Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100652 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Islam Akbar Alam
"Latar Belakang : FGF2 merupakan ligan bagi Fibroblast Growth Factor Receptor2(FGFR2). Interaksi dengan reseptor ini memediasi dimerisasi reseptor, fosforilasi, dan aktivasi jalur pensinyalan, seperti jalur Ras-MAPK dan PI3K. Mutasi yang berlebihan melalui sumbu FGF / FGFR dapat menginduksi proliferasi sel kanker, memicu angiogenesis dan limfogenesis, yang mendorong terjadinya metastasis. Penelitian ini mencoba mengevaluasi peran FGF2 pada metastasis kelenjar getah bening aksila pada pasien kanker payudara stadium dini.
Tujuan : Mengetahui hubungan nilai ekspresi FGF 2 pada tumor primer terhadap kejadian metastasis kelenjar getah bening aksila.
Metode : Digunakan studi potong lintang dengan mengevaluasi ekspresi FGF2 pada 47 pasien kanker payudara stadium dini yang menjalani mastektomi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada periode Januari 2014 sampai Desember 2018. Ekspresi FGF2 diperiksa dengan pemeriksaan imunohistokimia, kemudian dievaluasi dan dihubungkan antara ekspresi FGF2 dengan metastasis kelenjar getah bening aksila.
Hasil : Uji Chi Square memperlihatkan nilai p=0.044 (p<0.05) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara nilai FGF2 pada tumor payudara dengan kejadian metastasis kelenjar getah bening aksila. Odds ratio 4,22 (CI 95% 0,983-18,1).
Kesimpulan : Peran FGF2 dalam metastasis kelenjar getah bening berhubungan dengan interaksi antara berbagai faktor limfangiogenik dalam mempromosikan limfangiogenesis dan metastasis limfatik. Ekspresi FGF2 yang tinggi memiliki korelasi signifikan dengan angka kejadian metastasis kelenjar getah bening aksila.

Background : FGF2 is a ligand for Fibroblast Growth Factor Receptor 2 (FGFR2). Interaction with this receptor mediate dimerization of receptor, phosphorilation, and activation of signaling pathway, such as Ras-MAPK and PI3K. Overmutation through FGF/FGFR induced proliferation of cancer cells, promoted angiogenesis, lymphogenesis, and metastasis. This study tried to evaluate the role of FGF2 in axillary lymph node metastasis in early-stage breast cancer patients.
Aim : To determined the relationship of FGF 2 expression values in primary tumors to the incidence of axillary lymph node metastases.
Methods :A cross-sectional study was used by evaluating the expression of FGF2 in 47 early-stage breast cancer patients who underwent a mastectomy at the Cipto Mangunkusumo National Center General Hospital (RSCM) from January 2014 to Desember 2018. FGF2 expression was examined by immunohistochemistry, then evaluated and linked between expression FGF2 with axillary lymph node metastases.
Results : The Chi Square test had a value of p=0.044 (p<0.05) that showed there was a significant relationship between FGF2 value in breast tumors with the incidence of axillary lymph node metastasis. Odds ratio 4.22 (95% CI 0.983-18.1).
Conclusions The role of FGF2 in lymph node metastasis is related to the interaction between various lymphangiogenic factors in promoting lymphangiogenesis and lymphatic metastasis. High expression of FGF2 has a significant correlation with the incidence of axillary lymph node metastasis.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T58590
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Rachman
"Latar Belakang: CXCR4 adalah reseptor kemokin G-protein 7-transmembran yang diekspresikan pada beberapa sel kanker payudara manusia pada tumor payududara primer dan metastasis yang menyebabkan migrasi sel hematopoietik dari sumsum tulang belakang ke kelenjar getah bening perifer. Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa CXCR4 berkaitan dengan metastasis kelenjar getah bening aksilla. Namun, sampai sekarang, tidak ditemukan penelitian yang mengevaluasi peran CXCR4 dalam metastasis kelenjar getah bening sentinel pada kanker payudara stadium dini.
Tujuan: Menentukan peran reseptor kemokin CXCR4 pada migrasi sel kanker payudara ke kelenjar getah bening sentinel.
Metode: Digunakan desain studi potong lintang dengan mengevaluasi ekspresi CXCR4 pada 32 pasien kanker payudara stadium dini yang menjalani mastektomi di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada periode Maret sampai Juni 2016. Pada seluruh kasus, ekspresi CXCR4 diperiksa dengan pemeriksaan imunohistokimia. Kemudian, dievaluasi hubungan antara ekspresi CXCR4 dengan metastasis kelenjar getah bening sentinel.
Hasil: Ekspresi CXCR4 yang tinggi (cut off point ≥ 5) terdeteksi pada 19 dari 32 (59.4%) pasien kanker payudara stadium dini. Dari 19 pasien dengan metastasis kelenjar getah bening sentinel, 16 (84.21%) pasien memiliki ekspresi CXCR4 yang tinggi. Ekspresi CXCR4 berkorelasi signifikan dengan metastasis kelenjar getah bening (p < 0.01).
Kesimpulan: Ekspresi CXCR4 yang tinggi berkorelasi signifikan dengan metastasis kelenjar getah bening sentinel pada pasien kanker payudara stadium dini.

Background: CXCR4 is a 7-transmembrane G-protein chemokine receptor expressed in some human breast cancer cells in both primary breast tumors and metastases that allows for migration of hematopoietic cells from the bone marrow to the peripheral lymph nodes. Previous studies have shown that CXCR4 is associated with axillary lymph node metastases. However, up until now, no studies evaluating the role of CXCR4 in sentinel lymph node metastases in early stage breast cancer patients were found.
Aim: To determine the role of chemokine receptor CXCR4 in breast cancer cells migration to sentinel lymph nodes.
Methods: A cross sectional study design was used by evaluating CXCR4 expression of 32 early stage breast cancer patients that underwent mastectomy in Cipto Mangunkusumo Hospital during the period of March to June 2016. CXCR4 expression was assessed by immunohistochemistry in all cases. Associations between CXCR4 expressions and sentinel lymph node metastases were evaluated.
Results: High CXCR4 expression (cut off point ≥ 5) was dectected in 19 of 32 (59.4%) primary early stage breast cancer patients. Of 19 patients with sentinel lymph node metastases, 16 (84.21%) had high expression of CXCR4. The expression of CXCR4 is significantly associated with sentinel lymph node metastases (p < 0.01).
Conclusions: High expression of CXCR4 was significantly correlated with sentinel lymph node metastases in early stage breast cancer patients.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rebecca N. Angka
"Faktor perturnbuhan cndote1 vaskular atau Vascular Endothelial Growth Factor (selanjutnya disebut VEGF) adalah suatu glikoprotein dimer yang dihasilkan oleh sel tumor dan jaringan yang memerlukan pasokan pembuluh darah baru. Beberapa penelitian membuktikan bahwa terdapat hubungan antara penyebaran ke kelenjar gctah bening ketiak dengan ekspresi VEGF C dan D terutama pada kanker payudara jenis duktal invasif. Ekspresi berlebihan dari VEGF disenai ekspresi berlebihan dari HER2 kanker payudara. Lebih jauh diketahui bahwa ekspresi VEGF berhubungan dengan penyebaran ke kelenjar getah bening ketiak. Pengaruh faktor ini mendorong peneliti untuk mempelajari kanker payudara stadium II dengan HER-2 posltif karena penyebaran ke kelenjar getah benlng ketiak pada sisi yang sama dengan kanker payudara, mulai ditemukan pada stadium II baik pada tumor ukuran di bawah 2 em ataupun pada tumor berukuran lebih dari 2 em. Dalam penelitian ini dinilai poia ekspresi VEGF pada subjek dengan penyebaran ke kelenjar getah bening (N l) dan pada keadaan belum adanya keterlibatan kelenjar getah bening (NO). Ekspresi VEGF dapat diamati dan diukur derajatnya pada jaringan kanker payudara dengan teknik imunohistokimia. Pola ekspresi yang didapatkan dari hasil penelitian ini diharapkan dapat melihat sifat biologik kanker payudara dalam hal penyebarannya ke kele11iar gctah bening ketiak dan dapat digunakan sebagai faktor prediksi dalam hal penyebarannya.

Vascular Endotbelia1 Growth Factor (VEGF) is a chimeric glycoprotein produced by tumor cells and tissues that require ample blood supply. Some studies have suggested that there is an association between metastasis of cancer cells to the axillary lymph nodes and VEGF C and D especially in ductile invasive breast carcinoma. The over expression from VEGF together with HER-2 were found in 77.2 percent of breast cancer patients. Furthermore evidence suggest that VEGF expression is connected with the spread of cancer to the axillary lymph nodes. We examined breast cancer stage II with HER-2 positive, as the spread of cancer cells to the axillary lymph nodes from the same breast cancer side will only be found at stage H for both tumor under 2 em or more than 2 em. We examined VEGFC the its relationship with axillary lymph node. The results from this research is aimed at monitoring the spread of breast cancer to the axillary lymph nodes and to predict its spread and therefore to find the most effective treatment management for this type of cancer. We analyzed VEGF-C expression in 95 sample breast cancer stage ll with HER-2 positive from 1999 2009. There is no significant associated between VEGF-C expression and axillary lymph node (p = 0.089)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T32374
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Handayani
"ABSTRAK
Latar Belakang:Adenokarsinoma musinosum mempunyai prognosis lebih buruk dari pada adenokarsinoma Not Otherwise Specified NOS kolorektal. Ekspresi podoplanin pada Cancer associated fibroblasts CAF dan nilai Lymphatic Microvessel Density LMVD yang tinggi merupakan petanda prognosis yang buruk. Pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap CAF, LMVD dan metastasis kelenjar getah bening KGB pada adenokarsinoma musinosum dan adenokarsinoma NOS. CAF merupakan komponen utama pada stroma desmoplastik yang memiliki peran penting dalam proses metastasis. LMVD merupakan penilaian densitas pembuluh limfatik pada massa tumor primer.Bahan dan Metode:Penelitian dilakukan terhadap 44 kasus yang terdiri atas 22 kasus adenokarsinoma musinosum dan 22 kasus adenokarsinoma NOS kolorektal. Pulasan podoplanin digunakan untuk melihat ekspresinya pada CAF dan nilai LMVD.Hasil:CAF yang terekspresi podoplanin pada adenokarsinoma NOS lebih tinggi daripada adenokarsinoma musinosum kolorektal p=0,000 . Tidak terdapat perbedaan bermakna nilai LMVD antara adenokarsinoma NOS dengan adenokarsinoma musinosum kolorektal p=0,381 . Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan nilai LMVD pada adenokarsinoma musinosum p=0,248 dan adenokarsinoma NOS p=0,448 . Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum p=0,240 dan adenokarsinoma NOS p=0,791 .Kesimpulan:Ekspresi podoplanin pada CAF pada adenokarsinoma NOS lebih tinggi daripada adenokarsinoma musinosum. Tidak terdapat korelasi antara CAF yang terekspresi podoplanin dengan LMVD dan metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum dan adenokarsinoma NOS. Ekspresi podoplanin pada CAF tidak dapat digunakan untuk menentukan prognosis metastasis KGB pada adenokarsinoma musinosum. Terdapat kecenderungan nilai LMVD pada adenokarsinoma musinosum sedikit lebih tinggi daripada adenokarsinoma NOS kolorektal.

ABSTRACT
Background Mucinous adenocarcinoma has worse prognosis than the Not Otherwise Specified NOS colorectal adenocarcinoma. High expression of podoplanin in Cancer Associated Fibroblasts CAF and high lymphatic Microvessel Density LMVD values is a marker of poor prognosis. This study analyzed CAF, LMVD and lymph node metastasis in mucinous adenocarcinoma and NOS adenocarcinoma.CAF are the main component of desmoplastic stroma which have an important role in the metastatic processes. LMVD is an assessment of the density of the lymphatic vessels in the primary tumor.Materials and methods The study consists of 44 cases including 22 cases of mucinous adenocarcinoma and 22 cases of NOS adenocarcinoma colorectal. Podoplanin is used to see its expression CAF and LMVD values. Results CAF expressed podoplanin at NOS adenocarcinoma is higher than mucinous adenocarcinoma p 0.000 . There was no significant difference in LMVD values between NOS adenocarcinoma and mucinous adenocarcinoma p 0.381 . There was no correlation between CAF expressed podoplanin with LMVD values in mucinous adenocarcinoma p 0.248 and NOS adenocarcinoma p 0.448 . There was no significant correlation between CAF expressed podoplanin with KGB metastasis in adenocarcinoma musinosum p 0,240 and NOS adenocarcinoma p 0.791 . Conclusion CAF expressed podoplanin at NOS adenocarcinoma is higher than that of the mucinous adenocarcinoma. There is no correlation between CAF expressed podoplanin with LMVD and KGB metastasis in NOS mucinous adenocarcinoma and NOS adenocarcinoma. Podoplanin expression in CAF can not be used to determine the prognosis of KGB metastasis in mucinous adenocarcinoma. There is a tendency for LMVD values in mucinus adenocarcinoma to be slightly higher than NOS adenocarcinoma."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kristina Anna bethania
"Latar Belakang: Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi pada wanita dan penyebab kematian kanker yang paling sering terjadi. Status kelenjar getah bening (KGB) amerupakan faktor prognostik dan penentu pilihan tatalaksana pasien kanker payudara. Biomarka untuk memprediksi metastasis KGB sampai saat ini belum akurat. Beberapa biomarka yang berhubungan dengan agresivitas dan prediksi metastasis yaitu CD44 (Cluster of Differentiation 44) dan MT1-MMP (Membrane Type 1- Matrix Metalloproteinase). Ekspresi CD44 dan MT1-MMP yang tinggi berhubungan dengan sifat yang lebih agresif dan prognosis yang buruk sehingga dibutuhkan biomarka tumor yang dapat memberikan informasi adanya metastasis KGB.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ekspresi CD44 dan MT1-MMP pada metastasis kelenjar getah bening karsinoma payudara invasif NST.
Metode: Penelitian analitik observasional dengan desain potong lintang pada sediaan operasi mastektomi kasus karsinoma payudara invasif NST di RSCM periode Januari 2019 sampai Juni 2020. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 24 kasus karsinoma payudara invasif NST dengan metastasis kelenjar getah bening dan 24 kasus karsinoma payudara invasive NST tanpa metastasis kelenjar getah bening. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara simple random sampling dari kasus yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi. Dilakukan pulasan imunohistokimia CD44 dan MT1-MMP dan dilakukan perhitungan jumlah sel yang terpulas positif. Analisis statistik Chi Square dan Kruskal Wallis dilakukan diantara dua kelompok tersebut.
Hasil : Terdapat perbedaan bermakna ekspresi CD44 pada karsinoma payudara invasif No Special Type dengan dan tanpa metastasis kelenjar getah bening.(p=0,009). Terdapat perbedaan bermakna ekspresi MT1-MMP pada karsinoma payudara tipe invasive carcinoma of No Special Type dengan dan tanpa metastasis kelenjar getah bening(p=0,032). Serta adanya hubungan overekspresi CD44 dan MT1-MMP pada metastasis kelenjar getah bening (p=0,000)
Kesimpulan : Terdapat hubungan bermakna antara ekspresi CD44 dan MT1-MMP pada karsinoma payudara invasif NST dengan status metastasis kelenjar getah bening.

Background: Breast cancer is the most common type of cancer in women and the most common cause of cancer death. Lymph node status (KGB) is a prognostic factor and determinant of treatment options for breast cancer patients. The biomarker for predicting lymph node metastasis is not accurate until this time. Several biomarkers associated with aggressiveness and metastatic prediction are CD44 (Cluster of Differentiation44) and MT1-MMP (Membrane Type 1-Matrix Mettaloproteinase). The high expression of CD44 and MT1-MMP is associated with a more aggressive nature and poor prognosis. The tumor biomarkers are needed to provide information on the presence of lymph node metastases.
Aims: This study aims to determine the relationship between CD44 and MT1-MMP expression on lymph node metastases of invasive breast cancer NST.
Method: An observational analytic study with a cross-sectional design on a mastectomy operation for invasive breast carcinoma NST cases at RSCM from January 2019 to June 2020. The study sample was divided into 2 groups, 24 cases of NST invasive breast carcinoma with lymph node metastases and 24 cases of invasive breast carcinoma NST without lymph node metastases. The research sample was taken by simple random sampling of cases that met the inclusion criteria and did not include the exclusion criteria. CD44 and MT1-MMP immunohistochemical staining were performed and the number of cells stained positively was calculated. Chi-Square and Kruskal Wallis statistical analysis was performed between the two groups.
Results: There was a significant difference in the expression of CD44 in invasive breast carcinoma NST with and without lymph node metastases (p = 0.009). There was a significant difference in the expression of MT1-MMP in invasive carcinoma of No Special Type breast carcinoma with and without lymph node metastases (p = 0.032). And there is a relationship between CD44 and MT1-MMP overexpression in lymph node metastases (p = 0.000)
Conclusion: There was a significant relationship between CD44 and MT1-MMP expression in invasive breast carcinoma NST and lymph node metastasis status.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Yournita
"Kanker payudara merupakan kanker paling sering pada wanita dan merupakan penyebab kematian kedua tersering dari seluruh kanker di dunia. Metastasis merupakan penyebab utama kematian pasien kanker payudara. Status kelenjar getah bening (KGB) digunakan untuk mengidentifikasi prognosis, stadium tumor, serta penentuan modalitas terapi. Nottingham Prognostic Index (NPI) juga dapat digunakan dalam memprediksi prognosis dan kesintasan pasien. Salah satu biomarker yang diharapkan dapat memprediksi adanya metastasis KGB dan memperkirakan kesintasan pasien yaitu CD133. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspresi protein CD133, sehingga dapat digunakan sebagai faktor penanda kemungkinan terjadinya metastasis KGB dan memprediksi kesintasan pasien pada karsinoma payudara invasif no special type (NST). Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol terhadap kasus mastektomi karsinoma payudara invasif NST di RSCM periode Januari 2019 sampai Desember 2022. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 30 kasus karsinoma payudara invasif NST dengan metastasis KGB dan 30 kasus tanpa metastasis KGB. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara consecutive sampling. Dihitung skor NPI. Didapatkan perbedaan bermakna ekspresi CD133 pada karsinoma payudara invasif NST dengan dan tanpa metastasis KGB. Ekspresi CD133 tinggi lebih banyak ditemukan, yaitu 24 kasus (80%). Didapatkan korelasi yang bermakna antara ekspresi CD133 dan skor NPI. Ekspresi CD133 tinggi lebih banyak ditemukan pada kasus dengan NPI >5,4 (buruk), yaitu 20 kasus (66,7%).

Breast cancer is the most prevalent malignancy in women and the second largest cause of cancer-related death worldwide. The main cause of breast cancer’s high death rate is metastasis. Lymph node status is used to identify prognosis, tumor stage, and determine therapeutic modalities. Nottingham Prognostic Index (NPI) can be used to predict prognosis and patient survival. The biomarker that can predict lymph node metastasis and predict patient survival is CD133. This study aims to determine the expression of CD133 protein, which can be used as a marker for the possibility of lymph node metastasis and predict patient survival in invasive breast carcinoma of no special type. This study used a case control design on a mastectomy operation for invasive breast carcinoma NST cases at RSCM from January 2019 to December 2022. The study sample was divided into 2 groups, 30 cases of invasive breast carcinoma NST with lymph node metastasis and 30 cases without lymph node metastasis. The sample was taken by consecutive sampling. NPI score was calculated. There was a significant difference in CD133 expression in invasive breast carcinoma NST with and without lymph node metastasis. High CD133 expression was found more in invasive breast carcinoma NST with lymph node metastasis (24 cases or 80%). There was significant correlation between CD133 expression and NPI score. High CD133 expression was found more in invasive breast carcinoma NST with poor NPI (20 cases or 66,7%). "
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Ginealdy
"ABSTRAK
LATAR BELAKANG: kanker serviks adalah keganasan ginekologi terbanya kedua pada perempuan yang menjadi salah satu masalah utama karena insidensnya yang tinggi dan penyebab kematian utama pada negara berkembang seperti Indonesia. The International Federation of Gynecology and Obstetrics FIGO merevisi terakhir pada tahun 2009, stadium IIA dibagi berdasarkan ukuran tumornya yaitu IIA1 Ukuran lesi primer le;4cm dan IIA2 Ukuran lesi primer >4cm . Revisi ini dilakukan setelah dilakukan analisis pada data, literature dan kasus pada stadium IB yang sudah direvisi sebelumnya pada tahun 1995. Menarik untuk diteliti, apakah perubahan penetapan stadium memperbaiki prognosis atau adakah perbedaan prognosis kanker serviks stadium IIA1 dengan stadium IIA2 secara tidak langsung dengan melihat faktor metastasis kelenjar getah bening. Seperti kita ketahui faktor prognosis yang dominan pada kanker serviks stadium awal adalah faktor metastasis ke kelenjar getah bening. TUJUAN: Membuktikan adanya perbedaan prognosis kanker servik stadium IIa1 dibanding stadium IIa2 berdasarkan kejadian metastasis ke kelenjar getah bening pelvik yang dilakukan histerektomi radikal. METODE: Dengan menggunakan metode potong lintang dilakukan pengambilan data 108 sampel pasien kanker serviks stadium IIA yang dilakukan pembedahan histerektomi radikal di bagian Onkologi Ginekologi RSCM Jakarta sejak tahun 2006 hingga tahun 2016. HASIL: Pasien kanker serviks stadium IIA1 sebanyak 80 74 pasien dan stadium IIA2 sebanyak 28 26 pasien. Pada stadium IIA2 47.79 tahun didapatkan rata rata usia pasien lebih muda dibandingkan IIA1 55.85 tahun . Pada stadium IIA1 juga didapatkan jumlah paritas yang lebih tinggi yaitu 4 sedangkan pada stadium IIA2 dengan jumlah paritas 2.Keterlibatan metastasis kelenjar getah bening pada pasien kanker serviks stadium IIA1 dan IIA2 berjumlah 51 63.75 dan 16 57.14 secara berurutan. Tidak terdapat perbedaan proporsi kejadian metastasis kelenjar getah bening pada kedua kelompok stadium kanker serviks pada stadium IIA dengan nilai p = 0,535. SIMPULAN: Faktor metastasis kelenjar getah bening pada kedua stadium memiliki hasil yang serupa. Tidak terdapat perbedaan proporsi kejadian metastasis kelenjar getah bening pada kedua kelompok stadium kanker serviks stadium IIA1 dan IIA2 yang ditatalaksna dengan histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis. Perubahan penetapan stadium sepertinya tidak memperbaiki prognosis.
ABSTRACT
BACKGROUND Cervical cancer is the second most common gynecologic cancer in women and become one of the main problem in developing country such as Indonesia due to its high incidence and the leading cause of death ini this country. The latest revision of The International Federation of Gynecology and Obstetrics FIGO in 2009 divides stage IIA into IIA1 primary lesion le 4cm and IIA2 primary lesion 4 cm based on the size of primary lesion. This revision was made after analysis of data, literature dan cases in IB stage that has been revised earlier ini 1995. It is interesting to observe whether the change in staging determination improves the prognosis or is there a difference in the prognosis of stage IIA1 cervical cancer with stage IIA2 indirectly by looking at the metastatic factor of lymph nodes. As we know one of the main prognostic factor in early stage of cervical cancer is metastatic factor to the lymph nodes. OBJECTIVES This study was designed to determine a difference in prognosis of stage IIA1 cervical cancer compared to stage IIA2 based on the incidence of metastasis to pelvic lymph nodes by radical hysterectomy.METHODS A cross sectional study was conducted among 108 stage II cervical cancer patient post radical hysterectomy in obstetric gynecologic department of cipto mangunkusumo hospital since 2006 2016.RESULTS From 108 patients with cervical cancer stage IIA, 80 74 patients are stage IIA1 and the remaining the remaining 28 26 patients are stage IIA2. The average age of patients at stage IIA2 47.79 years younger than IIA1 55.85 years and also patient at stage IIA1 having a higher parity number which is 4 compare to stage IIA2 with the number of parity 2. The Involvement of lymph node metastasis in patients with stage IIA1 and IIA2 cervical cancer were 51 63.75 and 16 57.14 respectively. There was no difference in the proportion of lymph node metastases occurring in both cervical cancer stage groups at stage IIA with p 0,535.CONCLUSION Metastatic factor to lymphnode in both stage have the same result. There was no difference in the proportion of lymph node metastasis occurring in both stage IIA1 and IIA2 cervical cancer stage which was corrected with radical hysterectomy and pelvic lymphadenectomy. Changing staging does not seem to improve the prognosis."
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Iman Santoso
"ABSTRAK
Kanker payudara merupakan kanker yang umum terjadi pada wanita baik
di Indonesia ataupun di dunia. Pemeriksan tingkat sebaran sel kanker perlu
dilakukan agar pengobatan yang diberikan tepat. Biopsi jaringan getah bening dan
pemeriksaan ahli patologi adalah salah satu metode untuk menentukan tingkat
penyebaran kanker. Kendala pada pemeriksaan manual membutuhkan waktu untuk
memeriksa bagian perbagian dengan kemungkinan ada bagian yang terlewati,
kesalahan dalam klasifikasi dan unsur subjektifitas saat memeriksa. Penggunaan
kecerdasan buatan dalam prapemeriksaan akan membantu dokter dalam memeriksa
dan menghilangkan unsur subjektifitas. Proses klasifikasi yang didapat diharapkan
membantu ahli patologi memeriksa dengan lebih cepat dan mengurangi tingkat
kesalahan pemeriksaan. Proses dimulai dengan terlebih dahulu menentukan antara
daerah kosong dan daerah yang terdapat jaringan. Selanjutnya menentukan tingkat
metastasis berdasarkan hasil klasifikasi. Metode yang digunakan adalah dengan
menggunakan teknik ambang gambar dalam menentukan batas gambar yang berisi
jaringan. Proses klasifikasi menggunakan jaringan saraf konvolusi (Convolution
Neural Network (CNN)) dengan banyak klasifikasi sebanyak 5 kelompok sel
normal dan 1 kelompok tumor. Hasil dari penggunaan metode ambang adaptif
dapat memisahkah antara daerah kosong dan daerah berisi sel-sel. Metode jaringan
saraf konvolusi ini dapat mengklasifikasikan dengan hasil sampai 86% dan tes
dengan validasi data 80% untuk keseluruhan klasifikasi dan mencapai 93% untuk
sel tumor dan sel kanker. Hasil dari penentuan tingkat ditentukan oleh akurasi dari
proses klasifikasi. Metode ambang gambar adaptif dapat menentukan area kosong
dan berisi jaringan sesuai dengan yang diharapkan dan mempercepat proses
pemeriksaan. Hasil klasifikasi dan menentukan tingkat dapat ditingkatkan dengan
memperbaiki pembagian data-data pada dataset dan mengembangkan konfigurasi
dari jaringan saraf konvolusi dengan merubah struktur atau menambahkan dengan
metode lain.

ABSTRACT
Breast cancer is the most common cancer in women worldwide and the second most
common cancer in Indonesia. Metastasis is the medical term for cancer that spreads
to a different part of the body from where it started. Information from the lymph
node biopsy can help doctor that treatment decisions depend on stage of metastases.
Normaly pathologist makes a diagnosis of the prepared sample slide from sample
biopsy with manual visual inspection. Manual diagnosis has the possibility to miss
some section not checked, classification errors and subjectivity result. The
classification process with AI will help the pathologist check faster, reduce the error
level and eliminate the subjectivity. The proposed Method using adaptive
thresholding method in whole slide image is to determine the area to be processed.
And Convolution Neural Network (CNN) for image classification. Adaptive
thresholding have ability to separating the blank slide area and tissue area. CNN is
superior in image classification . Classification data for this thesis using 6
classification, five class normal cell and one tumor. Adaptive thresholding method
in whole slide image can separate empty tissue and tissue with cell area. The result
CNN Method for overall accuracy 86% and accuracy for tumor cell is 93%.
Classification and staging result can be improved by improving dataset for training
and developing, change the configuration of CNN architecture or adding new
method."
2017
T49613
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shabrina Rizky Putri
"Latar belakang: Tipe histologi kanker tiroid yang paling banyak ditemukan adalah karsinoma tiroid papiler (KTP) yang memiliki prognosis lebih baik dibandingkan dengan jenis tipe histologi lainnya. Meskipun demikian, 10% dari KTP mengalami rekurensi atau metastasis jauh setelah operasi. Berdasarkan penelitian sebelumnya, CD133 adalah penanda sel punca kanker yang dapat digunakan untuk memprediksi kesintasan. CD133 dapat muncul sebagai alat diagnostik prabedah penting untuk mengidentifikasi pasien yang mendapat manfaat dari diseksi leher yang lebih luas. Tujuan: Studi ini bertujuan untuk melihat hubungan ekspresi CD133 dengan metastasis kelenjar getah bening (KGB) leher dan agresivitas varian KTP. Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain studi potong lintang. Sampel diambil dengan cara consecutive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien KTP yang sudah dioperasi definitive dan terdapat blok paraffin yang layak diproses. Data klinikopatologis seperti usia, jenis kelamin, varian subtipe, T pada TNM, keterlibatan KGB leher, dan stadium kanker diperoleh dari rekam medis. Dilakukan pewarnaan imunohistokimia pada jaringan tiroid yang tersimpan dan tingkat ekspresi CD133 disajikan dalam bentuk H-score. Analisis statistik dilakukan menggunakan program SPSS 25.0. Hasil: Didapatkan 40 sampel dengan 20 subjek KTP dengan metastasis KGB dan 20 subjek KTP tidak dengan metastasis KGB. Dari analisis data, didapatkan perbedaan rerata H-score yang signifikan antara kelompok varian subtipe agresif dan non-agresif (p = 0,006) dan terdapat hubungan yang signifikan antara ekspresi CD133 dan varian subtipe agresif (p = 0,005) dengan OR 7,917 (IK95% 1,711-36,633). Terdapat perbedaan rerata H-score yang signifikan antara kelompok stadium 1, 2 dan 3 (p = 0,010) dan hubungan yang signifikan secara statistik antara ekspresi CD133 dan stadium (p = 0,009). Kesimpulan: Peningkatan ekspresi CD133 tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian metastasis KGB leher pada pasien KTP tetapi memiliki hubungan yang signifikan dengan agresivitas subtipe KTP.

Introduction: Ten percent of papillary thyroid carcinoma (PTC) cases experience recurrence or distant metastasis after surgery. Based on previous research, CD133 is a cancer stem cell marker that can be used to predict survival. CD133 can emerge as an important preoperative diagnostic tool to identify patients who would benefit from neck dissection. Objective: To evaluate the association between CD133 expression and neck lymph node metastasis and aggressive variants of PTC. Methods: This research is an analytical study with a cross-sectional design. Samples were taken through consecutive sampling according to inclusion and exclusion criteria. Inclusion criteria were PTC patients who undergone definitive surgery with eligible paraffin block. Clinicopathological data were obtained from medical records. Immunohistochemistry staining was performed, and CD133 expression levels were presented as H-score. Statistical analysis was conducted using SPSS 25.0 software. Results: A total of 40 samples were obtained. From the data analysis, a significant difference in mean H-score was found between aggressive and non-aggressive subtype variant groups (p = 0,006), and there was a significant association between CD133 expression and aggressive subtype variant (p = 0,005) with an odds ratio of 7,917 (95% CI 1,711-36,633). There was a significant difference in mean H-score between stage groups (p = 0,010) and a statistically significant association between CD133 expression and stage (p = 0,009). Conclusion: Increased CD133 expression is not significantly associated with the occurrence of neck lymph node metastasis in PTC patients but is significantly associated with the aggressiveness of PTC variants."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha Diana
"ABSTRAK
Latar belakang: Karsinoma papiler tiroid KPT merupakan 85-90 dari seluruhkanker tiroid. KPT adalah tumor epitel folikel ganas yang menunjukkan diferensiasisel folikular disertai perubahan inti dan/ atau pembentukan struktur papiler. Siklin D1dapat digunakan sebagai penanda invasi sel tumor. Tujuan penelitian inimembandingkan ekspresi siklin D1 pada kelompok KPT tanpa metastasis, KPTdengan metastasis ke kelenjar getah bening KGB leher, dan KPT dengan metastasistulang.
Metode: Penelitian menggunakan metode potong lintang. Sampel terdiri atas 13kasus untuk masing-masing kelompok KPT tanpa metastasis, KPT dengan metastasisKGB leher, dan KPT dengan metastasis tulang. Dilakukan pulasan siklin D1 danpenilaian pulasan berdasarkan intensitas dan jumlah inti sel yang terpulas. Dilakukanpenghitungan histoscore dan persentase setiap kasus. Hasil penghitungandikelompokkan menjadi derajat satu yaitu hasil kurang dari 10 , derajat dua yaituhasil 10-50 , dan derajat tiga yaitu lebih dari 50.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pulasan siklin D1 derajat tigaditemukan pada sebagian besar kelompok KPT dengan metastasis tulang dan tidakditemukan pada KPT tanpa metastasis. Terdapat hubungan yang bermakna antaraekspresi siklin D1 pada kelompok KPT tanpa metastasis, kelompok KPT denganmetastasis KGB leher, dan KPT dengan metastasis tulang interval kepercayaan 95 0,01-0,74; p

ABSTRACT
Background: Papillary thyroid carcinoma PTC represents 85 of all thyroidcancer. PTC is a malignant epithelial tumor showing evidence of folliculardifferentiation and characterized by distinctive nuclear features with or withoutpapillary structures. Cyclin D1 can be used as a marker of tumor cell invasion. Theaim of the study was to compare expression of cyclin D1 in PTC without metastasisgroup, PTC with neck lymph node metastasis, and PTC with distant metastasis.
Methods: This was cross sectional study. Samples consist of 13 cases for each groupPTC without metastasis, PTC with neck lymph node metastasis, and PTC with distantmetastasis stained with cyclin D1 antibody. Quantification was based on the intensityand distribution of nuclear staining. The appraisal was done with estimatinghistoscore and percentage. Calculation result was graded as follows grade one isfewer than 10 of tumor cells, grade two is 10 50 , and grade three is more than50.
Results: The result of the study shows that grade three of cyclin D1 staining found inmajority cases of PTC with distant metastasis and not found in PTC withoutmetastasis. There is a significant differences of cyclin D1 expression among group ofPTC without metastasis, PTC with neck lymph node metastasis, and PTC with distantmetastasis 95 confidence interval 0,01 0,74 p.
"
2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>