Ditemukan 149972 dokumen yang sesuai dengan query
Muhammad Kukuh Al Rasyid
"
ABSTRAKModel mekanika bumi yang meliputi parameter mekanika batuan, tekanan pori serta magnitudo in-situ stres merupakan kunci utama dalam mendeterminasi rentang berat lumpur pemboran yang aman pada sumur vertikal. Namun begitu, estimasi dari parameter-parameter ini dikenal untuk memiliki ketidakpastian yang besar. Ketidakpastian ini biasanya muncul dari tidak adanya data-data pengkalibrasi (data lab dan data pengukuran langsung). Terdapat beberapa literatur mengenai aplikasi dari QRA dalam mengkuantifikasi ketidakpastian parameter input untuk menentukan rentang berat lumpur pemboran. Namun begitu, sedikit sekali publikasi mengenai hal ini pada lapangan-lapangan migas di Indonesia. Untuk itu, pada studi ini, model mekanika bumi untuk sumur JKL-01, yang terletak pada Sub-cekungan Jatibarang, Cekungan Jawa Barat Utara, akan dibuat dan dianalisis menggunakan uji risiko kuantitatif hingga mengetahui rentang berat lumpur yang ideal untuk sumur tersebut. Formasi Cibulakan atas dipilih sebagai formasi yang dianalisis karena pada formasi ini terjadi cukup banyak masalah pemboran yang terjadi akibat penggunaan berat lumpur yang kurang tepat. Dari hasil uji risiko kuantitatif diketahui bahwa excees sebesar 5% hingga 10% pada berat lumpur hasil simulasi, dibutuhkan untuk menjaga lubang bor agar tetap aman. Selain itu berdasarkan hasil analisis sensitivitas diketahui bahwa parameter UCS (unconfined compressive strength) merupakan parameter yang paling sensitif terhadap prediksi berat lumpur pemboran yang dihasilkan.
ABSTRACTMechanical earth model, that covers up rock mechanic parameters, pore pressure, and the in-situ stress magnitude, is an essential key to predict safe drilling mud weight window in a vertical well. However, parameters that built mechanical earth model is well known for comprising number of uncertainties. This uncertainty mostly came from the absence of calibrator data such as lab data and field test data. Meanwhile, there are bunch of literature that quantify the uncertainty of every single parameter that is used to predict safe drilling mud weight window using quantitative risk assessment method, there are few similar studies that take place in Indonesia. Therefore, this study will construct the mechanical earth model for well JKL-01, which located in Jatibarang sub-basin, North west Java basin, so that quantitative risk assessment can be conducted to quantify the uncertainty in predicting safe drilling mud weight window. Since there are numerous mud weight related drilling issues in Cibulakan Atas formation, this formation is chosen to be our main focus. From the result of quantitative risk assessment, it was concluded that we need excess of 5 to 10% on the mud weight predicted to keep the well safe. Furthermore, based on the sensitivity analysis conducted, the UCS (unconfined compressive strength) input parameter are known to be the most sensitive parameter in predicting the mud weight window."Lengkap +
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Yenni Miranda Savira
"Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pembuatan alas kaki berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja di Indonesia, namun sayangnya peran UMKM tersebut masih belum diimbangi dengan perlindungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) kepada para pekerjanya. Setiap hari para pekerja di UMKM pembuatan alas kaki terpajan dengan berbagai bahan kimia baik melalui inhalasi maupun dermal yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata dan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan terkait penggunaan bahan kimia pada pekerja di UMKM pembuatan alas kaki di Ciomas Kabupaten Bogor. Penelitian ini dilakukan di tiga UMKM pembuatan alas kaki di Ciomas – Bogor dengan menggunakan desain penelitian cross sectional dan menggunakan metode Chemical Hazard Risk Assessment dari Department of Safety and Health Malaysia Tahun 2018. Bahan kimia yang dianalisis dibatasi hanya untuk benzene dan toluene. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mix-method, di mana tahap rekognisi bahaya dan evaluasi pajanan melalui dermal dilakukan dilakukan secara kualitatif, sementara evaluasi pajanan melalui inhalasi dilakukan secara kuantitatif berdasarkan pengukuran personal air sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa level risiko bahan kimia melalui pajanan inhalasi termasuk kedalam level risiko moderat dan tinggi, di mana pajanan inhalasi yang tinggi dapat menyebabkan efek karsinogenik. Sementara melalui pajanan dermal masuk kedalam level risiko moderat, dengan efek kesehatan yang dapat terjadi yaitu, iritasi kulit dan mata. Tingginya pajanan yang diterima pekerja di UMKM alas kaki diperburuk dengan minimnya pengendalian yang dilakukan UMKM terhadap pajanan bahan kimia.
Micro Small Medium Enterprises (MSME’s) in footwear manufacturing sector contribute to provide jobs in Indonesia, but the role is still not balanced with the protection of Occupational Health and Safety (OHS) for workers. Workers are daily exposed to extensive range of potential chemical occupational hazards either through inhalation or dermal which may lead to respiratory problem, eye and skin irritation. The research aimed to analyze health risks related to the use of chemicals among workers in MSME’s in footwear manufacturing. This research was conducted in three MSME’s in Ciomas - Bogor using cross sectional design and the Chemical Health Risk Assessment method by the Department of Safety and Health Malaysia Year 2018. The chemicals analyzed were limited to benzene and toluene. The data collection technique was carried out using mixmethod: qualitative method for hazard recognition and evaluation of exposure through dermal; and quantitative method for evaluation of exposure through inhalation, based on measurement of personal air sampling. The results showed that the level of risk of chemicals through inhalation exposure is included to the level of moderate and high risk, where high exposure can cause carcinogenic effects. While through dermal exposure is included to the level of moderate risk, with health effects that can occur, namely, skin and eye irritation. The high exposure received by workers in MSME footwear is exacerbated by the lack of control by MSMEs on exposure to chemicals."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Philadelphia: Lippincott Williams and Wilkins, 2000
617.919 HAN
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
"With a weight-of-the-evidence approach, cancer risk assessment indentifies hazards, determines dose-response relationships, and assesses exposure to characterize the true risk. This book focuses on the quantitative methods for conducting chemical cancer risk assessments for solvents, metals, mixtures, and nanoparticles. It links these to the basic toxicology and biology of cancer, along with the impacts on regulatory guidelines and standards. By providing insightful perspective, Cancer Risk Assessment helps researchers develop a discriminate eye when it comes to interpreting data accurately and separating relevant information from erroneous."
Hoboken, New Jersey: John Wiley & Sons, 2010
e20375774
eBooks Universitas Indonesia Library
Desrandy Andriyanda
"Perencanaan proyek yang kurang baik akan mengakibatkan keterlambatan waktu pelaksanaan. Keterlambatan suatu proyek dapat diakibatkan oleh beberapa faktor antara lain kesalahan dalam design perencanaan proyek, keterlambatan pengadaan material dan peralatan hingga perubahan scope pekerjaan yang diminta oleh user. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa risiko-risiko dalam proses perencanaan proyek berbasis PMBOK 2013 yang berpengaruh terhadap kinerja waktu sehingga dapat memberikan gambaran sebab dan akibat serta kuantifikasi efek potensial dari faktor risiko dominan untuk dapat dikembangkan suatu sistem perencanaan proyek sebagai strategi baru dalam meningkatkan kualitas perencanaan yang berdampak terhadap kinerja waktu.
Poor project planning will lead to delays in implementation time. Delay a project can be attributed to several factors, such as errors in project planning design, delays in the procurement of materials and equipment to change the scope of work requested by the user. This study was conducted to analyze the risks in the project planning process based on PMBOK 2013 that affect the performance of time so as to give an idea of cause and effect as well as the quantification of the potential effects of the dominant risk factors in order to develop a system of project planning as a new strategy to improve the quality of planning affect the performance time."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T49720
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ali Zaenal Abidin
"Industri minyak dan gas merupakan salah satu industri dengan tingkat risiko tinggi bagi pekerja dan masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan oleh sifat dari produk yang dihasilkan, yaitu hidrokarbon (gas dan cair), termasuk ke dalam kategori zat yang mudah terbakar. Salah satu upaya untuk memahami tingkat risiko bekerja di fasilitas migas adalah dengan menggunakan metode kuantitatif atau yang sering disebut dengan QRA (Quantitative Risk Assessment). QRA yang dilakukan di ORF (Onshore Receiving Facility) bertujuan untuk memahami perubahan risiko terhadap pekerja di ORF dikarenakan adanya modifikasi dan penambahan sistem perpipaan Lean Gas untuk keperluan komersial. Selain itu, modifikasi sistem perpipaan juga dilakukan di KM 21.65. Hasil studi QRA untuk ORF dan KM 21.65 menunjukkan bahwa paparan risiko tertinggi berasal dari proses hidrokarbon untuk kelompok pekerja Field Operator, Assistance Operator, dan Turnaround Staff dengan IRPA berada di angka 4.24E-05/tahun dikarenakan tingkat kehadiran yang tinggi di area proses, dengan kontribusi risiko mencapai 54%. Selain itu, area ORF dan KM 21.65 telah memenuhi kriteria LSIR dengan tidak melebihi 1.00E-05/tahun dan 1.00E-06/tahun untuk area di luar pagar batas ORF dan KM 21.65. Societal Risk di ORF dan KM 21.65 berada di area ALARP dan memenuhi kriteria perusahaan. Hasil studi ini juga telah melalui proses validasi, baik untuk data input dan hasil perhitungan, yang dilakukan oleh gabungan tim dari Operations, Project Development – Facilitites Engineering, Maintenance, Asset Integrity dan HSEQ – Pocess Safety. Sebagai tambahan, studi ini telah dilakukan dengan mempertimbangkan Aspek K3LL, Kode Etik Keinsinyuran dan Profesionalisme.
The oil and gas industry is an industry with a high level of risk for workers and the surrounding community. This is due to the nature of the products produced, namely hydrocarbons (gas and liquid), which are included in the category of flammable substances. One effort to understand the level of risk of working in oil and gas facilities is to use quantitative methods or what is often called QRA (Quantitative Risk Assessment). The QRA carried out at ORF (Onshore Receiving Facility) aims to understand changes in risk to workers at ORF due to modifications and additions to the Lean Gas piping system for commercial purposes. Apart from that, modifications to the piping system were also carried out at KM 21.65. The results of the QRA study for ORF and KM 21.65 show that the highest risk exposure comes from the hydrocarbon process for the Field Operator, Assistance Operator and Turnaround Staff worker groups with IRPA at 4.24E-05/year due to the high level of presence in the process area, with risk contribution reached 54%. In addition, the ORF and KM 21.65 areas have met the LSIR criteria by not exceeding 1.00E-05/year and 1.00E-06/year for areas outside the ORF and KM 21.65 boundary fences. Societal Risk at ORF and KM 21.65 is in the ALARP area and meets the company's criteria. The findings of this study have undergone a validation process for both input data and calculation results, conducted by a collaborative team from Operations, Project Development – Facilities Engineering, Maintenance, Asset Integrity, and HSEQ – Process Safety. Additionally, this study has been conducted with consideration for HSE (Health, Safety, Environment, and Loss Prevention) aspects, Engineering Code of Ethics, and Professionalism."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Yasin Zaidun
"Tesis ini membahas analisa perbandingan metode assessment berbasis resiko dengan metode assessment berbasis waktu untuk mengatasi masalah korosi pada stasiun pengolahan gas ditinjau dari segi efektifitas dan efesiensi dari jadwal inspeksi yang akan dilakukan serta besarnya biaya yang dikeluarkan untuk kedua metode tersebut. Penelitian yang dilakukan untuk metode assessment berbasis resiko dilakukan dengan metode semi kuantitatif dengan analisa technical module subfator (TMSF) sesuai dengan standar API-581. Analisa keekonomian dilakukan dengan metode perbandingan net present value (NPV) dengan mempertimbangkan biaya aktual serta eskalasi kenaikannya per tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jadwal inspeksi berdasarkan assessment berbasis resiko lebih efektif dan efesien. Inspeksi yang dilakukan berdasarkan analisa tingkat resiko setiap peralatan. Metode inspeksi dipilih berdasarkan estimasi mekanisme kegagalan yang terjadi. Bila ditinjau dari segi biaya maka metode assessment berbasis resiko dapat mengurangi biaya sebesar 46% untuk jadwal inspeksi selama 15 tahun kedepan.
The focus of this study is to compare the efficiency between risk base inspection and time base inspection. Study of risk base inspection is using semi-quantitative method with technical module subfactor analysis based on API-581 standard. Economic analysis is conducted by comparing the net present value with actual cost of inspection followed by annual escalation consideration. Results of this study show that risk base assessment inspection schedule is more effective and efficient than time base assessment. The inspection is based on risk level each equipment. Inspection method is based on estimation of failure mechanism. Economic analysis shows that risk base inspection is able to reduce cost until 46% for 15 years inspection schedule."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27844
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Muhammad Rayhan Faturrahman
"The Geneva Association pada tahun 2014 melaporkan kerugian akibat kebakaran mencapai 1 % dari PDB (Produk Domestik Bruto). Karena itu, untuk mengantisipasi risiko kebakaran dibutuhkan penilaian risiko kebakaran (fire risk assesment) sebagai langkah awal untuk mengenali skenario risiko yang dapat terjadi serta upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan keamanan dan resiliensi daerah dalam menghadapi peristiwa kebakaran. Saat ini, Peraturan Menteri PUPR No. 20/PRT/M/2009 Tahun 2009 Bab 2 telah membuat panduan untuk melakukan analisis risiko kebakaran. Tujuan dari penelitian ini adalah menguji coba implementasi metode semi-kuantitatif FLAME (Danzi et al, 2021) didukung dengan pemodelan dinamika api menggunakan Fire Dynamic Simulator 6.8 (FDS) untuk mengetahui laju perkembangan api serta durasi kebakaran. Hasil pemodelan dengan sumber penyalaan yang diasumsikan memiliki fluks kalor efektif sebesar 120 kW dan geometri berdasarkan survei lapangan menunjukkan waktu kebakaran mencapai 1 MW untuk kompartemen tipe A yaitu rumah kontrakan tipikal 3 petak t = 392 detik pada skenario peletakan sumber penyalaan dekat dengan material PU Foam, dan konservatif tidak mencapai 1 MW pada skenario peletakan terdekat dengan material yang diasumsikan plywood. Kemudian, t = 109 detik untuk kompartemen tipe B yaitu rumah tipikal kontrakan 3 petak 2 lantai. t = 43 detik pada kompartemen tipe C yaitu musholla dengan luas 10 x 10 meter dan t = 241 detik untuk kompartemen tipe D yaitu tipikal warung dengan kandungan material dominan plastik dan kayu Hasil FLAME apabila ditinjau secara risiko terhadap penghuni menunjukkan 43 rumah memiliki kategori not acceptable dengan faktor penyumbang risiko terbesar adalah probabilitas penyalaan api yang datang dari berbagai faktor serta waktu pra-evakuasi yang lebih lama pada beberapa kompartemen. Secara risiko terhadap hunian, hasil FLAME menunjukkan 10 hunian memiliki kategori not acceptable dengan faktor penyumbang risiko terbesar adalah perbedaan konfigurasi kompartemen yang menyebabkan kesulitan dalam upaya pemadaman dan durasi kebakaran yang lebih lama pada beberapapa kompartemen.
The Geneva Association reported in 2014 that fire losses accounted for 1% of the Gross Domestic Product (GDP). Therefore, fire risk assessment is essential to anticipate and mitigate fire risks. Fire risk assessment serves as an initial step to identify potential risk scenarios and implement measures to enhance safety and resilience in fire events. The Ministry of Public Works and Housing (PUPR) Regulation No. 20/PRT/M/2009 has provided guidelines for conducting fire risk analysis. This research aims to test the implementation of the semi-quantitative FLAME method (Danzi et al., 2021) in the field of fire safety engineering. The study combines the FLAME method with Fire Dynamic Simulator 6.8 (FDS) to analyze fire development rates and durations. Modeling results based on assumed effective heat flux of 120 kW and field survey-based geometry indicate that in Compartment Type A (typical 3-unit rental house), the fire reaches 1 MW in t = 392 seconds for the scenario with ignition source near PU Foam material, while the conservative scenario with ignition source near plywood material does not reach 1 MW. In Compartment Type B (typical 3-unit 2-story rental house), t = 109 seconds are required. In Compartment Type C (a 10 x 10 meter mosque), t = 43 seconds, and in Compartment Type D (typical small restaurant with dominant plastic and wood materials), t = 241 seconds. The FLAME results, evaluated in terms of risk to occupants, indicate that 43 houses are classified as "not acceptable" due to factors such as probability of ignition from various sources and longer pre-evacuation time in some compartments. Furthermore, 10 dwellings are classified as "not acceptable" when considering the risk to the property, primarily due to configuration differences that hinder fire suppression efforts and result in longer fire durations in certain compartments."
Lengkap +
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Laksita Ri Hastiti
"Tingginya jumlah dan volume distribusi bahan bakar minyak, salah satunya dengan moda transportasi mobil tangki, memiliki risiko yang semakin kompleks terkait potensi kebakaran dan ledakan. Berbagai penelitian dan laporan kasus membuktikan tingkat kecelakaan atau kebakaran dan ledakan mobil tangki masih terus terjadi. Kajian kuantitatif risiko kebakaran dan ledakan dilakukan untuk mengetahui tingat risiko individu dan sosial. Perhitungan frekuensi dilakukan dengan menggunakan Event Tree Analysis (ETA) dan konsekuensi dengan perangkat lunak ALOHA® (Areal Locations of Hazardous Atmospheres) berdasarkan skenario terburuk. Studi kasus dilakukan di filling shed Terminal Bahan Bakar Minyak X Jakarta.
Penelitian dilakukan dengan desain studi deskriptif dan analitik melalui data primer hasil observasi dan wawancara serta data sekunder perusahaan dan literatur. Penelitian ini menggambarkan risiko individu dan sosial masing-masing masuk dalam kategori masih dapat diterima dan dapat ditoleransi. Perusahaan perlu mempertahankan sistem keselamatan kebakaran yang ada dan meningkatkan sosialisasi terhadap karyawan dan masyarakat karena dampak yang ditimbulkan mulai dari manusia, aset, material, ekonomi dan reputasi perusahaan.
The high amount and volume distribution of fuel which one of them is by truck tank as the mode of transportation, have increasingly complex risks related to the potential of fire and explosion. Various studies and case reports have proven that the level of accidents or fire and explosions of truck tank is continuing to occur. The quantitative fire and explosion risk assessment purpose was to determine the level of the individual and societal risk calculation. Event Tree Analysis (ETA) was used for calculating the frequency and ALOHA® (Areal Locations of Hazardous Atmospheres) software was used to calculate the consequences arise from fire and explosion based on the worst case scenarios. Case study was conducted in filling shed Fuel Terminal X Jakarta.The study was conducted by descriptive and analytic design through primary data observations and interviews as well as secondary data from company and literature. This study describes that the individual and societal risks of each category are still acceptable and tolerable. Companies need to maintain the existing fire safety system and improve the dissemination to the employee and community because of the impact on humans, assets, material, economic and corporate reputation."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43281
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Damar Rahadiono
"Penelitian ini membahas tentang Health Risk Assessment yang diperoleh pada proses kegiatan kerja di Floating Storage and Offloading (FSO) PT.X tahun 2012. Penilaian risiko kesehatan dilakukan dengan menganalisis nilai Potensial Risk (PR), Intrinsic Gravity Rate (G), Frequency Rate of Exposure (F), Duration of the exposure or the repeat rate of exposed task (D), Residual Risk (RR), dan Prevention Means (PM) dari setiap wilayah kerja yang kemudian dibandingkan dengan tabel standar ACGIH TLV's 2011 dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Kepmenaker No. 13/Men/X/2011) untuk mengetahui level risiko kesehatan yang ada pada setiap kegiatan kerja tersebut.
Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan melakukan observasi, pengukuran dan pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukan bahwa ditemukan level risiko kesehatan yang sangat tinggi (very critical) pada wilayah Main Deck (Bising, Asbestos, Paederus littoralis), Main Floor, Lower Engine Flat, Upper Engine Flat (Bising dan Asbestos) di PT.X tersebut.
This Health Risk Assessment (HRA) research that was held at Floating Storage and Offloading (FSO) PT.X in 2012, is based on process working area. Health Risk Assessment was conducted by analyzing Potensial Risk (PR), Intrinsic Gravity Rate (G), Frequency Rate of Exposure (F), Duration of the exposure or the repeat rate of exposed task (D), Residual Risk (RR), and Prevention Means (PM) value that came from every job activity. The result will be compared with ACGIH TLV's 2011 and Peraturan Menteri Tenaga Kerja (Kepmenaker No. 13/Men/X/2011). The design of this study is cross sectional by conducting observation, measurment, and data gathering. The result of this study showed that heath risk level are very high (very critical) on Main Deck (Noise, Asbestos, Paederus littoralis), Main Floor, Lower Engine Flat, Upper Engine Flat (Noise and Asbestos) in the PT.X work area."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44877
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library