Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169450 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iftitah Putri Haditia
"Most of air cargo carriers in Indonesia domestic market are using single pricing strategy and not considering booking time for space pricing. It could be a challenge to optimize the revenue of air cargo carriers. This research aims to optimize air cargo revenue using dynamic pricing strategy by considering different booking time or sales period. This research conducts an empirical analysis of air cargo pricing strategy for Garuda Indonesia on particular significant routes. It concludes that Garuda Indonesia generates more revenues using an optimized dynamic pricing strategy than using single pricing strategy. In practice, this research gives air cargo carriers references in their decision to apply the dynamic pricing strategy.

Sebagian besar maskapai pengangkut kargo udara di pasar domestik Indonesia menggunakan strategi penetapan harga tunggal dan tidak mempertimbangkan waktu reservasi untuk penetapan harga dari kapasitas kargo. Ini bisa menjadi tantangan untuk mengoptimalkan pendapatan dari maskapai pengangkut kargo udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan kargo udara menggunakan strategi penetapan harga dinamis dengan mempertimbangkan waktu reservasi atau periode penjualan yang berbeda. Penelitian ini melakukan analisis empiris strategi penetapan harga kargo udara untuk Garuda Indonesia pada rute-rute penting tertentu. Disimpulkan bahwa Garuda Indonesia menghasilkan lebih banyak pendapatan menggunakan strategi penetapan harga dinamis yang dioptimalkan daripada menggunakan strategi penetapan harga tunggal. Dalam praktiknya, penelitian ini memberikan referensi maskapai pengangkut kargo udara dalam keputusan untuk menerapkan strategi penetapan harga yang dinamis."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54051
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riky Candra
"[ABSTRACT
High foreign ownership of domestic government bonds (GB) could generate
liquidity and reduce governments? cost of borrowing. However, they also contain
risk in the case of sudden reversal. This study investigates the behavior of the
foreign investors in the domestic Indonesian GB market by applying the vector
auto regression (VAR) model. There are two factors that could determine foreign
behavior in the domestic GB market, namely pull (or internal) factors and push (or
external) factors. The finding from the VAR estimation provides evidence that oil
price, as a push factor, positively drives foreign capital flows.
Dynamic analysis from the Impulse Response Function (IRF) shows that the
shock of foreign capital flows negatively respond to GB yield, leading indicator,
and exchange rate volatility, and vice versa. However, it has a positive impact on
interest rates and vice versa. Based on its results, this study has important policy
implications, such as government intervention in the secondary market through
buyback and debt switch, application of a minimum holding period, strengthening
the control and supervision body, construction of a Bond Stabilization Fund
framework, and promotion of project-financing bonds

ABSTRAK
Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik
dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah.
Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal.
Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan
mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang
mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor
internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR
menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif
menggerakkan arus dana asing.
Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan
bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON,
leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap
tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi
kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui
buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat
fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization
Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek;Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik
dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah.
Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal.
Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan
mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang
mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor
internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR
menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif
menggerakkan arus dana asing.
Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan
bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON,
leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap
tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi
kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui
buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat
fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization
Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek;Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik
dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah.
Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal.
Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan
mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang
mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor
internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR
menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif
menggerakkan arus dana asing.
Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan
bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON,
leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap
tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi
kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui
buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat
fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization
Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek;Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik
dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah.
Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal.
Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan
mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang
mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor
internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR
menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif
menggerakkan arus dana asing.
Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan
bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON,
leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap
tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi
kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui
buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat
fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization
Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek;Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik
dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah.
Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal.
Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan
mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang
mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor
internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR
menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif
menggerakkan arus dana asing.
Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan
bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON,
leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap
tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi
kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui
buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat
fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization
Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek, Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik
dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah.
Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal.
Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan
mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang
mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor
internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR
menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif
menggerakkan arus dana asing.
Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan
bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON,
leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap
tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi
kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui
buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat
fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization
Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek]"
2015
T42731
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riky Candra
"[ABSTRAK
Tingginya porsi kepemilikan asing pada Obligasi Negara (ON) domestik
dapat meningkatkan likuiditas dan mengurangi biaya pinjaman pemerintah.
Namun demikian, hal ini juga menyimpan risiko dalam hal sudden reversal.
Penelitian ini mengamati perilaku investor asing di pasar ON domestik dengan
mempergunakan model vektor auto regresi (VAR). Dua faktor yang
mempengaruhi perilaku asing di pasar ON domestik yaitu pull factor atau faktor
internal dan push factor atau faktor eksternal. Hasil temuan dari estimasi VAR
menunjukkan bahwa harga minyak, sebagai faktor eksternal, secara positif
menggerakkan arus dana asing.
Analisa dari hasil estimasi Impulse Response Function (IRF) menunjukkan
bahwa gejolak dari arus dana asing secara negatif saling mempengaruhi yield ON,
leading indicator, dan volatilitas nilai tukar, tetapi berpengaruh positif terhadap
tingkat suku bunga. Berdasarkan analisa diatas, penelitian ini memiliki implikasi
kebijakan antara lain perlunya intervensi pemerintah di pasar sekunder melalui
buyback dan debt switch, pemberlakuan minimum holding period, memperkuat
fungsi pengawasan dan supervisi, menembangkan kerangka Bond Stabilization
Fund (BSF), dan mempromosikan obligasi pembiayaan proyek.

ABSTRACT
High foreign ownership of domestic government bonds (GB) could generate
liquidity and reduce governments? cost of borrowing. However, they also contain
risk in the case of sudden reversal. This study investigates the behavior of the
foreign investors in the domestic Indonesian GB market by applying the vector
auto regression (VAR) model. There are two factors that could determine foreign
behavior in the domestic GB market, namely pull (or internal) factors and push (or
external) factors. The finding from the VAR estimation provides evidence that oil
price, as a push factor, positively drives foreign capital flows.
Dynamic analysis from the Impulse Response Function (IRF) shows that the
shock of foreign capital flows negatively respond to GB yield, leading indicator,
and exchange rate volatility, and vice versa. However, it has a positive impact on
interest rates and vice versa. Based on its results, this study has important policy
implications, such as government intervention in the secondary market through
buyback and debt switch, application of a minimum holding period, strengthening
the control and supervision body, construction of a Bond Stabilization Fund
framework, and promotion of project-financing bonds.;High foreign ownership of domestic government bonds (GB) could generate
liquidity and reduce governments? cost of borrowing. However, they also contain
risk in the case of sudden reversal. This study investigates the behavior of the
foreign investors in the domestic Indonesian GB market by applying the vector
auto regression (VAR) model. There are two factors that could determine foreign
behavior in the domestic GB market, namely pull (or internal) factors and push (or
external) factors. The finding from the VAR estimation provides evidence that oil
price, as a push factor, positively drives foreign capital flows.
Dynamic analysis from the Impulse Response Function (IRF) shows that the
shock of foreign capital flows negatively respond to GB yield, leading indicator,
and exchange rate volatility, and vice versa. However, it has a positive impact on
interest rates and vice versa. Based on its results, this study has important policy
implications, such as government intervention in the secondary market through
buyback and debt switch, application of a minimum holding period, strengthening
the control and supervision body, construction of a Bond Stabilization Fund
framework, and promotion of project-financing bonds.;High foreign ownership of domestic government bonds (GB) could generate
liquidity and reduce governments? cost of borrowing. However, they also contain
risk in the case of sudden reversal. This study investigates the behavior of the
foreign investors in the domestic Indonesian GB market by applying the vector
auto regression (VAR) model. There are two factors that could determine foreign
behavior in the domestic GB market, namely pull (or internal) factors and push (or
external) factors. The finding from the VAR estimation provides evidence that oil
price, as a push factor, positively drives foreign capital flows.
Dynamic analysis from the Impulse Response Function (IRF) shows that the
shock of foreign capital flows negatively respond to GB yield, leading indicator,
and exchange rate volatility, and vice versa. However, it has a positive impact on
interest rates and vice versa. Based on its results, this study has important policy
implications, such as government intervention in the secondary market through
buyback and debt switch, application of a minimum holding period, strengthening
the control and supervision body, construction of a Bond Stabilization Fund
framework, and promotion of project-financing bonds.;High foreign ownership of domestic government bonds (GB) could generate
liquidity and reduce governments? cost of borrowing. However, they also contain
risk in the case of sudden reversal. This study investigates the behavior of the
foreign investors in the domestic Indonesian GB market by applying the vector
auto regression (VAR) model. There are two factors that could determine foreign
behavior in the domestic GB market, namely pull (or internal) factors and push (or
external) factors. The finding from the VAR estimation provides evidence that oil
price, as a push factor, positively drives foreign capital flows.
Dynamic analysis from the Impulse Response Function (IRF) shows that the
shock of foreign capital flows negatively respond to GB yield, leading indicator,
and exchange rate volatility, and vice versa. However, it has a positive impact on
interest rates and vice versa. Based on its results, this study has important policy
implications, such as government intervention in the secondary market through
buyback and debt switch, application of a minimum holding period, strengthening
the control and supervision body, construction of a Bond Stabilization Fund
framework, and promotion of project-financing bonds.;High foreign ownership of domestic government bonds (GB) could generate
liquidity and reduce governments? cost of borrowing. However, they also contain
risk in the case of sudden reversal. This study investigates the behavior of the
foreign investors in the domestic Indonesian GB market by applying the vector
auto regression (VAR) model. There are two factors that could determine foreign
behavior in the domestic GB market, namely pull (or internal) factors and push (or
external) factors. The finding from the VAR estimation provides evidence that oil
price, as a push factor, positively drives foreign capital flows.
Dynamic analysis from the Impulse Response Function (IRF) shows that the
shock of foreign capital flows negatively respond to GB yield, leading indicator,
and exchange rate volatility, and vice versa. However, it has a positive impact on
interest rates and vice versa. Based on its results, this study has important policy
implications, such as government intervention in the secondary market through
buyback and debt switch, application of a minimum holding period, strengthening
the control and supervision body, construction of a Bond Stabilization Fund
framework, and promotion of project-financing bonds.;High foreign ownership of domestic government bonds (GB) could generate
liquidity and reduce governments? cost of borrowing. However, they also contain
risk in the case of sudden reversal. This study investigates the behavior of the
foreign investors in the domestic Indonesian GB market by applying the vector
auto regression (VAR) model. There are two factors that could determine foreign
behavior in the domestic GB market, namely pull (or internal) factors and push (or
external) factors. The finding from the VAR estimation provides evidence that oil
price, as a push factor, positively drives foreign capital flows.
Dynamic analysis from the Impulse Response Function (IRF) shows that the
shock of foreign capital flows negatively respond to GB yield, leading indicator,
and exchange rate volatility, and vice versa. However, it has a positive impact on
interest rates and vice versa. Based on its results, this study has important policy
implications, such as government intervention in the secondary market through
buyback and debt switch, application of a minimum holding period, strengthening
the control and supervision body, construction of a Bond Stabilization Fund
framework, and promotion of project-financing bonds.;High foreign ownership of domestic government bonds (GB) could generate
liquidity and reduce governments? cost of borrowing. However, they also contain
risk in the case of sudden reversal. This study investigates the behavior of the
foreign investors in the domestic Indonesian GB market by applying the vector
auto regression (VAR) model. There are two factors that could determine foreign
behavior in the domestic GB market, namely pull (or internal) factors and push (or
external) factors. The finding from the VAR estimation provides evidence that oil
price, as a push factor, positively drives foreign capital flows.
Dynamic analysis from the Impulse Response Function (IRF) shows that the
shock of foreign capital flows negatively respond to GB yield, leading indicator,
and exchange rate volatility, and vice versa. However, it has a positive impact on
interest rates and vice versa. Based on its results, this study has important policy
implications, such as government intervention in the secondary market through
buyback and debt switch, application of a minimum holding period, strengthening
the control and supervision body, construction of a Bond Stabilization Fund
framework, and promotion of project-financing bonds., High foreign ownership of domestic government bonds (GB) could generate
liquidity and reduce governments’ cost of borrowing. However, they also contain
risk in the case of sudden reversal. This study investigates the behavior of the
foreign investors in the domestic Indonesian GB market by applying the vector
auto regression (VAR) model. There are two factors that could determine foreign
behavior in the domestic GB market, namely pull (or internal) factors and push (or
external) factors. The finding from the VAR estimation provides evidence that oil
price, as a push factor, positively drives foreign capital flows.
Dynamic analysis from the Impulse Response Function (IRF) shows that the
shock of foreign capital flows negatively respond to GB yield, leading indicator,
and exchange rate volatility, and vice versa. However, it has a positive impact on
interest rates and vice versa. Based on its results, this study has important policy
implications, such as government intervention in the secondary market through
buyback and debt switch, application of a minimum holding period, strengthening
the control and supervision body, construction of a Bond Stabilization Fund
framework, and promotion of project-financing bonds.]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marvianti Taurusia Harun
"ABSTRAK
Masalah utama dari perushaan DMS adalah klaim penggantian biaya untuk pelanggan program pemerintah lebih tinggi dari harga yang dikenakan pelanggan biasa, di mana ini merupakan pelanggaran Undang-Undang Federal. Maka dari itu, mereka harus menetapkan harga kompetitif untuk pelanggan biasa, dan juga harus mengikuti program klaim penggantian biaya yang tidak melebihi 120% sesuai dengan aturan pemerintah. Tesis ini akan memberikan
penjelasan dan solusi alternatif mengenai strategi penetapan harga yang DMS dapat tetapkan sesuai dengan estimasi perhitungan agar memenuhi aturan yang ditentukan pemerintah.

ABSTRACT
The main problem with DMS company is that their reimbursement claims for government programs customers is higher than the prices charged to cash and carry customers, in which it violates the Federal Act. Consequently, they have to set a competitive price to its cash and carry customers, yet they must act in accordance with the government program reimbursement claims by not exceeding 120% of usual charges. Therefore, they must set competitive prices
for ordinary customers, and also have to follow a reimbursement claim program that does not exceed 120% in accordance with government regulations. This thesis will provide an explanation and alternative solution regarding the pricing strategy that DMS can apply in accordance with the estimation of calculations in order to meet the rules set by the government."
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Maulidar Roza
"ABSTRAK
Dengan mernperhatikan judul skripsi ini, maka penyusunan ingin mengetahui dalam kenyataan sehari-hari sampai seberapa jauh azas kebebasan berkontrak yang diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata dapat diterapkan dalam perjanjian sewa menyewa pesawat udara pengangkut barang (air cargo).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah adanya kata sepakat dan ditandatanganinya perjanjian sewa menyewa pesawat.udara oleh PT. Bayu Indonesia Air dan pihak penyewa, maka para pihak harus memenuhi dan melaksanakan hak dan kewajiban masing-masing. Akan tetapi terlihat bahwa pihak penyewa seolah-olah berada pada pihak yang lebih lemah. Namun, ini tidak berarti bahwa perjanjian itu tidak sah. Sebab, masih tetap memenuhi pasal 1338 ayat 1 KUH Perdata.
Tidak terlaksananya perikatan karena wanprestasi atau karena overmacht. Wanprestasi yang dilakukan oleh pihak penyewa antara lain jika penyewa lalai membayar harga carter pada waktu yang telah ditentukan, sehingga akibatnya pihak yang menawakan dapat membatalkan. perjanjian dan berhak atas seluruh harga carter. Wanprestasi yang dilakukan oleh pihak yang menyewakan antara lain, jika pihak yang menyewakan membatalkan perjanjian setelah menerima uang carter, sehingga akibatnya pihak yang menyewakan wajib mengembalikan uang carter yang telah diterimanya kepada pihak penyewa. Overmacht bisa terjadi karena adanya kehilangan, kerusakan, keterlambatan dalam penerbangan, yang disebabkan karena ketentuan undang-undang, perbuatan Yang Maha Kuasa kebakaran, banjir, kabut, dan sebagainya atau sebab-sebab lain yang berada di luar kekuasaan para pihak. Apabila terjadi keadaan overmacht ini, maka perjanjian itu 'batal demi hukum'.
Sampai saat ini, jika ada sengketa selalu diselesaikan dengan cara musyawarah. Namun ini tidak berarti menutup kemungkinan mendapatkan penyelesaian, melalui arbitrase atau melalui pengadilan.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanang Farid Majdi
"ABSTRAK
Selama beberapa tahun terakhir pemerintah telah mengeluarkan beberapa kebijaksanaan
untuk meningkatkan dan memperkuat daya saing ekonorni nasional. Beberapa kebijakan yang
berkaitan Iangsung dengan PT. Garuda Indonesia antara lain Undang-undang no.15 tabun 1992
tentang Penerbangan Nasional dan PP no. 4 tahun 1994 tentang Penanaman Modal Asing. Oleh
karena itu GA harus mengkaji dan mencermati clampak dan dikeluarkanya peraturan-peraturan
tersebut terhadap kesuksesan perusahaan.
Pertumbuhan angkutan kargo udara domestik yang cukup pesat merupakan peluang
bagi GA untuk meningkatkan pendapatan dari luar sektor produk inti (core product)
perusahaan. Angkutan kargo udara domestik untuk beberapa tahun ke depan diperkirakan
tumbuh sebesar l2% pertahun, Iebih tinggi dari angkutan penumpang yang rata-rata sebesar
5% pertahun. Persaingan memperebutkan pangsa pasar kargo domestik saat ini cukup ketat
dengan GA masih sebagai pemlinpin pasar yang pada tahun 1995 menguasai 73,61% kargo
inbound (ke Jakarta) dan 49,5% kargo outbound (keluar dan Jakarta). Tingginya pangsa pasar
ini tidak mencerminkan keadaan sebenarnya karena:
- Sebagian kargo inbound GA merupakan kargo transit.
- GA mempunyai ton km produksi lebih besar dan pesaing.
- GA mempunyai frekuensi ke kota-kota potensial lebih banyak dari maskapai lain
Ancaman terhadap kargo domestik GA antara lain datang dari maskapai penerbangan
dalam negeri yang semakin agresif mempromosikan produk kargonya. Sebagai contoh Sempati
Air dengan VIP-nya atau Merpati dengan Mega Cargo-riya, selain itu juga berasal dari
maskapai asing yang mernpunyai hak terbang ke 13 kola domestik. Hal ini bertambah dengan
adanya tekanan produk pengganti yang berupa model angkutan darat dan angkutan saut yang
pada banyak daerah merupakan model angkutan barang yang dominan.
Pertumbuhan pasar yang tinggi belum diikuti oleh pertumbuhan kargo domestik GA,
dan bahkan pada beberapa sektor kargo domestik GA mengalami penurunan yang cukup tajam.
Melalui analisis BCG Matrix diperoleh kesimpulan kargo dome:tik GA saat ini berada pada
posisi cash flow dengan pangsa pasar tinggi tetapi tingkat pertumbuhan rendah. Dengan strategi
yang komprehensif diharapkan dapat mcncapai posisi star dimana menguasai pangsa pasar dan
mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan memenuhi permintaan pasar PT. Garuda
Indonesia harus mempertimbangkan penggunaan pesawat khusus kargo (freighter). Pemilihan
pesawat kargo yang digunakan harus disesuaikan dengan perencanaan armada (fleet plan)
untuk memudahkan dalam pengadaan awak pesawat dan jadwal perawatan. Selain itu GA harus
memikirkan bahwa dalam melakukan ekspansi rute tidak hanya berdasarkan potensi
penumpang semata tapi juga potensi kargo pada daerah tertentu.
Pembenahan sarana dan prasarana kargo harus mendapat prioritas dan pimpinan
perusahaan. PerÍuasan gudang, modernisasi peralatan handling dan uld dan pengadaan usaha
penunjang tidak bisa ditunda lagi mengingat semakin besarnya volume barang yang dikirim
melalui kargo udara. Demikian juga dengan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya
manusia (SDM) kargo GA harus dilakukan. Sebagian besar sumber claya manusia yang ada
sekarang diperkirakan tidak mampu Lagi bersaing dengan maskapai lain mengingat pendidikan
formal dan informal yang mereka peroleh tidak mernadai. Problem ini mendesak dipecahkan
mengingat penangan kargo dewasa ¡ni ?nenuntut kecepatan, ketepatan dan standar keamanari
yang semakin tinggi.
Selain itu segala upaya pembenahan di atas harus didukung oîeh suatu strategi yang
tepat dan menyeluruh. Penyusunan strategi pemasaran yang tepat merupakan suatu keharusan
sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya saing dan kesuksesan unit kargo GA.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ikram Afif
"ABSTRAK

Negara wajib memberikan subsidi angkutan udara kargo kepada Badan Usaha Angkutan Udara berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan non-BUMN. Pemberian ini dilakukan dengan pemberlakuan kewajiban pelayanan publik. Subsidi angkutan udara kargo sebagai bagian dari program Jembatan Udara dilaksanakan oleh pemerintah melalui penugasan kepada BUMN yang bergerak di bidang angkutan udara dan/atau Badan Usaha Angkutan Udara melalui pemilihan penyedia jasa lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penelitian ini mencoba untuk menganalisis permasalahan terkait penerapan pemberian subsidi angkutan udara kargo sebagai kewajiban pelayanan publik berdasarkan kerangka hukum pelayanan publik di Indonesia; perbandingan pelaksanaan subsidi angkutan udara kargo di Indonesia dengan pelaksanaan kewajiban pelayanan publik di Uni Eropa, Malaysia, dan Australia; dan kaitan antara penerapan subsidi angkutan udara kargo terhadap Badan Usaha Angkutan Udara non-BUMN dengan kerangka kewajiban pelayanan publik di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dengan cara menarik asas hukum tertulis maupun tidak tertulis dan perbandingan terhadap pelaksanaan subsidi angkutan udara kargo di Indonesia dengan pelaksanaan kewajiban pelayanan publik di Uni Eropa, Malaysia, Australia. Simpulan penelitian ini yaitu subsidi angkutan udara kargo merupakan bagian dari kewajiban pelayanan publik di Indonesia sesuai dengan kerangka hukum pelayanan publik di Indonesia; terdapat perbedaan antara subsidi angkutan udara kargo di Indonesia dengan kewajiban pelayanan publik sejenis di Uni Eropa, Malaysia, dan Australia berdasarkan sistem pemilihan badan usaha angkutan udara, penyelenggara, dan bentuk subsidi yang diberikan; dan kaitan antara pemberian subsidi angkutan udara kargo terhadap badan usaha angkutan udara non-BUMN dalam Kerangka Kewajiban Pelayanan Publik di Indonesia dapat dilihat melalui pergeseran paradigma pelayanan publik di Indonesia dan berdasarkan konsep tindakan hukum pemerintah berdasarkan hukum administrasi negara di Indonesia.


ABSTRACT


The state is obliged to subsidize cargo air transport to Air Transport Business Entities in the form of State-Owned Enterprises (SOEs) and non-SOEs. This provision is carried out by the application of public service obligation. Cargo air transport subsidy as part of the Air Bridge program are carried out by the government through assignments to SOEs engaged in air transportation and/or Air Transport Business Entities through the selection of other service providers in accordance with statutory provisions. This study attempts to analyze the problems related to the implementation of subsidized cargo air transport as a public service obligation based on the legal framework of public services in Indonesia; comparison of the implementation of cargo air transport subsidy in Indonesia with the implementation of public service obligation in the European Union, Malaysia and Australia; and the connection between the application of cargo air transport subsidy to non-SOEs Air Transport Business Entities with the framework of public service obligations in Indonesia. This research is a normative juridical method by drawing written and unwritten legal principles and comparing the implementation of cargo air transport subsidy in Indonesia with the implementation of public service obligations in the European Union, Malaysia, and Australia. The conclusions obtained from this study are that cargo air transport subsidy are part of the public service obligation in Indonesia in accordance with the legal framework of public services in Indonesia; there is a difference between cargo air transport subsidy in Indonesia and similar public service obligation in the European Union, Malaysia and Australia based on the system of selecting air transport business entities, organizers, and the form of subsidies provided; and the link between providing air cargo air transport subsidy to non-SOEs air transport business entities in the Public Service Obligation Framework in Indonesia can be seen through the paradigm shift in public services in Indonesia and based on the concept of government legal action based on administrative law in Indonesia.

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Smita Adinda
"Salah satu bentuk transaksi transfer pricing yang sering terjadi di dalam perusahaan multinasional adalah transaksi pemberian jasa manajemen atau intragroup management services. Jasa manajemen selain diberikan untuk meningkatkan kinerja perusahaan terkadang juga dijadikan sebagai upaya untuk meminimalisir beban pajak global sebuah perusahaan multinasional. Di Indonesia sendiri peraturan mengenai mekanisme transfer pricing diatur dalam PER- 32/PJ/2011, namun dalam PER-32 hanya dijelaskan mengenai penetapan harga pasar wajar untuk transaksi yang bersifat khusus secara keseluruhan.
Penelitian ini bertujuan untuk membahas bagaimana kebijakan dan proses penetapan harga pasar wajar atas transaksi transfer pricing atas intra-group management services yang berlaku di Indonesia. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan analisis data kualitatif. Data kualitatif didapatkan melalui studi literatur dan wawancara mendalam.
Dari hasil penelitian, kesimpulan yang dihasilkan adalah permasalahan intra-group management services secara khusus belum diatur secara baik di Indonesia dan kebijakan yang ada walau sudah komprehensif dan seusai dengan peraturan yang lazimnya berlaku secara internasional, belum memberikan cukup contoh-contoh kasus tentang bagaimana penetepan harga pasar wajar yang tepat untuk transaksi intra-group management services. Serta banyak kebijakan transfer pricing di India yang dapat menjadi masukan bagi kebijakan di Indonesia.

One form of transfer pricing transaction that are occur inside the multinational company is the intra-group management service. The intra-group management services are provided not only to improve the company?s performance but sometimes also used as an effort to minimize the company's global tax burden. In Indonesia legislation on transfer pricing mechanism set out in PER-32/PJ/2010, but in PER-32 there is only description regarding on how to determine an arm's length price for special nature transaction as a whole.
This study aims to discuss on how to determine an arm?s length price for intra-group management services transactions in Indonesia. Research method used in the research is qualitative approach with qualitative analysis. Qualitative data is gathered from literature study and in-depth interview.
Based on the research, can be concluded that intra-group management services issue has not been properly regulated in Indonesia and the existed regulations even though have been comprehensively regulated and have followed the track of international best practice there seems to exists some lacks of examples on how to determine an arm?s length price for intra-group management services. Nonetheless there are many of India?s transfer pricing rules that can be applied in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Belianto
"Indonesia telah mengadopsi Aksi BEPS Nomor 13 menjadi Peraturan Menteri Keuangan Nomor 213/PMK.03/2016 yang berlaku sejak 30 Desember 2016. Kewajiban pembuatan TP Doc sesuai PMK-213/2016 untuk Wajib Pajak yang hanya memiliki transaksi afiliasi domestik di Indonesia belum sepenuhnya memenuhi kelaziman internasional. Wajib Pajak yang melakukan transaksi afiliasi domestik dengan tidak adanya perbedaan tarif, tetap diwajibkan untuk membuat TP Doc sesuai PMK-213/2016. Pemberlakuan threshold kewajiban pembuatan TP Doc dalam PMK-213 dengan batasan nominal tertentu, tidak memilah dengan jelas terhadap Wajib Pajak yang melakukan transaksi afiliasi domestik yang sesungguhnya tidak memiliki risiko dan/atau memiliki risiko. Selain itu, pelaksanaan kewajiban TP Doc di Indonesia memiliki kelebihan dan kekurangan Kelebihan pembuatan TP Doc dapat membantu Wajib Pajak sebagai bahan argumentasi dalam rangka pembuktian dan untuk mempertahankan kewajaran dan/atau kelaziman usaha (Arm’s Length Principle). Sedangkan, pelaksanaan pembuatan TP Doc memiliki beberapa kekurangan. Pertama, pembuatan TP Doc akan menambah cost compliance Wajib Pajak. Kedua, mekanisme corresponding adjustment yang belum sepenuhnya diterapkan dalam pemeriksaan pajak, dapat menimbulkan double tax secara ekonomi, sehingga merugikan Wajib Pajak yang hanya memiliki transaksi domestik.

Indonesia has adopted BEPS Action Number 13 into Regulation of the Minister of Finance Number 213/PMK.03/2016 which has been in effect since December 30, 2016. The obligation to make a TP Doc according to PMK-213/2016 for taxpayers who only has domestik related party transactions in Indonesia has not fully complied with international norms. Taxpayers who carry out domestik affiliated transactions with no difference in tariffs are still required to make a TP Doc in accordance with PMK-213/2016. The application of the mandatory threshold for making TP Doc in PMK-213 with a certain nominal limit does not clearly distinguish Taxpayers who carry out domestik affiliated transactions which actually have no risk and/or have risk. Other than that, application of the TP Doc obligation in Indonesia has advantages and disadvantages, especially for taxpayers who only have domestik related party transactions. The advantages of making a TP Doc can help taxpayers as argumentation material in the context of proof and to maintain Arm's Length Principle. Meanwhile, the implementation of making TP Doc has several shortcomings. First, the creation of a TP Doc will increase taxpayer compliance costs. Second, the corresponding adjustmentt mechanism, which has not been fully implemented in tax audits, can lead to double taxation economically, thus harming taxpayers who only have domestik transactions."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruliff Demsy
"Dalam beberapa dekade belakangan ini, krisis dunia finansial sering terjadi dan banyak investor dan mengalami kerugian karena ketdakmampuan estimasi risiko pasar. Dalam karya ini, model risiko Value at Risk (VaR) di hitung dengan mengaplikasikan extreme value theory untuk menghasilkan estimasi yang dinamis dengan memodelkan residuals dan membandingkan performanya dengan pendekatan standard normal distribution yang konvensional. Lebih dari itu, estimasi dari Expected Shortfall (ES) yang dinamis juga dianalisa. Hasil menunjukan bahwa EVT-based VaR & ES valid dan dapat diandalkan untuk mengestimasi kuantil yang lebih tinggi, terutama amat baik dalam estimasi negative returns. Terlebih lagi, ada indikasi bahwa ada pola/hubungan tingkat kegagalan estimasi risiko pasar dengan kondisi ekonomi tahun tertentu. Namun hubungan ini berkurang seiring meningkatnya kuantil yang digunakan untuk estimasi.

In the recent decades, financial crisis happened quite often and many investors incurred high losses due to unforeseen market risk estimation. In this work, a well-known Value at Risk (VaR) is generated by applying extreme value theory to create dynamic estimation by modeling the residual and comparing its performance with the ubiquitous standard normal distribution approach. In addition, an estimation of dynamic Expected Shortfall (ES) is also analyzed. The results indicate that EVT-based VaR & ES are reliable in estimating higher quantile, especially in estimating negative returns. Moreover, there is an indication of correlation between the failure rate of market risk estimation and economic environment in certain year but this correlation diminishes as the quantile estimation gets higher."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>