Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 149835 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Evania Handayani Rahayu
"Lakon wayang yang bermotifkan kematian seringkali menyuguhkan pesan moral yang mendalam. Sebab-sebab kematian perlu diungkapkan untuk mendapatkan jawaban mengapa seorang tokoh mati dengan cara tertentu. Lakon ranjaban adalah salah satu motif kematian yang perlu dikaji bagaimana seorang tokoh mati dengan cara di ranjab. Abimanyu ranjab menyuguhkan permasalahan antara darma dan karma manusia sebagai implementasi dari peristiwa silam dan kini. Darma merupakan kewajiban manusia sebagai bakti kepada Tuhan untuk menjaga kedamaian dunia. Hasil dari usaha yang dilakukan menuju kedamaian dunia sering disertai pengurbanan (karma). Karma memayungi segala perbuatan serta sikap baik dan buruk setiap manusia. Pesan moral yang disuguhkan melalui lakon ini mengisyaratkan bahwa manusia seyogyanya berlaku jujur dan terbuka. Kebohongan dan ketertutupan terhadap sesuatu yang sakral dapat mengakibatkan penderitaan dan kematian. Pembahasan lakon Abimanyu Ranjab menggunakan pendekatan objektif, metode deskriptif kualitatif yang ditopang dengan studi kepustakaan dan kerangka konseptual teoritis etika Jawa dari Franz Magnis Suseno. Hasil pembahasan ini menunjukkan bahwa antara darma dan karma saling kait mengait satu dengan yang lain. Sumpah seseorang yang bersifat sakral dapat mengenai diri sendiri. Kebohongan dan ketertutupan terhadap urusan relasi pria dan wanita dalam menjalin rumah tangga mengakibatkan penderitaan dan kematian.

Wayang Show that use mortality as a theme usually gives a deep moral values. Causes of death should be explained to make audience understand the reason of a character's death. In Ranjaban Story, there is one cause of death that needs to be studied. It is about how a character died because of ranjab. Abimanyu Ranjab Story presents conflict between Darma and Karma of human as an implementation of present and past incident. Darma is human's responsibility from God to keep peace in the world. In order to reach the goal of keeping peace in the world, there must be sacrifices (karma) that followed. Karma is on top of everyone's good and bad deed. The moral value from this story implies that human should be truthful and open. Untruthfulness about sacred thing may cause sorrow and death. The study of Abimanyu Ranjab Story used an objective approach, descriptive qualitative method which supported by literature study and Javanese ethics theoretical conceptual framework from Franz Magnis Suseno. The result of this study showed that there are connection between Darma and Karma. Someone's sacred oath might be a boomerang to his/herself. Untruthfulness in a marriage life between man and woman might cause sorrow and death."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Budi Darma
Surabaya: Kerjasama Universitas Negeri Surabaya [dengan] JP Books, 2007
899.2 BUD b (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nyonyah Ani Besan
"Buku ini berisi petunjuk teosofis agar pembaca memperoleh pencerahan mengenai kehidupan sehari-hari dan kematian"
Kediri: Boekhandel Tan Khoen Swie, 1922
BKL.1069-PW 174
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Windiyarti
" Penelitian ini bertujuan mengungkapkan makna di balik tingkah laku buruk tokoh-tokoh dalam kumpulan cerpen Fofo dan Senggring karya Budi Darrna. Sumber data penelitian ini adalah beberapa cerpen yang ada dalam Fofo dan Senggring karya Budi Darrna, diterbitkan oleh Grasindo tahun 2005. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kepustakaan. Penelitian ini menggunakan teori Psikologi Behaiorisme B.F. Skinner. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Penelitian ini menghasilkan hal-hal berikut. Pertama, tingkah laku buruk tokoh- tokoh dalam Fofo dan Senggring yakni tidak menghargai orang lain, menghasut dan berbohong, membunuh/menyerang, dan berkhianat. Kedua, makna di balik tingkah laku buruk tokoh-tokoh dalam Fofo dan Senggring yakni melatih kesabaran, belajar setia kepada pasangan, belajar menerima kenyataan dan menghargai orang lain, dan belajar berfikir positif."
Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur, 2016
400 BEB 3:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud 1996,
899.222 1 Kid
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1996
899.28 KID
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Utjen Djusen Ranabrata
"Novel Rafilus karya Budi Darma menarik untuk diteliti karena penceritaannya menunjukkan keunikan jika dibandingkan dengan novel sastra Indonesia pada umumnya. Adapun yang menjadi masalah bagi penulis atas novel tersebut adalah apa tema novel Rafilus dan bagaimana teknik penceritaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tema novel Rafilus serta menunjukkan teknik penyajian tema tersebut, seperti alur dan pengaluran serta tokoh dan penokohannya. Landasan teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan struktural. Pendekatan ini meneliti segala sesuatu yang terdapat dalam karya sastra dalam hubungannya dengan keseluruhan cerita.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diperoleh beberapa simpulan sebagai berikut. Tema novel Rafilus adalah tentang takdir yang dimanifestasikan, terutama, pada masalah anak. Penceritaannya menggunakan cara ragaan dengan teknik stream of conciousness. Karena itu, novel ini disebut novel arus kesadaran. Alur novel ini dibangun oleh peristiwa-peristiwa yang menunjukkan sebab akibat dan yang tidak bersebab akibat. Tokoh utama novel Rafilus mengalami konflik batin. Mereka menginginkan anak. Sementara itu, mereka impoten dan mandul. Apa yang dilakukan mereka adalah berusaha dalam rangka mewujudkan keinginannya meskipun mereka tahu bahwa masalah anak adalah kekuasaan Tuhan. Hubungan antar ketiga unsur novel ini--alur, tokoh, dan tema--memperlihatkan keterkaitan yang erat. Kehadiran unsur alur dan tokoh mendukung tema yang disajikan novel ini.

Rafilus, which is written by Budi Darma, is an interested literary work to analyze. Among the Indonesian's novel, it show us an enormous unique and differences especially the technic of story telling. This research wants to Find out theme and the technic of the author in telling his story. Meanwhile, the goal of this research is to understand the theme and the technic that author applied in telling his novel, including the plot and the character. The theoretical frame which is applied in this research is structural approach. Those theory suppose that a literary work (novel) is a structure which is built by a several elements in wholeness. It is important to know the elements of works when analyze a novel.
There are several conclusions of this research. Firstly, the theme of Rafilus is about the human fate which is manifested and related, especially, to the ancestor or child problem. Meanwhile, the author use the stream of consiousness technic in telling his story. So, it is possible for the readers to categorizes this novel into a stream consiousness work. Plot of this novel, then, is arranged by several events which have connected and disconnected each other. The central or main character of the novel got an inner conflict in their life. They want a baby. Unfortunately, they never got any child because the husband unable to give his wife a baby. They had worked harder and harder in order to have a baby, even thought they realize that the human fate decided by God. The three elements of the novel--plot, characters, and theme--have a tightly connection each other. The theme of the novel is supported by the plot and character.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1997
T6578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiawan
"Sudah sejak dulu diketahui, bahwa dalam sebagian besar hidupnya, manusia selalu ingin menemukan siapa dirinya. Karena itu, manusia selalu dalam keadaan dalam proses pencarian jati dirinya. Bahkan filsuf Socrates memiliki kalimat terkenal, "Gnothi Seauton", yang artinya "Ketahuilah dirimu sendiri" (Hanifah, 1950:150). Aktivitas ini telah menyita tenaga rohani dan fisik, serta waktu yang paling berharga yang pernah dimiliki manusia. Apalagi untuk memahami Tuhan, sesuatu yang sangat makro, seseorang haruslah mengetahui diri sendiri (Tazimuddin Siddiqui, "Tauhid-Keesaan Tuhan", dalam Hameed, Aspek-Aspek Pokok Agama Islam, 1983:32). Krishnamurti mengatakan bahwa mengenal diri sendiri ialah permulaan hikmah (Lutyens, 1978:23).
Manusia memang gemar mencari. Ia dikaruniai akal atau rasio untuk mencoba membantu mendefinisikan dirinya, dan perasaan untuk menyemangati pencariannya (Hameed, 1983:31). Kalaupun pikirannya melanglang buana, itu pun dapat dikatakan bahwa manusia sedang berusaha melihat posisi dirinya di tengah-tengah sekitarnya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Ridwan Halim, 1954-
Jakarta: Pradnya Paramita, 1987
340.1 RID s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>