Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71528 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agita Natalia Malemkarina
"The Life-Changing Magic of Tidying Up karangan Marie Kondo, beserta Metode KonMari dan filosofi spark joy menjadi sebuah fenomena global selama beberapa tahun belakangan ini. Buku ini mengajarkan perubahan positif dalam hidup berkat membereskan rumah dengan cara menyimpan benda-benda yang menimbulkan rasa bahagia (spark joy) dan menyingkirkan benda-benda yang tidak. Kondo dan bukunya juga menjadi satu media percampuran antara budaya Jepang dan budaya Jepang yang dimiliki oleh Kondo dan karena popularitasnya yang mendunia, buku Kondo pun turut menjadi sarana untuk menyebarkan budaya Jepang. Dalam jurnal ini, penulis akan meneliti tentang representasi Jepang yang ada di dalam buku The Life-Changing Magic of Tidying Up dengan metode tekstual-kontekstual menggunakan teori Representasi Sosial Sergei Moscovici. Penulis kemudian menemukan bahwa dalam buku Kondo, Jepang digambarkan sebagai negara yang kecil dengan masyarakat yang konsumtif serta masih lekat dengan nilai-nilai spiritual Jepang.

Marie Kondo’s The Life Changing Magic of Tidying up book, along with the KonMari Method and spark joy philosophy has become a global phenomenon for the past few years. The book teaches about positive changes that come after tidying up our living space by keeping objects that sparks joy and discarding objects that do not. Kondo and her book have also become a medium where Japanese culture and Kondo’s version of Japanese culture mix and because of the global popularity, Kondo’s book has become a tool for spreading Japanese culture. In this journal, the writer will analyze about the representation of Japan inside the English translation of The Life-Changing Magic of Tidying Up book with textual-contextual method using Sergei Moscovici’s Social Representation Theory. The writer found that in Kondo’s book, Japan is pictured as a small country with consumptive society that still holds Japan’s spiritual values."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Bayu Radityo
"Penelitian ini berfokus pada representasi konsep kidult dalam empat karakter utama dari manga Wotaku ni Koi wa Muzukashii (2014) karya Fujita. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa kidult adalah orang dewasa yang memiliki perilaku dan perasaan yang menyerupai anak kecil dan anak muda Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori representasi (2013) dari Stuart Hall, terkhusus teori constructive representation yang menyatakan bahwa representasi dibentuk melalui pemaknaan konsep dan bahasa dalam media untuk mendapatkan makna. Lalu, metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis melalui pendekatan kualitatif melalui penelaahan terhadap dialog dan panel-panel manga. Penelitian berargumen bahwa perilaku kidult diekspresikan dan disikapi oleh karakter-karakter di dalam manga dengan cara yang beragam. Hal ini dicurahkan melalui perbedaan penggambaran produk budaya populer yang dikonsumsi oleh para karakter, serta penyembunyian atau pengungkapan perilaku kidult terhadap mereka yang tidak memiliki identitas tersebut. Kemudian, manga ini menggambarkan penerimaan positif dari lingkungan sekitarnya, terutama dari rekan kerja keempat karakter ini yang tidak memiliki identitas kidult. Secara keseluruhan, manga ini merepresentasikan perubahan cara pandang dari negatif menjadi lebih positif dan penerimaan lebih baik masyarakat Jepang setelah dekade 2010an terhadap perilaku kidult sebagai salah satu dampak dari produk budaya populer.

This research focuses on the representation of the kidult concept in the four main characters of the manga Wotaku ni Koi wa Muzukashii (2014) by Fujita. Previous studies have concluded that kidult behavior refers to adults who have behaviors and feelings that resemble those of children and young people. The theoretical framework used in this study is Stuart Hall's theory of representation (2013), particularly the theory of constructive representation which argues that representation is discovered via the meaning of concepts and language in media to get meaning. The research method employed is descriptive-analytical through a qualitative approach by examining the dialogues and panels of the Wotakoi manga. The research argues that kidult behavior is expressed and addressed by the characters in the manga. This expression and attitude are conveyed through the depiction of the different popular cultural products consumed by the characters, as well as the concealment or revelation of kidult behavior to those who do not share this identity. Furthermore, the manga illustrates a positive acceptance from the surrounding environment, particularly from the coworkers of these four characters, who do not exhibit kidult behavior. This can be seen as a representation of the changing perspectives from negative to positive and general better acceptance of kidult behavior in Japanese society in 2010’s, influenced by popular cultural products. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uketsu
"Seorang kenalan ingin membeli rumah seken di Tokyo dan memperlihatkan denah rumahnya padaku karena merasa ada yang ganjil. Sekilas, rumah ini kelihatan seperti rumah-rumah lain pada umumnya dengan interior yang luas dan terang. Namun, ketika mencermatinya baik-baik, aku mendapati bahwa memang ada keanehan di sana-sini. Keanehan demi keanehan itu bertumpuk, kemudian terjalin membentuk satu “kenyataan”. Kenyataan yang teramat sangat mengerikan, dan sama sekali tidak ingin kupercaya. Masalah yang Diceritakan Seorang Kenalan Saat ini, aku berprofesi sebagai penulis lepas spesialis occult— hal-hal gaib. Tuntutan profesi membuatku kerap bersinggungan dengan cerita hantu maupun pengalaman mistis. Dan di antaranya, aku paling sering mendengar cerita supranatural yang terjadi di ”rumah”. ”Aku mendengar bunyi langkah di lantai dua, padahal di sana tidak ada orang.” ”Rasanya seperti ada yang memperhatikanku waktu aku berada di ruang tamu sendirian.” ”Terdengar suara orang bicara dari dalam lemari.” Tak terhitung banyaknya kisah-kisah mengenai bangunan yang dibayangi sejarah kelam. Namun, cerita tentang ”rumah” yang kudengar pada waktu itu agak berbeda dari cerita-cerita serupa lainnya. Pada bulan September tahun 2019, seorang kenalan bernama Yanaoka-san menghubungiku karena ada masalah yang ingin dibahas. Yanaoka-san bekerja sebagai staf sales di sebuah agensi editorial. Kami berdua berteman dekat dan sesekali pergi makan bersama sejak berkenalan beberapa tahun lalu dalam urusan pekerjaan. Tidak lama lagi Yanaoka-san akan menyambut kelahiran anak pertamanya. Sehubungan dengan peristiwa itu, Yanaokasan pun memantapkan diri untuk membeli rumah pertamanya Setelah menghabiskan waktu setiap malam sampai larut melihat lihat informasi properti, Yanaoka­san akhirnya menemukan satu rumah yang ideal di kawasan Tokyo. Rumah dua lantai itu berada di daerah permukiman yang tenang. Banyak hutan di sekitarnya meskipun berlokasi di dekat stasiun, serta usia bangunannya sendiri terbilang baru meskipun berstatus rumah second. Ketika Yanaoka­san beserta istri datang melihat lihat rumah itu, mereka berdua langsung jatuh hati pada interiornya yang lega dan terang. Hanya saja, terdapat satu bagian pada tata letak ruangan di rumah itu yang menimbulkan tanda tanya besar bagi mereka."
Jakarta: PT Gramedia, 2023
895.6 UKE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sabar Walujati
"Karya Sastra adalah suatu bentuk pengungkapan seni dengan bahasa sebagai medianya, tapi banyak peneliti sas_tra yang mengabaikan bahasa sebagai variabelnya. Oleh karena itu, saya tertarik untuk menjadikan karya sastra sebagai obyek penelitian, yang akan saya teliti dari sudut linguistik. Dalam penelitian ini, saya mengkhususkan diri pada karya sastra yang berbentuk cerpen. Dilihat dari segi gra_matikal, cerpen adalan satuan gramatikal yang terlengkap, yang dapat dibagi merijadi satuan-satuan yang lebih kecil yang d isebu t paragraf. Dilihat dari tujuannya, ada 6 jenis wacana yang kita kenal. Dari keenam jenis wacana tersebut hanya wacana tuturanlah yang akan diteliti dalam skripsi ini. Tujuan skripsi ini ialah melihat hubungan antara proposisi dalam paragraf, mencari unsur dominan yang mempersatukan paragraf tuturan, dan meneliti struktur gramatikal yang umumnya terdapat pada paragraf tuturan. Dari hasil analisis, ternyata diperolah kesimpulan bahwa (1) sebagian besar paragraf semantis mempunyai hubungan INDUK-pendukung yang non-kronologis, (2) umumnya struktur paragraf gramatikal berbentuk sub-ordinatif, de_ngan kalimat terra di awal paragraf, dan (3) keutuhan paragraf cerpen pada garis besarnya diikat oleh tokoh tematis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S13867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kenanga Puspa Sari
"[ ABSTRAK
Kawaii dan karakter merupakan salah satu budaya populer Jepang yang banyak digandrungi dalam berbagai cara, gaya, dan bentuk. Perusahaan Sanrio melihat peluang ini dan menciptakan karakter-karakter kartun yang ditambahkan dengan kesan kawaii. Karakter terkenal seperti Hello Kitty sebagai pemicu keberhasilan Sanrio yang akhirnya menjadikan perusahaan ini sebagai perusahaan yang memproduksi banyak karakter-karakter kawaii lainnya dan mengubah kawaii menjadi komoditas dan merek dagang yang sangat populer di seluruh Jepang dan dunia. Produksi karakter kawaii dengan jumlah yang besar, cakupan pemasaran yang luas, penggunaan media massa, dan tingginya minat masyarakat terhadap keunikan karakter Sanrio menjadikan Sanrio sebagai salah satu perusahaan raksasa Jepang dalam industri karakter serta menjadikan karakter kawaii sebagai salah satu bagian dari banyaknya budaya populer di Jepang .
ABSTRACT Kawaii and characters is one of the most popular culture in Japan which so much beguiled in many ways, styles and forms. Sanrio company see this opportunity and created cartoon characters with adding kawaii image Famous character such as Hello Kitty was prompt in Sanrio's success that in the end made this company as a company that produced many other kawaii characters and changed kawaii into commodity and trade mark that really popular in Japan and all over the world. The production of this kawaii characters in big scale, large scope of marketing, utilization of mass media, and the great interest of society towards the uniqueness of Sanrio's characters made Sanrio as the one of giant company in Japan in character industry and also making kawai character as a part of many popular culture in Japan., Kawaii and characters is one of the most popular culture in Japan which so much beguiled in many ways, styles and forms. Sanrio company see this opportunity and created cartoon characters with adding kawaii image Famous character such as Hello Kitty was prompt in Sanrio's success that in the end made this company as a company that produced many other kawaii characters and changed kawaii into commodity and trade mark that really popular in Japan and all over the world. The production of this kawaii characters in big scale, large scope of marketing, utilization of mass media, and the great interest of society towards the uniqueness of Sanrio's characters made Sanrio as the one of giant company in Japan in character industry and also making kawai character as a part of many popular culture in Japan.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Arista Putri
"[ ABSTRAK
Karya tulis ini membahas hubungan Jepang dengan dunia internasional melalui International Drama Festival
in Tokyo. Penulis memilih acara ini untuk diteliti karena serangkaian acara yang termasuk di dalamnya
termasuk ke dalam bentuk diplomasi kebudayaan, yang dilakukan dengan pendekatan yang berbeda pada setiap
acaranya. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu bagaimana Jepang melakukan diplomasi kebudayaan
melalui beberapa rangkaian acara yang ada dalam International Drama Festival in Tokyo. Selain itu, juga untuk
mengetahui karakteristik diplomasi kebudayaan Jepang dan apakah International Drama Festival in Tokyo
mewakili karakteristik tersebut. Serta faktor apa yang menyebabkan penyebaran nilai secara tidak kentara dapat
dilakukan Jepang melalui drama produksinya. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif,
dengan teknik pengumpulan data berupa studi dokumen, baik dari sumber primer maupun sekunder. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Jepang melakukan diplomasi kebudayaan melalui serangkaian acara di
International Drama Festival in Tokyo dengan cara kompetisi, eksibisi, dan penetrasi. International Drama
Festival in Tokyo juga mewakili karakteristik diplomasi Jepang, sehingga merupakan media yang tepat untuk
memasukkan nilai-nilai yang ada pada Jepang ke dunia internasional demi mencapai kepentingan nasionalnya
ABSTRACTThis paper examines Japan?s international relations through International Drama Festival in Tokyo. This event
had been chosen as subject of the research because Japan had been implementing cultural diplomacy in various
content in International Drama Festival in Tokyo, and it?s conducted in different approaches. This research
intend to find out how Japan implement cultural diplomacy through various events in International Drama
Festival in Tokyo. Writer also try to find out Japan?s cultural diplomacy characteristics and whether this
event represent it. Furthermore, to know what makes Japan able to spread their values through their drama
production, subtly. This research use qualitative data collection method, involve collecting some amount of
data, including primary and secondary data. Result showed that Japan implement cultural diplomacy through
various events in International Drama Festival in Tokyo in three different forms: exhibition, competition, and
penetration. International Drama Festival in Tokyo also represent Japan?s cultural diplomacy characteristics,
and expected to help Japan to spread their values through their drama production among foreign audiences,
which in turn is useful to achieve their national interests.;This paper examines Japan?s international relations through International Drama Festival in Tokyo. This event
had been chosen as subject of the research because Japan had been implementing cultural diplomacy in various
content in International Drama Festival in Tokyo, and it?s conducted in different approaches. This research
intend to find out how Japan implement cultural diplomacy through various events in International Drama
Festival in Tokyo. Writer also try to find out Japan?s cultural diplomacy characteristics and whether this
event represent it. Furthermore, to know what makes Japan able to spread their values through their drama
production, subtly. This research use qualitative data collection method, involve collecting some amount of
data, including primary and secondary data. Result showed that Japan implement cultural diplomacy through
various events in International Drama Festival in Tokyo in three different forms: exhibition, competition, and
penetration. International Drama Festival in Tokyo also represent Japan?s cultural diplomacy characteristics,
and expected to help Japan to spread their values through their drama production among foreign audiences,
which in turn is useful to achieve their national interests., This paper examines Japan’s international relations through International Drama Festival in Tokyo. This event
had been chosen as subject of the research because Japan had been implementing cultural diplomacy in various
content in International Drama Festival in Tokyo, and it’s conducted in different approaches. This research
intend to find out how Japan implement cultural diplomacy through various events in International Drama
Festival in Tokyo. Writer also try to find out Japan’s cultural diplomacy characteristics and whether this
event represent it. Furthermore, to know what makes Japan able to spread their values through their drama
production, subtly. This research use qualitative data collection method, involve collecting some amount of
data, including primary and secondary data. Result showed that Japan implement cultural diplomacy through
various events in International Drama Festival in Tokyo in three different forms: exhibition, competition, and
penetration. International Drama Festival in Tokyo also represent Japan’s cultural diplomacy characteristics,
and expected to help Japan to spread their values through their drama production among foreign audiences,
which in turn is useful to achieve their national interests.]"
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-PDF
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Herviani Putri
"Mother マザー adalah film drama Jepang berdasarkan kisah nyata yang disutradarai oleh Tatsushi Omori yang menceritakan seorang boshi-katei, Akiko, yang gemar berjudi dan memiliki seorang anak bernama Shuhei. Hubungan Akiko dan Shuhei sepanjang film tidak menunjukkan kasih sayang antara ibu dan anak, melainkan hubungan yang tampak adalah codependent. Akiko juga sering menyuruh Shuhei untuk melakukan hal yang menyimpang seperti mencuri dan membunuh demi mendapatkan uang. Berdasarkan hal itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan amae yang gagal oleh karakter Akiko dan Shuhei yang direpresentasikan dalam film Mother マザー. Penulis menggunakan teori amae milik Takeo Doi dan kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif analisis yang berfokus pada berbagai adegan dan dialog. Film ini menggambarkan amae yang terwujud adalah amae yang gagal antara boshi-katei dan anaknya. Film ini juga menyoroti bagaimana amae yang terjadi memiliki kaitannya dengan on dan giri serta menjadi wacana pendukung pada realita di masyarakat Jepang kontemporer.

Mother マザー is a Japanese drama movie based on a true story directed by Tatsushi Omori that tells the story of a boshi-katei, Akiko, who likes to gamble and has a son named Shuhei. Akiko and Shuhei's relationship throughout the movie does not show the affection between mother and son, but rather a codependent relationship. Akiko also often tells Shuhei to do deviant things such as stealing and killing for money. Based on that, this study aims to describe the failed amae by the characters Akiko and Shuhei represented in the movie Mother マザー. The author uses Takeo Doi's amae theory and then analyzed using a descriptive analysis method that focuses on various scenes and dialogues. The film depicts amae that materializes as a failed amae between the boshi-katei and her son. The movie also highlights how amae that occurs has a connection with on and giri and becomes a supporting discourse on reality in contemporary Japanese society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Satriaji Rowi
"Metafora diutarakan penutur untuk menyampaikan suatu gagasan melalui perbandingan ranah konseptual dengan ranah yang berbeda. Penggunaannya sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam karya sastra. Penelitian ini membahas klasifikasi metafora bahasa Jepang berdasarkan kategori makna asosiatif yang diusungkan Geoffrey Leech. Metafora asosiatif yang diamati sebagai data penelitian berasal dari lirik lagu karya Yoasobi dalam kurun waktu 2019-2021. Data berupa lirik lagu yang mengandung metafora dibedah menggunakan teori analisis metafora oleh Knowles dan Moon. Hasil analisis metafora akan mengidentifikasikan makna asosiatif macam apa yang dikandung dalam metafora tersebut. Melalui klasifikasi data, penulis berupaya untuk memperlihatkan komponen makna dan karakteristik masing-masing metafora asosiatif.

Metaphors used by a speaker as a way to convey an idea through the comparison of conceptual vehicle alongside with its different vehicle. Its usage frequency is no longer a foreign term both in everyday lives and literature works. This study discusses the classification of Japanese metaphors based on its associative meaning categories implemented by Geoffrey Leech. Associative metaphors used as this study’s data are compiled from song lyrics of Yoasobi which were released between 2019 and 2021. Metaphors found in song lyrics are being dissected using the theory of proper way of analysing metaphors by Knowles and Moon. The result of analysed metaphors will identify which associative meaning they bear. By acknowledging the data’s classifications, the author tries to show the component of the meaning and characteristics of each associative metaphors."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Sudijono Abdurachman
"Skripsi ini membicarakan novel penting dalam sejarah Jepang, gaya penulisannya adalah gaya naturalisme. Aliran ini timbul sebagai akibat pengaruh Kesusastraan Barat. Shimazaki Toson adalh punjangga pertama yang mengungkapkan adat, tradisi dan kebiasaan hidup masyarakat jepang, dengan tema kaum Burakumin Sekelompok orang Jepang yang tergolong dalam kelas masyarakat terendah pada zaman itu yang disebut kaum Burakumin."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S13452
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sibarani, Dameria
"ABSTRAK
Meneliti kesusastraan Jepang, terutama membaca dan mengkaji karya sastranya merupakan hal yang sangat sulit, tetapi menarik dan menyenangkan. Berdasarkan anjuran pembimbing skripsi, penulis memilih salah satu drama rakyat karya Kinoshita yaitu Yuuzuru

"
1985
S13718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>