Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 223919 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maria Romauli
"Amlodipine besilat dan valsartan adalah obat kombinasi tetap untuk terapi anti-hipertensi. Obat ini memiliki konsentrasi yang rendah dalam plasma, sehingga diperlukan metode analisis yang selektif dan sensitif. Antikoagulan diperlukan untuk mendapatkan plasma saat analisis analit dilakukan dalam plasma. Plasma yang diperoleh dari Palang Merah Indonesia digunakan untuk memvalidasi metode analisis in vitro menggunakan antikoagulan sitrat. Sedangkan pada studi in vivo, biasanya digunakan EDTA dan heparin. Adanya antikoagulan yang berbeda dapat mempengaruhi analisis sehingga perlu dilakukan evaluasi yaitu validasi parsial. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis antikoagulan terhadap analisis amlodipine besylate dan valsartan dalam plasma menggunakan spektrometri massa tandem kromatografi cair kinerja ultra tinggi. Kondisi analisis optimal diperoleh dengan menggunakan kolom Acquity BEH C18 Waters (2.1 × 100 mm; 1.7 μm); fase gerak asam format 0,1% dalam air - asetonitril; metode elusi gradien; laju aliran 0,2 mL / menit; dan irbesartan sebagai standar internal. Aliquot diperoleh dengan ekstraksi cair - cair menggunakan amonium asetat pH 4,83 sebagai buffer dan etil asetat sebagai pelarut ekstraksi. Akurasi dan presisi dalam plasma sitrat, heparin dan analisis EDTA memenuhi persyaratan dan kurva kalibrasi linier dalam kisaran konsentrasi 0,2-10 ng / mL untuk amlodipine besylate dan 5-6000 ng / ml untuk valsartan. Hasil stabilitas dan recovery tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p> 0,05), sedangkan rasio luas puncak menunjukkan perbedaan yang signifikan (p <0,05) pada ketiga plasma. Secara keseluruhan, analisis dengan plasma heparin memberikan hasil yang lebih baik daripada plasma sitrat dan EDTA.
Amlodipine besylate and valsartan are fixed combination drugs for anti-hypertensive therapy. This drug has a low concentration in plasma, so a selective and sensitive method of analysis is required. Anticoagulants are required to obtain plasma when analyte analysis is performed in plasma. The plasma obtained from the Indonesian Red Cross was used to validate the in vitro analysis method using citrate anticoagulants. Whereas in vivo studies, EDTA and heparin are usually used. The existence of different anticoagulants can affect the analysis so it is necessary to evaluate, namely partial validation. This study aims to evaluate the effect of the type of anticoagulant on the analysis of amlodipine besylate and valsartan in plasma using ultra high performance liquid chromatography tandem mass spectrometry. The optimal analysis conditions were obtained using the Acquity BEH C18 Waters column (2.1 × 100 mm; 1.7 μm); mobile phase of formic acid 0.1% in water - acetonitrile; gradient elution method; flow rate 0.2 mL / min; and irbesartan as internal standards. Aliquots were obtained by liquid - liquid extraction using ammonium acetate pH 4.83 as a buffer and ethyl acetate as the extraction solvent. Accuracy and precision in plasma citrate, heparin and EDTA analysis meet the requirements and linear calibration curves in the concentration range of 0.2-10 ng / mL for amlodipine besylate and 5-6000 ng / ml for valsartan. The stability and recovery results did not show a significant difference (p> 0.05), while the peak area ratio showed a significant difference (p <0.05) in the three plasmas. Overall, analysis with heparin plasma gave better results than plasma citrate and EDTA."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shania Rizki Ivany
"Amlodipin besilat, penghambat kanal kalsium golongan dihidropiridin, dan valsartan, penghambat reseptor angiotensin II merupakan obat antihipertensi. Kombinasi dosis tetap amlodipin dan valsartan dapat menurunkan tekanan darah lebih efektif dibandingkan dengan monoterapi. Amlodipin besilat dan valsartan memiliki konsentrasi yang kecil dalam darah sehingga perlu dikembangkan metode analisis yang selektif dan sensitif. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang optimum dan tervalidasi untuk menganalisis amlodipin besilat dan valsartan dalam plasma menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi-tandem spektrometri massa (KCKUT-SM/SM). Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electriospray Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Pemisahan sampel menggunakan ekstraksi cair-cair dengan amonium asetat dan etil asetat pengocokan dengan vorteks selama 2 menit pemutaran dengan sentrifugasi 4000 rpm selama 10 menit evaporasi dengan gas nitrogen suhu 50oC selama 10 menit serta direkonstitusi dengan 100 μL fase gerak. Amlodipin besilat, valsartan dan irbesartan dideteksi pada nilai m/z berturut-turut: 409,16 > 238,06; 436,22 > 291,15; dan 429,22 > 207,1. Kondisi analisis optimal diperoleh menggunakan kolom Waters AcquityTM UPLC C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm); suhu kolom 45oC; fase gerak gradien berupa campuran asam format 0,1% dan asetonitril dengan laju alir 0,2 mL/menit; waktu analisis 6 menit dan menggunakan irbesartan sebagai baku dalam. Metode ini memenuhi persyaratan validasi berdasarkan Bioanalytical Method Validation GuidanceFDA 2018. Metode ini linier dengan rentang konsentrasi 0,20-10,00 ng/mL dengan nilai r ≥ 0,997357 untuk amlodipin dan 5,00-6000,00 ng/mL dengan nilai r ≥ 0,998476 untuk valsartan.

Amlodipinebesylate, a dihydropyridine calcium channel blocker, and valsartan, an angiotensin II receptor blocker, are antihypertensive agents. Fixed dose combination of amlodipine and valsartan can reduce blood pressure (BP) effectively than amlodipine or valsartan monotherapy. Amlodipine and valsartan have a small concentration in blood, so a highly selective and sensitive method is required. This research is aimed to obtain the optimum and validated method to analize amlodipine besylate and valsartan in plasma using ultra performance liquid chromatography tandem mass spectrometry (UPLC-MS/MS). Mass detection was performed by Waters Xevo TQD with Electrospray Ionization source at positive ion mode in the Multiple Reaction Monitoring mode. Sample preparation was carried out by liquid-liquid extraction with ammonium acetate and ethyl acetate mixed with vortex for 2 minutes centrifugated at 4000 rpm for 10 minutes evaporated with nitrogen gas at 50oC for 10 minutes and reconstituted with 100 μL of mobile phase. Amlodipine besylate, valsartan, and irbesartan were detected at m/z409,16 > 238,06; 436,22 > 291,15; and 429,22 > 207,1; respectively. The optimal analysis condition was obtained using Waters AcquityTMUPLC C181,7 μm (2,1 x 100 mm) the column temperature 45oC eluted under under a gradient of mobile phase of 0,1% formic acid in water and acetonitrile at a flow rate 0,2 mL/min within 6 minutes and irbesartan as an internal standard. This method fulfill the acceptance criteria of validation based on Bioanalytical Method Validation Guidance by Food and Drug Administration in 2018. This method was linear at 0,20-10,00 ng/mL with r ≥ 0,997357 for amlodipine and 5,00-6000,00 ng/mL r ≥ 0,998476 for valsartan."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Meidi Rani
"ABSTRAK
Pengobatan hipertensi merupakan salah satu pendekatan untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular, seperti pengobatan farmakologis menggunakan amlodipin besilat dan valsartan. Obat antihipertensi merupakan obat untuk kondisi serius sehingga
perlu dilakukan uji ekivalensi in vivo. Uji bioekivalensi untuk pengembangan obat generik dilakukan dalam jangka waktu yang cukup panjang sehingga perlu diketahui stabilitas in vivo amlodipin besilat dan valsartan dengan melakukan pengujian incurred sample stability. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stabilitas in vivo amlodipin besilat dan valsartan dalam plasma 6 subjek sehat di hari ke-7, 14 dan 30 pada fase Cmax dan fase eliminasi. Analisis amlodipin besilat dan valsartan dilakukan terhadap 6 subjek sehat yang mengonsumsi tablet kombinasi dosis tetap amlodipin besilat 10 mg dan
valsartan 160 mg. Pengambilan darah subjek dilakukan sebanyak 18 titik pada beberapa interval waktu hingga jam ke-72. Kondisi kromatografi yang digunakan adalah kolom Acquity UPLC BEH C18 (2,1 × 100 mm× 1,7 μm); dengan suhu kolom 45oC; fase gerak asetonitril dan asam format 0,1% dalam air dengan kondisi gradien; laju alir 0,2 mL/menit dengan total waktu analisis 6 menit. Deteksi massa dilakukan dengan Water Xevo TQD tipe Electrospray Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction
Monitoring. Profil farmakokinetika dalam sampel plasma memberikan hasil: Cmax 4,86 - 6,56 ng/mL; tmax rata-rata 5,33 jam untuk amlodipin besilat dan Cmax 3570,00 - 4553,34 ng/mL; tmax rata-rata 4,17 jam untuk valsartan. Incurred sample stability
amlodipin besilat dan valsartan pada plasma 6 subjek sehat sampai hari ke-30 menunjukkan hasil yang memenuhi persyaratan EMEA Bioanalytical Guideline tahun
2011, dengan nilai %diff tidak lebih dari 20%.

ABSTRACT
Hypertension therapy is one of the ways for reducing the cardiovascular diseases, such as pharmacology therapy using amlodipine besylate and valsartan. Antihypertensive agents are drugs for serious condition that need bioequivalence test. Bioequivalence testing for generic prodrug development is carried out in long period of time, so it is necessary that the stability of amlodipine besylate and valsartan to be known by analyzing the incurred sample stability. This study aimed to analyze the in vivo stability of amlodipine besylate and valsartan on subjects plasma samples on days 7, 14 and 30 in the Cmax phase and elimination phase. Amlodipine besylate and valsartan analysis were performed on 6 healthy subjects administered a fixed dose combination of amlodipine besylate and valsartan tablets that contain amlodipine besylate 10 mg and valsartan 160 mg. The subjects blood was collected in 18 points at several times up to 72 hours. The chromatographic conditions used was the Acquity UPLC BEH C18 column (2.1 × 100 mm × 1.7 μm); column temperature was 45oC; mobile phase consist of 0.1% acetonitrile and formic acid in water with gradient condition; flow rate 0.2 mL/minute with total run time of 6 minutes. Mass detection was performed using Waters Xevo TQD equipped with an electrospray ionization (ESI) source in positive mode with MRM mode. The pharmacokinetic profile in human plasma results were; Cmax 4.86 - 6.56 ng/mL; tmax 5.33 hours for amlodipine besylate and Cmax 3570.00 - 4553.34 ng/mL; tmax 4.17 hours for valsartan. The %diff values of amlodipine besylate and valsartan incurred sample stability until day 30 on 6 subjects not more than 20%, which fulfilled the acceptance criteria of validation method based on EMEA Bioanalytical Guideline 2011.
"
2019
PR-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firda Zakiatun Nufus
"Etinil estradiol dan levonorgestrel merupakan salah satu kombinasi kontrasepsi oral gabungan dosis rendah yang banyak digunakan di masyarakat. Namun, obat ini memiliki konsentrasi yang rendah dalam plasma, sehingga dibutuhkan metode analisis yang tepat dan sensitif. Saat ingin mendapatkan plasma dari darah dibutuhkan adanya penambahan antikoagulan. Ketika melakukan studi in vitro untuk pengembangan metode dan validasi metode analisis, antikoagulan yang digunakan yaitu sitrat. Namun, antikoagulan yang umum digunakan untuk studi in vivo adalah EDTA dan heparin, sehingga perlu dilakukan validasi parsial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh jenis antikoagulan terhadap analisis etinil estradiol dan levonorgestrel dalam plasma menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometer massa. Kondisi analisis optimal diperoleh menggunakan kolom BEH C18 1,7 m; 50 x 2,1 mm fase gerak 0,1 asam formiat dalam air - asetonitril; metode elusi gradien; laju alir 0,3 mL/menit; suhu kolom 40 C volume penyuntikkan 10,0 L waktu analisis 5 menit dan prednison sebagai baku dalam. Aliquot diperoleh dengan kombinasi metode preparasi pengendapan protein dan ekstraksi cair-cair. Metode yang diperoleh mendapatkan hasil yang linear pada rentang konsentrasi 5-500 pg/mL untuk etinil estradiol dan 100-10.000 pg/ml untuk levonorgestrel.
Hasil menunjukan tidak ada perbedaan yang signifikan untuk parameter stabilitas dan recovery p > 0,05; ANOVA, namun peak area ratio menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan p < 0,05 Kruskal Wallis untuk sitrat, heparin, dan EDTA. Secara keseluruhan, analisis dengan plasma sitrat dan heparin memberikan hasil yang lebih baik dari plasma EDTA.

Ethinyl estradiol and levonorgestrel is one of low dose oral contraception combinations that commonly used. However, this medication is known to have low concentration in plasma therefore an appropriate and sensitive analysis to identify it, should be taken into account. In order to obtain plasma from blood, an addition of anticoagulant is needed. A research about in vitro study for method development and validation method analysis used citrate as anticoagulant. But, anticoagulants that regularly used for in vivo study are EDTA and heparin, therefore partial validation is needed.
This research objective is to evaluate the different types of anticoagulant to ethinyl estradiol and levonorgestrel in plasma by using ultra performance liquid chromatography tandem mass spectrometry. Optimal analysis condition is obtained with column BEH C18 1,7 m 50 x 2,1 mm mobile phase consisting 0.1 formic acid in water ndash acetonitrile gradient elution method flow rate of 0.3 mL minute column temperature of 40 C injection volume of 10,0 L 5 minutes analysis time and prednisone as internal standard. Aliquot is resulted by combining preparation method of protein precipitation and liquid liqud extraction. There was a linear result with the range of 5 500 pg mL concentration of ethinyl estradiol and 100 10.000 pg ml concentration of levonorgestrel.
There was no significant difference for stability and recovery of ethinyl estradiol and levonorgestrel in citrate, heparin, and EDTA plasma p 0.05 ANOVA, but it showed significant difference for peak area ratio p 0.05 Kruskal Wallis, between citrate, EDTA, and heparin plasma. In general, citrate and heparin plasma analysis had better result than EDTA plasma analysis.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Maulidina
"ABSTRAK
Klopidogrel merupakan prodrug dengan onset aksi lambat yang konsentrasinya dalam plasma sangat kecil sehingga diperlukan metode analisis yang sensitif dan selektif. Pada analisis dalam plasma in-vivo seringkali digunakan jenis antikoagulan yang berbeda dengan analisis in-vitro. Perbedaan antikoagulan memungkinkan dapat mengganggu analisis sehingga diperlukan suatu evaluasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimasi dan validasi metode analisis klopidogrel dalam plasma menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometer massa. Kondisi analisis optimal diperoleh menggunakan kolom BEH C18 (1,7 µm; 100 x 2,1 mm); fase gerak asam formiat 0,1% dalam air-asam formiat 0,1% dalam asetonitril (30:70); laju alir 0,2 mL/menit; suhu
kolom 35ºC; volume penyuntikkan 5,0 µL; waktu analisis 4 menit; dan irbesartan sebagai baku dalam. Aliquot diperoleh secara ekstraksi cair-cair menggunakan amonium asetat dan dietil eter. Akurasi dan presisi pada analisis plasma sitrat, heparin, dan EDTA memenuhi persyaratan dan kurva kalibrasi linear pada rentang konsentrasi 0,02-5,0 ng/mL. Stabilitas dan peak area ratio masing-masing plasma
dievaluasi menggunakan ANOVA. Hasil stabilitas menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan (p>0,05) sedangkan peak area ratio menunjukkan perbedaan signifikan (p<0,05) pada ketiga plasma. Secara keseluruhan, analisis dengan plasma sitrat atau heparin memberikan hasil yang lebih baik dari plasma EDTA.

ABSTRACT
Clopidogrel is a prodrug with a very slow onset and whose concentration in plasma is so small that a sensitive and selective analysis method is required. In the analysis of plasma in-vivo, different types of anticoagulants is often used, for example citrate, heparin, and EDTA. The anticoagulant difference allows it to interfere with the analysis so that an evaluation is needed. This research is aimed to the optimization and validation of clopidogrel analysis method in plasma using ultra-high performance liquid chromatography tandem mass spectrometer. The optimal analysis conditions were obtained using BEH C18 column (1,7 μm; 100 × 2,1 mm); formic acid 0,1% in water-formic acid 0,1% in acetonitrile (30:70); 0.2 mL/min flow rate; 35ºC column temperature; inject volume 5,0 μL; 4 minute of analysis time; and irbesartan as internal standard. Aliquots were obtained by liquid-liquid extraction using ammonium acetate and diethyl ether. The accuracy and precision of the analyisis of citrate, heparin, EDTA plasma met the requirements and linear calibration curve at range concentrations 0,02-5,0 ng/mL.
The stability and peak area ratio of the respective plasma area responses were evaluated using ANOVA. Results on stability showed no significant differences (p>0,05) while peak area ratio showed significant differences (p<0.05). As a whole, analysis using citrate or heparin plasma produce a better result than EDTA plasma."
2017
S69340
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devina
"Etinil estradiol dan levonorgestrel merupakan salah satu contoh obat kontrasepsi low dose-combined oral contraceptives COCs yang bekerja sinergis dengan cara menekan gonadotropin dan penghambatan ovulasi. Etinil estradiol dan levonorgestrel termasuk obat wajib uji bioekivalensi dan memiliki kadar dosis yang sangat kecil, sehingga diperlukan metode analisis yang sensitif dan selektif, serta tervalidasi menggunakan kromatografi cair tandem spektrometri massa. Penelitian ini dikembangkan pertama kali di Indonesia dengan prednison sebagai baku dalam.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh kondisi optimum dan metode analisis yang tervalidasi mengacu pada European Medicines Agency EMEA tahun 2011. Pemisahan secara kromatografi fase terbalik dilakukan dengan kolom Acquity UPLC BEH C18 2,1 50 mm; 1,7 m, dengan laju alir 0,3 mL/menit dan kondisi gradien fase gerak asam formiat 0,1 dalam air dan asetonitril selama 5 menit. Preparasi sampel menggunakan pengendapan protein yang dilanjutkan ekstraksi cair-cair dengan etil asetat : n-heksana 10:90 dan derivatisasi etinil estradiol dengan dansil klorida.
Analisis kuantitatif analit dilakukan menggunakan spektrometri massa triple quadrupole dengan electrospray ionization ESI mode ion positif. Nilai transisi pada multiple reaction monitoring MRM diatur pada m/z 530,16 > 171,08 untuk etinil estradiol terderivatisasi dansil klorida; m/z 313,16 > 245,10 untuk levonorgestrel; dan m/z 359,10 > 147,04 untuk prednison. Secara keseluruhan, metode telah tervalidasi memiliki akurasi diff -9,99 hingga 4,96 dan presisi KV antar hari yaitu 6,27-14,27 yang baik, serta sensitif dengan nilai batas kuantifikasi lebih rendah LLOQ sebesar 5 pg/mL dan 100 pg/mL untuk etinil estradiol dan levonorgestrel.

Ethinyl estradiol and levonorgestrel are one example of low dose combined oral contraceptives COCs contraceptive drugs that work synergistically by suppress gonadotropin and inhibition of ovulation. Ethinyl estradiol and levonorgestrel are include required bioequivalence test drugs and have a very small dosage levels, so a highly sensitive, selective, and validated method is needed by using liquid chromatography tandem mass spectrometry. This method was developed first time in Indonesia with prednisone as internal standard.
The purpose of this research is to get the optimum condition and the analytical method had been fully validated according to European Medicines Agency EMEA guidelines, 2011. A reverse phase chromatography separation was performed on an Acquity UPLC BEH C18 column 2.1 50 mm 1.7 m, eluted at a flow rate 0.3 mL min under a gradient of mobile phase of 0.1 formic acid in water and acetonitril within 5 minutes. Sample preparation were used protein precipitation followed by liquid liquid extraction with ethyl acetate n hexane 10 90 and derivatization ethinyl estradiol with dansyl chloride.
Quantification analysis was performed by a triple quadrupole mass spectrometry with electrospray ionization ESI in positive ion mode. The multiple reaction monitoring MRM was set at m z 530.16 171.08 for ethinyl estradiol derivatizated by dansyl chloride m z 313.16 245.10 for levonorgestrel and m z 359.10 147.04 for prednisone. Overall, the validated method was accurate diff 9.99 to 4.96, precise between run CV 6.27 14.27 , and sensitive with the lower limit of quantification LLOQ at 5 pg mL and 100 pg mL for ethinyl estradiol and levonorgestrel respectively.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Norma Andriyani
"ABSTRAK
Lerkanidipin adalah antihipertensi generasi ketiga dari penghambat kanal kalsium
(antagonis kalsium) golongan dihidropiridin. Obat ini efektif dalam pengobatan pasien
dengan hipertensi ringan sampai sedang tanpa mempengaruhi denyut jantung. Sebagai obat
yang digunakan dalam kondisi serius, obat ini perlu dilakukan uji bioekivalensi sehingga
perlu dikembangkan metode bioanalisis yang handal, cepat, dan memiliki sensitivitas yang
tinggi. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode yang optimum
dan tervalidasi untuk menganalisis lerkanidipin dalam plasma menggunakan Kromatografi
Cair Kinerja Ultra Tinggi tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Pemisahan
dilakukan menggunakan kolom Waters AcquityTM UPLC C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm)
dengan fase gerak berupa campuran asam format 0,1% - metanol (20:80 v/v) dengan elusi
isokratik, suhu kolom 30 oC, laju alir 0,2 mL/menit dan menggunakan amlodipin sebagai
baku dalam. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electrospray
Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Lerkanidipin terdeteksi
pada nilai m/z 612,11 > 280,27 dan amlodipin terdeteksi pada nilai m/z 409,1 > 238,15.
Metode preparasi sampel yang optimum adalah metode ekstraksi cair-cair dengan 5 mL
campuran n-heksana ? etil asetat (50:50 v/v) sebagai pengekstraksi, pengocokan dengan
vorteks selama 3 menit, pemutaran dengan sentrifugasi 4000 rpm selama 20 menit,
evaporasi dengan gas nitrogen suhu 50 oC selama 30 menit, serta direkonstitusi dengan 100
μl fase gerak. Metode ini linear pada rentang 0,025 ? 10 ng/mL dengan r ≥ 0,9986. Akurasi
dan presisi secara intra hari dan antar hari memenuhi persyaratan dengan nilai % diff dan %
KV tidak melebihi ± 15% dan tidak lebih dari ± 20% untuk konsentrasi LLOQ. Selain itu,
metode ini memenuhi persyaratan selektivitas, carry over, stabilitas, integritas pengenceran,
dan efek matriks sesuai Guideline on Bioanalytical Method Validation oleh European
Medicines Agency tahun 2011.

ABSTRACT
For the past five years, China?s economic growth has been increased significantly.
However, public perception of the product from China is still not good. Based on
that problem, the objective of this research is to analyze the influence of the country
of origin towards the purchase intention. This research applied the quantitative
approach with 100 respondents who have the willingness to buy the Xiaomi?s
smartphone, as the sample. The result of this research indicates that the country of
origin has a significant effect towards the purchase intention."
2016
S65170
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Egah Mustika Sunanto
"Siklofosfamid merupakan obat antikanker berupa pro-drug yang diaktifkan oleh enzim sitokrom P450 menjadi 4-hidroksisiklofosfamid 4-OHCP. Kadar 4-OHCP dalam tubuh dapat menggambarkan pembentukan fosforamid mustar yang dapat mengalkilasi DNA dan memberikan efek sitotoksik terhadap sel kanker. Analisis siklofosfamid dan 4-OHCP dilakukan pada Dried Blood Spot DBS 17 pasien kanker Rumah Sakit Kanker Dharmais yang diberikan rejimen siklofosfamid secara KCKUT-SM/SM sebagai upaya pemantauan terapi obat. Pengambilan darah dilakukan pada jam ke-2 dan ke-4 setelah pemberian kemoterapi melalui ujung jari.
Hasil validasi metode bioanalisis parsial menghasilkan akurasi dan presisi intra hari dengan diff dan koefisien variasi KV tidak lebih dari 15 dan tidak lebih dari 20 pada konsentrasi LLOQ. Kurva kalibrasi yang linear didapat pada rentang 50-30.000 ng/mL untuk siklofosfamid dan 10-1000 ng/mL untuk 4- OHCP. Metode ini telah memenuhi syarat akurasi dan presisi intrahari sesuai European Medicines Agency EMEA tahun 2011. Hasil analisis pada 17 pasien kanker menunjukkan kadar siklofosfamid berkisar antara 6045,980 ng/mL hingga 37024,403 ng/mL dan 4-OHCP berkisar antara 33,155 ng/mL hingga 246,362 ng/mL. Hasil yang diperoleh dapat menjadi salah satu parameter pemantauan terapi siklofosfamid.

Cyclophosphamide is an anticancer in the form of prodrug activated by cytochrome P450 enzyme into 4 hydroxycyclophosphamide 4 OHCP. 4 OHCP levels in the body can describe formation of phosphoramide mustard that can alkylate DNA and give cytotoxic effects to cancer cells. Analysis of cyclophosphamide and 4 OHCP was performed on 17 Dried Blood Spots DBS of cancer patients who received cyclophosphamide as chemotherapy regiment from Dharmais Cancer Hospital by KCKUT SM SM for therapeutic drug monitoring. Samples were taken at 2nd and 4th hours after drug administration with finger prick method.
The results of partial validation method produced intra day accuracy and intra day precision with diff and coefficient of variation CV were not more than 15 and not more than 20 in LLOQ concentration. Linear calibration curves were obtained in the range of 50 ndash 30,000 ng mL for cyclophosphamide and 10 1000 ng mL for 4 OHCP. This method has been fulfilled for intra day accuracy and precision according to European Medicines Agency EMEA Guidelines, 2011. The results of the 4 OHCP concentration analysis in 17 cancer patients showed that cyclophosphamide levels ranging from 6045.980 ng mL to 37024.403 ng mL and 4 OHCP was in the range of 33.155 ng mL to 246.362 ng mL. The results could be one of the monitoring parameters of cyclophosphamide therapy.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marlina Ika Marlina Ika
"6-Merkaptopurin (6-MP) merupakan agen kemoterapi kanker yang termasuk dalam golongan antimetabolit antagonis purin. 6-Merkaptopurin harus melalui jalur metabolisme oleh tiopurin S-metiltransferase (TPMT) untuk menjadi metabolit inaktifnya, yaitu 6-metilmerkaptopurin (6-MMP) untuk mengurangi efek sitotoksik dari 6-MP yang dapat menyebabkan mielosupresi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode optimum dan tervalidasi dalam menganalisis 6-MP dan 6- MMP secara simultan dalam sampel Dried Blood Spot menggunakan kromatografi cair kinerja ultra tinggi tandem spektrometri massa. Larutan kontrol kualitas dan kurva kalibrasi dibuat dengan menotolkan masing-masing sebanyak 40 μL pada kertas CAMAG DBS dan dikeringkan selama 3 jam. Kertas DBS dipotong dengan diameter 8 mm dan diekstraksi dengan larutan asetonitril-metanol (1:3) yang mengandung baku 5-fluorourasil (5-FU). Pemisahan dilakukan dengan kolom Waters Acquity UPLC Class BEH C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm) dengan fase gerak berupa asam format 0,1% dalam air - asam format 0,1% dalam asetonitril dengan gradient elusi dan laju alir 0,2 mL/menit. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD dengan Electrospray Ionization (ESI) positif untuk 6-MP dan 6-MMP dan ESI negative untuk 5-FU pada mode Multiple Reaction Monitoring. Deteksi 6- MP, 6-MMP, 5-FU berturut-turut adalah 153,09 > 119,09; 167,17 > 126,03; 129,09 > 42,05. Metode ini linear dalam rentang 26 ? 1000 ng/mL untuk 6-MP dan 13 - 500 ng/mL untuk 6-MMP dengan r berturut-turut adalah ≥ 0,998 dan ≥ 0,999. Nilai % diff dan koefisien variasi (KV) untuk akurasi dan presisi intra hari dan antar hari tidak lebih dari 15% dan tidak lebih dari 20% pada konsentrasi LLOQ. Metode ini memenuhi persyaratan selektivitas, linearitas, akurasi, presisi, carry-over, dan efek matriks yang mengacu pada EMEA Guidelines.

6-Mercaptopurine (6-MP) is a cancer chemotherapeutic agent that belongs to a class of purine antagonist antimetabolite. 6-Mercaptopurine has to go through the metabolic pathway by thiopurine S-methyltransferase (TPMT) to become its inactive metabolite, 6-methylmercaptopurine (6-MMP) to reduce the cytotoxic effect of 6-MP which can cause myelosuppression. This study aimed to obtain an optimum and validated method in analyzing 6-MP and 6-MMP simultaneously in Dried Blood Spot samples using ultra high-performance liquid chromatography tandem mass spectrometry. The quality control and calibration curves solutions were made by respectively spot 40 μL at DBS CAMAG paper and dried for 3 hours. DBS papers were cut with a diameter of 8 mm and extracted with acetonitrilemethanol (1:3) containing internal standard 5-fluorouracil (5-FU). Separation was performed with Waters Acquity UPLC BEH C18 column Class 1.7 μm (2.1 x 100 mm) with a mobile phase consists of 0.1% formic acid in water ? 0.1% formic acid in acetonitrile with gradient elution and flow rate 0.2 mL/minute. Mass detection was done using Waters Xevo TQD with positive electrospray ionization (ESI) for 6-MP and 6-MMP and negative ESI for 5-FU in Multiple Reaction Monitoring mode. Detection of 6-MP, 6-MMP, 5-FU respectively was 153.09> 119.09; 167.17> 126.03; 129.09> 42.05. This method is linear with the range 26-1000 ng / mL for 6-MP and 13 to 500 ng / mL for 6-MMP with consecutive r value is ≥ 0,998 and ≥ 0,999. % Diff value and coefficient of variation (CV) for accuracy and precision of intra-day and inter-day are not more than 15% and not more than 20% at a concentration LLOQ. This method fulfilled the requirements of selectivity, linearity, accuracy, precision, carry-over, and matrix effects which refers to the EMEA Guidelines.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
S64281
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Innet Maysyarah
"ABSTRAK
Klopidogrel merupakan obat antiplatelet yang konsentrasinya dalam darah sangat kecil karena akan dimetabolisme menjadi metabolit aktif dan inaktifnya setelah pemberian oral. Klopidogrel induk memiliki konsentrasi plasma 2000 kali lebih rendah dari metabolit inaktifnya, yakni klopidogrel karboksilat. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh metode analisis klopidogrel dalam plasma yang sensitif dan selektif serta tervalidasi agar dapat mengukur kadar klopidogrel dalam plasma secara akurat, menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Ultra Tinggi - Tandem Spektrometri Massa (KCKUT-SM/SM). Sistem kromatografi terdiri dari kolom Waters Acquity UPLC Class BEH C18 1,7 μm (2,1 x 100 mm), fase gerak berupa asam formiat 0,1% dalam air ? asam formiat 0,1% dalam asetonitril (30:70), dengan elusi isokratik dan laju alir 0,2 mL/menit. Deteksi massa dilakukan dengan Waters Xevo TQD tipe Electrospray Ionization (ESI) positif pada mode Multiple Reaction Monitoring. Klopidogrel dideteksi pada m/z 322,086 > 212,097, dan irbesartan sebagai baku dalam pada m/z 429,233 > 207,131. Preparasi sampel dilakukan dengan metode pengendapan protein menggunakan asetonitril kemudian dikocok dengan vorteks selama 10 menit dan disentrifugasi pada kecepatan 13.000 rpm selama 20 menit. Metode ini linear pada rentang konsentrasi 0,2 -10 ng/mL dengan r > 0,9997. Hasil validasi terhadap metode analisis klopidogrel yang dilakukan memenuhi persyaratan validasi berdasarkan EMEA Bioanalytical Guideline tahun 2011.

ABSTRACT
Clopidogrel is an antiplatelet drug with a very small plasma concentration because of its extensive metabolism into active and inactive metabolites after oral administration. The parent clopidogrel has plasma concentration 2000 times lower than the inactive metabolite, clopidogrel carboxylic. This study was aimed to obtain sensitive, selective and valid method to analyze clopidogrel in plasma, using Ultra Performance Liquid Chromatography tandem Mass Spectrometry (UPLC-MS/MS). Chromatography system used are Waters Acquity UPLC Class BEH C18 1.7 μm ( 2.1 x 100 mm) column and 0.1% formic acid in water ? 0.1% formic acid in acetonitrile (30-70) as mobile phase, under isocratic elution with flow rate 0.2 mL/min. Mass detection was performed with Waters Xevo TQD equipped with positive electrospray ionization (ESI) on multiple reaction monitoring (MRM) mode. Clopidogrel was detected at m/z 322.086 > 212.097, compared to internal standard irbesartan at m/z 429.233 > 207.131. Sample was prepared by protein precipitation method with acetonitrile, mixed with vortex for 10 minutes, and then centrifuged on 13000 rpm for 20 minutes. This method is showing linear result at the concentration range 0.2-10 ng/mL with r > 0.9997. This method meets the 2011 EMEA Bioanalytical Guideline validation requirement."
2016
S64312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>