Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161043 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Umi Marfungatun Mudrikah
"ABSTRAK
Penyakit diare merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak balita di seluruh dunia. Kejadian diare masih menjadi fenomena yang perlu segera ditangani dan menjadi perhatian para penyedia layanan kesehatan dalam memberikan penanganan diare. Pemberian seng merupakan salah satu strategi pengendalian penyakit diare. Untuk mengurangi durasi dan prevalensi kasus diare berulang, diperlukan kepatuhan terhadap pengobatan seng. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kepatuhan minum zinc pada balita yang mengalami diare berulang. Metode penelitian ini menggunakan desain deskriptif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 112 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode non-probability sampling melalui consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 61,6% responden menghabiskan seng dalam 10 hari. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa kepatuhan minum seng dalam waktu 10 hari berasal dari 20,5% responden Jawa, 29,5% responden berpendidikan tinggi, 38,3% responden berpengetahuan, 30,3% responden ibu rumah tangga. tangga dan 32,1% responden berpenghasilan tinggi.

ABSTRACT
Diarrheal disease is one of the main causes of morbidity and mortality in children under five worldwide. The incidence of diarrhea is still a phenomenon that needs to be addressed immediately and becomes the attention of health service providers in providing diarrhea management. Zinc administration is one of the strategies to control diarrheal disease. To reduce the duration and prevalence of recurrent diarrhea cases, adherence to zinc treatment is required. The purpose of this study was to describe the compliance with zinc drinking in toddlers who experience recurrent diarrhea. This research method uses a descriptive design. The sample used in this study amounted to 112 respondents. The sampling technique in this study used a non-probability sampling method through consecutive sampling. The results showed that 61.6% of respondents used up zinc within 10 days. The conclusion of this study showed that compliance with zinc drinking within 10 days came from 20.5% Javanese respondents, 29.5% highly educated respondents, 38.3% knowledgeable respondents, 30.3% housewives respondents. stairs and 32.1% of high income respondents.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muh Purwanto
"ABSTRAK
Diare masih merupakan penyebab tingginya angka kesakitan dan kematian pada anak di
negara berkembang. Tablet zinc terbukti efektif dalam penanganan diare pada balita.
Namun kondisi dilapangan penggunaan tablet zinc masih belum sesuai dengan yang
diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan
dengan praktik pemberian tablet zinc pada diare balita oleh petugas kesehatan di
puskesmas, dengan faktor Predisposing (Umur, pendidikan, pengetahuan, lama kerja,
sikap), faktor enabling (ketersediaan dan kecukupan tablet zinc, pelatihan petugas),
faktor reinforcing (peraturan pemerintah tentang pemberian tablet zinc). Penelitian ini
adalah jenis penelitian analitik kuantitatif dengan desain penelitian crossectional.
Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah semua tenaga kesehatan yang bertugas di
poli anak/KIA yang bertugas memberikan terapi pada diare balita. Hasil analisis
memperlihatkan bahwa petugas kesehatan yang memberikan tablet zinc pada diare balita
masih sangat kecil yaitu 16,9%. Analisis bivariat memperlihatkan variabel pengetahuan
petugas, pelatihan petugas dan ketersediaan tablet zinc merupakan variabel yang
mempengaruhi praktik pemberian tablet zinc pada diare balita oleh petugas kesehatan.
Analisis multivariat memperlihatkan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh
terhadap praktik pemberian tablet zinc pada diare balita oleh petugas kesehatan adalah
variabel pengetahuan petugas (OR adjusted = 48,353) (95% CI = 8,094 ? 288,840)
setelah dikontrol dengan variabel pelatihan petugas dan variabel ketersediaan tablet zinc.

ABSTRACT
Diarrhea is still a cause of high morbidity and mortality in children in developing
countries. Zinc tablets tested to be effective in the treatment of diarrhea in under give
yeras old child. However, the condition of using zinc tablet is still not as expected. The
purpose of this study was to determine the factors associated with the practice of giving
zinc tablets under five years old child diarrhea by health workers in health centers, with
predisposing factors (age, education, knowledge, duration of work, attitudes), enabling
factors (availability and adequacy zinc tablets, training of health care worker), reinforcing
factors (government regulations regarding the giving of zinc tablets). This research is a
quantitative analytical study with cross-sectional research design. Population and samples
in this study were all health care workers who served in child ward and incharge of
providing therapy in diarrhea under five years old child. The results show that the health
care workers who gave the zinc tablet on diarrhea under five years old child is 16.9%.
Bivariate analysis showed variable knowledge of health care worker, training of health
care worker and the availability of zinc tablets are variables that affect the practice of
giving zinc tablets under five years old child diarrhea by health workers. Multivariate
analysis showed that the most dominant variables related the practice of giving zinc
tablets under five years old child diarrhea by health care workers is knowledge workers
(adjusted OR = 48.353) (95% CI = 8.094 to 288.840) after controlled the variable of
training of health care worker and availability of zinc tablets."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41508
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kostermans, Deskian
"Latar Belakang: Diare akut adalah masalah umum di negara berkembang seperti Indonesia; penyakit ini banyak ditemukan dalam praktek sehari-hari dengan angka morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi. Pada beberapa Rumah Sakit di Jakarta ditemukan bahwa pasien diare akut dewasa mengalami defisiensi kadar seng sebesar 69.3%. Pemberian seng sudah terbukti bermanfaat untuk pengobatan diare akut pada anak.
Tujuan: Mengetahui dampak suplementasi seng sebagai terapi alternatif / adjuvant untuk pengobatan diare akut pada pasien dewasa, dengan membandingkan lama berlangsung dan berat-ringan gejala pada kelompok pasien yang diberikan dan yang tidak diberikan suplementasi seng.
Metode: Double blind randomized controlled trial dilakukan pada penelitian ini untuk mengetahui efek suplementasi seng terhadap durasi dan gejala gastrointestinal pada pasien diare akut rawat inap di RS Pusat Pertamina di Jakarta selama periode Januari-Desember 2013. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square (x2) untuk perbandingan durasi diare dan uji general linear model (GLM) untuk menilai tren perubahan gejala penyerta diare.
Hasil: Analisis data dari 84 pasien yang dikelola: 30 pasien pria [seng 19, plasebo 11] dan 54 pasien wanita [seng 23, plasebo 31] ~ (p 0.111) memperlihatkan pemberian suplementasi seng bermakna mengurangi durasi diare akut (p 0.027) dan bermakna mengurangi gejala mual (p 0.032). Selain itu ada tren perbaikan pada sebagian gejala penyerta diare akut, seperti sakit perut, frekuensi b.a.b., konsistensi feses, gejala muntah, kembung, dan gangguan aktivitas sehari-hari.
Simpulan: Pemberian suplementasi seng bermakna membuat durasi diare akut lebih singkat dan bermakna mengurangi gejala mual, serta perbaikan pada sebagian gejala gastrointestinal.

Background: Acute diarrhea is a common problem in developing countries such as Indonesia; which is found in everyday practice with quite high morbidity and mortality rate. It was revealed in adult acute diarrhea patients in several hospitals in Jakarta the levels of zinc deficiency was 69.3%. Zinc has been proven to be beneficial in the treatment of acute diarrhea in pediatric patients.
Objective: To discover the effectiveness of zinc supplementation as an adjuvant therapy in acute diarrhea for adult patients by comparing the duration and the severity of signs and symptoms of acute diarrhea between the zinc and placebo group.
Methods: A double blind randomized controlled trial is done to find out about the effect of zinc supplementation to the duration, signs and symptoms on acute diarrheal in hospitalized adults patients in Pertamina Central Hospital in Jakarta from January-December 2013. The data is analyzed using chi-square test (x2) for comparing the duration of diarrhea and general linear model (GLM) to assess trend changes accompanying symptoms of diarrhea.
Results: Analysis of the data from 84 patients: 30 males [19 zinc, 11 placebo] and 54 females [23 zinc, 31 placebo] ~ (p 0.111) obtained zinc supplementation significantly reduced the duration of acute diarrhea (p 0.027) and significantly reduce the symptoms of nausea (p 0.032). In addition there is trend of improvement in some acute diarrhea associated symptoms, such as abdominal pain, frequency of diarrhea, stool consistency, vomiting, bloating, and disruption of daily activities.
Conclusion: Zinc supplementation significantly reduce the duration of diarrhea, significantly reduce the symptoms of nausea; besides, improving some symptoms accompanying acute diarrhea.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Handito
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan zinc terhadap durasi diare pada balita. Penelitian ini menggunakan desain hybrid cross sectional ecology pada 1012 responden di sembilan provinsi di Indonesia tahun 2014. Proporsi durasi diare lebih dari tiga hari pada balita sebesar 26%. Proporsi ketersediaan zinc sesuai standar sebesar 33,3%. Variabel kontekstual yang berpengaruh terhadap durasi diare pada balita meliputi ketersediaan zinc (OR=2,7; IOR=1,3-10,2), pengadaan zinc melalui APBN (OR=8,0; IOR=2,8-22,7), akses sarana air minum (OR=0,4; IOR=1,01-8,1), kepemilikan tempat sampah (OR=3,1; IOR=1,1-8,8), perilaku BAB yang benar (OR=1,02; IOR=0,4-2,9), perilaku cuci tangan yang benar (OR=1,03; IOR=0,4-2,9) dan HDI (OR=1,01; IOR=0,2-1,8). Efek kabupaten/kota terhadap durasi diare pada balita menurut kuintil kemiskinan MOR=1,0003. Variasi antar kabupaten/kota menurut kemiskinan mempengaruhi perbedaan durasi diare pada balita. Rekomendasi dari penelitian ini adalah mengalokasikan APBN dan APBD yang cukup untuk pengadaan zinc, membuat kebijakan pengawasan minum obat zinc pada balita penderita diare, pengawasan faktor lingkungan dan PHBS terkait diare.

The study was intended to identify the effect on zinc availability on duration of diarrhea among under five-children. Hybrid cross sectional ecology was employed to 1012 participants in nine provinces, Indonesia 2014. Around 26% under five-children suffered diarrhea more than three days. Proportion of province with 100% zinc availability was 33.3%. In contextual level, duration of diarrhea was affected by zinc availability (OR=2,7; IOR=1,3-10,2), zinc procurement through the national budget (OR=8,0; IOR=2,8-22,7), access to drinking water facilities (OR=0,4; IOR=1,01-8,1), family private dump (OR=3,1; IOR=1,1-8,8), defecation behavior (OR=1,02; IOR=0,4-2,9) and practice of hand washing (OR=1,03; IOR=0,4-2,9) and Human Development Index (OR=1,01;IOR=0,2-1,8). Median Odds Ratio in district level was 1.003. The difference of duration of diarrhea was explained by the variation of district?s poverty level. It was then recommended that allocation of both national and district budgets for zinc procurement should be increase, policy of zinc medication supervision as well as supervision of diarrhea-related environment and healthy behaviors should be made.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
D2207
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Intan Puspita
"Diare masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia karena menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita. Tingkat kejadian diare pada balita di Jawa Barat, khususnya di Kota Bogor masih cukup tinggi. Diare juga termasuk dalam 10 penyakit menular terbanyak di wilayah kerja Puskesmas Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara cakupan pemberian ASI eksklusif, penggunaan air bersih, mencuci tangan dengan sabun, penggunaan jamban sehat, dan kepadatan penduduk terhadap kejadian diare pada balita di Puskesmas Sindang Barang tahun 2019-2022. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi time trend serta analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara variabel pemberian ASI eksklusif (p = 0,000), penggunaan air bersih (p = 0,045), penggunaan jamban sehat (p = 0,006), dan kepadatan penduduk (p = 0,007) dengan kejadian diare pada balita. Sementara untuk variabel mencuci tangan dengan sabun menunjukkan hubungan yang tidak signifikan dengan kejadian diare pada balita. Berdasarkan peta analisis spasial tidak terlihat pola yang konsisten. Namun, kejadian diare pada balita cenderung lebih sering terjadi di wilayah kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih intensif dalam pencegahan dan pengendalian diare, terutama di wilayah kelurahan dengan kepadatan penduduk yang tinggi.

Diarrhea remains a health issue in Indonesia as it is one of the leading causes of death among toddlers. Diarrhea remains highly prevalent among toddlers in West Java, specifically in Bogor City. Diarrhea is also among the top ten most common infectious diseases in the working area of Sindang Barang Public Health Center, West Bogor District. This study aims to investigate the correlation between the coverage of exclusive breastfeeding, use of clean water, handwashing with soap, use of healthy latrines, and population density with the incidence of diarrhea in toddlers in Sindang Barang Public Health Center 2019-2022. The study uses ecological time trend study methods and spatial analysis. The results reveal a significant relationship between variables such as exclusive breastfeeding (p = 0.000), use of clean water (p = 0.045), use of healthy latrines (p = 0.006), and population density (p = 0.007) with the incidence of diarrhea in toddlers. However, handwashing with soap does not show a significant relationship with the incidence of diarrhea in toddlers. The spatial analysis map does not exhibit a consistent pattern. However, the occurrence of diarrhea in toddlers tends to be more frequent in urban village areas with high population density. Therefore, more intensive efforts are required for the prevention and control of diarrhea, especially in densely populated urban village areas."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anynda Putri Assyifa
"Latar Belakang: Diare pada balita merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi suatu permasalahan di dunia, seperti Indonesia. Diare pada balita telah masuk ke dalam 10 besar penyakit terbanyak ditemukan dan dilayani di Kota Depok. Salah satu kecamatan yang berada di Kota Depok adalah Kecamatan Limo, dimana jumlah kasus diare yang dilayani mengalami peningkatan dari tahun 2019 dan 2020. Banyak sekali penyebab dari diare pada balita, salah satunya adalah mengonsumsi air minum isi ulang yang terkontaminasi oleh bakteri Escherichia coli. Selain itu juga, beberapa penelitian sebelumnya juga menghasilkan bahwa diare pada balita dapat disebabkan oleh faktor perilaku (perilaku cuci tangan, pemberian ASI eksklusif, dan kebiasaan membuang tinja balita) dan faktor lingkungan (jenis lantai rumah, kondisi jamban, dan kondisi tempat sampah).
Tujuan: Menganalisis hubungan antara kontaminasi Esherichia coli pada DAMIU (Depot Air Minum Isi Ulang) dengan kejadian diare pada balita di wilayah kerja Puskesmas Limo, Kota Depok tahun 2021.
Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang telah dilakukan pada balita yang tinggal di Kecamatan Limo, yaitu sebanyak 180 balita.
Hasil: Terdapat hubungan yang signifikan antara kontaminasi E. coli pada DAMIU (p = 0,000; OR = 4,204), pemberian ASI eksklusif (p = 0,006; OR = 2,760), kebiasaan membuang tinja balita (p = 0,001; OR = 3,222), perilaku cuci tangan (p = 0,003; OR = 2,899), kondisi jamban (p = 0,013; OR = 2,879), dan kondisi tempat sampah (p = 0,002; OR = 3,080) dengan kejadian diare pada balita.

Background: diarrhea in children is one of communicable disease that still becoming a problem in the world, including Indonesia. Diarrhoea in children is a top 10 disease that has been found in Depok City. One of the sub-districts in Depok City is Limo, where has experienced increasing the number of children diarrhea cases from 2019 and 2020. There are plenty of causes of children diarrhoea, and one of them will be consuming an Escherichia coli contaminated refill drinking water. Furthermore, some of previous studies resulted that diarrhea in children can be caused by behavioral factors (such as hand-washing behavior, handling toddler’s faeces behavior, and exclusive breastfeeding behavior) and environmental factors (such as latrine condition, the types of house floor, and garbage condition).
Objective: To analyze the relation between Escherichia coli contamination in refill drinking water depot and children diarrhea age under 5 years old in Community Health Center of Limo Working Area, Depok City in 2021,
Methods: A quantitative study with cross-sectional design has been done to 180 children who lives in Sub-district Limo.
Results: There are significant relations between E. coli contamination in refill drinking water depot (p = 0,000; OR = 4,204), exclusive breastfeeding behavior (p = 0,006; OR = 2,760), handling toddler’s faeces behavior (p = 0,001; OR = 3,222), hand-washing behavior (p = 0,003; OR = 2,899), latrine condition (p = 0,013; OR = 2,879), and garbage condition (p = 0,002; OR = 3,080) to diarrhea in children.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irasdinar Yugitama Irawan
"Diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di bawah lima tahun, dan membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahun (WHO, 2017). Hasil Riskesdas tahun 2018 mengungkapkan bahwa prevalensi diare tertinggi pada kelompok umur 1-4 tahun. Kota Bogor merupakan salah satu kota di Jawa Barat dengan angka kejadian diare tertinggi. Pada tahun 2016 hingga 2017 terjadi peningkatan kasus diare di Kota Bogor dan kasus terbanyak terdapat di wilayah kerja Puskesmas Sempur yaitu Desa Sempur dengan mayoritas kasus diare terjadi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Desa Sempur Kota Bogor Tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan sampel sebanyak 135 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian diare pada balita. Variabel bebas terdiri dari karakteristik orang tua (pendidikan, pendapatan, pengetahuan, dan perilaku cuci tangan), karakteristik balita (status gizi) dan faktor lingkungan (pengelolaan sampah rumah tangga, sumber air bersih, sumber dan pengelolaan air minum, pembuangan tinja). fasilitas, dan SPAL). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan orang tua memiliki hubungan yang bermakna secara statistik dengan kejadian diare pada balita (p value = 0,008; OR = 3,261; CI 95% = 1,425 - 7,462). Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan edukasi kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat serta peningkatan sanitasi lingkungan dalam rangka pencegahan diare pada balita.
Diarrhea is the second leading cause of death in children under five years, and kills around 525,000 children every year (WHO, 2017). The results of Riskesdas in 2018 revealed that the highest prevalence of diarrhea was in the 1-4 year age group. Bogor City is one of the cities in West Java with the highest incidence of diarrhea. From 2016 to 2017 there was an increase in diarrhea cases in Bogor City and the most cases were in the working area of ​​the Sempur Health Center, namely Sempur Village with the majority of diarrhea cases occurring in toddlers. This study aims to determine the factors related to the incidence of diarrhea in toddlers in Sempur Village, Bogor City in 2019. The research design used was cross sectional with a sample of 135 respondents. Data was collected by interview method using a questionnaire. The dependent variable in this study was the incidence of diarrhea in children under five. The independent variables consist of characteristics of parents (education, income, knowledge, and hand washing behavior), characteristics of children under five (nutritional status) and environmental factors (household waste management, clean water sources, drinking water sources and management, excreta disposal). facilities, and SPAL). The results of this study indicate that parental hand washing behavior has a statistically significant relationship with the incidence of diarrhea in children under five (p value = 0.008; OR = 3.261; 95% CI = 1.425 - 7.462). Efforts that can be done are to provide education to the community about clean and healthy living behavior and improve environmental sanitation in the context of preventing diarrhea in toddlers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edip Isna Yuana
"Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi penyebab utana morbiditas dab mortalitas bagi bayi dan anak di seluruh dunia. Di DKI Jakarta khususnya wilayah Jakarta Timur memiliki angka kasus diare tertinggi yaitu Kecamatan Cakung yaitu 5179 kasus Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi kejadian diare berdasarkan faktor anak dan faktor ibu. Penelitian ini menggunakan data primer, menggunakan disain penelitian Cross sectional. Dengan jumlah sampel 96 ibu yang membawa balita berkunjung ke Puskesmas Kecamatan Cakung. Hasil menunjukkan bahwa kejadian diare adalah 46,9%. Kejadian diare memiliki hubungan yang bermakna dengan riwayat pemberian ASI eksklusif (PR 3,432 (CI 95% 1,474 ? 7,991), status imunisasi campak (PR 7,692 (CI 95% 0,88 ? 66,56), pengetahuan ibu (PR 7,196 (CI 95% 2,915 ? 17,76), dan perilaku mencuci tangan ibu (PR 2,489 ( CI 95% 0,995 ? 6, 228).

Diarrhea is one of the health problems are a major cause of morbidity and mortality for infants and children around the world. In Jakarta, especially East Jakarta has the highest number of cases of diarrhea Puskesmas Cakung ie 5179 cases. This study aims to determine the distribution of the incidence of diarrhea by factors child and maternal factors. The research using a cross sectional study design. With a total sample 96 mothers carrying toddlers visiting Puskesmas Cakung. Results showed that the incidence of diarrhea was 46.9%. The incidence of diarrhea has a significant relationship with a history of exclusive breastfeeding (PR 3.432 (95% CI 1.474 to 7.991), measles immunization status (PR 7.692 (95% CI 0.88 to 66.56), knowledge of mothers (PR 7.196 (CI 95 % 2.915 to 17.76), and the mother's hand washing (PR 2.489 (95% CI 0.995 to 6, 228)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irasdinar Yugitama Irawan
"Diare merupakan penyebab kedua terbesar atas kematian pada anak di bawah lima tahun, dan telah membunuh sekitar 525.000 anak setiap tahunnya (WHO, 2017). Hasil Riskesdas tahun 2018 mengungkapkan bahwa prevalensi diare tertinggi ada pada kelompok umur 1-4 tahun. Kota Bogor merupakan salah satu kota di Jawa Barat dengan angka kejadian diare tertinggi. Pada tahun 2016 hingga 2017 terjadi peningkatan kasus kejadian diare di Kota Bogor dan kasus terbanyak di temukan di Wilayah Kerja Puskesmas Sempur yakni Kelurahan Sempur dengan mayoritas kejadian diare terjadi pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian diare pada balita di Kelurahan Sempur Kota Bogor tahun 2019.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 135 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan kuesioner. Variabel dependen dalam peneilitian ini adalah kejadian diare pada balita. Variabel independen terdiri dari karakteristik orang tua (Pendidikan, pendapatan, pengetahuan, dan perilaku mencuci tangan), karakteristik balita (status gizi) dan faktor lingkungan (pengelolaan sampah rumah tangga, sumber air bersih, sumber dan pengelolaan air minum, sarana pembuangan tinja, dan SPAL).
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa perilaku mencuci tangan orang tua secara statistik memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian diare pada balita (p value= 0,008; OR=3,261; 95% CI =1,425 – 7,462). Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai perilaku hidup bersih dan sehat dan peningkatan sanitasi lingkungan dalam rangka pencegahan diare pada balita.

Diarrhea is the second largest cause of death in children under five years, and has killed around 525,000 children each year (WHO, 2017). The results of the Riskesdas in 2018 revealed that the highest prevalence of diarrhea was in the age group 1-4 years. Bogor is one of the cities in West Java with the highest incidence of diarrhea. In 2016 until 2017 there was an increase in cases of diarrhea in Bogor and the most cases were found in Sempur with the majority of diarrhea occurring in toddlers. This study aims to determine the factors related with the incidence of diarrhea in toddlers in Sempur, Bogor 2019.
The study design used was cross sectional with a total sample of 135 respondents. Data collection is done by interview method using a questionnaire. The dependent variable in this study is the incidence of diarrhea in toddlers. The independent variables consist of parental characteristics (education, income, knowledge, and hand washing behavior), characteristics of toddlers (nutritional status) and environmental factors (management of household waste, sources of clean water, sources and management of drinking water, feces disposal facilities, and sewerage).
The results in this study indicate that parents hand washing behavior has a statistically significant relationship with the incidence of diarrhea in toddlers (p value = 0.008; OR = 3.261; 95% CI = 1.425 - 7.462). The effort that can be done is to provide education to the society regarding clean and healthy lifestyle and improving environmental sanitation in order to prevent diarrhea in toddlers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mida Arafina Nurdita
"Penyakit Diare merupakan penyakit menular dan menempati urutan kedua penyebab kematian anak balita di dunia. Di Indonesia, khususnya Jawa Barat adalah wilayah endemis untuk diare, Kabupaten Bogor merupakan salah satu kabupaten dengan prevalensi diare balita yang cukup tinggi. Puskesmas Purwasari merupakan puskesmas dengan kasus diare balita tertinggi di Kabupaten  Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko (karakteristik balita, karakteristik ibu, dan sarana sanitasi) kejadian diare balita di Wilayah Kerja Puskesmas Purwasari Kabupaten Bogor tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kasus-kontrol dengan sampel 53 kasus dan 53 kontrol. Analisis data dilakukan menggunakan uji chi-square dan regresi logistik model prediksi. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pemberian ASI Eksklusif (0,28; 0,11-0,67), pemberian imunisasi campak (0,18; 0,08-0,42), pengetahuan (0,16; 0,07-0,38), perilaku pembuangan tinja balita (0,18; 0,07-0,46), dan sarana jamban (0,32; 0,14-0,72) dengan kejadian diare pada balita. Variabel yang diprediksi paling berpengaruh terhadap terjadinya diare balita di wilayah kerja Puskesmas Purwasari adalah variabel pengetahuan (9,76; 2,78 - 34,21).

Diarrhea is an communicable disease and ranks the second cause of death for children under-five in the world. In Indonesia, especially West Java, which is an endemic area for diarrhea, Bogor is one of the districts with a fairly high prevalence of diarrhea in children under-five. Purwasari Community Health Center is a health center with the highest cases of diarrhea in children under-five in Bogor Regency. This study aims to analyze the risk factors (characteristics of children under-five, characteristics of mothers, and sanitation facilities) for the incidence of diarrhea in children under-five in the Purwasari Public Health Center, Bogor Regency in 2022. This study used a case-control research design with a sample of 53 cases and 53 controls. Data analysis was performed using chi-square test and logistic regression predictive model. The results showed that there was a relationship between exclusive breastfeeding (0,28; 0,11-0,67), measles immunization (0,18; 0,08-0,42), knowledge (0,16; 0,07-0,38), toddler stool disposal behavior (0,18; 0,07-0,46), and latrine facilities (0,32; 0,14-0,72) with the incidence of diarrhea in children under-five. The variable that is predicted to have the most influence on the occurrence of diarrhea under five in the working area of ​​the Purwasari Health Center is the knowledge variable (9,76; 2,78 - 34,21)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>