Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 70331 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fika Cahya Haidiati
"Formasi Warukin adalah salah satu formasi bantalan batubara di Kalimantan yang memiliki sumber daya batubara yang signifikan. Pembentukan sebagai Miocen Age Tengah dan disimpan pada tahap regresi umumnya. Selain batu bara, batu bara ini terdiri dari batu lumpur dan batu pasir dengan nodul siderit, dengan beberapa batu bara yang juga memiliki bagian dari batu lumpur karbon. Batubara dari Warukin memiliki berbagai kualitas yang mungkin terkait dengan perubahan lingkungan pengendapan. Studi ini berusaha memahami hubungan antara lingkungan pengendapan dan kualitas batubara. Untuk melakukan itu, batubara diambil sampelnya dari lapisan batubara yang dapat ditemukan di wilayah studi. Setelah dikumpulkan, sampel dianalisis menggunakan litofasi, elektrofasi, biostratigrafi, dan analisis makeral. Berbagai analisis ini akan mengungkap sedikit variasi pada pengaturan pengendapan antara masing-masing lapisan di daerah studi. Kemudian, hasilnya kemudian berkorelasi dengan analisis kualitas batubara yang telah dilakukan sebelumnya. Analisis biostratigrafi menunjukkan bahwa interburden disimpan dalam pengaturan laut dangkal, sehingga menunjukkan bahwa pengendapan dipertukarkan antara pengaturan transisi ke laut dangkal. Electrofacies juga menunjukkan bahwa ada proses progresif dan mundur dalam kegiatan pengendapan. Studi makeral juga menunjukkan berbagai jenis komponen makeral yang mencerminkan variasi pengendapan dalam lapisan. Kesimpulan dari hasil analisis adalah dari lapisan bawah hingga lapisan atas yang diendapkan secara bergantian dari penghalang belakang ke dataran delta atas yang berefek pada sulfur tinggi pada lapisan yang diendapkan lebih dari pengaruh usia.

The Warukin Formation is one of the coal bearing formations in Kalimantan that has significant coal resources. Formation as Middle Miocen Age and stored in the general regression stage. In addition to coal, this coal consists of mud and sandstone with siderite nodules, with some coal which also has a part of carbon mud stone. Coal from Warukin has a variety of qualities that may be related to changes in the depositional environment. This study seeks to understand the relationship between the depositional environment and coal quality. To do that, coal is sampled from coal seams which can be found in the study area. After being collected, the samples were analyzed using lithophacy, electropathy, biostratigraphy, and maceral analysis. These analyzes will reveal slight variations in the depositional arrangements between each layer in the study area. Then, the results are then correlated with coal quality analysis that has been done before. Biostratigraphic analysis shows that interburden is stored in shallow marine settings, thus indicating that deposition is exchanged between transitional arrangements to shallow seas. Electrofacies also show that there are progressive and backward processes in deposition activities. Maceral studies also show different types of maceral components that reflect variations in precipitation in the layers. The conclusion from the analysis is that from the lower layer to the upper layer which is deposited alternately from the back barrier to the upper delta plains which has a high sulfur effect on the deposited layer over the influence of age."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Widyan Nur Adly
"Eksplorasi merupakan kegiatan awal yang dilakukan dalam proses pencarian sumber daya batubara. Salah satu hal yang perlu dianalisis pada eksplorasi merupakan kualitas dari batubara tersebut yang akan berpengaruh kepada nilai jual batubara dan kelayakan batubara tersebut untuk ditambang. Terdapat banyak hal yang umumnya akan memengaruhi kualitas dari batubara, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh yang diberikan oleh lingkungan pengendapan batubara terhadap kualitas batubara tersebut. Penelitian dilakukan pada area konsensi PT. Insani Baraperkasa yang berada di Kecamatan Loa Janan, Kalimantan Timur. Metode yang digunakan pada penelitian ini berupa analisis petrografi maseral, elektrofasies, dan geokimia. Hasil yang diperoleh dari metode yang dilakukan berupa interpretasi lingkungan pengendapan batubara dan kualitas batubara pada daerah penelitian. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui kondisi geologi pada daerah penelitian umumnya didominasi oleh satuan batupasir dan satuan batulempung dengan umur Miosen Akhir dan memiliki arah orientasi perlapisan timur laut-barat daya. Batubara pada daerah penelitian sendiri terendapkan pada lingkungan delta bagian atas dengan tipe rawa marsh klastik hingga hutan rawa basah. Terdapat empat seam batubara yang terendapkan pada daerah penelitian yang tergolong batubara tingkat rendah dengan jenis lignit. Kandungan nilai kalori batubara pada daerah berbanding terbalik dengan kandungan kelembapan, debu, zat terbang, dan sulfur menandakan kualitas batubara yang semakin meningkat seiring kenaikan kalori dan penurunan pada kandungan kelembapan, debu, zat terbang, dan sulfur. Terlihat arah persebaran kualitas batubara yang semakin meningkat ke arah barat daya daerah penelitian, hal tersebut dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan batubara yang semakin menjauh dari laut.

Exploration is the initial activity carried out in the process of finding coal resources. One of the things that needs to be analyzed in exploration is the quality of the coal which will affect the selling price of the coal and the feasibility of the coal to be mined. There are many things that generally affect the quality of coal, this study aims to determine the influence exerted by the coal depositional environment on the quality of the coal. The research was conducted in the concession area of PT. Insani Baraperkasa who is in Loa Janan District, East Kalimantan. The method used in this research is maseral petrography, electrofacies, and geochemistry analysis. The results obtained from the method used are in the form of interpretation of the coal depositional environment and coal quality in the study area. Based on the research conducted, it is known that the geological conditions in the study area are generally dominated by sandstone units and claystone units with Late Miocene age and have a northeast-southwest orientation. Coal in the study area itself was deposited in the upper delta environment with clastic marsh swamp to wet swamp forest types. There are four coal seams deposited in the study area which are classified as low rank coal and the type is lignite. The content of the calorific value of coal in the region is inversely proportional to the content of moisture, dust, volatile matter, and sulfur indicating that the quality of coal increases with the increase in calories and decreases in the content of moisture, dust, volatile matter, and sulfur. It can be seen that the direction of the distribution of coal quality is increasing towards the southwest of the study area, this is influenced by the coal depositional environment which is increasingly away from the sea."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nakita Virginia Fury
"Formasi Warukin merupakan salah satu formasi di Kalimantan yang memiliki sumber daya batubara yang signifikan, yang menarik perhatian perusahaan tambang untuk melakukan kegiatan pertambangan. Salah satu pengendalian risiko dari kegiatan tambang adalah merancang lereng tambang yang stabil dengan mempertimbangkan kualitas massa batuan dibawahnya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas massa batuan, tipe kegagalan lereng, dan kondisi kestabilan lereng pada daerah penelitian. Analisis kestabilan lereng dilakukan pada lereng Highwall Blok 118 Pit X, PT Arutmin Indonesia di Kecamatan Satui, Kalimantan Selatan dengan metode analisis probabilistik. Pengambilan data dilakukan dengan metode scanline. Tahap pengolahan data untuk menghasilkan nilai Faktor Keamanan (FK) dan Probabilitas Kelongsoran (PK) dengan bantuan perangkat lunak Slide 6.0 berdasarkan metode kesetimbangan batas. Parameter masukkan yang digunakan adalah kohesi dan sudut geser dalam. Pengolahan data tersebut menghasilkan kualitas massa batuan pada Highwall Pit X didominasi oleh massa batuan tipe fair rock mass dan good rock mass. Tipe kegagalan lereng yang terjadi pada Blok 118 Pit X adalah longsoran busur atau circular to planar failure. Longsoran busur yang terjadi di daerah penelitian disebabkan oleh orientasi bidang diskontinuitas yang acak dan spasi antar bidang diskontinuitas yang rapat. Analisis kestabilan lereng pada kondisi aktual lereng highwall Blok 118 dengan metode Janbu menghasilkan nilai FK sebesar 0,952 dengan PK 100%, yang menggambarkan keadaan lereng yang tidak aman. Hasil analisis kestabilan lereng pada rencana desain lereng Highwall Blok 118 dengan metode Janbu menunjukkan nilai FK rata-rata sebesar 1,189 dengan PK 0-1% menggambarkan keadaan lereng kritis yang rentan terhadap terjadinya longsor. berdasarkan hal tersebut, dihasilkan sketsa rekomendasi desain dengan melandaikan lereng pada elevasi 30 sampai -10 dan menambah lebar bench pada elevasi -70 sampai -125. Analisis kestabilan lereng pada sketsa rekomendasi menghasilkan nilai FK rata-rata 2,368 dan 2,434 dengan nilai PK 0%.

The Warukin Formation is one of the significant coal bearing formation in Kalimantan, which attracts the attention of mining companies to carry out mining activities. One of the risk controls from mining activities is to design stable mine slopes by considering the quality of the rock mass below. This study aims to analyze the rock mass quality, slope failure type, and slope stability conditions in the study area. Slope stability analysis was carried out on the Highwall Block 118 Pit X slope, PT Arutmin Indonesia in Satui District, South Kalimantan using a probabilistic analysis method. Data collection was carried out using the scanline method. The data processing stage is to produce Factor of Safety (FoS) and Probability of Failure (PoF) values with the help of Slide 6.0 software based on the limit equilibrium method. The input parameters used are cohesion and internal shear angle. The data processing resulted in rock mass quality at Highwall Pit X dominated by fair rock mass and good rock mass types. The type of slope failure that occurred in Block 118 Pit X was circular to planar failure. Arc avalanches that occur in the study area are caused by the random orientation of the discontinuity planes and the spacing between the discontinuity planes which are dense. Slope stability analysis on the actual conditions of the Block 118 highwall slope using the Janbu method yielded an FoS value of 0.952 with a PoF of 100%, which describes an unsafe slope condition. The results of the slope stability analysis on the Highwall Block 118 slope design plan using the Janbu method show an average FoS value of 1.189 with a PoF of 0-1% describing a critical slope condition that is prone to landslides. Based on this, a design recommendation sketch is produced by sloping the slope at an elevation of 30 to -10 and increasing the width of the bench at an elevation of -70 to -125. Slope stability analysis on the recommendation sketch yielded an average FoS value of 2.368 and 2.434 with a PoF value of 0%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizqi Ramadhandi
"Batubara merupakan batuan sedimen yang menjadi bahan bakar fosil yang terbentuk karena endapan organik yaitu adalah sisa sisa tumbuhan yang mengalami proses pembatubaraan. Penelitian ini dilakukan di wilayah pertambangan PT. Indowana Bara Mining Coal, Lapangan X, Provinsi Kalimantan Timur memiliki potensi batubara yang sangat melimpah. Pada lokasi penelitian dilakukan pengambilan sampel singkapan disetiap titik yang telah ditentukan dengan metode pengumpulan data lapangan, Data yang digunakan dalam pemodelan batubara berupa 21 titik bor yaitu data survei, collar, geologi, dan kualitas batubara yang kemudian diinterpretasikan untuk menghasilkan model bawah permukaan dan besaran tonase sumber daya batubara, setelah itu dilanjutkan pengolahan data dengan software Surpac menggunakan metode circular dan triangular. Berdasarkan hasil pemodelan batubara seam B,C,dan D pada daerah penelitian menunjukan Timur Laut – Barat Daya dengan kemiringannya rata rata adalah 5o. Ketebalan batubara pada daerah penelitian memiliki rata-rata 2,490 meter (Seam B), 2,513 meter (Seam C), dan 2,909 meter (Seam D). Perbedaan tonase batubara menggunakan metode Triangular dan Circular jika dipahami pada metode Circular memiliki tonase yang lebih besar dibandingkan metode Triangular, jika dipahami pada metode Circular, tonase terbesar berada di Seam D dengan total tonase 43.737.358,58 ton.

Coal is a sedimentary rock which is a fossil fuel formed by organic deposits, namely the remains of plants that have undergone a process of coalescence. This research was conducted in the mining area of PT. Indowana Bara Mining Coal, X Field, East Kalimantan Province has very abundant coal potential. At the research location, outcrop samples were taken at each predetermined point using the field data collection method. The data used in coal modeling was in the form of 21 drill points, namely survey data, collar, geology, and coal quality which were then interpreted to produce a subsurface model and tonnage. coal resources, after which data processing was continued with Surpac software using circular and triangular methods. Based on the results of seam B, C, and D coal modeling in the study area it shows Northeast - Southwest with an average slope of 5o. Coal thickness in the study area has an average of 2,490 meters (Seam B), 2,513 meters (Seam C), and 2,909 meters (Seam D). The difference in tonnage of coal using the Triangular and Circular methods if understood in the Circular method has a larger tonnage than the Triangular method, if understood in the Circular method, the largest tonnage is in Seam D with a total tonnage of 43,737,358.58 tons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Maharani Putri
"Batubara telah menjadi komoditas pertambangan yang sangat vital bagi Indonesia. Daerah Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, memiliki formasi pembawa endapan batubara, seperti Formasi Montalat, dan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk membuat model dan menghitung estimasi sumberdaya batubara pada daerah X, Kalimantan Tengah. Pembuatan model dilakukan dengan perangkat lunak Minescape 5.7 dengan menerapkan metode interpolasi geostatistik inverse distance weighted (IDW) dan polynomial, dengan rentang order 0 - 3. Dari 40 data bor, 6 di antaranya memiliki log geofisika. (berupa parameter gamma ray dan density. Ditemukan 2 seam utama, yaitu seam E (terbagi menjadi seam EU dan EL) dan seam F. Kemiringan seam berkisar 13° - 14°, dengan kemenerusannya berkisar 260 - 450 meter, serta 3 variasi ketebalan. Tidak ditemukan indikasi sesar dan intrusi, namun terdapat indikasi adanya gentle fold dengan sudut > 120° pada model hasil interpolasinya. Aspek kualitas batubaranya ditemukan minimnya variasi. Berdasarkan hal tersebut, kompleksitas geologinya termasuk kondisi geologi sederhana. Berdasarkan hasil pemodelan, metode Polynomial order 1 paling sesuai dengan kondisi daerah penelitian, yang ditunjukkan oleh kesesuaian model dengan data aktual produksinya. Sedangkan, hasil pemodelan dari metode Inverse Distance Weighted banyak ditemukan ketidaksesuaian model dengan data aktualnya, khususnya pada penampang yang searah dip. Berdasarkan estimasi sumberdaya dengan metode circular USCS, sumberdaya total di daerah penelitian sebesar 17.712.998 ton, dengan area tereka 10.671.313 ton, area tertunjuk 5.412.609 ton, dan terukur 1.629.075 ton.

Coal has become a vital mining commodity for Indonesia. The North Barito Regency area in Central Kalimantan contains coal-bearing formations, such as the Montalat Formation, among others. This research aims to create a model and estimate coal resources in area X, Central Kalimantan. The modeling was conducted using Minescape 5.7 software, applying geostatistical interpolation methods of inverse distance weighted (IDW) and polynomial, with orders ranging from 0 to 3. From 40 drill data points, 6 included geophysical logs (gamma ray and density parameters). Two main seams were identified: seam E (divided into EU and EL) and seam F. The seams have a dip ranging from 13° to 14°, with continuities between 260 and 450 meters, and three thickness variations. No indications of faults or intrusions were found, but there were indications of gentle folds with angles >120° in the interpolation model. The quality of the coal showed minimal variation, indicating simple geological conditions. Based on the modeling results, the Polynomial order 1 method was the most suitable for the study area, as shown by the model's alignment with actual production data. In contrast, the Inverse Distance Weighted method showed significant discrepancies, particularly in sections parallel to the dip. According to resource estimates using the circular USCS method, the total resources in the study area amounted to 17,712,998 tons, with 10,671,313 tons inferred, 5,412,609 tons indicated, and 1,629,075 tons measured."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyanka Afriandini
"Indonesia merupakan negara terbesar kedua dalam eksportir batubara dengan produksi rata-rata 600 juta ton per tahun. Tingginya produksi batubara menyebabkan cadangan batubara di Indonesia mengalami penurunan sehingga diperlukan kegiatan eksplorasi guna mendapatkan cadangan batubara yang baru agar kebutuhan akan energi batubara tetap terpenuhi. Penelitian dilakukan pada Formasi Pamaluan, Formasi Palaubalang dan Formasi Balikpapan, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur dengan Formasi Pulaubalang dan Formasi Balikpapan sebagai formasi pembawa batubara. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi geologi bawah permukaan melalui pemodelan geologi secara 2D & 3D berdasarkan hasil korelasi di setiap data bor serta mengestimasi sumber daya batubara dengan melihat kompleksitas kondisi geologi. Metode yang digunakan berupa metode poligon circular untuk estimasi sumber daya batubara, metode FEM (Finite Element Method) untuk pemodelan lapisan batubara, serta metode IDW (Inverse Distance Weighting) untuk pemodelan kualitas. Pemodelan batubara menghasilkan lapisan yang berbentuk lipatan sinklin. Terdapat 8 seam utama yaitu S18, S19, S20, S22, S24, S25, S26, dan S30, dimana masing-masing dari seam tersebut mengalami splitting (percabangan) sehingga total seam keseluruhan yaitu 17 seam. Kompleksitas kondisi geologi daerah penelitian masuk ke dalam kategori moderat dengan kualitas batubara tergolong ke dalam peringkat Sub Bituminus A. Estimasi sumber daya batubara dilakukan pada 4 seam yaitu S20, S20L, S26 dan S26L. Total estimasi sumber daya terukur sebesar 3,4 juta ton, sumber daya tertunjuk sebesar 5,4 juta ton, serta estimasi tereka sebesar 6,1 juta ton.

Indonesia is the second largest coal exporter country with an average production of 600 million tons per year. High coal production causes coal reserves in Indonesia to decline, so exploration activities are needed to obtain new coal reserves so that the need for coal energy remains met. Research was carried out on the Pamaluan Formation, Palaubalang Formation and Balikpapan Formation, Kutai Basin, East Kalimantan with the Pulaubalang Formation and Balikpapan Formation as coal-bearing formations. This research aims to look at subsurface geological conditions through 2D & 3D geological modeling based on correlation results in each drill data and estimate coal resources by looking at the complexity of geological conditions. The methods used are the circular polygon method for estimating coal resources, FEM (Finite Element Method) method for modeling coal seams, and the IDW (Inverse Distance Weighting) method for quality modeling. Coal modeling produces layers in the form of synclinal folds. There are 8 main seams, namely S18, S19, S20, S22, S24, S25, S26, and S30, where each of these seams experiences splitting so that the total seam is 17 seams. The complexity of the geological conditions of the research area falls into the moderate category with coal quality classified as Sub Bituminous A. Coal resource estimation was carried out on 4 seams, namely S20, S20L, S26 and S26L. The total estimated measured resources are 3.4 million tons, the indicated resources are 5.4 million tons, and the inferred estimate is 6.1 million tons."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fransiscus Lungan
"Pengolahan air asam tambang dengan metode aktif dilakukan pada kolam pengendapan oleh PT. X. Metode aktif merupakan sistem pengolahan menggunakan bahan kimia alkali untuk menetralkan keasaman air dan mengendapkan padatan tersuspensi. PT. X menggunakan pompa celup dan pompa horizontal, serta pompa pendorong untuk mengeluarkan akumulasi endapan padatan tersuspensi dalam bentuk lumpur di dasar kolam pengendapan. Ketersediaan kinerja pompa celup berada di kisaran < 70%. Hal ini mendorong penulis untuk meninjau kembali nilai hambatan sistem dan titik efisiensi terbaik pompa. Untuk desain debit sebesar 390 m3/jam, nilai head yang dibutuhkan sistem pemompaan kolam BT05 dan kolam BT06 secara berurutan yaitu 34.8255 m dan 139.305 m. Pengurangan jam kerja pompa celup dari 10 jam non stop menjadi 4 jam – 1 jam standby sebanyak 2 siklus, diharapkan dapat mengatasi masalah kelebihan panas yang menjadi penyebab ketersediaan kinerja rendah. Selanjutnya optimasi sistem pemompaan dilakukan dengan perbandingan kombinasi pompa pada masing-masing kolam. Hasil terbaik diperoleh pada pompa celup yang dirangkai seri dengan pompa pendorong pada kolam BT06 dan pompa lumpur horizontal pada kolam BT05. Skema ini menghasilkan total debit lumpur sebesar 880 m3/jam dengan konsentrasi volume 20%. BBM diesel yang dibutuhkan sebesar 136 L/jam, dengan biaya energi sebesar Rp. 1.496.000 per jam, dan potensi penghematan untuk biaya energi per tahun sebesar 3%.

Acid mine water treatment with the active method is carried out in the settling pond by PT. X. The active method is a treatment system using alkaline chemicals to neutralize water acidity and precipitate suspended solids. PT. X uses submersible pump and horizontal pump, as well as booster pump to remove the accumulated suspended solids in the form of sludge at the bottom of the settling pond. Submersible pump performance availability is in the <70% range. This encourages the author to review the system resistance value and the best pump efficiency point. For the design discharge of 390 m3/hour, the required head values ​​for the pumping system for the BT05 and the BT06 pond are 34.8255 m and 139.305 m, respectively. Reducing the working hours of submersible pump from 10 hours non-stop to 4 hours - 1 hour standby of 2 cycles is expected to overcome the problem of excess heat which is the cause of low performance availability. Furthermore, the optimization of the pumping system is carried out by comparing the combination of pumps in each pond. The best results were obtained for the submersible pump connected in series with the booster pump in the BT06 pond and the horizontal slurry pump in the BT05 pond. This scheme produces a total sludge discharge of 880 m3/hour with a concentration volume of 20%. Diesel fuel required is 136 L/hour, with an energy cost of Rp. 1,496,000 per hour, and potential savings of 3% annual energy costs.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Shibly Jindan
"Cekungan Sumatra Selatan adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi besar dalam cadangan minyak bumi dan gas, terutama di Formasi Talang Akar. Untuk mengoptimalkan eksplorasi dan produksi di cekungan ini, dibutuhkan studi yang melibatkan bidang geologi untuk menemukan dan mengembangkan potensi baru. Penelitian ini difokuskan pada Formasi Talang Akar Bagian Bawah, dengan menggunakan beberapa sumur bor di daerah penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persebaran dari variasi litologi dan menganalisis fasies dan sistem pengendapan berdasarkan pola elektrofasies pada tiap sumur daerah penelitian dari batuan penyusun Formasi Talang Akar Bagian Bawah pada lapangan “X”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melibatkan data batuan inti dan data sumur. Kedua jenis data tersebut memiliki peran penting dalam mengkarakterisasi batuan penyusun yang terdapat di daerah penelitian. Analisis fasies dan sistem pengendapan digunakan untuk menggambarkan sifat dan lingkungan deposisi batuan, yang diambil dari data batuan inti yang akan digunakan sebagai validasi terhadap interpretasi data sumur atau elektrofasies. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daerah penelitian dapat dibagi menjadi beberapa elemen yaitu, fluvial meandering channel, floodplain, tidal distributary channel, distributary mouth bar, dan delta front/marine shale. Elemen tersebut terendapkan pada dua sistem pengendapan yang berbeda, yaitu meandering system dan tide dominated delta system. Hasil interpretasi log gamma ray pada tiga sumur menunjukkan dua litologi utama: sandstone dan shale. Persebaran litologi dan pola penyusunannya dapat dikorelasikan antar sumur. Namun, satu tubuh sandstone tebal di dasar sumur B-1 tidak ada pada dua sumur lainnya. Secara vertikal, pola litologi dari log gamma ray menunjukkan beberapa tren, termasuk fase yang didominasi oleh sandstone dan fase yang didominasi oleh shale. Dalam penelitian ini, analisis fasies dan sistem pengendapan akan memberikan pemahaman yang mendalam tentang karakteristik batuan dan lingkungan deposisi di Lapangan “X”, Formasi Talang Akar Bagian Bawah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau sudut pandang baru terhadap kegiatan pengembangan lapangan minyak dan gas bumi pada daerah penelitian.

The South Sumatra Basin is one of the regions with significant potential for oil and gas reserves, especially within the Talang Akar Formation. To optimize exploration and production in this basin, a study involving the field of geology is needed to discover and develop new potentials. This research focuses on the Lower Talang Akar Formation, using several drilling wells in the research area. The objective of this study is to analyze the distribution of lithological variations and to analyze facies and deposition systems based on electrofacies patterns in each well within the research area of the Lower Talang Akar Formation in the "X" field. The methods employed in this research involve core rock data and well data. Both types of data play a crucial role in characterizing the constituent rocks present in the research area. Facies and deposition system analysis are used to depict the nature and depositional environment of the rocks, derived from core rock data, which will be used as validation for the interpretation of well data or electrofacies. The research results indicate that the research area can be divided into several elements, namely fluvial meandering channels, floodplains, tidal distributary channels, distributary mouth bars, and delta fronts/marine shales. These elements are deposited within two distinct deposition systems, namely the meandering system and the tide-dominated delta system. The interpretation results of the gamma-ray log in the three wells indicate two main lithologies: sandstone and shale. The distribution of lithology and its arrangement can be correlated between wells. However, a thick sandstone body at the base of well B-1 is not present in the other two wells. Vertically, the lithology pattern from the gamma-ray log indicates several trends, including phases dominated by sandstone and phases dominated by shale. In this study, facies and deposition system analysis will provide an in-depth understanding of rock characteristics and depositional environments in the "X" field of the Lower Talang Akar Formation. This research is expected to contribute new insights or perspectives to the development of oil and gas fields in the research area."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khalisha Shafa Yumnanisa
"Formasi Ngimbang memiliki reservoir berupa batuan karbonat. Batuan karbonat memiliki kesulitan yang lebih khususnya pada reservoir hidrokarbon. Untuk mendukung kegiatan hal tersebut dibutuhkan pemahaman kondisi geologi di wilayah Cekungan Jawa Timur, salah satunya adalah studi mengenai fasies dan lingkungan pengendapan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskripsi batuan inti, deskripsi petrografi, dan interpretasi log sumur. Data yang digunakan berupa 3 sumur dengan 30 sampel sayatan tipis. Dari analisis tersebut, didapatkan 6 fasies, yaitu mudstone, large foram wackestone, skeletal wackestone, large foram packstone, skeletal packstone-grainstone, dan shale dengan 3 asosiasi fasies, yaitu platform interior – open marine, platform-margin sand shoals, dan platform interior – restricted

The Ngimbang Formation has a reservoir of carbonate rocks. Carbonate rocks have more difficulties, especially in hydrocarbon reservoirs. To support these activities, it is necessary to understand the geological conditions in the East Java Basin area, one of which is the study of facies and depositional environments. The methods used in this study are core rock description, petrographic description, and well log interpretation. The data used were 3 wells with 30 thin section samples. From the analysis, 6 facies were obtained, namely mudstone, large foram wackestone, skeletal wackestone, large foram packstone, skeletal packstone-grainstone, and shale with 3 facies associations, namely platform interior - open marine, platform-margin sand shoals, and platform interior - restricted."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arsyi Amriansyah
"

Batu bara merupakan salah satu sumber energi yang bernilai ekonomis dibandingkan energi lainnya. Diperlukan kegiatan eksplorasi untuk mendapatkan cadangan batu bara. Daerah penelitian dilakukan pada lapangan Banko Barat PIT X PT. Bukit Asam, Tbk., Tanjung Enim, Sumatera Selatan. Batu bara pada daerah penelitian berada pada Formasi Muara Enim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui estimasi sumber daya batu bara, persebaran kualitas bara, dan kegunaan dari batu bara. Metode penelitian yang dilakukan adalah menganalisis data lubang bor, logging geofisika, dan kualitas batu bara. Dari analisis yang dilakukan dapat diketahui bentuk pemodelan 3D, estimasi sumber daya batu bara, persebaran kualitas batu bara, dan kegunaan batu bara. Pemodelan 3D dan estimasi yang dilakukan menggunakan aplikasi Minescape 5.7. Estimasi Sumber daya pada daerah penelitian pada sumber daya terukur sebesar 109.977.726 ton, Sumber daya tertunjuk 4.091.138 ton, dan Sumber daya terukur 15 ton. Peringkat batu bara pada daerah penelitian termasuk kedalam High Volatile Bituminous B. Dari analisis persebaran kualitas batu bara pada daerah penelitian dipengaruhi oleh lingkungan pengendapan dan tingkat sedimentasi. Daerah penelitian termasuk kedalam tipe rawa raised swamp dan dipengaruhi oleh pengaruh air laut dilihat dari tingginya nilai kandungan sulfur pada seam C1. Nilai kandungan kalori pada daerah penelitian dipengaruhi oleh nilai kandungan abu, kelembapan, fix carbon, dan zat terbang. Nilai kandungan kalori dianalisis menggunakan regresi linear. Didapatkan nilai x yang positif pada nilai zat terbang dan fix carbon yang mengindikasikan nilai yang berbanding lurus sedangkan pada nilai kelembapan dan kandungan abu didapat nilai x yang negatif yang mengindikasikan nilai berbanding terbalik. Dari hasil analisis tersebut dapat ditentukan kegunaan batu bara pada daerah penelitian. Batu bara pada daerah penelitian dapat digunakan sebagai pembangkit listrik dan industrik semen.

 


Coal is a source of energy that has economic value compared to other energies. Exploration activities are required to obtain coal reserves. The research area was conducted in the West Banko field PIT X PT. Bukit Asam, Tbk., Tanjung Enim, South Sumatra. Coal in the research area is in the Muara Enim Formation. This study aims to determine the estimation of coal resources, distribution of coal, and usefulness of coal. The research method used are to analyze borehole data, geophysical logging, and coal quality. From the analysis, it can be seen the form of 3D modeling, estimation of coal resources, distribution of coal quality, and use of coal. 3D modeling and estimation were carried out using Minescape 5.7. Estimated resources in the research area at measured resources were 109,977,726 tons, indicated resources were 4,091,138 tons, and measured resources were 15 tons. The rank of coal in the study area is High Volatile Bituminous B. From the analysis of the distribution of coal quality in the study area is influenced by the depositional environment and sedimentation. The research area is raised swamp and influenced by sea water seen from the high value of sulphur content in seam C1.The value of the calorific content in the study area is influenced by the value of the volatile matter, moisture, fix carbon, and ash. Calorific values were analyzed using linear regression. From the linear regression obtained a positive x value of ash and fix carbon which indicates a value that is directly proportional and a negative x value of ash and total moisture which indicates a value that is inversely proportional. From the results of this analysis, it can be determined the use of coal in the study area. Coal in the research area can be used as a power plant and cement industry.

 

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>