Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 65757 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilya Nafylah
"Fokus dari penelitian terdahulu kebanyakan membahas mengenai dampak yang disebabkan oleh film pornografi, namun pada penelitian ini penulis menganalisis fenomena besar di balik dampak tersebut, yaitu distorsi realitas yang terjadi ketika fantasi bercampur dengan hasrat. Metode yang digunakan di dalam penelitian adalah refleksi kritis. Refleksi kritis digunakan untuk menganalisa pemikiran Zizek mengenai distorsi realitas dan melihat kaitannya dengan pornografi. Film, dengan kemampuannya untuk menciptakan proto-realitas, semakin mengaburkan batas antara yang nyata dengan yang tidak nyata, sehingga distorsi dapat terjadi. Hal ini pula yang memicu dampak-dampak negatif yang disebabkan pornografi dalam kehidupan sosial dan psikis seseorang. Distorsi realitas tersebut terjadi ketika fantasi mulai merasuki hasrat, sehingga seseorang ingin mewujudkan fantasi tersebut ke dalam realitas. Penulis menggunakan Fase Cermin dalam Teori Lacanian sebagai solusi dalam menghindari atau meminimalisir terjadinya distorsi tersebut. Dengan menyadari bahwa diri hidup pada dunia yang didefinisikan atas persepsi orang lain, seseorang akan mampu menjaga perilakunya sehingga ia dapat membedakan antara yang realitas dengan yang fiksi.

The focus of previous studies mostly discussed about the effects caused by pornography, but in this study, the author analyzed that there is major phenomena behind these effects, namely the distortion of reality that occurs when fantasy mixes with desire. The method used in this research is critical reflection. Critical reflection is used to analyze Zizek's theory about the distortion of reality and see its relation to pornography. Film, with its ability to create proto-reality, further blurs the boundary between the real and the unreal, so that distortions occur. This also triggers negative effects caused by pornography in one's social and psychological life. This reality distortion occurs when fantasy begins to penetrate desire, so that someone wants to realize that fantasy into reality. The author uses the Mirror Phase in Lacanian Theory as a solution to avoid or minimize the occurrence of these distortions. By realizing that the self lives in a world that is defined by the perceptions of others, a person will be able to maintain his behavior so that he/she can distinguish between the reality and the fiction."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Fakhri Iwansyah
"Tesis ini adalah penelitian terhadap apa itu hakikat realitas menurut Slavoj Zizek. Penelitian ini menggunakan metode refleksi kritis dan fenomenologi-hermeneutika Gadamer untuk menganalisis teori yang ditawarkan oleh Slavoj Zizek. Menggabungkan Psikoanalisis Lacanian dengan Idealisme Jerman, pemikiran Zizek penuh dengan kontradiksi dan paradoks karena memang realitas itu ternyata sarat dengan kontradiksi. Realitas simbolik ternyata hanyalah fiksi yang menyembunyikan di belakangnya suatu void yang memberikan dimensi performatif. Temuan penelitian ini adalah tidak ada sesuatu yang konsisten akan dirinya sendiri; dan dengan demikian realitas simbolik tidak lengkap, tidak selesai, dan berkontradiksi secara internal. Dalam pemikiran Zizek tidak ada sesuatu yang tidak cacat secara ontologis; tidak ada substansi yang bukan merupakan kegagalan representasi namun justru kegagalan representasi ini adalah konstitutif akan esensi substansi. Akan tetapi, sejauh realitas itu tidak utuh dan terbelah dari dalam, subjek memiliki potensi untuk bebas secara radikal: subjek dapat membangun dunia lain, realitas simbolik yang lain.

This thesis is a research on what is reality according to Slavoj Zizek. This study uses critical reflection and Gadamer's phenomenology-hermeneutics methods to analyze the theory offered by Slavoj Zizek. Combining Lacanian Psychoanalysis with German Idealism, Zizek's thinking is full of contradictions and paradoxes because reality is indeed full of contradictions. Symbolic reality turns out to be just a fiction that hides behind it a void that gives a performative dimension. The findings of this study are that nothing is self-consistent; and thus symbolic reality is incomplete, inconsistent, and internally contradictory. In Zizek's thinking there is nothing that is not ontologically flawed; there is no substance which is not a failure of representation but rather that this failure of representation is constitutive of the substance’s essence. However, in as much as reality is incomplete and divided from within, the subject has the potential to be radically free: the subject can construct another world, another symbolic reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aaron, David
Madison, Wisconsin: University of Wisconsin Press, 1985
792.01 BOR n
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Herlly Primadewi
"Keadaan perempuan selalu dipandang sebelah mata, rendah, dan dianggap buruk di dalam tata nilai masyarakat, kebudayaan, hukum dan politik. Sehingga memunculkan pergerakan-pergerakan perempuan, khususnya feminis liberal yang menginginkan adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dengan memberikan perempuan hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki, terutama kesempatan perempuan untuk berada di lingkungan publik. Film Desperate Housewives adalah bentuk real bagaimana hitam putih perempuan rumah tangga di dalam kehidupan perkawinan dan motherhood.
Feminis liberal ingin menyampaikan beberapa hal yang menyangkut tema kebebasan di dalam menganalisa film Desperate Housewives ini, dengan tujuan agar masyarakat mampu melihat bagaimana seharusnya mengkondisikan perempuan dengan adil tanpa harus selalu memposisikannya sebagai the other. Filsafat feminis memperjuangkan agar permasalahan perempuan bisa dimasukkan juga ke dalam pembahasan filsafat, Selama ini filsafat tidak pernah memasukkan perempuan ke dalam wilayah pembahasannya.
Karya-karya filsafat cenderung misoginis dan sentimen terhadap suara perempuan. Tema filsafat feminis tersebut dibahas melalui teori keadilan John Rawls di dalam bukunya Theory of Justice dengan mengambil pilihan pada affirmative action agar laki-laki dan perempuan dapat berkompetisi secara adil. Affirmative action terhadap perempuan meskipun tidak equal terhadap keberadaan laki-laki, tetap diterima karena ia menguntungkan pihak yang marjinal (perempuan).
Ketertindasan dan kelemahan perempuan bukan hanya karena ketidakmapuan mereka atas apa yang mereka lakukan. Namun, lebih pada identitas kultural yang mereka miliki di dalam lingkup patriarki. Keadaan tersebut di atas menyebabkan bekerjanya teori difference principle dimana keadilan sekurang-kurangnya harus dirasakan oleh kaum yang paling tidak beruntung, dalam hal ini perempuan. Rawls menyikapi keinginan dan cita-cita feminis liberal agar perempuan sebagai kaum marginal juga memiliki hak dan kesempatan yang sama dengan laki-laki untuk dapat keluar ke dalam lingkungan publik. Hak-hak tersebut dimaksudkan agar perempuan terbebas dari tindak pelecehan, penindasan, dan diskriminasi.
Kemudian filsuf feminis meneruskan teori difference principle menjadi politik perbedaan, dimana pada keadaan tersebut perempuan menjadi bangga akan dirinya sebagai perempuan, sebagai seorang ibu rumah tangga, sebagai seorang istri. Dan rasa bangga ini akan tumbuh ketika perempuan sudah mencapai kesetaraan dan memperoleh kebebasan yang sebelumnya didapat dari teori difference principle."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
S16033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jangouk Heo
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efek keneradaan penonton pada performa individu melalui perspektif hambatan sosial dan menggunakan teori distraksi. Penelitian sebelumnya telah menggunakan metode distraksi dari sumber nonsosial untuk melihat apakah konflik atensi yang muncul dapat mengarah pada dorongan untuk meningkatkan atau menurunkan performa seseorang. Penelitian ini menggunakan manusia hologram 3D untuk melihat apakah ada efek distraksi yang sama. Sampel acak yang diambil dari mahasiswa (N = 40) dikumpulkan untuk melalukan English Paragraph Typing Test, dan performa mereka diukur menggunakan Net Word Per Minute (WPM). Partisipan juga dibagi ke dalam dua kelompok: Kelompok dengan penonton & kelompok tanpa penonton. Pada kelompok dengan penonton, partisipan diminta untuk menyelesaikan tugas dalam ruangan dengan manusia hologram 3D, sedangkan pada kelompok tanpa penonton, partisipan diminta mengerjakan tugas sendirian tanpa hologram tersebut. Untutk melihat signifikansi dari kedua kelompok, data dianalisis menggunakan t-test. Hasil menunjukan hal yang berlawanan dengan penelitian sebelumnya, yaitu kelompok tanpa penonton berperforma lebih baik daripada kelompok dengan penonton serta tidak adanya perbedaan yang signifikan dalam tingkat distraksi. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menambah jumlah sampel dan sesi dengan tingkat kesulitan yang berbeda, tapi untuk menghindari efek kelelahan, disarankan melakukan tiga sesi dengan jeda waktu tertentu."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vinny Damayanthi
"[;;, ABSTRAK
Penelitian ini berusaha menemukan posisi khalayak ketika memaknai
pelaku pembunuhan dalam film The Act of Killing/Jagal dengan pendekatan
reception analysis Stuart Hall yang memposisikan 3 (tiga) “posisi hipotesis”
decoder: dominan, negotiated, dan oposisi. Jagal adalah film dokumenter yang
mengisahkan kehidupan sehari-hari mantan pelaku pembunuhan massal
pemberantas anggota Partai Komunis Indonesia pasca peristiwa Gerakan 30
September 1965 (G30S) dengan tokoh sentral Anwar Congo dan Adi.
Sampling penelitian terbatas pada komunitas interpretatif dengan kriteria:
lahir setelah tahun 1980, pernah menonton film Pengkhianatan G30S/PKI dan
Jagal, pernah mengunjungi museum dan monumen bersejarah terkait G30S, dan
memiliki konstruksi tentang PKI sebelum menonton film Jagal. Peneliti
melakukan wawancara mendalam terhadap 6 (enam) informan dengan beragam
latar belakang. Wawancara dilakukan untuk mengetahui pemaknaan komunitas
interpretatif terhadap 8 (delapan) adegan yang dinilai relevan dengan penelitian.
Peneliti juga menghimpun informasi mengenai encoding sutradara.
Dengan reception analysis, peneliti menemukan bahwa keragaman latar
belakang dan pengalaman menyebabkan khalayak juga meng-encode teks media
dengan beragam. Posisi khalayak tidak konsisten di satu posisi tertentu pada tiap
adegan. Ada kalanya cenderung berada di posisi dominan pada adegan tertentu
namun cenderung berada di posisi negotiated atau oposisi pada adegan lain.

ABSTRACT
This research tried to find audiences‟ position when they interpret
murderer showed in The Act of Killing/Jagal film with reception analysis
approach from Stuart Hall which had 3 (three) “hypothetical position” of decoder:
dominan-hegemonic position, negotiated position, and oppositional position.
Jagal is a documentary film that told us the daily life of a mass murderer who did
massacre of Indonesian Communist Party (PKI) members after September 30th
Movement (G30S) with Anwar Congo and Adi as the central role.
The sampling were limited to interpretive community with general criteria:
were born after 1980, watched Pengkhianatan G30S/PKI and Jagal film, and had
construction about PKI before they watched Jagal. Researcher did depth interview
with 6 (six) informants that came from various backgrounds. The aim of the
interview was to revealed the meaning of the interpretive community towards 8
(eight) scenes that relevant to the research. Researcher also gathered information
about the encoding that the director‟s wanted to present in the film.
With reception analysis, researcher found that diversity of backgrounds
and experiences caused the audiences encoded media texts in various ways.
Audiences‟ positions are not stick to one position for all relevant scenes. There
were times when they are dominant on particular scenes but negotiated or
oppositional on another]"
2015
T44692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Phelps, Guy
London: Victor Gollanez, 1975
791.43 Phe f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Phelps, Guy
London: Victor Gollanez, 1975
791.43 Phe f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Irawanto
Yogyakarta: Media Pressindo, 1999
791.43 Ira f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge: Polity, 2013
199 ZIZ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>