Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161942 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nusaibah Muthiah
"Orang dewasa yang lebih tua rentan terhadap masalah terkait narkoba karena polifarmasi dan penurunan fungsi organ. Salah satu obat paling umum yang diresepkan orang dewasa yang lebih tua adalah obat antiinflamasi non steroid (NSAID). NSAID efektif untuk keluhan umum untuk orang dewasa yang lebih tua. Resep NSAID pada lansia perlu dipantau dengan hati-hati untuk menghindari efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik resep NSAID dan menganalisis potensi masalah yang berkaitan dengan NSAID di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru untuk periode Juli hingga Desember 2018. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain studi cross-sectional. Pengambilan data secara rectrospektif dari data resep dengan teknik random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah resep pasien NSAID dengan usia 60 tahun ke atas pada periode Juli hingga Desember 2018. Penelitian ini dilakukan pada 384 resep pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Pengguna NSAID pada pasien usia lanjut terdiri dari 56,25% wanita dan 43,75% pria. Distribusi usia terdiri dari 82,55% usia 60-69, 19,01% berusia 70-79, 1,30% berusia 80-89, dan 0,26% berusia 90-99. Resep polifarmasi ditemukan 15,37%. NSAID yang paling diresepkan adalah natrium diklofenak (69,01%), asam mefenamat (14,32%) dan piroksikam (11,20%). Peristiwa pengobatan yang tidak kompatibel tidak ditemukan. Insiden ketidakcocokan dosis dalam resep NSAIDs untuk pasien usia lanjut di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru periode Juli hingga Desember 2018 adalah dosis yang melebihi rekomendasi, itu piroksikam (0,78%). Potensi interaksi antar obat adalah 22,34%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada potensi masalah terkait obat NSAID di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru periode Juli hingga Desember 2018 sehingga diperlukan perbaikan resep dan pemantauan obat untuk meminimalkan masalah terkait obat dan menyediakan terapi obat yang rasional.

Older adults are vulnerable to drug-related problems due to polypharmacy and decreased organ function. One of the most common medications prescribed by older adults is non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs). NSAIDs are effective for general complaints for older adults. NSAID prescriptions in the elderly need to be monitored carefully to avoid side effects. This study aims to describe the characteristics of prescription NSAIDs and analyze potential problems related to NSAIDs in the Kebayoran Baru District Health Center for the period July to December 2018. This research is a descriptive study with cross-sectional study design. Retrieving data in a rectrospective way from recipe data with random sampling techniques. The sample in this study was the prescription of NSAID patients aged 60 years and over in the period July to December 2018. This study was conducted on 384 prescription patients who met the inclusion criteria. NSAID users in elderly patients consisted of 56.25% women and 43.75% men. The age distribution consisted of 82.55% aged 60-69, 19.01% aged 70-79, 1.30% aged 80-89, and 0.26% aged 90-99. The polypharmacy prescription was found to be 15.37%. The most prescribed NSAIDs were diclofenac sodium (69.01%), mefenamic acid (14.32%) and piroxicam (11.20%). Incompatible treatment events not found. The incidence of dosage mismatch in NSAIDs prescriptions for elderly patients in the Kebayoran Baru District Health Center for the period July to December 2018 was a dose that exceeded the recommendation, it was piroxicam (0.78%). Potential interactions between drugs are 22.34%. The conclusion of this study is that there are potential problems related to NSAID drugs in the Kebayoran Baru District Health Center in the period July to December 2018 so that it is necessary to improve prescription and drug monitoring to minimize drug-related problems and provide rational drug therapy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Savira Rahmawati Yunaz
"Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular prevalensi tinggi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pengobatan TB yang disarankan menurut pedoman adalah a kombinasi berbagai antibiotik dalam bentuk tablet kombinasi dosis tetap atau combipack meningkatkan potensi masalah terkait obat terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah terkait obat pada terapi TB di Puskesmas Kecamatan Tebet periode Juli- Desember 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Desain penelitian yang akan digunakan adalah studi cross sectional dengan metode pengambilan data retrospektif dari resep pasien Pasien TB dari Juli-Desember 2018. Klasifikasi masalah terkait obat digunakan dalam hal ini studi adalah sistem klasifikasi yang dibuat oleh Cipolle, Strand, dan Morley yang meliputi terapi obat yang tidak perlu, perlu terapi obat tambahan, obat yang tidak efektif, kesalahan dosis, dan interaksi obat. Hasilnya menunjukkan bahwa persentase terapi obat yang tidak perlu adalah 2,85%, membutuhkan terapi obat tambahan 6,89%, obat tidak efektif 1,54%, kesalahan dosis 12,46%, dan potensi interaksi obat adalah 66,18%. Masalah terkait narkoba itu terjadi paling sering adalah interaksi obat, yaitu 66,18%. Berdasarkan hasil penelitian ini, itu Dapat disimpulkan bahwa pemberian terapi untuk TB berpotensi menyebabkan masalah terkait obat. Oleh karena itu, penilaian prescribring perlu dioptimalkan sebelum memberikan obat pasien dan dimonitor secara teratur, sehingga penggunaan obat yang rasional diharapkan dapat tercapai.

Tuberculosis (TB) is a high prevalence of infectious disease caused by the bacterium Mycobacterium tuberculosis. The recommended TB treatment according to the guidelines is that a combination of various antibiotics in the form of a fixed-dose combination tablet or combipack increases the potential for drug-related problems to occur. This study aims to identify drug-related problems in TB therapy in the Tebet District Health Center in the July-December 2018 period. The study design used was cross-sectional. The research design that will be used is a cross sectional study with retrospective data collection methods from prescription TB patient patients from July-December 2018. The classification of drug-related problems used in this study is a classification system created by Cipolle, Strand, and Morley which includes drug therapy unnecessary, need additional drug therapy, ineffective drugs, dosage errors, and drug interactions. The results showed that the percentage of unnecessary drug therapy was 2.85%, 6.89% needed additional drug therapy, 1.54% ineffective medication, 12.46% dose error, and 66.18% potential drug interactions. The drug-related problems that occur most often are drug interactions, which is 66.18%. Based on the results of this study, it can be concluded that the administration of therapy for TB has the potential to cause drug-related problems. Therefore, prescribring assessment needs to be optimized before giving patient medication and monitored regularly, so that rational drug use is expected to be achieved.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Rahmawati
"Ketidaktepatan dalam pemberian obat pada pasien balita dapat menimbulkan adanya masalah terkait obat dikarenakan adanya perbedaan farmakokinetika dan farmakodinamika dengan pasien dewasa. Obat kortikosteroid merupakan salah satu obat yang prevalensi diresepkan kepada balita cukup tinggi karena dianggap memiliki banyak manfaat. Namun terdapat beberapa efek samping yang perlu diwaspadai yaitu imunosupresan dan retardasi pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya masalah terkait obat kortikosteroid oral terhadap pasien anak di Puskesmas Kecamatan Tebet yang meliputi ketepatan pemilihan obat, kesesuaian dosis, ketepatan durasi pengobatan, dan juga adanya potensi interaksi obat. Penelitian ini dilakukan secara restrospektif dari resep pasien dan teknik total sampling. Sampel pada penelitian ini menggunakan resep obat deksametason dan prednsison pada pasien balita Puskesmas Kecamatan Tebet periode September-Desember 2019 sebanyak 523 sampel. Dari 523 resep didapatkan jumlah pengobatan kortikosteroid oral yang paling banyak adalah 63% dengan indikasi terbanyak berupa Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) sebanyak 70,7%. Hasil analisis masalah terkait obat menunjukkan adanya ketidaktepatan pemilihan obat sebanyak 382 (73,1%) dan ketidaksesuaian dosis sebanyak 7 (1,3%). Dari hasil analisis statistik didapatkan adanya korelasi antara pemilihan obat dengan ketepatan indikasi pasien (p=0,006). Tingginya potensi masalah terkait obat yang ditemukan membutuhkan kewaspadaan bagi tenaga kesehatan dalam pelayanan resep kortikosteroid oral pada pasien balita.

Inaccuracy in drug administration in under-five patients can lead to drug-related problems due to differences in pharmacokinetics and pharmacodynamics with adult patients. Corticosteroid drugs are one of the drugs whose prevalence is quite high because they are considered to have many benefits. However, there are some side effects that need to be watched out for, namely immunosuppression and growth retardation. This study aims to analyze the existence of problems related to oral corticosteroid drugs in pediatric patients at the Tebet District Health Center which include the accuracy of drug selection, appropriate dosage, accuracy of treatment duration, and also the potential for drug interactions. This study was conducted retrospectively from patient prescriptions and total sampling technique. The sample in this study used prescription drugs for dexamethasone and prednison in toddler patients in Puskesmas Kecamatan Tebet for the period September-December 2019 with a total of 523 samples. Of the 523 prescriptions, the highest number of oral corticosteroid treatment was 63% with the most indication being Upper Respiratory Tract Infection (URTI) of 70.7%. The results of drug-related problem analysis showed that there were 382 (73.1%) drug selection inaccuracies and 7 (1.3%) dose inaccuracies. From the results of statistical analysis, it was found that there was a correlation between drug selection and the accuracy of patient indications (p=0.006). The high potential for drug-related problems that are found requires special attention for health workers in prescribing oral corticosteroid drugs in toddler health services."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ashri Almiahsari
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung-jawabapoteker dalam praktik pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perudangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku (professionalims) serta wawasan dan pengalaman nyata (reality) untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan (problem-solving) praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Praktek kerja profesi ini dilaksanakan selama 2 minggu dengan tugas khusus yaitu Pola Peresepan Analgesik Pada Poli Gigi Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Bulan September Tahun 2018. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui pola peresepan analgesik pada Poli Gigi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru dan menganalisis ketepatan penggunaan analgesik sebagai pereda nyeri.

ABSTRACT
Internship at Kebayoran Baru District Public Health Center aims to understand the role, duties and responsibilities of pharmacists in the practice of pharmacy services in Publich Health Center in accordance with applicable regulations and pharmaceutical ethics, and in the field of public health, have knowledge, skills, attitude (professionalims) as well as real (reality) insights and experiences to do professional practice and pharmacy work in Publich Health Center, seeing and learning strategies and developing professional practice of pharmacists, having a real picture of problems (problems) practices and pharmacy work and being able to communicate and interact with other health workers on duty in Publich Health Center. This internship at was conducted for 2 weeks with particular assignment Prescribing Pattern of Analgesics in Dental Polyclinic at Kebayoran Baru Community Health Center in September 2018. The purpose of this particular assignment is to determine the analgesic prescribing pattern in Dental Polyclinic at Kebayoran Baru District Health Center and analyze the accuracy of analgesics use as a pain reliever."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisyah Wiradika
"ABSTRAK
Praktik Kerja Kerja Profesi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Periode Bulan September Tahun 2018 bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker dalam praktik pelayanan kefarmasian di Puskesmas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika farmasi yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat. Selain itu juga diharapkan memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi apoteker di Puskesmas dan memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas. Kegiatan praktik profesi dilakukan salama dua minggu dengan tugas khusus yang diberikan berjudul Pola Peresepan Obat Antibiotik pada Pasien Poli Gigi Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru September 2018. Adapun tujuan dari tugas khusus adalah untuk mendapatkan pola penggunaan dan persentase penggunaan, serta jenis obat antibiotik pada pasien poli gigi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru.

ABSTRACT
Internship at Kebayoran Baru District Health Center Period September 2018 aims to understand the role, duties, and responsibilities of pharmacists in Health Center in accordance with applicable laws and pharmaceutical ethics, and in the field of public health. Besides that, it is also expected to have the knowledge, skills, professionalism and insight and real experience to carry out professional practice and pharmacy practice at public health center and to see and study the strategies and development of pharmacist professional practices as well as to have a real picture of the problems of pharmaceutical practices and be able to communicate and interact with other health workers in Public Health Centers. This internship has been held for about two weeks with special assignment titled Pattern of Prescribing Antibiotic Drugs in Patients in Dental poly of Kebayoran Baru District Health Center period September 2018. The aims of the special assignment are to obtain patterns and percentage of use, as well as the types of antibiotic drugs in poly dental patients at the Kebayoran Baru District Health Center."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Rizky Amalia
"ABSTRAK
Pusat Kesehatan Masyarakat atau Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif. Praktik kerja profesi apoteker di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru bertujuan untuk memahami peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di puskesmas sesuai dengan ketentuan dan etika pelayanan farmasi dan pelayanan kesehatan; memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap prilaku serta wawasan dan pengalaman untuk melakukan praktek profesi dan pekerjaan kefarmasian; mempelajari Strategi dan pengembangan praktik profesi Apoteker di Puskesmas; memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik dan pekerjaan kefarmasian di Puskesmas; mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas.

ABSTRACT
Primary Health Center is a health care facility that organizes public health efforts and the efforts of individual health first rate, with more emphasis promotive and preventive efforts. The aims of internship at Kebayoran Baru Primary Health Center were to understand jobs and duties of pharmacist in Primary Health Center legally and ethically; to make students have the knowledge, skills, attitudes and behavior of insight and experience to do pharmaceutical care practice; to make students learn the strategy and activity in developing pharmaceutical practice; to make students experience pharmaceutical practice problems; and to make students able to communicate and interact with other health professionals who served in primary health center."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ginting, Eninta Kartagena
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan Periode Januari 2018 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam dalam praktek pelayanan kefarmasian di puskesmas sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dan etika yang berlaku, dan dalam bidang kesehatan masyarakat, memiliki pengetahuan, keterampilan, sikap perilaku serta wawasan dan pengalaman nyata untuk melakukan praktik profesi dan pekerjaan kefarmasian di puskesmas, melihat dan mempelajari strategi dan pengembangan praktik profesi apoteker di puskesmas , memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktik kefarmasian serta mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan tenaga kesehatan lain yang bertugas di Puskesmas.. Praktik kerja profesi ini dilaksanakan selama dua minggu dengan tugas khusus yaitu ldquo;Pengkajian Pola Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Rawat Jalan dalam Pemberian Terapi Metformin dan Glimepirid untuk Datang Kembali ke Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Jakarta Selatan rdquo;. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui kehadiran pasien DM rawat jalan dalam pengambilan obat, serta mengetahui dan mengkaji kepatuhan pasien DM rawat jalan dalam pengambilan obat periode November-Desember 2017 di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru.

ABSTRACT
Internship at Community Health Center of Kecamatan Kebayoran Baru South Jakarta Period January 2018 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in the practice of pharmaceutical services at community health center in accordance with applicable laws and ethics, and in the field of public health, getting knowledge, skills, behavioral attitude and real insights and experiences for professional practice and pharmaceutical care at community health centre, observing and studying strategy and development of professional practice of pharmacist at community health centre, having a real picture about pharmacy practice problem and being able to communicate and interact with other health worker who served in community health centre. The internship was conducted for two weeks with a special assignment that is Assessment of Patient Compliance Pattern of Diabetes Mellitus Patient in Metformin and Glimepirid Therapy to Coming Back to Community Health Centre of Kecamatan Kebayoran Baru South Jakarta . The purpose of this special assignment is to know the presence of DM patient outpatient in taking the drug, and to know and assess compliance of DM patient in taking drug during the period November-December 2017 at Community Health Centre Kecamatan Kebayoran Baru. "
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vannisa Nabilla Widyantari
"ABSTRAK
Penggunaan antibiotik yang tinggi dapat menimbulkan risiko peresepan yang tidak rasional. Salah satu cara untuk mendukung penggunaan antibiotik secara rasional adalah dengan mengevaluasi penggunaan antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antibiotik pada pasien rawat jalan di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dan deskriptif. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan total sampling. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder berupa resep antibiotik oral di Puskesmas Kabupaten Kebayoran Baru Tahun 2018. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 10553 resep. Evaluasi dilakukan secara kuantitatif dan kualitatif. Evaluasi kuantitatif menggunakan metode yang direkomendasikan oleh World Health Organization (WHO), yaitu Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD). Evaluasi kualitatif menggunakan metode Pemanfaatan Obat 90% (DU90%) dan kesesuaian penggunaan antibiotik dengan daftar obat dalam Formularium Nasional Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Tiga jenis antibiotik dengan penggunaan tertinggi berdasarkan nilai DDD/1000 pasien/hari adalah amoksisilin (0,9358 DDD/1000 pasien/hari), ciprofloxacin (0,4940 DDD/1000 pasien/hari), dan cefadroxil (0,1983 DDD/1000 pasien). . pasien/hari). Antibiotik yang membentuk 90% segmen Penggunaan Obat adalah amoksisilin, ciprofloxacin, cefadroxil dan thiamphenicol. Kesesuaian penggunaan antibiotik dengan Formularium Nasional Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) adalah 70%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Baru cenderung tinggi dan belum sepenuhnya sesuai dengan pedoman Formularium Nasional.
ABSTRACT
The high use of antibiotics can pose a risk of irrational prescribing. One way to support the rational use of antibiotics is to evaluate the use of antibiotics. This study aims to evaluate the use of antibiotics in outpatients at the Kebayoran Baru District Health Center in 2018. The research design used was cross sectional and descriptive. Data was collected retrospectively using total sampling. The research data used is secondary data in the form of oral antibiotic prescriptions at the Kebayoran Baru District Health Center in 2018. The number of samples used in this study was 10553 prescriptions. Evaluation is done quantitatively and qualitatively. The quantitative evaluation used the method recommended by the World Health Organization (WHO), namely Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD). The qualitative evaluation used the 90% Drug Utilization method (DU90%) and the suitability of the use of antibiotics with the list of drugs in the National Formulary of First Level Health Facilities (FKTP). The three types of antibiotics with the highest use based on DDD values/1000 patients/day were amoxicillin (0.9358 DDD/1000 patients/day), ciprofloxacin (0.4940 DDD/1000 patients/day), and cefadroxil (0.1983 DDD/1000 patients). patient). . patients/day). The antibiotics that make up 90% of the Drug Use segment are amoxicillin, ciprofloxacin, cefadroxil and thiamphenicol. The suitability of the use of antibiotics with the National Formulary of First Level Health Facilities (FKTP) is 70%. From the results of this study, it can be concluded that the use of antibiotics in the Kebayoran Baru District Health Center tends to be high and has not fully complied with the guidelines of the National Formulary."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>