Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123565 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muchamad Muhlis
"Situs Astana Gede merupakan salah satu situs peninggalan Kerajaan Sunda yang berbeda dibandingkan situs pada umumnya. Terdapat enam prasasti yang terletak di Situs Astana Gede, yaitu Prasasti Kawali I, Prasasti II, Prasasti III, Prasasti IV, Prasasti Kawali V, dan Prasasti Kawali VI. Setiap prasasti memiliki penempatan berbeda di dalam teras. Prasasti yang diletakan di teras I, yaitu Prasasti IV dan Prasasti V. Adapun Prasasti yang diletakan di teras II terdapat empat prasasti, yaitu Prasasti I, Prasasti II, Prasasti III, Prasasti VI, tetapi tidak ada satu pun prasasti yang diletakan di teras III. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tata letak prasasti berdasarkan kajian keagamaan sehingga diketahui alasan prasasti diletakan di teras yang berbeda-beda dan fungsi Situs Astana Gede. Hasil penelitian menunjukan bahwa masing-masing teras menandakan tingkatan yang berbeda-beda berdasarkan konsepsi keagamaan, yaitu konsep triloka. Prasasti di teras I berisi keagamaan yang mengartikan tahap pertama manusia dalam kehidupan harus mempelajari agama. Teras II adalah tingkatan lebih tinggi dengan prasasti berisi moral. Teras III yang merupakan teras tertinggi sudah tidak ada lagi prasasti.

The Situs Astana Gede is one of the different sites of Sunda kingdom compared to the site in general. There are six inscriptions located on the Astana Gede site, Kawali I inscription, Kawali II inscription, Kawali III inscription, Kawali IV inscription, Kawali Keletakan prasasti..., Muchamad Muhlis, FIB UI, 2019 ix Universitas Indonesia V inscription, and Kawali VI inscription. Each inscription has a different placement on the terrace. Inscriptions placed on the terrace I, namely inscription IV and inscription V. The inscription placed on the terrace II there are four inscriptions, namely inscription I, inscription II, inscription III, inscription VI, but none of the inscriptions are placed on the terrace I. Based on this, the study intends to know the layout of inscriptions based on religious studies so it is known why the inscription is placed on different terraces and functions of the Astana Gede website. The results show that each terrace signifies a different level based on the religious conception, the concept of Triloka. The inscription on the terrace I contains religious that defines the first stage of human beings in life to learn religion. The terrace II is a higher level with a moral inscription. Terrace III which is the highest terrace there is no more inscription. Astana Gede Site is one of the different sites of Sunda kingdom compared to the site in general. There are six inscriptions located on the Astana Gede site, Kawali I inscription, Kawali II inscription, Kawali III inscription, Kawali IV inscription, Kawali V inscription, and Kawali VI inscription. Each inscription has a different placement on the terrace. Inscriptions placed on the terrace I, namely inscription IV and inscription V. The inscription placed on the terrace II there are four inscriptions, namely inscription I, inscription II, inscription III, inscription VI, but none of the inscriptions are placed on the terrace I. Based on this,the study intends to know the layout of inscriptions based on religious studies so it is known why the inscription is placed on different terraces and functions of the Astana Gede website. The results show that each terrace signifies a different level based on the religious conception, the concept of Triloka. The inscription on the terrace I contains religious that defines the first stage of human beings in life to learn religion. The terrace II is a higher level with a moral inscription. Terrace III which is the highest terrace there is no more inscription.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ati Mulyawati
"Penelitian mengenai keramik di situs Astana Gunung Jati Cirebon telah dilakukan sejak tahun 1987 hingga 1989. Tujuannya ialah untuk mencari keterangan mengenai penggunaan keramik sebagai hiasan pada bangunan-bangunan kuna di daerah Cirebon, mengetahui populasi, persebaran, serta fungsi dari keramik-keramik yang terdapat di situs Astana Gunung Jati, serta mencoba mengetengahkan keramik-keramik itu dengan peranan kesultanan Cirebon pada masa lalu. Pengumpulan data dilakukan melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi Kepustakaan meliputi kepustakaan mengenai keramik itu sendiri serta kepustakaan mengenai latar sejarah Cirebon. Studi lapangan meliputi survey pada situs tersebut dan wawancara yang dilakukan baik terhadap ahli-ahli, keramik maupun terhadap para pejabat yang bertugas di daerah tersebut.
Hasilnya menunjukkan bahwa keramik-keramik tersebut berjumlah sebanyak 8212 buah, terdiri dari berbagai bentuk dengan piring merupakan jumlah terbanyak (79,31%). Ditinjau dari segi asal tempat pembuatannya kebanyakan keramik-keramik tersebut berasal dari berbagai negara di kawasan asian dengan Cina menempati posisi negara terbanyak {67,28%). Dari segi masanya paling banyak berasal dari abad 18-20 (97,80%). Sehingga dapat dikatakan keramik-keramik tersebut merupakan keramik baru.
Dari segi fungsinya dapat dikatakan keseluruhannya berfungsi sebagai hiasan bangunan (98,82%) walau ada pula yang mempunyai fungsi lain. Kedatangan keramik di situs ini dapat dikatakan secara bertahap dan berkesinambungan (dari periode ke periode). Akan tetapi peletakan keramik-keramik tersebut tidak dapat digunakan sebagai penentu usia bangunan di situs tersebut, oleh karena tidak teraturnya pemasangan benda-benda keramik tersebut (keramik dari periode yang lebih tua disejajarkan dengan keramik dari periode yang lebih muda)."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rike Yolanda Sari
"Tesis ini membahas mengenai analisis fungsi,kewenangan dan kedudukan sebuah Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (?PTN BH?) dalam konsepsi organ negara. Pemetaan mengenai fungsi, kewenangan dan kedudukan PTN BH diperlukan dalam upaya analisis mengenai fungsi publik sebuah organ negara. Penelitian ini dianalisis secara deskriptif dan sistematis analitis dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif. Tujuan pemetaan dalam upaya memposisikan PTN BH sebagai badan hukum publik disamping fungsi lainnya yang utama yaitu sebagai badan hukum. Pemetaan fungsi dianalisis dengan kewenangan law making dan law applying sebagai faktor penentu PTN BH sebagai badan publik, fungsi jabatan publik, fungsi tujuan badan publik serta analisis jabatan publik yang ada pada sebuah organ negara. Setelah mengetahui fungsi dan kewenangan, maka PTN BH dapat diketahui kedudukannya di dalam stuktur kelembagaan negara. Analisis kedua mengenai dampak kedudukan PTN BH di dalam organ negara di dalam tata kelola akademik dan non akademik dalam mewujudkan tujuan otonomi sebuah badan hukum. Analisis ini digunakan untuk melihat fungsi, kewenangan dan kedudukan PTN BH secara menyeluruh pada ketentuan hukum PTN BH di Indonesia sehingga dapat dilihat fungsi yang paling utama dari PTN BH sebagai sebuah badan hukum publik dalam struktur kelembagaan negara.

This thesis discussing on Function, Authority, and Legal Position as a Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum(?PTN BH?) in Conception of State Organ ofThe Constitution of Indonesia. This study analyzed by descriptive and systematic analysis using a judicial normative approach. The first analyze is map the Function, Authority, and Legal Position of PTN BH that required in an attempt analysis of the public functions of State Organ.The mapping purpose is to position of PTN BH as public functions as well as other major function as a legal entity. The mapping functions analyze the authority of law making and law applying as main factor of PTN BH as a public entity, public function, purpose function of public entity, and public position in a State Organ. After knowing the function and the authority, we know the legal position of PTN BH in state organ structure. The second analyze is the impact of legal position of PTN BH as a state organ in academic and non-academic governance to realization the autonomy purpose as a legal entity. This is to analyzed the function, authority and legal position of PTN BH thoroughly PTN BH in Indonesia so the main function of PTN BH as a public legal entity in organ state structure."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T39658
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi nama-nama pemakaman yang terdapat di daerah Yogyakarta, seperti: Astana Karangsemut, Patilasan Lipura, Astana Jejeran. Naskah karya Jayengwiharja ini diterima Pigeaud pada 8 Desember 1941. Keterangan tarikh penulisan naskah ini tidak ditemukan dalam teks."
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], [Date of publication not identified]
LS.15-W 65.09
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Jayengwiharja
"Teks berisi uraian tentang beberapa makam, yaitu: Astana Gadhingan, makam Raden Adipati Andayaningrat Jakasengara, Astana Karangturi (Karanglo), Waringin Pethak, Waringin Tumpangkur Astana Breja, makam Raden Jaka Jinggri/Dewi Rantan, putra Raja Majapahit ke-7. Naskah karya Jayengwiharja ini diterima Pigeaud pada tanggal 15 April 1941. Tidak diketemukan keterangan tentang tarikh penulisan naskah ini."
LS.14-W 65.04
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
"Teks berisi keterangan tentang asal-usul makam Pangeran Cempa di desa Wanacatur, dan asal-usul sebuah petilasan di Gunung Repak (deretan Pegunungan Kendeng) yang terletak di desa Pengasih, sebelah utara daerah Wates, Yogyakarta. Naskah karya Jayengwiharja ini diterima Pigeaud pada 19 Januari 1942. Teks tidak mencantumkan keterangan tentang tarikh penulisan naskah."
LS.18-W 66.11
Naskah  Universitas Indonesia Library
cover
Noverita Widya Putri
"Penelitian ini mengkaji penggambaran relief Hiranyagarbha dan konsepsi keagamaan yang melatarbelakangi pemahatan relief Hiranyagarbha pada dinding kaki candi induk utara dan selatan Percandian Plaosan Lor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk-bentuk penggambaran relief Hiranyagarbha dan konsepsi keagamaan yang melatarbelakangi penggambaran relief Hiranyagarbha. Penelitian ini juga memaparkan perbandingan relief Hiranyagarbha di Percandian Plaosan Lor dengan candi-candi lain di Jawa Tengah abad 8 ndash;10 M. Hasil pemaparan penggambaran relief Hiranyagarbha pada dinding kaki candi induk utara dan selatan Percandian Plaosan Lor juga menjukkan konsepsi keagamaan yang melatarbelakangi penggambaran relief Hiranyagarbha.

This research describe the depiction of form Hiranyagarbha's relief and its relation to religious conceptions on the foot wall of the northern and southern main temples Plaosan Lor. The purpose of this research is to figure out the depiction of form The Hiranyagarbha's relief and the religious conceptions. This research also describe the comparison of Hiranyagarbha's relief in Plaosan Lor Temple with other temples in Central Java 8th ndash 10th Century. The explanation of Hiranyagharbha's relief on the foot wall of the northern and southern main temples Plaosan Lor will also shows the background of the religious concept from the depiction Hiranyagarbhas relief."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernat
"Penelitian ini meninjau isi dari Prasasti Tahun 1312 S /1390 M serta mengkaitkan dengan aspek keagamaan Majapahit, terutama di dalam bidang kehidupan keagamaan di luar lingkungan keraton terutama kehidupan kaum rsi yang hidup di lereng-lereng gunung dan di dalam hutan. Penelitian terhadap Prasasti Tahun 1312 S / 1390 M diharapkan dapat melengkapi data kesejarahan pada masa Majapahit terutama kehidupan dan kegiatan yang dilakukan kaum rsi. Hasil analisis diketahui bahwa Prasasti Tahun 1312 Ś/1390 M tersebut memiliki kaitan yang erat dengan kegiatan keagamaan kaum rsi yaitu upacara kurban pembakaran untuk dewa.

This research studies the 1312 S / 1390 M inscription and links it with religion aspect in Majapahit era, especially in religion life of rsi communities. Studies in this inscription are expected can complement the history of Majapahit era especially the religion life.From the analysis it is known that the 1312 S / 1390 M inscription has a link with the religion life of rsis that is a ritual of sacrifice by fire for the gods."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S45578
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jawahir
"Penelitian ini membahas perbandingan seniman pada masa kerajaan Mataram Akhir (Airlangga) dan masa kerajaan Panjalu/Kadiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan seniman yang berkembang pada masa Airlangga dan masa Panjalu/Kadiri. Metode penelitian arkeologi yang digunakan dari Deetz yaitu pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data untuk mengungkapkan jenis seni pada masa Airlangga dan masa Panjalu/Kadiri dan seniman apa saja yang terdapat di dalamnya, serta perkembangan dan penyebab perkembangan seniman pada masa Airlangga dan masa Panjalu/Kadiri. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, diketahui bahwa seniman yang ditemukan pada masa Airlangga berjumlah 24 seniman, kemudian seniman yang ditemukan pada masa Panjalu/Kadiri berjumlah 22 seniman. Perkembangan seniman dari masa Airlangga dan masa Panjalu/Kadiri berbeda-beda setiap jenisnya, begitu pun dengan penyebab perkembangannya.

This study discusses the comparison of artists during the late Mataram kingdom (Airlangga) and the Panjalu/Kadiri kingdom. This study aims to compare the artists who developed during the Airlangga and Panjalu/Kadiri periods. The archaeological research method used from Deetz is data collection, data processing, and data interpretation to reveal the types of art during the Airlangga and Panjalu/Kadiri periods and what artists were in them, as well as the development and causes of the development of artists during the Airlangga and Panjalu periods. / Kadiri. Based on the results of the analysis carried out, it is known that the artists found during the Airlangga period amounted to 24 artists, then the artists found during the Panjalu/Kadiri period amounted to 22 artists. The development of artists from the Airlangga period and the Panjalu/Kadiri period was different for each type, as well as the causes of their development."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shofa Nurhidayati
"Tanah sima adalah tanah yang tidak dapat diganggu gugat karena status keistimewaan dan kesakralannya. Kesakralan dari tanah sima didukung oleh adanya aturan berupa sanksi serta kutukan yang tertulis di dalam prasasti sima. Namun, pada kenyatannya masih terdapat beberapa perilaku atau tindakan yang bertentangan dari apa yang sudah diatur dalam prasasti sima dan dianggap sebagai sebuah penyimpangan yang terjadi pada isi dan ketetapan tanah sima masa Jawa Kuno. Penelitian ini membahas mengenai bentuk-bentuk dari penyimpangan, faktor yang melatarbelakangi dan pelaku yang melakukan penyimpangan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh keterangan bahwa pada masa Jawa Kuno diindikasikan terjadi empat penyimpangan yang kebanyakan dilatarbelakangi oleh faktor politik dan ekonomi. Penyimpangan dilakukan oleh berbagai macam kalangan, mulai dari raja hingga orang biasa. Berdasarkan penelitian juga diketahui bahwa tingkat status sosial seseorang dapat mempengaruhi besar kecilnya bentuk penyimpangan yang dilakukan.

Sima is a particular part of an area that cannot be disturbed because of its status as a sima land. The sacred of a sima land is shown in s ma rsquo's inscriptions that narrate the sanctions and curses for those who defy it. However, some sanctions doesn rsquo t follow the rule that has been written in the inscriptions. These actions is considered a deviation towards the regulation of sima in Ancient Java. This research discuss about form of deviations, its causabilities, and prepetators.
Result of the study showed indications that in the times of Ancient Java occurred four deviations from the rule. These deviation caused by political and economic factors, prepetators origin varies from many social group, including the court and commoners. This study also showed that social status of a person also affecting the scale of the deviation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S66677
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>