Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217178 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zudha Aulia Rachman
"ABSTRAK
Perencanaan jadwal penerbangan adalah hal penting dalam operasi maskapai yang biasanya harus dirancang secara efisien dan efektif. Meski begitu, rencana pelaksanaan yang dikenal sebagai kontrol operasi termasuk tindakan pemulihan untuk setiap penyimpangan yang berlaku, memiliki dampak yang cukup besar pada efisiensi maskapai. Pesawat dan kru adalah aset bernilai yang harus digunakan secara efisien untuk menghasilkan sebanyak mungkin penerbangan. Oleh karena itu, evaluasi terkait pemanfaatan pesawat dan kru sangat penting untuk mengevaluasi efisiensi operasional. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi secara kuantitatif efisiensi operasional dalam penjadwalan dan proses pemulihan maskapai dengan menggunakan model Data Envelopment Analysis (DEA) yang berorientasi input, Constant Return to Scale (CRS). Parameter untuk perhitungan diperoleh dari studi sebelumnya. Nilai parameter yang dipilih diambil dari internal perusahaan Garuda Indonesia, yang diekstraksi dari beragam basis data dan dimodelkan ke dalam data bulanan dalam rentang 2017 hingga 2018. Dengan menggunakan metode DEA, kami mendemonstrasikan perhitungan untuk mendapatkan skor efisiensi untuk setiap bulan dan membandingkan satu dengan lainnya untuk mengetahui pada periode bulan mana yang efisien dan mana yang tidak efisien dengan kesenjangan yang terukur. Temuan kami adalah Garuda Indonesia mengalami tren penurunan efisiensi operasional dengan volatilitas tinggi dan sebagian besar dipengaruhi oleh efisiensi penjadwalan pesawat. Sementara penjadwalan kru dan efisiensi pada proses pemulihan menunjukkan tren naik dan volatilitas yang tinggi juga. Di akhir, hal tersebut dikonfirmasi oleh manajemen Garuda Indonesia bahwa metode DEA dengan model CRS berorientasi input cukup cocok untuk diterapkan di maskapai penerbangan untuk mengukur skor efisiensi penjadwalan dan proses pemulihan.

ABSTRACT
Airline schedule planning is a crucial issue in airline operation typically designed most efficiently and effectively. Even so, the plan execution as known as operation control including recovery actions to any prevailed irregularities, has a considerable impact on airline efficiency. Aircrafts and crews are valued asset that must be utilize in efficient way to generate as many as possible flights. Therefore, evaluation related to aircraft and crew utilization is crucial in order to evaluate operational efficiency. This study aims to quantitively evaluate the operational efficiency in the airline scheduling and recovery process by using Data Envelopment Analysis (DEA) input-oriented Constant Return to Scale (CRS) model. Parameters for calculation are obtained from prior studies. The values of selected parameters are taken from internal company of Garuda Indonesia, which are extracted from varies databases and modeled into monthly data set in range 2017 to 2018. By using DEA method, we demonstrate calculation to get efficiency score for every month and compare each other to know which months are efficient and which are inefficient with measured gap. Our finding is Garuda Indonesia experience a downward trend in operational efficiency with high volatility and it is influenced mostly by aircraft scheduling efficiency. While crew scheduling and tracking recovery process show upward trend and high volatility as well. Finally, we argue and have been confirmed by the management of Garuda Indonesia that DEA method with input-oriented CRS model is sufficiently suitable to be implemented in airlines to measure efficiency scores of scheduling and recovery process."
2019
T53464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adha Mahmeru Bala Putra
"This study discusses the strategies to deal with fleet planning issuesat Garuda Indonesia, the legacy air carrier of Indonesia. This is conducted to choose the right aircraft to replace the old plane and to decide the suitable ownership type, whether it is the capital lease (purchase) or operating lease. It only focuses on China and Saudi Arabia routes, the largest share for the long-haul route for Garuda Indonesia. Moreover, it will use forecasted demand of passengers on those routes in 2019-2028 period. This study uses two forecasting models for this purpose. First is a regression model with the population in each country as the independent variable, and second is the Winters model that is suitable for data with trend and seasonality characteristics, such as airline passengers. The performances of both methods are analysed using forecast errors, which are mean squared error (MSE), mean absolute deviation (MAD), mean absolute percentage error (MAPE) and Tracking Signal. Furthermore, for choosing the right aircraft and the right type of ownership, this study uses Integer programming method.The results show that Winters model is more suitable for China route, while the regression model is more suitable for Saudi Arabia route. Both results imply that Garuda Indonesia should anticipate the growth of passengers by increasing the capacity and balancing it with the financial condition. At the end of this study, it can be concluded that investing in the operating lease is more dominant than investing to purchase new aircrafts.  

Studi ini membahas strategi untuk menangani masalah perencanaan armada di Garuda Indonesia, yang merupakan maskapai penerbangan utama Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk memilih pesawat yang tepat untuk menggantikan pesawat lama dan memilih jenis kepemilikannya, apakah dengan pembelian atau sewa operasi, yang disesuaikan dengan perkiraan permintaan penumpang pada Garuda Indonesia pada rute China dan Arab Saudi, yang mana merupakan bagian terbesar untuk rute jarak jauh untuk Garuda Indonesia, pada periode 2019-2028. Penelitian ini menggunakan dua model peramalan. Pertama adalah model regresi dengan populasi di masing-masing negara sebagai variabel independen, dan kedua adalah model Winter yang cocok untuk data dengan tren dan karakteristik musiman, seperti penumpang pesawat. Kinerja kedua metode dianalisis menggunakan kesalahan perkiraan, yaitu mean squared error(MSE), mean absolute deviation(MAD), mean absolute percentage error(MAPE) dan Tracking Signal. Selanjutnya, untuk memilih pesawat yang tepat dan jenis kepemilikan yang tepat, penelitian ini menggunakan metode pemrograman Integer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model Winter lebih cocok untuk rute Cina, sedangkan model regresi lebih cocok untuk rute Arab Saudi dan kedua hasil menyiratkan bahwa Garuda Indonesia harus mengantisipasi pertumbuhan penumpang dengan meningkatkan kapasitas dan diimbaingi dengan kondisi keuangan. Pada akhir penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa berinvestasi dalam sewa operasi lebih dominan daripada berinvestasi untuk membeli pesawat baru.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54631
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
London: Hutchinson, 1974
658.401 SPI
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Meiti Ratmanti
"Tugas akhir ini membahas masalah penjadwalan rute pesawat pada PT Garuda Indonesia. Pada PT Garuda Indonesia, kriteria penjadwalan rute pesawat adalah sebagai berikut ; marketing, perawatan pesawat, kemampuan pesawat dan waktu operasi bandara. Jadwal rute pesawat yang sudah berjalan akan dijadwalkan kembali berdasarkan kriteria waktu ground ( waktu pesawat berada di darat menunggu untuk diterbangkan kembali). Peminimuman waktu ground dapat dikategorikan sebagai masalah assignment dan diselesaikan dengan metode Hungary berdasarkan jadwal yang telah ada."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1992
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Yulianti
"

Berdasarkan hasil laporan SDKI, angka unmet need KB di Indonesia pada tahun 2012 berada pada angka 11,4% menjadi 10,6% di tahun 2017. Berdasarkan SDKI 2017, angka unmet need Jawa Barat adalah 11% dan angka unmet need KB Sulawesi Selatan berada angka 14.4%. Tingginya angka unmet need menimbulkan berbagai macam permasalahan diantaranya adalah kehamilan yang tidak diinginkan sehingga menimbulkan aborsi yang tidak aman dan berkontribusi pada tingginya angka kematian ibu dan bayi. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui determinan kejadian unmet need KB pada wanita kawin di Jawa Barat dan Sulawesi Selatan. Desain studi yang digunakan adalah cross-sectional dengan sampel wanita usia 15-49 tahun berstatus kawin/tinggal bersama pasangan. Penelitian ini meggunakan uji chi-square dan regresi logistik untuk menggambarkan kekuatan hubungan antar variabel. Hasil penelitian ini yaitu angka unmet need KB Jawa Barat adalah 10.3% dan angka unmet need KB Sulawesi Selatan adalah 14%. Hasil analisis multivariabel menunjukkan variabel yang memiliki odds ratio terbesar untuk unmet need KB di kedua provinsi adalah dukungan pasangan [AOR=5]. Wanita yang tidak mendapat persetujuan dari pasangan untuk menggunakan kontrasepsi memiliki kemungkinan lima kali lebih tinggi untuk mengalami unmet need KB. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat harus diprioritaskan lewat pendekatan pasangan/ peran pria dalam program KB.


Based on the Indonesian Demographic and Health Survey, the percentage of unmet need for family planning in Indonesia namely at 11.4% in 2012 to 10.6% in 2017. Meanwhile, based on IDHS 2017, the unmet need for West Java is 11% and the unmet need for family planning in South Sulawesi is 14.4%. The high rate of unmet need raises various kinds of problems including unwanted pregnancies, causing unsafe abortions and contributing to high maternal and infant mortality rates. This research was conducted with the aim of knowing the determinants of the incidence of unmet need for family planning among married women in West Java and South Sulawesi. The study design that is used in this study is cross-sectional with a sample of women aged 15-49 years who were currently married/living with a partner. This study uses the chi-square test and logistic regression to describe the strength of the relationship between variables. The results of this study are the unmet need for family planning in West Java is 10.3% and the unmet need for family planning in South Sulawesi is 14%. The results of the multivariable analysis showed that the variable that had the greatest odds ratio for unmet family planning needs in the two provinces was spousal support [AOR=5]. Women who do not receive consent from their partners to use contraception are five times more likely to experience unmet need for family planning. The family as the smallest unit of society must be prioritized through the male partner/role approach in family planning programs.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Aprilliana Wulandari
"Studi ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk keluarga berencana di Indonesia menggunakan data SDKI 2002-2017. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kebutuhan keluarga berencana yang belum terpenuhi di Indonesia adalah usia wanita, status pekerjaan, tempat tinggal, jumlah anak yang masih hidup, pengetahuan keluarga berencana dan diskusi dengan suami tentang keluarga berencana. Faktor yang paling signifikan terkait dengan kebutuhan yang tidak terpenuhi untuk keluarga berencana di Indonesia pada tahun 2002 SDKI adalah usia perempuan, pada tahun 2007 SDKI adalah jumlah anak yang masih hidup, pada SDKI 2012 adalah diskusi dengan suami, sedangkan pada 2017 SDKI adalah jumlah anak masih hidup. Studi ini menunjukkan bahwa dalam mengimplementasikan program KIE dapat mengandalkan kader, meningkatkan kualitas dan kuantitas layanan keluarga berencana dan menyebarkan informasi tentang keluarga berencana dan pentingnya berdiskusi dengan pasangan di media massa yang dibuat persuasif.

This study discusses factors related to unmet needs for family planning in Indonesia using the 2002-2017 IDHS data. This research is quantitative with cross-sectional design. The results showed that factors related to unmet family planning needs in Indonesia were womens age, employment status, residence, number of children still alive, family planning knowledge and discussions with husbands about family planning. The most significant factor related to unmet needs for family planning in Indonesia in 2002 The SDKI was the age of women, in 2007 the IDHS was the number of children still alive, in the 2012 IDHS was discussions with husbands, while in 2017 the IDHS was the number of children still life. This study shows that in implementing the IEC program it can rely on cadres, improve the quality and quantity of family planning services and disseminate information about family planning and the importance of having discussions with partners in the persuasive mass media."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Syahradzi
"Industri penerbangan telah berkembang pesat selama beberapa dekade terakhir, yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penumpang perjalanan udara. Fenomena ini merupakan peluang bagi maskapai penerbangan untuk memperluas pasar mereka, tetapi di sisi lain hal ini dapat menjadi ancaman bagi maskapai. Hadirnya berbagai maskapai baru telah menciptakan iklim persaingan yang lebih ketat. Oleh karena itu, penentuan strategi bisnis yang paling sesuai dan dapat mendukung maskapai untuk bertahan dalam persaingan ketat ini menjadi sangan krusial. Maskapai dapat memilih antara strategi diferensiasi ataupun cost leadership. Opsi kedua terkait dengan bagaimana maskapai menjalankan bisnis mereka dengan cara yang paling efisien dan memperoleh profit, terlepas dari semua tantangan yang dihadapi. Untuk dapat meningkatkan efisiensi, perusahaan penerbangan dituntut untuk menjaga biaya operasional mereka pada level minimum, tanpa mengorbankan aspek-aspek keselamatan. Salah satu komponen biaya utama maskapai penerbangan selain dari biaya bahan bakar adalah biaya armada, yang memberikan kontribusi sekitar 15-20% dari total biaya dan merupakan komponen yang dapat dikendalikan oleh maskapai. Meminimalkan biaya armada harus dimulai dari proses perencanaan armada, termasuk bagaimana maskapai memperoleh armada mereka, baik melalui sewa operasi, sewa keuangan / modal, pembelian langsung ke pabrik pesawat atau bahkan kombinasi dari ketiga alternatif tersebut. Kesalahan dalam menentukan metode akuisisi armada yang tepat dan efisien akan menciptakan tekanan keuangan yang sangat besar untuk maskapai penerbangan dalam jangka waktu yang panjang. Untuk mengatasi tantangan tersebut, tesis ini bertujuan untuk menemukan alternatif akuisisi pesawat paling efisien yang menghasilkan pendapatan maksimum dan Revenue Passenger Kilometer (RPK). Data sekunder yang diperoleh dari berbagai data keuangan dan operasional maskapai akan digunakan dalam penelitian ini, serta data yang diperoleh dari data pasar penerbangan global. Analisis penelitian ini akan disajikan dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA), untuk mendapatkan perbandingan tingkat efisiensi masing-masing maskapai dari perspektif akuisisi pesawat.

Airline industry had been tremendously growing during the past decades, which was marked by the increasing amount of air travel passengers. This phenomenon is an opportunity for airlines to enlarge their market, but on the other side it could be a threat for them as well. A lot of new airlines were established and entered the market, thus created a more intense competition amongst airlines. It is of high importance for airlines to determine which business strategy they should apply that enable them to survive in this tight competition. They might choose either a differentiation strategy or cost leadership. The latter option is related to how an airline run their business in the most efficient way and become profitable despite all the challenges faced. In order to be efficient, airlines shall manage their operating cost to be at minimum without sacrificing the safety aspect of their operation. One major cost component of airlines aside from the fuel cost is its fleet cost, which contributes around 15 - 20% of airlines’ total cost and is controllable by the airline. Minimizing the fleet cost should be started from the fleet planning, including how airlines acquire and compose their fleet, either through operating lease, financial / capital lease, direct purchase to aircraft manufacturer or even a mix of these three alternatives. Failure in determining the right fleet acquisition method will create immense financial pressure for airlines in a long-term period. In recognition of this challenge, this thesis is aiming to find the most efficient aircraft acquisition alternatives which resulting in the maximum revenue and Revenue Passenger Kilometer (RPK). Secondary data obtained from various airlines’ financial and operational data will be used in this research, as well as data from global aviation market. Analysis of this research will be presented using Data Envelopment Analysis (DEA) method, to compare each referenced airlines’ efficiency from aircraft acquisition perspective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Utami
"Target RJPMN 2015-2019 terhadap kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) yaitu sebesar 9,9 persen belum tercapai, seperti terlihat pada hasil SDKI 2017 terhadap unmet need sebesar 10,6 persen. Unmet need merupakan salah satu faktor penyebab kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi yang tidak aman yang dapat menyebabkan kesakitan dan kematian maternal. Untuk meningkatkan kesehatan ibu, termasuk keluarga berencana perlu untuk mengatasi masalah keberdayaan perempuan (women's empowerment) yang merupakan tujuan ke lima Sustainable Development Goals (SDG's), yaitu mencapai kesetaraan gender dan keberdayaan perempuan. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara keberdayaan perempuan serta variabel demografi dan sosial ekonomi terhadap unmet need di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari data SDKI 2017. Unit analisisnya adalah perempuan usia subur umur 15-49 tahun yang berstatus kawin/hidup bersama serta memiliki kebutuhan terhadap KB dengan observasi berjumlah 26.249 individu. Kategori unmet need adalah unmet need penjarangan dan unmet need pembatasan. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logit biner dan multinomial logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima komponen keberdayaan perempuan berpengaruh signifikan secara statistik terhadap semua kategori unmet need. Keempat komponen tersebut, yaitu partisipasi kerja perempuan, tingkat pengetahuan, partisipasi pengambilan keputusan rumah tangga, dan kepemilikan aset. Partisipasi kerja perempuan, tingkat pengetahuan, dan kepemilikan aset berpengaruh negatif terhadap unmet need. Sedangkan partisipasi pengambilan keputusan rumah tangga mempunyai pengaruh positif terhadap unmet need. Sementara itu, pandangan pemukulan terhadap istri tidak berpengaruh signifikan secara statistik terhadap semua kategori unmet need. Faktor demografi dan sosial ekonomi memberikan pengaruh pada unmet need, namun tidak semua variabel berpengaruh signifikan pada semua kategori unmet need. Umur, jumlah anak masih hidup, dan pulau tempat tinggal berpengaruh terhadap semua kategori unmet need. Daerah tempat tinggal hanya berpengaruh terhadap unmet need penjarangan dan total unmet need. Pendidikan suami berpengaruh terhadap unmet need penjarangan dan unmet need pembatasan. Kunjungan petugas KB hanya signifikan berpengaruh pada unmet need penjarangan, sedangkan perempuan yang melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan hanya signifikan berpengaruh pada unmet need pembatasan.

The 2015-2019 RJPMN target of unmet need for family planning at 9.9 percent has not been achieved, since the results of the 2017 IDHS on unmet need was 10.6 percent. Unmet need is one of the factors causing unwanted pregnancy and unsafe abortion which can cause morbidity and maternal death. To improve maternal health, as well as family planning, it is necessary to address the issue of women's empowerment which is the fifth objective of the Sustainable Development Goals (SDG's) that covers gender equality and women empowerment. This study aims to study the relationship between women's empowerment, demographic and socioeconomic variables on the unmet need in Indonesia. This study uses data from the 2017 IDHS. The unit of analysis is women at childbearing age-aged 15-49 who were married/living together and had a need for family planning with observations totaling 26,249 individuals. The unmet need is categorized into unmet need for spacing and unmet need for limiting. The analytical methods used are binary logit regression and multinomial logit. The results showed that four of the five components of women's empowerment had a statistically significant effect on all categories of unmet need. These four components, namely women's work participation, level of knowledge, participation in household decision making, and asset ownership. Women's work participation, level of knowledge, and asset ownership negatively affect unmet need. Whereas participation in household decision making has a positive effect on unmet need. Meanwhile, attitude toward wife-beating has no significant effect on all categories of unmet need. Demographic and socioeconomic factors influence the unmet need, but not all variables have a significant effect on all categories of unmet need. Age, number of living children, and region of residence affect all unmet need categories. The place of residence only affects the unmet need for spacing and total unmet need. Husband's education influences unmet need for spacing and unmet need for limiting. Visit by family planning field workers only has a significant effect on unmet need for spacing, while women who visit health facilities only have a significant effect on unmet need for limiting."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>