Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139665 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadiriajaya
"Ketahanan pangan menjadi isu strategis di Kabupaten Sukabumi mengingat kabupaten ini masih memiliki angka prevalensi stunting sebesar 37 % atau dengan kata lain 1 dari 3 anak di Kabupaten Sukabumi mengalami stunting. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan tingkat ketahanan pangan masyarakat dan merumuskan strategi peningkatan ketahanan pangan dalam meminimalisasi kejadian stunting di Kabupaten Sukabumi. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif dengan analisis data EFE (External Factor Evaluation) dan IFE (Internal Factor Evaluation) yang dirumuskan dalam satu analisis SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat). Pendekatan penelitian menggunakan Global Food Security Index dan Food Security and Vulnerability Atlas. Hasilnya ditemukan bahwa ketahanan pangan ditinjau dari dimensi affordability dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, dimensi availability jumlah ketersediaan pangan telah memenuhi standar ideal, sementara dimensi quality and safety belum memenuhi standar ideal. Kabupaten Sukabumi memiliki jumlah desa rawan pangan sebesar 168 desa. Strategi peningkatan ketahanan pangan dalam meminimalisasi stunting yang paling tepat digunakan adalah Strategi Diversifikasi yang dilakukan melalui: (1) diversifikasi pangan; (2) optimalisasi ketersediaan pangan dan ternak; (3) penyediaan lapangan kerja pada industri pertanian; dan (4) membatasi konversi lahan pertanian. Pemerintah Kabupaten Sukabumi perlu melakukan upaya koordinasi yang sinergi dan berkesinambungan antar lembaga dalam meningkatkan ketahanan pangan dan penanganan stunting. Selain itu, program percepatan diversifikasi pangan agar lebih ditingkatkan mengingat pentingnya pemenuhan gizi untuk mencegah dan menangani stunting.

Food security has becoming strategic issue in Sukabumi District in view of this district still having stunting prevalence 37%. In other word, one of three children in Sukabumi District having stunting. This research aims to maping the level of society food resilience and to formulating the strategy of increasing food security in minimizing case of stunting in Sukabumi District. The method applied in this reasearch is descriptive qualitative which combined with EFE (External Factor Evaluation) and IFE (Internal Factor Evaluation) analysis in one formula SWOT (Strength Weakness Opportunity Threat). Research also used an approach of Global Food Security Index and Food Security and Vulnerability Atlas. The results of this research are considered from affordability dimension, whole society could afford it; availability dimension, amount of food availability has fulfill the ideal standard; while quality and safety dimensions heve not fulfill the ideal standard. Sukabumi District are having 168 villages that food insecurity. The appropriate strategy of increasing food security in minimizing stunting is Diversification Strategy, which implementing through: (1) food diversification; (2) optimilizing food and livestock availability; (3) providing employment in agriculture areas; and (4) restraining the conversion of agricultural land. The government of Sukabumi District need to striving for sinergic and continuous coordination among institutions in increasing food security and handling the prevention of stunting. Furthermore, the acceleration programme of food diversification have to be improved considering the importance of fulfilling nutrition for preventing and treating stunting."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2019
T54320
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Y. Wahyu Widiasmoro
"Tesis ini membahas Strategi Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana masih terdapat 38 desa yang termasuk dalam kategori rawan pangan. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerawanan pangan desa yang termasuk dalam kategori rawan pangan dan merumuskan sebuah strategi untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat Kabupaten Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan analisis data menggunakan metode SWOT (Strenght Weakness Opportunities Threats). Strategi yang tepat untuk peningkatan ketahanan pangan adalah Strategi ST (Strenght Threats), yaitu strategi yang menggunakan seluruh kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi segala macam ancaman. Hasil analisis SWOT tersebut memperlihatkan bahwa perlu merumuskan strategi baru.

The focus of this study is the improvement Food Security Strategy at Gunungkidul Society, Yogyakarta Province, where there are 38 villages which is categorized of food insecurity. The purpose of this study is to determine the level of food insecurity among villages included in the category of food insecurity and to formulate a strategy to improve food security at Gunungkidul society. This study uses descriptive quantitative data analysis using the SWOT (Strength Weakness Opportunities Threats). The best strategy to increase food security is ST strategy (Strength Threats), ST strategy uses all the strength to overcome all kinds of threats. SWOT analysis shows that it is necessary to formulate a new strategy,"
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Danistyo
"Isu terkait ketahanan pangan masih menjadi isu yang strategis di Kabupaten Belu mengingat kabupaten ini masih memiliki kerentanan terhadap kerawanan pangan. Penelitian ini bertujuan menganilisis faktor internal dan eksternal yang memengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Belu, lalu merumuskan alternatif strategi yang dapat digunakan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di Kabupaten Belu dengan menggunakan metode SWOT. Alternatif strategi tersebut adalah: (1) peningkatan kerjasama antara pemerintah dan LSM; (2) pengembangan infrastruktur dan sarana prasarana pertanian; (3) penguatan sistem cadangan pangan; (4) optimalisasi pemanfaatan pangan lokal; (5) peningkatan koordinasi lintas sektor yang terkait ketahanan pangan; dan (6) revitalisasi peran penyuluh pertanian.

Food Security still become a strategic issue at Belu District since this area still have vulnerability to food insecurity. This thesis have purposes to analyze internal and external factors that affect food security at Belu District, and also to formulate alternative strategies could be used for developing food security level with SWOT methods. The alternative strategies are: (1) increasing cooperation between government and NGOs; (2) developing infrastructures and agriculture facilities; (3) strengthening food reserves system; (4) optimizing local food utilizations; (5) increasing coordination within government sectors that related to food security; dan (6) Revitalizing the role of agricultural instructors."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tamam Mas`Adi
"Tesis ini membahas tentang strategi pengembangan pangan lokal berbasis ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pengembangan pangan lokal ubi kayu dan mencari alternatif strategi pengembangan pangan lokal ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Treaths). Analisis deskriptif dilakukan dengan memaparkan potensi pengembangan ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang. Sementara Analisis SWOT dilakukan untuk mencari alternatif strategi pengembangan pangan lokal berbasis ubi kayu dalam mendukung ketahanan pangan di Kabupaten Batang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan ubi kayu di Kabupaten Batang selama tahun 2008-2012 mengalami tingkat penurunan luas panen sebesar -9,21% dan produksi sebesar -18,31%, tetapi potensi pengembangan ubi kayu masih mampu untuk dikembangkan lebih baik lagi. Berdasarkan analisis SWOT menunjukkan bahwa faktor kekuatan bernilai 2,20 dan faktor peluang bernilai 1,95, sehingga Grand Strategy berada di Kuadran I. Kuadran I berarti strategi SO (Strategi Agresif), yaitu strategi menggunakan seluruh kekuatan dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Selanjutnya urutan prioritas strategi terpilih adalah: (1) pengembangan kapasitas produksi ubi kayu, (2) pengembangan mutu dan keragaman pangan ubi kayu, (3) peningkatan citra pangan tradisional ubi kayu, (4) peningkatan keberdayaan dan partisipasi masyarakat.

This thesis discusses the development strategic for local food based on cassava to support of food security in Batang District. This studies aim to determine for development potential and seek development strategies alternative of local food based on cassava in support of food security in Batang. The method was used quantitative descriptive, approached by SWOT (Strengths Weakness Opportunities Treaths) analysis. Descriptive analysis describe development potential of cassava to support of food security in Batang District. While the SWOT analysis was used to find alternative strategies local food based on cassava to support of food security in Batang District.
The results showed that the development of cassava in Batang District during 2008-2012 has decreased harvested area was -9.21% and production was - 18.31%, but potential for cassava development is still able to be developed better. Based on the SWOT analysis shows that the Strengths factor was 2.20 and Opportunities factor was 1.95, so the Grand Strategy was in Quadrant I. Quadrant I means SO strategy (Aggressive Strategy), its strategy uses all the Strenghts and take Opportunities as large possible. Furthermore, the order of priority for selected strategies are: (1) development of cassava production capacity, (2) development of food quality and diversity of cassava, (3) image enhancing of cassava traditional food, (4) increasing the empowerment and participation.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Tommy Julianto
"ABSTRAK
Program Pangan Murah merupakan sebuah program bantuan bagi masyarakat dalam mendapatkan kebutuhan pangan pokok dengan harga yang terjangkau dan lebih murah dari harga pasaran. Program ini diberlakukan secara resmi sejak tanggal 1 Februari 2018 oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan bekerja sama dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan Provinsi DKI Jakarta beserta tiga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi DKI Jakarta. Program ini dibuat untuk mencegah dan mengatasi terjadinya krisis pangan dan menimbulkan kenaikan harga pangan yang tidak terjangkau oleh daya beli masyarakat serta berpengaruh terhadap kondisi ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan, kesesuaian, dan faktor-faktor yang mendukung implementasi Program Pangan Murah dalam rangka untuk meningkatkan ketahanan pangan di Provinsi DKI Jakarta dengan menggunakan teori implementasi program yang dikemukakan oleh Korten (1980) yang dipadukan dengan konsep ketahanan pangan yang dikemukakan FAO dalam Silitonga (1997 : 5). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah post positivist sehingga penelitian akan disusun dengan data, bukti, dan pertimbangan ilmiah yang mempunyai dasar teori dan bersifat logis. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik pengumpulan kualitatif melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan (library research). Hasil dari penelitian ini adalah bahwa implementasi Program Pangan Murah secara umum sudah dilaksanakan dengan berhasil dan memenuhi kesesuaian model implementasi program yang dikemukakan Korten (1980). Saran yang dapat diberikan mengenai proses Implementasi Program Pangan Murah adalah dengan memperbaiki beberapa faktor yang menjadi penghambat yang terdapat dalam setiap dimensi implementasi program.

ABSTRACT
The Affordable Food Program is a program of assistance for the community in obtaining basic food needs at affordable prices and cheaper than the market price. The program was officially implemented on February 1, 2018, by the Provincial Government of DKI Jakarta in collaboration with the Department of Food Security, Maritime Affairs and Fisheries of the DKI Jakarta Province along with three DKI Jakarta Province Regionally Owned Enterprises. This program was created to prevent and overcome food crises and cause an increase in food prices that are not affordable by people's purchasing power and affect the condition of food security. This study aims to analyze the success, suitability, and factors that support the implementation of the Affordable Food Program to improve food security in DKI Jakarta Province by using the theory of program implementation proposed by Korten (1980) combined with the concept of food security proposed by FAO in Silitonga (1997: 5). The approach used in this research posts positivist so that the research will be arranged with data, evidence, and scientific considerations that have a theoretical basis and are logical. The data used in this study were obtained through qualitative collection techniques through in-depth interviews and library research. The results of this study are that the implementation of the Affordable Food Program, in general, has been carried out successfully and meets the suitability of the program implementation model proposed by Korten (1980). Suggestions that can be given regarding the implementation of the Affordable Food Program is to improve some of the inhibiting factors in each dimension of program implementation."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yola Orsellya Ardhini
"Permasalahan stunting di Kabupaten Magetan saat ini menjadi program prioritas bagi Pemerintah Kabupaten Magetan. Hal tersebut didasari karena stunting berpengaruh langsung terhadap kondisi daya saing di tingkat lokal, nasional, bahkan dunia. Tingginya prevalensi stunting menempatkan Kabupaten Magetan sebagai salah satu Kabupaten/Kota Prioritas Penanganan Stunting di Indonesia. Ada tiga masalah utama penyebab tingginya angka stunting di Kabupaten Magetan, yaitu pertama, kondisi ekonomi atau tingkat kemiskinan, kedua, pola asuh balita yang tidak tepat dan dibarengi dengan kurangnya kesadaran masyarakat, serta yang ketiga masih terdapat beberapa desa lokus stunting dengan prevalensi tinggi. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis strategi Pemerintah Kabupaten Magetan dalam mengatasi masalah stunting. Teori utama dalam penelitian ini adalah teori strategi dan manajemen strategi yang mencakup tipe-tipe strategi serta analisis SWOT. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Magetan telah melaksanakan strategi untuk mengatasi masalah stunting, meskipun pada pelaksanaan program di lapangan sempat mengalami beberapa hambatan, salah satunya pandemi Covid-19. Strategi penanganan stunting di Kabupaten Magetan juga telah didasarkan pada empat tipe strategi yaitu strategi organisasi, strategi program, strategi pendukung sumber daya, dan strategi kelembagaan. Berdasarkan tipe-tipe strategi tersebut, selanjutnya dapat diketahui analisis SWOT yang meliputi aspek kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman dari strategi yang diterapkan oleh Pemerintah Kabupaten Magetan dalam mengatasi stunting.

The problem or issue of stunting in Magetan Regency is currently a priority program for the Magetan Regency Government. This is because stunting directly affects competitiveness at local, national, and even global levels. The high prevalence of stunting places Magetan Regency as one of the Priority Regencies/Cities for Stunting Management in Indonesia. There are three main issues causing the high rate of stunting in Magetan Regency: first, economic conditions or poverty levels, second, improper parenting of toddlers coupled with a lack of community awareness, and third, there are still several villages that are stunting loci with high prevalence. This research aims to analyze the Magetan Regency Government's strategy in addressing the stunting problem. The main theory in this research is strategy and strategic management theory, which includes types of strategies and SWOT analysis. This thesis uses a qualitative method with a descriptive research type. Data collection in this research was carried out through in-depth interviews and literature studies. The results of the research show that the Magetan Regency Government has implemented strategies to address the stunting issue, although there were some obstacles in the implementation of the program in the field, one of which was the Covid-19 pandemic. The stunting management strategy in Magetan Regency is also based on four types of strategies: organizational strategy, program strategy, resource support strategy, and institutional strategy. Based on these types of strategies, further SWOT analysis can be conducted, including aspects of strengths, weaknesses, opportunities, and threats of the strategies implemented by the Magetan Regency Government in addressing stunting."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farid Abdul Rozaq
"Permasalahan stunting di Kabupaten Kebumen merupakan isu yang saat ini menjadi program prioritas bagi Pemerintah Kabupaten Kebumen. Tingginya prevalensi stunting di Kabupaten Kebumen menjadikan Kabupaten Kebumen sebagai salah satu dari 100 Kabupaten/Kota Prioritas Penanganan Stunting di Indonesia. Terdapat empat permasalahan yang menjadi penyebab tingginya stunting di Kabupaten Kebumen, yaitu: terdapat beberapa desa lokus dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi, tingkat kemiskinan Kabupaten Kebumen yang tinggi, cakupan pelayanan air minum layak belum optimal, dan rendahnya kesadaran masyarakat akan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan kecukupan gizi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi Pemerintah Kabupaten Kebumen dalam menangani masalah stunting tahun 2020. Teori utama yang digunakan adalah teori strategi dan manajemen strategis. Skripsi ini menggunakan metode kualitatif, dengan jenis penelitian deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Kebumen sudah menerapkan strategi dalam menangani masalah stunting tahun 2020 walaupun dalam pelaksanaan program di lapangan terdapat hambatan yaitu dengan adanya COVID-19. Strategi penanganan stunting di Kabupaten Kebumen didasarkan pada 4 tipe strategi yaitu corporate strategy, program strategy, resource support strategy, dan institutional strategy

The problem of stunting in Kebumen Regency is an issue that is currently a priority program for the Kebumen Regency Government. The high prevalence of stunting in Kebumen Regency makes Kebumen Regency one of the 100 Priority Regencies/Cities for Handling Stunting in Indonesia. There are four problems that cause high stunting in Kebumen Regency, namely: there are several loci villages with a fairly high prevalence of stunting, high poverty rates in Kebumen Regency, inadequate drinking water service coverage, and low public awareness of Clean and Healthy Life Behavior (PHBS) and nutritional adequacy. This study aims to analyze the strategy of the Kebumen Regency Government in dealing with the stunting problem in 2020. The main theories used are strategy theory and strategic management. This thesis uses a qualitative method, with the type of descriptive research. Data was collected by means of in-depth interviews and literature study. The results of the study show that the Kebumen Regency Government has implemented a strategy in dealing with the stunting problem in 2020 even though in the implementation of the program in the field there are obstacles, namely the presence of COVID-19. The stunting management strategy in Kebumen Regency is based on 4 types of strategies, namely corporate strategy, program strategy, resource support strategy, and institutional strategy."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osmar Shalih
"ABSTRAK
Desa Sirna Resmi merupakan salah satu wilayah di Kecamatan Cisolok,
Kabupaten Sukabumi yang memiliki tingkat ancaman tinggi bencana tanah
longsor dan komunitas memiliki kearifan lokal terhadap mitigasi dan adaptasi
ancaman tersebut. Secara turun menurun, komunitas memiliki kearifan lokal
untuk hidup harmoni dengan bencana tanah longsor yang terjadi hampir tiap
tahun. Namun demikian, tanpa diprediksi sebelumnya pada tanggal 31 Desember
2018 terjadi bencana tanah longsor yang memberikan dampak pada 100 Jiwa (32
orang meninggal dunia, 1 orang dinyatakan hilang). Penelitian ini bertujuan
untuk merumuskan suatu strategi dalam membangun ketahanan komunitas untuk
menghadapi ancaman bencana tanah longsor kedepannya di wilayah tersebut.
Data dan informasi didapat dari studi literatur dan selanjutnya dilakukan survei
lapang melalui wawancara mendalam pada beberapa informan kunci dan
observasi lapang. Berdasarkan skala dampaknya, karakteristik bencana tanah
longsor yang ada di Desa Sirna Resmi terbagi menjadi 2 (dua) yaitu longsor
berskala lokal yang hampir tiap tahun terjadi dan tidak menimbulkan korban
jiwa dan berskala masif yang jarang terjadi, tetapi menimbulkan korban jiwa
seperti kejadian bencana tanah longsor pada tanggal 31 Desember 2018. Persepsi
komunitas terhadap bencana tanah longsor yang berskala lokal pada dasarnya
dapat ditoleransi dan dimitigasi dengan kearifan lokal yang telah ada secara turun
menurun. Komunitas tidak mau pindah dari tempat tinggal sekarang walaupun
sering terjadi longsor karena keterikatan dengan tempat tinggal (place
attachment). Ketahanan komunitas dalam menghadapi bencana tanah longsor
pada dasarnya relatif masih rendah dikarenakan kemampuan untuk pulih kembali
dari bencana (bounce back). Strategi yang dilakukan komunitas maupun
pemerintah dalam menghadapi bencana tanah longsor saat ini masih bersifat
responsif (belum preventif). Beberapa alternatif strategi untuk membangun
ketahanan komunitas yang diusulkan antara lain: pengembangan mitigasi longsor
berbasis kearifan lokal dengan cara rehabilitasi hutan dan lahan dengan
pendekatan ekonomi yaitu menanam pohon yang bersifat in-situ dan
pengembangan sistem peringatan dini tanah longsor berbasis komunitas.

ABSTRACT
Sirna Resmi Village is one of the areas in Cisolok Subdistrict, Sukabumi District
which has a high level of landslide hazard and the community has local wisdom
towards mitigating and adapting to this hazard. Hereditary, the community has a
local wisdom to living harmony with disasters landslides that occur almost
every year. However, without being predicted on December 31, 2018 there was a
landslide disaster which affected 100 people (32 people died, 1 person was
declared missing). This research aims to formulate a strategy in building
community resilience to encounter the landslides hazard in the future in the
region. Data and information obtained from literature review and then conducted a
field survey through in-depth interviews with several key informants and field
observations. Based on the scale of the impact, the characteristics of the landslides
in Sirna Resmi Village are divided into two, namely local scale landslides that
occur almost every year and do not cause casualties and massive scale which
rarely occurs, but causes fatalities such as the landslide event on December 31,
2018. Community perception of local scale landslide disasters can basically be
tolerated and mitigated with local wisdom that has been hereditary. The
community does not want to move from their current place of residence even
though landslides often occur due to place attachment. Community resilience in
facing landslides is basically still relatively low due to the ability to recover from
a disaster (bounce back). The strategy taken by the community and the
government in dealing with landslides is currently still responsive (not
preventive). Some alternative strategies to build community resilience that are
proposed include: the development of landslide mitigation based on local wisdom
by rehabilitating forests and land with an economic approach that is planting trees
that are in-situ and developing a community-based landslide early warning
system.
"
2020
T54550
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suparmi
"Penelitian yang meneliti mengenai strategi memperkuat ketahanan pangan di wilayah kepulauan belum banyak dilakukan. Padahal sebagian besar kawasan Indonesia adalah wilayah kepulauan. Ketahanan pangan bagi Kabupaten Simeulue sangat penting untuk dilakukan pengkajian mengingat Kabupaten Simeulue merupakan daerah kepulauan terluar di Indonesia. Masalah Ketahanan pangan terkait erat dengan masalah sosial ekonomi, politik dan budaya yang lebih besar, sehingga terus dilakukan pengkajian secara bersama dengan pengambil keputusan di berbagai bidang lainya. Permasalahan ketersediaan pangan memerlukan penanganan yang serius dan terencana.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas maka permasalahan utama penelitian ini adalah bagaimana persepsi ketahanan pangan penduduk di Kabupaten Simeulue yang berbentuk kepulauan dan strategi ketahanan pangan yang dapat digunakan pemerintah Kabupaten Simeulue untuk menunjang ketahanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi penduduk terhadap ketahanan pangan dan gambaran umum ketahanan pangan Kabupaten Simeulue dan mengetahui strategi apa yang di gunakan Pemerintah Kabupaten Simeulue untuk menunjang Ketahanan Pangan.
Metode yang digunakan adalah metode survey dengan skala linkert dengan sampel berjumlah 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Sedangkan analisis SWOT dan penentuan strategi menggunakan metode kualitatif dengan in depth interview pejabat daerah di Kabupaten Simeulue. Triangulasi data dilakukan melalui hasil survey persepsi, hasil statistik dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Simeulue, dan hasil in-dept interview.
Penduduk Simeulue yang menjadi responden memiliki persepsi bahwa dalam aspek ketersedian pangan,hasil produksi padi di Simeulue tidak mencukupi kebutuhan penduduk. Hal tersebut berimplikasi pada tergantungnya Kabupaten Simeulue terhadap hasil produksi padi di Sumatera daratan untuk memenuhi kebutuhan penduduk.permasalahan mengenai aspek keterjangkauan pangan terletak pada masalah transportasi. Sebagian penduduk Simeulue berpersepsi bahwa sulit menjangkau pangan karena masalah transportasi. Penduduk juga kesulitan membeli bahan pangan jika harga naik akibat masalah transportasi.
Kondisi sarana prasarana secara umum belum mendukung kinerja subsistem distribusi pangan Simeulue. Dalam hal konsumsi pangan, penduduk berpandangan bahwa diversifikasi atau keragaman pangan masih kurang. Hal tersebut dapat dilihat dari pilihan makan dari responden. Sebagian responden tidak selalu memilih asupan protein. Sumber karbohidrat utama adalah beras.
Strategi pembangunan ketahanan pangan Kabupaten Simeulue adalah dengan memaksimalkan kekuatan untuk menanggulangi ancaman yang mungkin timbul, yaitu: a) melaksanakan diversifikasi, revitalisasi pertanian perikanan, kehutanan dengan potensi sumberdaya lahan yang ada dalam rangka pengentasan kemiskinan; b) mewujudkan koordinasi, advokasi dan sosialisasi ketahanan pangan dalam rangka mengatasi masalah penduduk, kemiskinan, harga sarana produksi, masalah gizi dan kesehatan. Rekomendasi kebijakan opersional ketahanan pangan adalah: a) pengembangan transportasi laut, b) pengembangan sumber daya manusia, c) pengembangan sarana prasarana pertanian, d) pengembangan teknologi pengolahan pangan, e) kompetensi aparatur daerah, f) pengembangan lumbung pangan dan cadangan pangan.

The study examines the strategies to strengthen food security in the islands has not been done. Though most of Indonesia is an archipelago region. Simeulue food security is very important to do an assessment considering Simeulue outer islands of Indonesia. Food security issues closely related to socio-economic issues, politics and the larger culture, so the assessment is being conducted jointly with the decision makers in a variety of other fields. Food availability issues require a serious and well-planned.
Based on the background that has been described above, the main problem of this research is how the perception of the population food security in the form of islands of Simeulue and food security strategies that can be used to support the government Simeulue food security. This study aims to determine the perceptions of residents on food security and a general overview of food security Simeulue and know what strategies are in use to support the Government of Simeulue District Food Security.
The method used was a survey method with linkert scale with a sample of 100 respondents. The sampling technique used was simple random sampling. While the SWOT analysis and the determination of strategies using qualitative methods in depth interviews with local officials in Simeulue. Triangulation of data is done through a perception survey results, statistical results from Statistics Simeulue, and the results of in-dept interviews.
Simeulue respondents have the perception that in the aspect of food availability, rice production in Simeulue is not sufficient for the population. This has implications on Simeulue dependent on rice production in Sumatra mainland to meet the needs of penduduk.permasalahan about food affordability aspect lies in transportation issues. Most residents of Simeulue perceived that food is difficult to reach because of transportation problems. Residents also have trouble buying food when prices rise due to transportation problems.
Infrastructure conditions are generally not supportive of Simeulue food distribution subsystem performance. In terms of food consumption, the population of the view that diversification or diversity of food is still lacking. This can be seen from the dining choice of respondents. The majority of respondents do not always choose the intake of protein. Rice is the main source of carbohydrates.
The development strategy of food security Simeulue is diversification strategy, by maximizing the power to deal with threats that may arise, namely: a) implement the revitalization of agriculture fisheries, forestry and land resource potential that exists in order to alleviate poverty; b) realize coordination, advocacy and dissemination of food security in order to overcome the problem of population, poverty, production facilities, nutrition and health issues. Operational food security policy recommendations are: a) The development of marine transportation, b) development of human resources, c) development of agriculture infrastructure, d) the development of food processing technology, e) the competence of local officials, f) development barns.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2014
T42310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Fitriani
"Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Sukabumi terus bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan terhadap pangan yang memiliki keterbatasan. Alih fungsi lahan pertanian yang meningkat dapat menurunkan produktivitas lingkungan dalam menyediakan modal alam untuk ketersediaan pangan. Salah satu bentuk perwujudan pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan terhadap penyedia pangan dengan menghitung daya dukung. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status DDLH penyedia pangan di Kabupaten Sukabumi dan melihat pengaruh perubahan penutupan lahan pertanian terhadap status DDLH penyedia pangan pada tahun 2009 - 2019. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif menggunakan pendekatan konsep supply dan demand pada jasa ekosistem penyedia pangan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tiga kecamatan di Kabupaten Sukabumi yaitu, Kecamatan Cicurug, Cibadak, dan Cicantayan memiliki kondisi lingkungan yang sudah melewati ambang batas untuk mendukung kebutuhan penduduk diatasnya, sedangkan kecamatan lainnya memiliki kondisi lingkungan yang masih mampu mendukung kebutuhan penduduk di wilayahnya. Perubahan penutupan lahan pertanian memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap status DDLH penyedia pangan. Hal ini dibuktikan melalui analisis regresi linier dengan signifikansi < 0,05 dengan hasil persamaan apabila terjadi penambahan nilai satuan pada luas penutupan lahan pertanian, maka akan meningkatkan nilai selisih ambang batas atau DDLH Penyedia Pangan.

The population growth rate in Sukabumi Regency continues to grow along with the increasing need for food limitations. Increasing changes in agricultural land cover can reduce environmental productivity in providing natural capital for food availability. Therefore, this study aims to analyze the condition of carrying capacity of food providing in Sukabumi Regency and see the effect of agricultural land cover changes on the condition of carrying capacity in 2009 – 2019. This study used a quantitative calculation method using the Supply and Demand Concept Approach of Ecosystem Services-Food Providing. The results showed that three sub-districts in Sukabumi Regency, Cicurug, Cibadak, and Cicantayan District, had an environmental condition that already passed the threshold to support the population's needs on it, while other sub-districts have environmental conditions that are still able to support the needs of the population on it. Changes in agricultural land cover have a significant influence on the carrying capacity status of food providing. This is evidenced by linear regression analysis with significance <0.05 and the result of the equation shows that if the unit value of the area of agricultural land cover increased, it would increase the value of threshold or carrying capacity status of the food providing value."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>