar Uang
Antarbank Berdasarkan Prinsip Syariah yang mulai berlaku
sejak tanggal 1 Maret 2000. Dalam penelitian ini, penulis
mengangkat 2 (dua) buah pokok permasalahan yaitu bagaimana
hukum transaksi Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank
(Sertifikat IMA) yang dilakukan oleh Bank Konvensional
sebagai Bank Penanam Dana dan Bank Syariah sebagai Bank
Pengelola Dana di Pasar Primer menurut hukum Islam dan
bagaimana hukum transaksi Sertifikat IMA yang dilakukan
antar Bank Konvensional di Pasar Sekunder menurut hukum
Islam. Dalam menganalisis pokok permasalahan, penulis
menggunakan metode penelitian normatif. Alat pengumpulan
data yang dipergunakan mencakup studi kepustakaan dan
wawancara. Studi kepustakaan digunakan untuk membandingkan
ketentuan fikih Islam dengan ketentuan hukum positif.
Penulis telah berhasil mewawancarai dua narasumber yaitu
Dr. Jafril Khalil, M.C.L., Direktur Center for Islamic
Economic Research and Application (CIERA) dan Edi
Setijawan, S.E., M.M., Peneliti Bank pada Tim Penelitian
dan Pengembangan Perbankan Syariah Direktorat Perbankan
Syariah-Bank Indonesia. Hasil wawancara dengan kedua
narasumber tersebut digunakan untuk memperkuat argumentasi.
Berdasarkan analisis yang telah penulis kemukakan,
disimpulkan bahwa hukum transaksi Sertifikat IMA antara
Bank Konvensional sebagai Bank Penanam Dana dan Bank
Syariah sebagai Bank Pengelola Dana di pasar primer adalah
tidak sah jika dana yang ditanamkan berasal dari pendapatan
bunga bank dan menggunakan metode revenue sharing dalam
membagi hasil usaha dan hukum transaksi Sertifikat IMA yang
dilakukan antar Bank Konvensional di pasar sekunder adalah
tidak sah karena mengandung riba, gharar, maisir, dan
tujuan yang tidak dibenarkan syariah."
Depok: [Universitas Indonesia;, ], 2004
S23781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rahmayuni
"Perkembangan perbankan syariah di Indonesia merupakan suatu perwujudan dari permintaan masyarakat yang membutuhkan suatu sistem perbankan alternatif yang melakukan kegiatan usaha, salah satunya penghimpunan dana dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berdasarkan prinsip syariah. Pengaturan tentang perbankan syariah untuk pertama kalinya diatur dalam UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, selanjutnya UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, dan terakhir dengan ditetapkannya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Bagaimana pengaturan kegiatan usaha penghimpunan dana dalam perbankan syariah menurut UU No. 7 Tahun 1992, UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 21 Tahun 2008 serta bagaimana dampak diberlakukannya UU No. 21 Tahun 2008 terhadap perkembangan kegiatan usaha penghimpunan dana dalam perbankan syariah di Indonesia. Dengan metode penelitian kepustakaan serta pengolahan data secara kualitatif. Penelitian ini ditujukan untuk menjawab permasalahan di atas.
Dari penelitian ini disimpulkan bahwa UU No. 7 Tahun 1992. tidak mengatur kegiatan usaha penghimpunan dana dan hanya mengatur kegiatan usaha berupa pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil saja. Begitu pula UU No. 10 Tahun 1998 yang hanya secara implisit mengatur tentang kegiatan usaha penghimpunan yang berdasarkan Prinsip Syariah. Kegiatan usaha penghimpunan dana dalam perbankan syariah baru diatur secara rinci sejak lahirnya UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Bank Syariah melakukan kegiatan penghimpunan dana dengan menggunakan akad wadi?ah dan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah. Hal ini tentu saja membuka peluang usaha bagi Bank Syariah untuk mengembangkan produk dalam penghimpunan dananya secara lebih variatif dan inovatif.

The development of Islamic banking in Indonesia is a manifestation of the demand for people who need an alternative banking system in their operations, one of which collects funds from the public in the form of savings, current accounts and deposits in accordance with Islamic principles. Legal foundation of Islamic banking for the first time stipulated in Law No. 7 of 1992, hereinafter Law No. 10 of 1998 concerning Amendment to Law No. 7 of 1992, and finally to the enactment of Law No. 21 of 2008 on Islamic Banking. How are the fund raising activities in the Islamic banking according to Law No. 7 of 1992, Law No. 10 of 1998 and Law No. 21 of 2008 and how the impact of the enactment of Law No. 21 of 2008 on the development of fund raising activities in Islamic banking in Indonesia. With a library research methods and qualitative data processing, this study aimed to answer the above problems.
The results showed that Law No. 7 of 1992. Not set at all business activities and fund raising efforts only form of financing based on the principles for results only. Similarly, Law no. 10 of 1998 which only implicitly regulates the accumulation of business activities based on Islamic principles. The operations of union funds in the new Islamic banking is regulated in detail since the inception of Law No. 21 of 2008 on Islamic Banking. Islamic banks do fund raising activities by using wadi'ah and mudharabah contract or other contract that does not conflict with Islamic principles. This is of course open business opportunities for Islamic banks to develop products in the collection of funds in a more varied and innovative.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2011
S24975
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Radian Adi Nugraha
"Skripsi ini membahas mengenai penerapan pasal perlindungan data pribadi yang terdapat dalam Undang-undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang dikaitkan dengan praktik layanan komputasi awan yang saat ini sedang berkembang pesat. Kebutuhan komputasi awan diperkirakan akan mengalami peningkatan yang sangat besar di masa mendatang. Hal tersebut didorong makin banyaknya penggunaan perangkat yang terhubung ke internet dan membutuhkan akses layanan berbasis data secara real time. Sebagai sebuah jenis layanan yang masih tergolong baru di Indonesia, isu keamanan dan perlindungan data pribadi dinilai masih menjadi poin penting yang dikhawatirkan dalam adopsi komputasi awan di Indonesia, menyusul banyaknya kasus pembobolan data yang merugikan pengguna layanan berbasis media elektronik seperti telepon selular dan kartu kredit. Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai konsep umum perlindungan data, peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan data baik di dalam maupun luar negeri, tinjauan umum dari komputasi awan, analisis pasal 26 UU ITE dan tanggung jawab dari penyedia layanan komputasi awan terhadap data pribadi pengguna layanannya.

This paper discusses around the application of article about personal data protection that contained in Law No. 11 Year 2008 on Information and Electronic Transaction associated with the practice of cloud computing service that is growing rapidly nowadays. The need of cloud computing are predicted to get a huge increase in the future. It is driven more and more use of the devices that connected to the internet and require access to data-based services in real time. As a kind of the new service in Indonesia, the issue of security and personal data protection is still considered to be an important point of concern in the adoption of cloud computing in Indonesia, following a number of data leaked cases that adverse subject data of electronic media-based services such as mobile phones and credit cards. In this study will be discussed on the general concept of data protection, laws and regulations governing data protection both inside and outside the country, an overview of cloud computing, analysis of article 26 of Law of Information and Electroninc Transactions and responsibilities of providers of cloud computing services to the user's personal data from its services."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Nauval
"Berlakunya peraturan pelaksana Pasal 31 D UU Nomor 36 Tahun 2008 yaitu PP Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Kegiatan Usaha Berbasis Syariah pun menunjukkan adanya dukungan Pemerintah Indonesia dalam memberikan kepastian hukum dan mendorong netralitas perpajakan produk perbankan syariah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlakuan kebijakan Pajak Penghasilan (PPh) atas imbalan sukuk dalam produk investasi sukuk negara/ ritel ditinjau dari asas kepastian hukum dan netralitas. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan wawancara mendalam kepada narasumber sebagai teknik pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prinsip mutatis mutandis yang berlaku sesuai PP Nomor 25 Tahun 2009 memberikan kepastian hukum bagi pengenaan pajak atas penghasilan imbalan sukuk bagi investor dan pemberlakuan tarif PPh atas obligasi syariah yang sama dengan obligasi netral dari segi pajak. Disarankan agar pemerintah membuat evaluasi yang terpisah terkait penerimaan pajak tahunan kegiatan syariah dan non-syariah untuk melihat keseimbangan ekonomi/pasar yang terjadi sehingga keputusan penyetaraan perlakuan pajak antara imbalan sukuk dan bunga obligasi yang diterima investor tetap dipertahankan/tidak sesuai pertimbangan tersebut

The enactment of implementing regulations for Article 31 D of Law Number 36 of 2008, namely PP Number 25 of 2009 concerning Income Tax for Sharia-Based Business Activities also shows the support of the Indonesian Government in providing legal certainty and encouraging tax neutrality of Islamic banking products. This research aims to analyze the income policy (PPh) policy on the imbalance of sukuk in the investment product of sovereign sukuk / review in terms of legal certainty and neutrality. The research is conducted using quantitative approach with in-depth interviews as data collecting technique. The results of this research indicate that the mutatis mutandis principle in accordance with Government Regulation No. 25 Year 2009 provides legal certainty for the imposition of taxes on the sukuk yield for investors and the imposition of PPh rates on sharia bonds which are same as bonds, neutral from a tax perspective. It is recommended that the government make a separate evaluation regarding the annual tax revenue for sharia and non-sharia activities to see the economic / market balance that occurs so that the decision to equalize tax treatment between sukuk returns and bond interest received by investors is maintained / not in accordance with these considerations"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Maylinda Suhendra
"Pandemi Covid-19 tak hanya mempengaruhi keadaan sosial dan ekonomi, tapi juga kesehatan. Dari segi ekonomi, pandemi telah memperlambat pertumbuhan negara bahkan mungkin berdampak buruk bagi kesejahteraan warganya. Sesudah Covid-19 menyebar luas, rumah sakit (RS) terpaksa menawarkan layanan rapid test Covid-19 atau yang umum diketahui sebagai tes rapid dan real-time PCR atau polymerase chain reaction. Tingginya permintaan layanan tes Covid-19, mencakup tes PCR dan rapid, disebabkan oleh meningkatnya angka penularan Covid-19 di Indonesia. Namun, penyediaan layanan tes Covid-19 juga mengandung risiko persaingan usaha yang tidak sehat. Dugaan adanya tying-in agreement pada produk alat uji rapid, atau pada layanan uji rapid dan PCR yang dikemas bersama dalam paket layanan kesehatan atau paket kecepatan hasil diperoleh dan biaya yang di atas Harga Eceran Tertinggi (HET), memberikan menimbulkan kejadian ini. itu adalah batas yang ditetapkan pemerintah. Akibatnya, Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) memperketat pengawasannya. Berdasarkan hasil riset awal KPPU, persaingan bisnis yang tidak sehat dapat dipicu oleh bundling dalam biaya tes Covid-19 dan kecepatan tersedianya hasil tes. Berkaitan dengan fenomena tersebut, maka diperlukan pengaturan kegiatan tes Covid-19 yang ideal untuk ke depannya agar menjamin adanya kepastian hukum dan mengurangi adanya indikasi pelanggaran hukum kompetisi usaha yang tak sehat. Oleh sebab itu, Penulis ingin mengobservasi lebih dalam terkait permasalahan tersebut dengan menuangkan pada penelitian hukum ini.

The Covid-19 pandemic has affected social and economic conditions and health. From a financial perspective, the pandemic has slowed down the country's growth and may even have harmed the welfare of its citizens. After Covid-19 spread widely, hospitals were forced to offer Covid-19 rapid test services or what is commonly known as rapid and real-time PCR or polymerase chain reaction tests. The high demand for Covid-19 test services, including PCR and rapid tests, is caused by the increasing rate of Covid-19 transmission in Indonesia. However, the provision of Covid-19 test services also carries the risk of unfair business competition. Allegations of a tying-in agreement on rapid test kit products or on rapid and PCR test services that are packaged together in a health service package or package for the speed at which results are obtained, and costs above the Highest Retail Price (HET) give rise to this incident. That is the limit set by the government. As a result, the Business Competition Supervisory Commission (KPPU) has tightened its supervision. Based on the KPPU's initial research results, unhealthy business competition can be triggered by bundling in the cost of Covid-19 tests and the speed at which test results are available. In connection with this phenomenon, it is necessary to regulate ideal Covid-19 test activities in the future to guarantee legal certainty and reduce indications of unfair business competition law violations. Therefore, the author wants to make more profound observations regarding this problem by pouring them into this legal research."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Digna Anggita
"Skripsi ini membahas mengenai pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia, khususnya terkait pengaturannya yang diatur melalui berbagai pengaturan serta permasalahan hukum yang ada terkait penerapan pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward ini sendiri. Berdasarkan hal tersebut, Penulis mengajukan pokok permasalahan yaitu bagaimana pengaturan dan pelaksanaan transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia serta bagaimana permasalahan hukum yang ada terkait dengan penerapan pengaturan transaksi domestic non-deliverable forward>di Indonesia. Bentuk penelitian ini bersifat yuridis normatif dan tipologi penelitian deskriptif-analitis. Kesimpulan yang didapatkan adalah 1) pengaturan mengenai transaksi domestic non-deliverable forward di Indonesia diatur melalui PBI No.20/10/PBI/2018 tentang Transaksi Domestic Non- Deliverable Forward yang kemudian disempurnakan melalui Peraturan Bank Indonesia No. 21/7/PBI/2019; 2) dalam penerapannya, terdapat beberapa permasalahan yang menjadi fokus Bank Indonesia yaitu terkait supply dalam transaksi, adanya kekosongan hukum bagi bank yang terafiliasi dengan Amerika Serikat, serta seringnya terjadi ketidakselarasan antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan dalam mengeluarkan aturan. Saran yang diberikan adalah: 1) Bank Indonesia harus menghadirkan lembaga Central Counterparty untuk pendalaman pasar keuangan; 2) Harus dilakukan harmonisasi dalam membuat dan mengeluarkan peraturan antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan.

This thesis discusses the regulation of  domestic non-deliverable forward transaction in Indonesia, specifically related to the arrangements that are regulated through various regulations as well as existing legal issues related to the application of domestic non-deliverable forward transaction arrangements themselves. Based on this, the author proposes the main issue regarding how are the regulation and implementation of domestic non-deliverable forward transaction. The method of this research is normative juridical and descriptive-analytical research typology supported by data collection tools in the form of literature and interviews. The conclusions obtained are 1) The arrangement regarding domestic non-deliverable forward transaction in Indonesia is regulated through PBI No. 20/10/PBI/2018 concerning Domestic Non-Deliverable Forward Transaction which are then refined through Bank Indonesia Regulation No. 21/7/PBI/2019; 2) in its implementation, there are several problems that is being Bank Indonesia’s focused, which are related to the supply in transactions, the existence of a legal vacuum for banks that are affiliated to the United States, as well as frequent discrepancies between Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan in issuing regulations. Moreover, suggestions given are: 1) Bank Indonesia have to immediately present a Central Counterparty Institution for a financial market deepening ; 2) Harmonization must be applied in making and issuing regulations between Bank Indonesia and Otoritas Jasa Keuangan."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Surya Permadi
"Skripsi ini membahas mengenai tinjauan yuridis mengenai pengaturan syarat, tatacara pengalihan, serta tahapan-tahapan dan proses dari perjanjian pengalihan hak atas rumah negara pada lingkungan institusi TNI berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Selain itu, dalam skripsi ini juga akan dibahas mengenai keabsahan hukum atas pengalihan hak atas rumah negara pada lingkungan institusi TNI, apabila dalam proses pengalihannya tersebut tidak berdasarkan kepada ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Metode penelitian dalam kegiatan penelitian ini adalah penelitian yang bersifat yuridis-normatif, artinya kegiatan penelitian ini dilaksanakan melalui penelitian kepustakaan hukum dan norma hukum tertulis yang berasal dari peraturan perundang-undangan untuk menjelaskan mengenai peristiwa hukum yang diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini menunjukan bahwa pengalihan hak atas rumah negara di lingkungan institusi TNI mempunya syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh subjek maupun objek hukumnya, dan mempunyai tatacara dan tahapan perjanjian pengalihan yang menggunakan perjanjian sewa-beli dan mempunyai akibat hukum. Serta pengalihan hak atas rumah negara di lingkungan institusi TNI yang dilakukan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan merupakan suatu tindakan penyimpangan hukum dan dapat menimbulkan sanksi terhadap subjek hukum yang melakukannya.

This thesis discusses the judicial review of requirements and procedures for the transfer arrangement, the stages and processes of the agreement on transfer of the ownership to the state house in military institutional (Indonesian National Armed Forces) based on the laws in Indonesia. Moreover, in this thesis will also discuss about the legal validity on the transfer of ownership to the state house in military institution, if the transfer process is not based on the provisions of the legislation in force. The research method in this research is a juridical-normative study, which the research activities carried out by the research literature and written legal norms derived from legislation to explain the legal events examined in this study. This study shows that the transfer of ownership to the state house in the military institution possessed requirements must be met by the subject and object of the law, and it has procedures and stages of the transfer agreement which uses a lease-purchase agreement and a legal effect. Then, the transfer of ownership to the state house in the military institution which do not comply with the legislation is an act that could lead to violations of the law and legal sanctions against subjects who did it.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
S57309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Prasetyo
"Dengan pesatnya perkembangan internet di Indonesia, diiringi dengan makin pesatnya pertumbuhan e-commerce, sarana pendukung kegiatan jual-beli secara online juga mulai berkembang, salah satunya adalah alat pembayaran. Salah satu dari alat pembayaran yang ada untuk e-commerce adalah uang elektronik (emoney). PT. XYZ sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pembayaran elektronis juga mencoba untuk terjun ke dalam bidang pembayaran ecommerce dengan mengeluarkan produk uang elektronik. Uang elektronik yang dikembangkan PT. XYZ adalah alat pembayaran berbasis server.
Namun setelah menjalankan bisnisnya selama setahun, jumlah nasabah dan transaksinya masih sangat jauh dari yang ditargetkan. Dengan menggunakan metodologi yang dikembangkan oleh Dave Chaffey, penelitian ini berusaha untuk merumuskan strategi-strategi e-bisnis dan keputusan-keputusan strategis yang tepat agar produk uang elektronik PT. XYZ dapat bersaing dan mendapatkan keunggulan kompetitif jika dibandingkan dengan kompetitor sejenis dan produk pengganti lainnya. Terdapat tiga tahapan yang telah dijalankan pada penelitian ini, yaitu tahapan strategic analysis, strategic objectives, dan strategy definition.
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini meliputi: dokumen business plan uang elektronik PT. XYZ, serta hasil wawancara dan diskusi dengan anggota tim uang elektronik PT. XYZ. Hasil penelitian yang didapatkan kemudian diverifikasi dan didiskusikan kembali oleh anggota tim dan disetujui bahwa strategi-strategi ebisnis yang dirumuskan telah sesuai dengan aspirasi para anggota tim. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan arahan dari sudut pandang e-bisnis kepada PT. XYZ dalam menjalankan bisnis uang elektroniknya dengan lebih baik.

With the rapid development of internet in Indonesia, followed by the rapid growth of e-commerce, the supporting system for buying and selling online also growing, payment instrument is one of them. E-money is one of many available payment instruments for e-commerce transactions. PT. XYZ as one of the company that engage in electronic payment business try to compete in providing payment instrument for e-commerce with issuing its own e-money product. The e-money that developed by PT. XYZ is server based.
However after running for about a year, the number of customers and transactions are far from the expected targets. Using the methodology developed by Dave Chaffey, this study is trying to formulate right e-business strategies and key strategic decisions for PT. XYZ’s e-money business in order to compete and gain competitive advantage compared to other similar competitors and other substitute products. There are three steps performed on this research: strategic analysis, strategic objectives, and strategy definition.
Sources of data used in this study include: PT. XYZ’s electronic money business plan document, and interviews and discussions with team members of PT. XYZ's electronic money team. Research results obtained and discussed again later verified by the team members and agreed that e-business strategies has been formulated in accordance with the aspirations of the team members. The results of this study are expected to provide direction from the point of view of e-business to PT. XYZ of doing business with the electronic money.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>