Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 111547 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Devi Rachmawati
"ABSTRAK
Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang kaya akan sumber daya. Namun, wilayah pesisir juga merupakan wilayah yang rentan terhadap bencana alam. Salah satu bencana yang sering melanda wilayah pesisir adalah banjir rob. Banjir rob merupakan fenomena alam pasang surut air laut akibat gaya tarik gravitasi benda-benda langit. Banjir rob juga diperkirakan akan menjadi bencana alam yang serius bagi wilayah pesisir di masa mendatang. Salah satu daerah yang sering dilanda banjir rob adalah Pantai Cirebon. Banjir rob yang melanda Pantai Cirebon didukung oleh topografi Pesisir Cirebon yang terletak di sepanjang garis pantai utara dan masuk ke dataran rendah dan pantai yang memiliki ketinggian antara 0-10 meter di atas permukaan laut. Sehingga hal ini mengakibatkan wilayah Pesisir Cirebon menjadi wilayah yang berbahaya dan rentan terhadap banjir rob. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat kerawanan banjir rob di Pantai Cirebon dan menganalisis kerentanan wilayah tersebut terhadap banjir rob di Pantai Cirebon. Lokasi penelitian berada di Pantai Cirebon tepatnya di 39 Kelurahan/Desa yang berbatasan langsung dengan garis pantai. Metode yang digunakan adalah overlay dengan menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kerawanan di Pantai Cirebon didominasi oleh tingkat kerawanan kelas tidak berbahaya dengan luas 10951,2 ha. Kerentanan wilayah terhadap banjir rob juga berkorelasi dengan kondisi kerawanan sosial, kerawanan ekonomi, dan tingkat bahaya di wilayah Pesisir Cirebon. Dimana kerawanan wilayah terhadap banjir rob menunjukkan bahwa kerawanan wilayah kelas rendah merupakan kelas yang paling mendominasi di wilayah Pesisir Cirebon dengan luas 1.296,13 ha.
ABSTRACT
The coastal area is a transitional area between land and marine ecosystems that are rich in resources. However, coastal areas are also areas that are vulnerable to natural disasters. One of the disasters that often hit coastal areas is tidal flooding. Tidal flooding is a natural phenomenon of sea tides due to the gravitational attraction of celestial bodies. Tidal flooding is also expected to become a serious natural disaster for coastal areas in the future. One area that is often hit by tidal flooding is Cirebon Beach. Tidal flooding that hit Cirebon Beach is supported by the topography of the Cirebon Coast which is located along the northern coastline and enters the lowlands and beaches which have an altitude between 0-10 meters above sea level. So this has resulted in the Cirebon Coastal area being a dangerous area and vulnerable to tidal flooding. The purpose of this study is to analyze the level of tidal flood vulnerability on Cirebon Beach and analyze the area's vulnerability to tidal flooding on Cirebon Beach. The research location is on Cirebon Beach, precisely in 39 Kelurahan / Villages which are directly adjacent to the coastline. The method used is overlay using descriptive analysis. The results of this study indicate that the vulnerability in Cirebon Beach is dominated by the level of vulnerability of the harmless class with an area of ​​10951.2 ha. Regional vulnerability to tidal flooding is also correlated with conditions of social vulnerability, economic vulnerability, and the level of danger in the Cirebon Coastal area. Where the area's vulnerability to tidal flooding shows that the low-class area vulnerability is the most dominating class in the Cirebon Coastal area with an area of ​​1,296.13 ha."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wibi Hanif Wibowo
"Abstrak Berbahasa Indonesia/Berbahasa Lain (Selain Bahasa Inggris):
Banjir rob merupakan salah satu ancaman bagi wilayah pesisir terutama pesisir utara Pulau Jawa. Wilayah pesisir Kabupaten Tangerang sendiri memiliki riwayat tentang kejadian banjir rob yang setiap tahun terjadi. Tingkat bahaya banjir rob dapat diukur berdasarkan karakteristik banjir yang meliputi tinggi banjir, lama banjir, dan frekuensi banjir. Tingkat kerentanan didapatkan berdasarkan tingkat bahaya banjir rob dan kondisi fisik, sosial, dan ekonomi suatu wilayah. Kondisi tersebut meliputi kepadatan bangunan, kepadatan penduduk, persentase penduduk usia balita, persentase penduduk usia tua, persentase penduduk wanita, dan persentase lahan produktif. Dalam menentukan tingkat bahaya banjir digunakan metode overlay dan metode rata-rata setimbang untuk menentukan tingkat bahaya pada setiap desa/kelurahan. Kemudian tingkat kerentanan diperoleh dengan metode pengelompokan K-Means Clustering. Kabupaten Tangerang didominasi oleh tingkat bahaya kelas tidak bahaya dengan luas 9.727 hektar atau 75 % dari luas total wilayah pesisir Kabupaten Tangerang. Tingkat bahaya tinggi dapat diindikasikan dengan wilayah dengan adanya sungai yang ada di dekat laut beserta ketinggian yang rendah. Berdasarkan analisis menggunakan K-Means Clustering, kerentanan wilayah terhadap banjir rob pada wilayah pesisir Kabupaten Tangerang didominasi oleh tingkat kerentanan kelas rendah dengan jumlah 15 desa/kelurahan atau 65 % dari jumlah total desa/kelurahan pada wilayah pesisir Kabupaten Tangerang.

Tidal flood is one of the threats to the coastal areas, especially the north coast of Java. The coastal area of ​​Tangerang Regency itself has a history of tidal flood events that occur every year. The level of tidal flood hazard can be measured based on the flood characteristic which includes flood height, flood duration, and flood frequency. The level of vulnerability is obtained based on the level of tidal flood hazard and the physical, social and economic conditions of it’s area. These conditions include building density, population density, percentage of under-five population, percentage of old-age population, percentage of female population, and percentage of productive land area. In determining the level of flood hazard, an overlay method and a balanced average formula are used to determine the level of hazard in each village. Then the level of vulnerability is obtained by the K-Means Clustering clustering method. The level of tidal flood hazard in the coastal area of ​​Tangerang Regency is dominated by the level of tidal flood hazard with a non-hazard class. Based on the analysis using K-Means Clustering, the vulnerability of the area to tidal floods in the coastal area of Tangerang Regency is dominated by the level of low-class vulnerability with 15 villages 65 % of the total number of village in the coastal area of ​​Tangerang Regency.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Putu Alvin Andika
"

Banjir rob merupakan salah satu ancaman yang terdapat di Pesisir Kabupaten Cirebon, terutama Kecamatan Pangenan, Gebang, dan Losari adalah banjir rob. Kondisi pesisir yang terus berubah serta adanya penggunaan lahan yang terus berubah semakin memperparah banjir rob. Penelitian ini menggunakan analisis secara spasial serta temporal dan spatial metric. Analisis spasial temporal digunakan untuk melihat perubahan penggunaan lahan pada wilayah banjir rob di tahun 2002, 2009, dan 2019, sementara spatial metric digunakan untuk melihat pola tersebut, terutama aggregation dan diversity. Hasil pengolahan menunjukkan bahwa perubahan penggunaan tanah pada tahun 2002 – 2019 didominasi oleh tambak dan sawah irigasi. Luas penggunaan lahan terbesar pada wilayah banjir rob terdapat pada tambak, namun peningkatan terus terjadi pada penggunaan lahan permukiman dan lahan terbangun dari tahun 2002 – 2019. Secara keseluruhan, hasil spatial metric menunjukkan bahwa fragmentasi penggunaan lahan di Pesisir Kabupaten Cirebon pada wilayah banjir rob semakin meningkat. Meski demikian, perkembangan penggunaan lahan di Pesisir Kabupaten Cirebon cenderung rendah akibat adanya banjir rob.

 


Tidal flood is one of the threats found in the Coastal Areas of Cirebon Regency, especially in Pangenan, Gebang and Losari Districts, is tidal flooding. The changing coastal conditions and the changing land use have worsened the tidal flood. This study uses spatial analysis and temporal and spatial metrics. Temporal, spatial analysis is used to see changes in land use in tidal flood areas in 2002, 2009, and 2019, while spatial metrics are used to see these patterns, especially aggregation and diversity. The results of processing show that changes in land use in 2002 - 2019 were dominated by ponds and irrigated rice fields. The largest land use area in the tidal flood area is in ponds, but the increase has continued to occur in settlement and built-up land from 2002 to 2019. Overall, the spatial metric results show that land use fragmentation in the Coastal Zone of Cirebon Regency in the tidal flood area is increasing. However, the development of land use in the Coastal District of Cirebon Regency is low due to tidal flood.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Utami Khairana
"Banjir bandang merupakan pemicu terjadinya bencana hidrometeorologi yang banyak menimbulkan kerugian material bahkan jiwa. Berdasarkan variabel stabilitas tanah, frekuensi hari hujan ekstrim, dan karakteristik banjir bandang ditinjau dari lama landaan, tinggi landaan, dan material yang terbawa, penelitian ini mengungkapkan wilayah bahaya banjir bandang di pesisir barat Kabupaten Sukabumi; yang dilanjutkan dengan analisis kerentanan wilayah terhadap banjir bandang dengan menerapkan metode scoring yang mengaplikasikan AHP dan SIG.
Hasil analisis spasial menunjukkan bahwa wilayah bahaya banjir bandang terjadi pada bagian hilir daerah aliran dengan jarak dari sungai sejauh 500 meter. Kemudian kerentanan wilayahnya, DA Cisolok dan Cimaja merupakan wilayah dengan kelas kerentanan rendah dan sedang memiliki tingkat keterpaparan dan tingkat kapasitas adaptif yang cenderung berimbang. Sedangkan untuk DA Ci Sukawayana yang merupakan wilayah dengan tingkat kerentanan tinggi memiliki tingkat sensitivitas dan tingkat kapasitas adaptif yang sama.

Flash floods are a trigger hydrometeorological disasters that cause material losses and even many victims. Based on stability index variables, the frequency of extreme rainfall and flash floods characteristic of overwhelming in terms of the duration, height, and floated material, the study revealed flood hazard areas on the west coast Sukabumi; followed by analysis of the vulnerability of the flash floods areas by implementing a scoring method that applies AHP and GIS.
Spatial analysis results indicate that the region of the danger of flash floods occur in the downstream areas of the river flow with a distance of 500 meters from river. Cisolok and Cimaja is a region with low and moderate vulnerability levels has exposure and adaptive capacity levels tend to be balanced. As for Ci Sukawayana which is a region with a high degree of vulnerability has a level of sensitivity and adaptive capacity in the same level.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S61125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sepanie Putiamini
"Peningkatan aktivitas budidaya di pantai utara Jawa secara signifikan menurunkan fungsi ekologis mangrove sebagai pelindung alami pantai dari pasang naik dan naiknya permukaan laut, sehingga menyebabkan kerentanan pantai terhadap banjir rob dan genangan berulang. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1). pengkajian karakteristik fisik pesisir dan kerawanan sosial masyarakat nelayan terhadap banjir rob, (2). membuat peta zonasi kerentanan, dan (3). membangun model ketahanan pantai. Penelitian ini menggunakan metode indeks kerentanan pesisir (CVI) dan indeks kerentanan sosial (SoVI). Hasil penelitian menyajikan 22,13 persen dan 24,56 persen garis pantai di wilayah penelitian masing-masing memiliki nilai CVI tinggi dan sangat tinggi. Selain itu, nilai SoVI +1,76 juga menunjukkan kerentanan sosial tinggi terhadap banjir Rob. Berdasarkan analisis nilai kerentanan tersebut, penelitian ini mengusulkan  model strategi penanaman mangrove dengan wanamina tipe komplangan selebar 100 m sepanjang pesisir Kecamatan Indramayu untuk ketangguhan pesisir berkelanjutan. Hasil simulasi model menunjukkan strategi ini dapat menurunkan kerentanan dan meningkatkan pendapatan tambak secara signifikan. Penelitian ini berkontribusi pada konsep 'kerentanan' dan 'ketangguhan', dengan menyoroti kapasitas adaptif lokal. Temuan memberi masukan bagi pembuat kebijakan untuk memberi dukungan mitigasi dan adaptasi yang relevan dalam mengaktivasi kapasitas adaptasi komunitas penambak.

Increased aquaculture activity on the north coast of Java significantly decreases the ecological function of mangroves as natural protectors of the coastal from high tides and sea-level rise, therefore causing coastal vulnerability to tidal flooding and repeated inundation. The objectives of this study were: (1). assessment of the physical coastal characteristic and social vulnerability of fishing communities to Rob flooding, (2). create a vulnerability zoning map, and (3). build a coastal resilience model. This study uses the coastal vulnerability index (CVI) and the social vulnerability index (SoVi) methods. The results showed that 22.13 percent and 24.56 percent of the coastline in the study area had high and very high CVI values, respectively. In addition, the SoVI value of +1.76 also indicates a high social vulnerability to Rob floods. Based on the analysis of the vulnerability value, this study proposes a strategic model of mangrove planting with silvofishery (Komplangan) with a width of 100 m along the coast of Indramayu District for sustainable coastal resilience. The model simulation results show that this strategy can significantly reduce vulnerability and increase pond income. This research contributes to the concepts of 'vulnerability' and 'resilient', by highlighting local adaptive capacities. The findings provide input for policymakers to relevant mitigation and adaptation support to activate the adaptive capacity of fishing communities."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imarotul Mufidah
"Kota Semarang merupakan kota pesisir yang sering dilanda banjir rob. Banjir rob yang melanda kota ini cenderung semakin meluas antara lain karena adanya penurunan muka tanah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kerentanan wilayah terhadap banjir rob yang ada di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode logika fuzzy dan metode analisis spasial dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahun 2012 kerentanan wilayah terhadap banjir rob di Kota Semarang mencakup wilayah seluas 2.940 ha atau sekitar 51,64 persen dari wilayah bahaya rob serta tersebar di bagian tengah hingga ke timur daerah penelitian yang berdekatan dengan laut. Kerentanan wilayah terhadap banjir rob di Kota Semarang didominasi oleh tingkat kerentanan sangat rendah. Wilayah dengan tingkat kerentanan terhadap banjir rob sangat tinggi terdapat di Kelurahan Tanjung Emas yang wilayahnya termasuk dalam kategori wilayah bahaya tinggi dan kondisi kerentanan wilayah yang juga tinggi.

Semarang city is a coastal city that is often flooded tides. Tidal flooding that hit the town was likely more widespread due to land subsidence. The purpose of this study was to determine the vulnerability of the area to tidal flooding in the city of Semarang. This study uses fuzzy logic method approach and methods of spatial analysis and descriptive analysis. The results showed that in 2012 the vulnerability of the tide flooding in Semarang city covers an area of ​​approximately 2940 hectares or 51.64 percent of the tidal flood hazard areas and spread over the middle to the eastern study area adjacent to the sea. Vulnerability to flooding tidal areas in Semarang City is dominated by the very low level of vulnerability. The area with the level of vulnerability to flooding tides are very high in the Tanjung Emas village whose territory included in the category of high hazard areas and conditions are also areas of high vulnerability."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mukti Hardiyawan
"Kota Pekalongan terletak di pesisir utara Pulau Jawa dan sering mengalami genangan pasang air laut (rob). Pada wilayah yang tergenang rob tersebut dilakukan analisis kerentanan wilayah sebagai dasar mitigasi bencana. Analisis kerentanan wilayah dalam penelitian ini berdasarkan tingkat bahaya dan kondisi sosial-ekonomi. Analisis kerentanan wilayah yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis cluster metode K-means dimana unit analisisnya adalah batas administratif RW. Kerentanan wilayah sedang di daerah penelitian mendominasi daerah penelitian dengan kondisi bahaya rob tinggi dan kerentanan sosialekonomi rendah. Kerentanan wilayah terhadap banjir rob di Kota Pekalongan cenderung lebih tinggi yang berada di dekat dengan laut dan sungai. Hal ini dikarenakan laut dan sungai sebagai jalur utama masuknya air laut dan kondisisosial ekonominya pun rendah.

Pekalongan city is located at the north coast of Java and often had coastal inundation. Vulnerable analaysis were conducted on the inundated areas as a base for disaster mitigation proses. Vulnerability analyses in the research area are based on the level of prone areas and socio-economic conditions. The vulnerability analysis method used in this research is K-means cluster method with RW boundary as units analysis. The results of the analysis that the vulnerability of the region is dominated area of research with high rob hazardous conditions and low socio-economic vulnerability. Vulnerability to flooding areas in Pekalongan rob tends to be higher near the sea and rivers. This is because the seas and rivers as the main line entry of sea water and socio-economic conditions were low."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1707
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Amin
"Banjir Rob di Demak merupakan permasalahan yang berdampak pada berbagai sektor kehidupan masyarakat, mengacu kepada Perka BNPB No 2 Tahun 2012 digunakan 4 indikator penilaian yaitu sektor Ekonomi, Lingkungan, Fisik dan Sosial. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur tingkat kerentanan masyarakat akibat dampak dari banjir rob, serta menganalisis kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam menanggulangi banjir rob. Penelitian dilakukan dengan metode mixed method sequential diawali dengan metode kuantitatif kemudian metode kualitatif untuk
indikator sosial, fisik dan ekonomi. Serta diawali metode kualitatif kemudian metode kuantitatif untuk analisis kerentanan lingkungan. Analisa kualitatif dengan model triangulasi dan dengan Analisa kuantitatif dengan mengukur indeks kerentanan sosial, ekonomi, lingkungan dan fisik. Hasil penelitian menunjukkan kerentanan sosial Demak berada di kategori kerentanan tinggi dengan nilai 0,866 dengan indikator kepadatan penduduk, rasio jenis kelamin, rasio kemiskinan, rasio ketergantungan, dan rasio penyandang disabilitas. Kerentanan lingkungan yang terdiri atas hutan rakyat, ruang terbuka hijau dan hutan bakau atau mangrove berada di tingkat kerentanan rendah dengan nilai
0,33. Indikator kerentanan fisik yang terdiri atas program pengembangan perumahan, fasilitas umum pendidikan formal, dan fasilitas kritis kesehatan berada di tingkat kerentanan tinggi dengan nilai 0,769. Indikator kerentanan ekonomi terdiri atas luas lahan produktif dan harga konstan PRDB, masuk kedalam kerentanan rendah dengan sedang 0,466. Perhitungan Indeks Kerentanan Bencana berada diangka 0.788 masuk dalam kerentanan tinggi. Rekomendasi kebijakan dari hasil pengukuran EFAS dan IFAS dengan keunggulan, kelemahan, ancaman dan peluang. Dengan hasil mitigasi bencana dengan strategi mitigasi pengembangan kawasan mangrove, pengembangan fasilitas pendidikan dan pengembangan pendidikan usia dini, pengembangan kawasan perumahan, restorasi lingkungan dan fasilitas fisik, pengembangan keterampilan terapan masyarakat.

Rob floods or Tidal Nuisance in Demak are a problem that has an impact on various sectors of people's lives, referring to BNPB Regulation No. 2 of 2012, 4 assessment indicators are used, namely the Economic, Environmental, Physical and Social sectors. This research was conducted to measure the level of community vulnerability due to the impact of tidal floods, as well as to analyze the policies implemented by the government in tackling tidal floods. The research was conducted using a sequential mixed method method beginning with quantitative methods then
qualitative methods for social, physical and economic indicators. As well as starting with qualitative methods and then quantitative methods for environmental vulnerability analysis. Qualitative analysis using the triangulation model and quantitative analysis using social, economic, environmental and physical vulnerability indexes. The results showed that Demak's social vulnerability was in the high vulnerability category with a value of 0.866 with indicators of population density, sex ratio, poverty ratio, dependency ratio, and disability ratio. Environmental vulnerability consisting of community forests, green open spaces and mangrove forests is at a low level of vulnerability with a value of 0.33. The physical vulnerability indicator which consists of housing development programs, public formal education facilities, and critical health facilities is at a high level of vulnerability with a value of 0.769. The economic vulnerability indicator consists of the area of productive land and the PRDB constant price, entering into low vulnerability with a low of 0.466. Calculation of the Disaster Vulnerability Index is at 0.788 which is included in high vulnerability. Policy recommendations from the results of EFAS and IFAS measurements with strengths, weaknesses,
threats and opportunities. With the results of disaster mitigation with mitigation strategies for developing mangrove areas, developing educational and early childhood education facilities, developing housing areas, restoring the environment and physical facilities, developing applied community skills.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunung Nurjanah
"Skripsi ini membahas bencana banjir yang melanda Kecamatan Pamanukan, dimana banjir tersebut terjadi akibat luapan sungai yang tidak mampu menampung air dan melebihi kapasitasnya sehingga air meluap ke permukaan dan menyebabkan terganggunya aktivitas masyarakat, baik kondisi fisik, sosial maupun ekonomi. Dengan kondisi topografis dan kondisi iklim tropis di Subang, ketika memasuki musim hujan dan curah hujan tinggi maka akan menimbulkan banjir. Penelitian ini membahas mengenai keterpaparan banjir dan kerentanan terhadap banjir yang menggunakan metode weighted overlay. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data primer dengan wawancara dan survei lapangan. Sedangkan data sekunder didapat dari instansi terkait. Indikator yang digunakan pada penelitian ini memperhatikan aspek fisik, sosial kependudukan dan ekonomi. Analisis yang dilakukan adalah analisis spasial yaitu metode Weighted Overlay dan metode Change Detection and Thresholding (CDAT). Hasil yang didapat pada penelitian ini adalah wilayah yang terpapar banjir memiliki tingkat sedang hingga tinggi yang tersebar pada wilayah sempadan sungai, penggunaan lahan di dominasi lahan sawah, permukiman yang banyak dialiri sungai, serta berada pada wilayah datar. Dari temuan studi yang didapat, sebagian desa yang berada di Kecamatan Pamanukan yang memiliki kelas kerentanan wilayah terhadap banjir rendah, desa tersebut antara lain desa di desa Lengkong jaya, bagian utara desa Pamanukan sebrang, Sebagian desa Pamanukan, Rancahilir dan Bongas. Untuk tingkat kerentanan wilayah banjir sedang tersebar pada desa Pamanukan hilir, sebagian desa Pamanukan, bagian selatan desa Pamanukan sebrang dan desa Rancasari. sedangkan tingkat kerentanan wilayah banjir tinggi tersebar pada desa Mulyasari dan sebagian desa Pamanukan Hilir.

The focus on this study is flood disaster in Pamanukan District every year, where the flood occurs due to the river being unable to accommodate water and exceeding its capacity so that water overflows to the surface and causes disruption of community activities, both physical, social and economic conditions. With the topographical conditions and tropical climate conditions in Subang, when it enters the rainy season and high rainfall it will cause flooding. This study discusses flood exposure and vulnerability to flooding using the weighted overlay method. Data collection in this study used primary data with interviews and field surveys. While secondary data obtained from the relevant agencies. The indicators used in this study pay attention to the physical, social and economic aspects of the population. The analysis carried out is spatial analysis, namely the Weighted Overlay method and the Change Detection and Thresholding (CDAT) method. The results obtained in this study are areas exposed to moderate to high levels of flooding that are spread over river border areas, land use is dominated by paddy fields, settlements that flow a lot of rivers, and are in flat areas. From the study findings, some of the villages in Pamanukan Sub-district which have a low regional vulnerability class to flooding, include villages in Lengkong Jaya village, northern part of Pamanukan sebrang village, some Pamanukan villages, Rancahilir and Bongas. For the level of vulnerability of the flood area, it is spread in the downstream Pamanukan village, part of Pamanukan village, the southern part of Pamanukan sebrang village and Rancasari. while the level of vulnerability of the flood area is high spread in the Mulyasari and some of the villages of Pamanukan Hilir."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Wilayah Pesisir adalah daerah yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Wilayah
pesisir Cirebon di Jawa Barat, Indonesia adalah dataran rendah daerah pantai yang
merupakan salah satu areal potensial untuk budidaya ikan dan pertanian. Melalui daerah
ini terdapat juga sarana transportasi utama propinsi Jawa Barat untuk seluruh wilayah di
pulau Jawa. Sebagai kota yang terletak di dataran rendah dengan penduduk yang padat
dan kota berkembang, Cirebon sangat rentan terhadap kenaikan permukaan air laut.
Studi geomorfologi, geo-listrik, dan penginderaan jauh dilakukan selama tahun 2008
dan 2009 di wilayah pesisir Cirebon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar wilayah pesisir di Cirebon telah longsor pada berbagai skala mulai dari kondisi
rentan menjadi buruk. Air laut telah menembus sampai beberapa kilometer kedaratan.
Kerugian nilai penggunaan lahan diproyeksikan sekitar Rp. 1.295.071.755.150/ha/
tahun akibat naiknya air laut sebesar 0,8 meter yang akan membanjiri berbagai lahan
seperti: tambak udang, ikan, garam kolam, sawah, dan pemukiman"
620 JITK 3:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>