Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115107 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novia Nur Haerika
"Bajidoran merupakan sebuah tradisi lisan yang dimiliki oleh masyarakat Karawang yang eksistensinya masih bertahan hingga kini. Tradisi lisan ini berpusat pada penyajian tarian yang diiringi dengan saweran. Bajidoran umum dikenal sebagai kesenian yang memiliki citra kurang baik dari masyarakat awam di Karawang maupun luar Karawang. Meskipun demikian, bajidoran memiliki pakem-pakem dan nilai tertentu yang diyakini oleh seniman bajidoran. Atas dasar ini, penulis ingin mengkaji bagaimana struktur berupa pakem dan makna nilai-nilai kandungan dalam kesenian bajidoran asli Karawang. Penelitian bajidoran sebagai kajian tradisi lisan ini dilakukan untuk menginventarisasikan tradisi lisan yang terdapat di Indonesia. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan metode studi pustaka dan metode penelitian lapangan. Melalui studi pustaka, penulis mengumpulkan pustaka-pustaka dan penelitian-penelitian terkait dengan bajidoran. Selain itu, penulis melakukan observasi dan wawancara dengan seniman-seniman dan masyarakat di Karawang sebagai data. Kemudian, penulis menganalisis struktur bajidoran Karawang dan makna tradisi lisan ini bagi seniman tradisi Karawang. Sebagai hasil, kesenian bajidoran mengalami pergeseran akibat teknologi dan masuknya budaya lain.

ABSTRACT
Bajidoran is an oral tradition that is owned by the Karawang people which existence still persists today. This oral tradition is centered on the presentation of dance accompanied by giving money or also called saweran. In general, bajidoran is known as an art that has a poor image from common people. Nonetheless, bajidoran has certain norms and values that are believed by the bajidoran artists. Based on this, this study discusses how the structure and meaning of Karawang Bajidoran. The research of bajidoran as a study of oral tradition is conducted to inventory oral traditions found in Indonesia.collected using literature study methods and field research methods. Through the literature study method, the author collects libraries and studies related to bajidoran. In the field research, the author conducted observations and interviews with artists and communities in Karawang as data. As a result, Bajidoran arts experienced a shift due to technology and the entry of other cultures."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ani Rostiyati
"ABSTRAK
Seni bajidoran Ujang Lanay adalah salah satu kesenian rakyat asal Kecamatan Ciranggon Kabupaten Karawang. Meskipun gempuran globalisasi dan kebudayaan asing sangat kuat menerpa dan mempengaruhi kebudayaan tradisional, namun seni ini tetap eksis dan disukai masyarakat Karawang terutama di pedesaan. Secara estetika, seni bajidoran memiliki keindahan tersendiri, dilihat dari wujud, bobot, dan penampilan. Seni bajidoran menjadi identitas Karawang, karena sudah memberi makna dan menjadu salah satu adat masyarakat Karawang. Bajidoran juga menjadi sistem sosial masyarakat Karawang, suatu sistem yang menjadi kolektivitas milik masyarakat dan berperan sebagai struktur relasi dalam masyarakat tersebut. Tujuan dalam kajian ini, ingin mengungkapkan nilai estetika apa yang terdapat dalam seni bajidoran dan bagaimana seni bajidoran menjadi identitas masyarakat Karawang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat etnografis terbatas, karena seni tari tidak lepas dari konteks sosiologis, psikologis, antropologis yang mendeskripsikan keseluruhan posisi tari di dalamnya. Adapun pengambilan data melalui observasi, wawancara mendalam pada informan dan studi pustaka serta pengambilan gambar melalui fot0"
Denpasar: Balai Pelestarian Nilai Budaya Bali, 2017
902 JPSNT 24:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ayesa
"Secara umum, idiom didefinisikan sebagai ekspresi kompleks. Definisi tersebut diperoleh dari karakteristik maknanya yang nonkomposisional. Idiom yang bermakna nonkomposisional adalah idiom yang konstituennya tidak menyumbangkan makna untuk makna idiom, atau dengan kata lain makna idiom berbeda dengan makna harfiahnya. Wood 1986 menjelaskan bahwa makna idiom yang nonkomposisional ini berkaitan dengan kelegapan sintaktisnya. Sifat idiom yang nonkomposisional tersebut membiarkan kekaburan sintaktisnya. Sifat idiom yang maknanya nonkomposisional dan struktur sintaktisnya legap membuat idiom sulit dipahami. Selain itu, idiom bahasa Mandarin juga terbagi berdasarkan keberadaan metafora di dalamnya. Meski demikian, idiom tetap digunakan dalam tindak tutur. Penggunaan tersebut juga berkaitan dengan nilai budaya pengguna bahasa tersebut. Idiom yang digunakan dalam penelitian ini seratus empat belas idiom empat karakter yang memiliki frekuensi kemunculan tertinggi pada "Chinese Internet Corpus";. Idiom-idiom tersebut diverifikasi ke "Kamus Idiom Xinhua".

In general, idiom is defined as a complex expression. The definition is derived from its noncompositional meaning characteristics. Idioms that are noncompositional is an idiom whose the constituents do not contribute meaning to the meaning of idiom as a whole, or in other words the meaning of idiom is different from its literal meaning. Wood 1986 explains that the meaning of this noncompositional idiom is related to its syntactic opacity. The noncompositionality in idiom allows its syntactic opacity. The nature of idioms whose meaning is noncompositional and its syntactic structure makes idiom difficult to understand. In addition, the Chinese idiom is also subdivided based on the existence of the metaphor in it. However, idioms are still used in speech acts. Idiom usage is also related to the language user 39 s cultural values. The idioms used in this study are one hundred and fourteen, and four character idioms that have the highest frequency of occurrence on "Chinese Internet Corpus". The idioms are verified to "Xinhua Idiom Dictionary".
"
2017
T48074
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita
"Jurnal ini membahas tentang puisi Arab al-Ta’syīrah karya Hisyam al-Jakh. Puisi tersebut pernah dibacakan oleh penyair yang memperoleh juara dua di salah satu acara televisi Abu Dhabi Prince of Poets pada tahun 2011. Metodologi yang digunakan adalah metode kepustakaan. Teori yang digunakan untuk mengungkapkan bentuk adalah teori strukturalis Abrams yaitu pendekatan objektif. Adapun teori yang digunakan untuk menganalisis makna puisi adalah menggunakan teori semiotik bidang isotopi oleh Greimas. Berdasarkan analisis struktur terdapat keunikan fisik berupa tipografi, pungtuasi, diksi dan rima. Keunikan fisik utama yaitu judul puisi yang pendek dengan larik yang panjang. Selain itu, keunikan pungtuasi yang mengindikasikan puisi al-Ta’syīrah merupakan puisi kontemporer. Setelah analisis struktur terdapat sebuah tema yaitu nasionalisme Arab. Nasionalisme Arab yang dinginkan penyair adalah kesatuan keseluruhan bangsa Arab bukan dibatasi dengan jarak dan sekat-sekat geografis. Hal ini menunjukkan bahwa nasionalisme Arab yang diharapkan penyair merupakan keadaan kontadiktif dengan kenyataan yang ada- kenyataan saat ini bahwa bangsa Arab telah tersekat melalui bentuk negara.

This journal analyzes Arabic poem al-Ta’syīrah by Hisyam al-Jakh. This poem had been read by Hisyam al-Jakh in one of television program of Abu Dhabi Prince of Poets on 2011. The method that used in the research is library research. The teory that used to analyze the structure is stucturalis Abrams-objective approach. Theory that used to analyze the meaning is semiotic-isotope field by Greimas. According to analysis of structure, shown uniques physical there are typography, pungtuate, diction and ryhme. The prime unique physical is title of poetry short with a long line. Beside, unique pungtuate indicates poem al-Ta’syīrah is contemporary poet. After analyzing a structure there is a theme- Arab nationalism. Arab nationalism that poet wish is unity all Arab nation doesn’t limit by distance and geography boundary. This is shown that Arab nationalism brought by poet is contradiction with fact in Arab nation now days- the fact that arab nation has confine with nation state.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Mutha Selina
"Penelitian tentang struktur komunitas makrozoobentos dalam ekosistem mangrove telah dilakukan di Cilamaya Wetan, Karawang, Jawa Barat pada Mei 2019. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan struktur komunitas makrozoobentos seperti komposisi, kepadatan, keanekaragaman, kerataan, kerataan, dominansi, dan frekuensi kehadiran. . Tujuan lain adalah untuk menentukan hubungan antara kepadatan bakau dengan kepadatan dan keanekaragaman makrozoobentos di daerah tersebut. Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan menggunakan metode transek kuadrat di tiga stasiun, yaitu Desa Muara Baru, Desa Tangkolak Barat, dan Desa Tangkolak Timur. Studi ini menemukan 16 jenis makrozoobentos dan 7 jenis bakau dengan kepadatan yang sangat padat (0,23-0,32 ind / m2). Kepadatan makrozoobentos tertinggi di Desa Tangkolak Barat (8 ind / m2) dan terendah di Desa Muara Baru (2 ind / m2). Keragaman makrozoobentos tergolong tinggi di Desa Tangkolak Barat dengan indeks 1,58 dan Desa Tangkolak Timur dengan indeks 2,05, sedangkan keragaman tergolong rendah di Desa Muara Baru dengan indeks 0,28. Distribusi makrozoobentos diklasifikasikan hampir terdistribusi secara merata di Desa Tangkolak Barat dan Desa Tangkolak Timur dengan indeks kegagangan masing-masing 0,88 dan 0,85, sementara itu didistribusikan secara merata di Desa Muara Baru dengan indeks kegagahan 0,59. Data menunjukkan tidak ada spesies yang mendominasi di Desa Tangkolak Barat dan Desa Tangkolak Timur, kecuali di Desa Muara Baru. Episesarma palawanense adalah macrozoobenthos yang memiliki frekuensi kehadiran tertinggi di Desa Muara Baru dengan frekuensi 27,7%. Parameter lingkungan termasuk suhu, pH, dan salinitas dianggap sebagai kategori normal untuk makrozoobentos dan kehidupan bakau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan bakau berhubungan dengan kepadatan dan keanekaragaman makrozoobentos.

Research on the structure of macrozoobenthos communities in mangrove ecosystems has been conducted in Cilamaya Wetan, Karawang, West Java in May 2019. This study aims to determine the structure of macrozoobenthos community such as composition, density, diversity, flatness, flatness, dominance, and frequency of attendance. . Another goal is to determine the relationship between mangrove density and the density and diversity of macrozoobenthos in the area. Sampling was carried out by purposive sampling and using the quadratic transect method at three stations, namely Muara Baru Village, West Tangkolak Village, and East Tangkolak Village. This study found 16 types of macrozoobenthos and 7 types of mangrove with very dense density (0.23-0.32 ind / m2). The highest density of macrozoobenthos is in West Tangkolak Village (8 ind / m2) and the lowest in Muara Baru Village (2 ind / m2). The diversity of macrozoobenthos is relatively high in the village of West Tangkolak with an index of 1.58 and the village of East Tangkolak with an index of 2.05, while the diversity is relatively low in the village of Muara Baru with an index of 0.28. The distribution of macrozoobenthos is classified almost evenly in the Village of West Tangkolak and the Village of East Tangkolak with a trade index of 0.88 and 0.85 respectively, while it is distributed equally in the Muara Baru Village with a pride index of 0.59. Data shows that there are no species that dominate in the villages of West Tangkolak and East Tangkolak, except in Muara Baru Village. Palawanense Episesarma is macrozoobenthos which has the highest attendance frequency in Muara Baru Village with a frequency of 27.7%. Environmental parameters including temperature, pH, and salinity are considered normal categories for macrozoobenthos and mangrove life. The results showed that mangrove density was related to macrozoobenthos density and diversity."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Salim
"Perkembangan teknologi membawa banyak inovasi pada berbagai bidang, salah satunya dalam bidang penerjemahan sastra dan bahasa. Dengan munculnya mesin-mesin penerjemah berbasis Neural Machine Translate (NMT) membantu dan mempercepat penerjemahan kumpulan karya dan teks dalam berbagai bahasa, tetapi tidak diketahui apakah terjemahan mesin tersebut sudah tepat dan lebih unggul dibandingkan dengan terjemahan manusia. Penelitian ini mengkaji secara semantis dan sintaktis hasil terjemahan mesin berbasis NMT yaitu Baidu Translate, Youdao Translate dan Google Translate dibandingkan dengan terjemahan penerjemah pada buku Dizigui. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan melakukan penelusuran terhadap suku kata, frasa, klausa dan kalimat kemudian dikomparasikan hasil terjemahan tersebut dengan hasil terjemahan penerjemah dalam buku Dizigui. Hasil penelitian menemukan bahwa terjemahan manusia memiliki keunggulan dibandingkan dengan terjemahan mesin penerjemah. Hal membedakan terjemahan  mesin dan manusia terdapat pada cara mesin memaknai karakter, interpretasi mesin terhadap komposisi sintaktis dan pengetahuan konsep budaya pada setiap karakter kutipan teks.

Technology developments have brought many innovations in various fields, one of which is in the field of literary and language translation. With the advance of machine translation based on Neural Machine Translate (NMT) it helps and accelerates the translation of collections of works and texts in various languages, but it’s unknown whether machine translation is correct and superior to human translation. This study examines semantically and syntactically the results of NMT-based machine translations Baidu Translate, Youdao Translate and Google Translate compared to translator’s translations in Dizigui book. The method used is a qualitative research method by searching syllables, phrases, clauses and sentences then compared the results of the translation with the results of the translator's translation in Dizigui's book. The results of the study found that human translation has an advantage over machine translation. What distinguishes machine and human translation lies in the way the machine interprets the characters, the machine's interpretation of the syntactic composition and knowledge of the cultural concept in each character of the text quote."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Faris Alaudin
"Ruwatan cukur rambut gembel sebagai sebuah tradisi lisan yang dimiliki oleh masyarakat Dataran Tinggi Dieng masih bertahan hingga kini. Tradisi lisan ini berpusat pada ritual peralihan bagi bocah gembel di Dataran Tinggi Dieng. Ruwatan cukur rambut gembel dilaksanakan dengan cara memenuhi bebana yang diminta oleh bocah gembel, memotong dan melarung rambut gembel, serta mengadakan slametan. Sejak tahun 2010, ruwatan cukur rambut gembel di Dataran Tinggi Dieng rutin diadakan satu tahun sekali dan menjadi bagian dari gelaran Dieng Culture Festival. Atas dasar ini, penulis ingin mengkaji alasan masyarakat Dataran Tinggi Dieng mempertahankan ruwatan cukur rambut gembel. Dalam mengumpulkan data, penulis menggunakan pendekatan folklor holistik yang dilakukan dengan cara menyaksikan pertunjukan secara langsung dan mewawancarai masyarakat pemilik tradisi lisan ini. Data dikumpulkan melalui penelitian lapangan dan studi pustaka. Kemudian, penulis menganalisis struktur ruwatan cukur rambut gembel dan makna tradisi lisan ini bagi masyarakat Dataran Tinggi Dieng. Sebagai hasil, keinginan untuk mempertahankan warisan nenek moyang yang bersifat sakral menjadi alasan masyarakat Dataran Tinggi Dieng mempertahankan ruwatan cukur rambut gembel.

Ruwatan cukur rambut gembel as an oral tradition preserved by the Dieng Plateau society survives today. This oral tradition is centered on the rites of passage for bocah gembel in Dieng Plateau. The traditional ceremony is executed by fulfilling bebana requested by the kids, cutting and washing the dreads away as offerings to gods, and followed by slametan. Since 2010, ruwatan cukur rambut gembel in Dieng Plateau has been held annually and has become a part of Dieng Culture Festival. On this basis, the writer wants to review the reasons why its local people preserve the tradition. In collecting the data, the writer used holistic folklore approach, which was done by watching the performance first hand and interviewing the people who have had this oral tradition. The data was gathered through field researches and literature studies. Afterward, the writer analyzed the structure of ruwatan cukur rambut gembel and its meaning for Dieng Plateau society. The writer concludes that the desire to preserve the ancestors’ sacred heritage becomes the reason why Dieng Plateau society keep ruwatan cukur rambut gembel alive.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ajrina Nurul Fallah
"Saat ini penerjemahan telah menjadi kegiatan sehari-hari. Selain teks-teks dan artikel ilmiah, penerjemahan puisi berbahasa asing juga sering dilakukan oleh banyak penerjemah. Namun, penerjemahan puisi tidak sama dengan penerjemahan teks-teks bahasa asing lain. Puisi merupakan karya sastra yang unik, saat menerjemahkan penerjemah tidak hanya harus mempertahankan makna puisi namun juga harus mempertahankan bentuknya. Dalam tulisan ini akan membahas tentang pergeseran struktur dan makna dalam puisi terjemahan. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan studi kepustakaan terhadap buku yang relevan dengan topik ini.

Nowadays, translation already become a daily activity. Beside science texts and articles, foreign-language poetry translation often done by many translators. However , poetry translation is different with other foreign-language texts translation. Poetry is an unique literature work, translator have to maintain not only structure but also poetry's meaning. This paper will discuss about structural and meaning shift in translated poetry. The method used is qualitative method with a literature study of the book which relevant with the topic."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alda Ekanael Lamba
"Ma’badong merupakan ritual adat masyarakat Toraja berupa nyanyian dalam rangkaian upacara Rambu Solo'. Syair Ma’badong mengandung beberapa unsur pokok, yaitu pernyataan duka cita, riwayat hidup (mulai terciptanya manusia dalam kandungan), dan pujaan kepada “Si Mati” atau yang meninggal. Syair tersebut bergantung pada siapa yang meninggal. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan (i) bagaimana pemaknaan jenis syair Ma'badong? dan (ii) bagaimana struktur syair Ma’badong berdasarkan jenis syairnya? Dalam penelitian ini, syair dibedah untuk melihat makna dan struktur syair Ma'badong berdasarkan pemahaman tentang formula dan struktur serta memori kolektif dan fungsi. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang meneliti suatu fenomena antarkegiatan yang didasarkan pada fakta yang ada. Syair Ma’badong merupakan sumber primer dari penelitian ini yang diambil dari buku Badong Sebagai Lirik Kematian Masyarakat Toraja ditulis oleh J.S. Sande. Selain itu, sumber sekunder berasal dari hasil wawancara dengan beberapa budayawan Toraja dan masyarakat umum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa syair Ma’badong mengandung makna yang berbeda sesuai dengan jenis syairnya. Sementara itu, struktur syair Ma’badong membentuk sebuah struktur yang dikelompokkan menjadi pendahuluan, isi, dan penutup.

Ma’badong is a traditional ritual of the Toraja people in the form of singing in a series of Rambu Solo’ ceremonies. Ma’badong poems contain several main elements: expressions of grief, one’s life history (starting from the creation of humans in the womb), and praise to “Si Mati” or the deceased. The poem itself depends on who the deceased is. This research aims to explain (i) how is the meaning of Ma’badong poems types are seen? and (ii) how is the structure of Ma’badong poems based on its types? In this research, the poems are analyzed to see the meaning and structure of Ma’badong poems based on the concept of formula and structure as well as collective memory and its function. The method used is a descriptive qualitative method to examine a phenomenon based on existing facts. Ma’badong poem is the primary source of this research is taken from the book Badong Sebagai Lirik Kematian Masyarakat Toraja written by J. S. Sande. In addition, secondary sources come from interviews with several Toraja culturalists and the general citizen. The results showed that Ma’badong poems contain different meanings according to the type of poem. Meanwhile, the structure of Ma’badong poems forms a structure that is classified into prelude, contents, and closure."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2016
930.1 KAR
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>