Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 187915 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Galuh Dwi Amithyasari
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang gerakan Skinhead yang telah melakukan
kekerasan rasial di Rusia Gerakan ini muncul di Rusia pada tahun 1990 an ketika
runtuhnya Soviet yang dikarenakan negara tidak mempersiapkan masyarakatnya
untuk menerima dan melaksanakan kebijakan glasnost dan perestroika Pada
masa tersebut timbul krisis di bidang politik ekonomi dan sosial Salah satunya
mengakibatkan banyak pengangguran Hal ini membuat persaingan antara warga
Rusia dan para migran dalam mencari pekerjaan sehingga timbul kebencian
terhadap para migran maupun kelompok etnis minoritas lain Kekerasan rasial
terhadap etnis lain telah menelan korban jiwa Untuk itu Pemerintah Federasi
Rusia mengeluarkan beberapa kebijakan seperti pasal pasal terkait anti kekerasan
rasial yang terdapat dalam Undang undang Hukum Pidana Federasi Rusia
Berdasarkan data yang diperoleh menunjukkan bahwa Pemerintah Federasi Rusia
telah menerapkan kebijakannya secara efektif.

ABSTRACT
This thesis discusses about the Skinhead movement that conducts racial violence
m Russia This movement emerged in Russia in the 1990s along with the collapse
of Soviet was the result of the country s failure in order to set up its society to
accept and implement glasnost and perestroika policy During that period crisis
m politieal economic and social aspect emerged and one of the consequences
which occurred was unemployment That condition created a rivalry between
Russian and the lmmigrant m finding job and as result hatred toward the
lmmigrant arised Racial violence toward another ethnicity claim several victims
Therefore Russian Federation Government lssued couple of regulation From the
research mdicates that Russian Federation Government has been implemented its
policy effectively."
2011
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Tarmizi
"ABSTRAK
Rusia pada awal masa kekaisaran sangat membuka ruang terhadap homoseksualitas akan tetapi pada masa Uni Soviet homoseksual mulai dibatasi dan diberikan tindak pidana dengan bentuk kerja paksa hingga 5 tahun. Penelitian ini akan terfokus pada kebijakan pemerintah Federasi Rusia terhadap homoseksual dan juga pandangan masyarakat Rusia serta dunia Internasional. Metode yang digunakan untuk membedah fokus penelitian adalah deskriptif analisis, yaitu pengumpulan data yang menjelaskan kejadian-kejadian dan mengatur, menyusun, dan menjelaskan kumpulan data tersebut. Kemudian teori yang digunakan adalah teori tabu oleh R.R. Maret dan teori seksualitas dan kekuasaan oleh Michael Foucoult. Adapun hasil dari analisis peneltian ini yakni menjelaskan bahwa mayoritas masyarakat Rusia masih tabu dengan homoseksualita karena tidak sesuai dengan norma agama dan norma masyarakat sehingga pemerintah Rusia mengeluarkan undang-undang yang mendiskriminasikan homoseksualitas di Rusia.

ABSTRACT
Russia at the beginning of the imperial period greatly opened the door to homosexuality but in Soviet era homosexuals began to be restricted and criminalized by forced labor for up to 5 years. This research will focus on the policies of the Russian Federation 39 s government towards homosexuality as well as the views of Russian society as well as the international world. The method used to dissect the research focus is descriptive analysis, ie data collection that explains the events and organizes, prepares, and explains the data set. Then the theory used is taboo theory by R.R. March and the theory of sexuality and power by Michael Foucoult. As for the results of this research analysis explains that the majority of Russian people are still taboo with homosexuality because it is not in accordance with religious norms and community norms so that the Russian government passed a law that discriminates against homosexuality in Russia."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zeffry Alkatiri
"This article will discuss the ultranationalist movement in Russia, emerged and flourished in the early until in the middle of 1990s in Russian Federation state. This ullranationalist movement emerged sporadically at the same time with the emerge of other movement groups at the time of democracy transition period. The openness condition had pushed elements of society established political groups and parties. Most of them supported government programs, while the other put a role as opposition groups. The ultranationalist movement, united in Democrat-Liberal Party, was the hard-liner groups, who opposed Russian government policy. However, in the middle of 1990s, this movement was becoming weak. The emerge and weakened of this movement was caused by some factors which will be discussed in the article below."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
JKWE-3-2-2007-26
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M. Aji Surya, compiler
Moskow: KBRI Moskow, 2009
R 378.47 AJI p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Awalina Zulfah
"Skripsi ini membahas tentang strategi propaganda yang dilakukan dalam gerakan Nashi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian membuktikan bahwa Nashi menggunakan lebih dari satu strategi propaganda yang dilakukannya. Strategi ini dilakukan guna menarik minat kaum muda untuk bergabung ke dalam Nashi. Namun dari beragam strategi tersebut semuanya mengandung suatu unsur sama yakni berkaitan dengan hal-hal yang dekat dan identik dengan kaum muda.

This thesis discusses the propaganda strategy in Russian youth movement Nashi. The study was a descriptive qualitative research design. The research proves that Nashi use more than one strategies of propaganda. This strategy is done to attract young people to join Nashi. However, from a variety of strategies all contain the same element that is related to things that are close and identical to the young people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42046
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fahna Nur Santika
"ABSTRAK
Skripsi ini bertujuan untuk meneliti sejauh mana signifikansi sistem
etnofederalisme di Federasi Rusia era Putin terhadap separatisme di Federasi
Rusia. Sistem etnofederalisme yang seharusnya mengakomodir kepentingan etnis
yang berbeda dapat membangkitkan bibit separatisme. Penelitian ini
menggunakan konsep etnofederalisme dan metode sejarah dalam menganalisis
hubungan Federasi Rusia dengan Republik etnisnya yaitu Republik Chechen.
Implementasi etnofederalisme di Republik Chechen memiliki pengaruh terhadap
potensi separatisme di Federasi Rusia. Hal tersebut membuktikan bahwa sistem
etnofederalisme di Federasi Rusia memiliki signifikansi terhadap gerakan
separatis Chechen.

ABSTRACT
This thesis is purposed to research how far ethnofederalism had significances to
the separatism in Russia Federation. Ethnofederalism that should accomodate the
interest of different ethnics can generate the seeds of separatism. This research
used the concept of ethnofederalism and separatism terrorism and history method
to analize relation between Russian Federation and its subject federation
(Republic Chechen). Implementation of ethnofederalism in Chechen Republic had
influence to the separatist movement in Russian Federation. It proved that
ethnofederalism had significances to the separatism in Russia Federation."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42266
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Donny Hermaswangi
"Gerakan etnonasionalisme Chechnya merupakan kajian tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh kelompok etnis Chechnya dalam menuntut kedaulatan dan kemerdekaan wilayahnya dari bagian Republik Federasi Rusia. Upaya-upaya yang dilakukan tersebut merupakan bagian dari resistensi yang berumur ratusan tahun lamanya dan buntut dari ketidakpuasan atas kebijakan Rusia terhadap etnis mereka. Nasionalisme menurut Ernest Gellner pada dasarnya merupakan doktrin politik yang menuntut pertautan (kongruensi) antara unit sosial (bangsa dan unit politik (negara). Nasionalisme muncul dengan cara yang berbeda-beda di setiap masyarakat tergantung pada nilai-nilai budaya setempat. Nasionalisme Rusia dalam setiap periode sejarahnya selalu tampil dalam bentuk nasionalisme pemerintahan (official nationalism). Hal ini terkait dengan upaya pemerintah Rusia untuk memposisikan bangsa Rusia di tengah-tengah alur evolusi sejarah dunia yang lebih banyak didominasi oleh bangsa-bangsa Eropa. Setiap upaya ini selalu menandakan corak pragmatis. Etnonasionalisme menurut Peter M. Leslie adalah kebudayaan, dalam hal ini meliputi pencapaian artistik, alat dan gaya pernyataan diri, dan seluruh sistem nilai sosial-agama yang mendefinisikan sebuah komunitas-menjadi kontribusi pada sebuah masyarakat yang berbeda, hidup berdampingan dengan yang lainnya dalam batas-batas suatu negara. Dapat dikatakan bahwa etnonasionalisme merupakan bentuk solidaritas atau rasa komunitas yang berdasarkan etnisitas merujuk pada perasaan subyektif yang memisahkan satu kelompok tertentu dengan kelompok lain dalam sebuah komunitas. Gerakan etnonasionalisme yang muncul di Chechnya pada di masa akhir Uni Soviet berdiri bukanlah hasil dari glasnost dan perestroika, seperti layaknya yang terjadi di negara-negara bagian Uni Soviet pada pertengahan tahun 1980-an, melainkan hasil resistensi ratusan tahun melawan imperialisme Rusia. Sementara itu jika dilihat dari sejarahnya, terorisme merupakan sebuah gerakan politik karena pengakusisian serta penggunaan kekuatan yang bertujuan agar seseorang menyetujui apa yang diminta oleh para pembuat teror (teroris). Terosrisme mengembangkan lingkungan yang diselimuti perasaan takut dan intimidasi melalui sebuah serangan teroris, yang bertujuan untuk menciptakan atau mengambil-alih kekuasaan. Ciri khas dari para pembuat teror ini adalah mereka selalu membenarkan apa yang mereka lakukan dengan mengatakan bahwa mereka merasa terbuang atau frustasi karena suatu hal, seperti keinginan mereka ditolak oleh rezim yang berkuasa. Dalam pergerakan etnonasionalisme di Chechnya, agama juga memiliki peran yang besar pula sehingga tercipta suatu masyarakat yang kuat dalam satu kesatuan dua unsur tersebut. Perubahan arah pergerakan terjadi sebagai akibat yang ditimbulkan oleh sikap ekspansionis dan represif orang-orang Rusia sejak lama. Perubahan arah pergerakan tersebut rupanya menjadi sasaran empuk pemerintahan Rusia era Vladimir Putin yang cenderung pragmatis, terlebih karena dukungan bangsa-bangsa Barat pasca serangan 11 September 2001. Etnonasionalisme dan teroris menjadi ciri pergerakan mencapai kemerdekaan di Chechnya pada abad ke-21 ini. Upaya mempertahankan kedaulatan Rusia sebagai sebuah bangsa lebih sering menempuh cara-cara yang tidak demokratis. Hal ini menjadi ciri khas bangsa Rusia dalam menjaga eksistensinya. Kajiam ini mencoba untuk menganalisa kebijakan Putin terhadap reaksi yang ditimbulkan oleh dua unsure yang dihadapinya di Chechnya dalam menjaga stabilitas wilayahnya serta upaya menghindari menjadi Yugoslavia kedua. Singkatnya kebjakan yang telah dilakukan Putin tehadap Chechnya selama 5 tahun memerintah Rusia terbukti berhasil karena dua tahun belakangan ini Rusia tidak lagi menghadapi ancaman dari selatan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14893
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Erwan Atmaja
"ABSTRAK
Kebijakan-kebijakan Putin yang cenderung kontra demokrasi dan tetap
tingginya popularitas Putin di Federasi Rusia merupakan konsekuensi dari habitus
yang ada pada Putin. Kapital-kapital yang sejak era Soviet tertanam dalam diri
Putin membuat kebijakan-kebijakan yang Putin keluarkan merupakan tendensi
dari habitus yang tertanam pada Putin. Penelitian ini menggunakan desain
deskriptif-analitis dengan penerapan teori praktik sosial Pierre Bourdieu. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa habitus merupakan pengaruh dari kebijakankebijakan
yang dikeluarkan oleh Putin di Federasi Rusia.

Abstract
Putin?s policy which is tend to against democracy and Kebijakankebijakan
Putin yang cenderung kontra demokrasi dan tetap tingginya popularitas
Putin di Federasi Rusia merupakan konsekuensi dari habitus yang ada pada Putin.
Kapital-kapital yang sejak era Soviet tertanam dalam diri Putin membuat
kebijakan-kebijakan yang Putin keluarkan merupakan tendensi dari habitus yang
tertanam pada Putin. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif-analitis dengan
penerapan teori praktik sosial Pierre Bourdieu. Hasil penelitian menjelaskan
bahwa habitus merupakan pengaruh dari kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
oleh Putin di Federasi Rusia."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S43660
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Veriana Sukmawati
"ABSTRAK
Perbincangan mengenai legalitas aborsi di Federasi Rusia terus menuai kontroversi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor apa saja yang mendasari perubahan dalam perkembangan undang-undang aborsi di Federasi Rusia dan sejauh mana masalah aborsi dianggap legal oleh pemerintah Rusia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan teknik pengumpulan data berupa studi kepustakaan dan online research, hasil analisis menunjukkan bahwa angka kelahiran rendah, keluhan dari militer Rusia, meningkatnya kembali pengaruh Gereja Ortodoks Rusia, angka aborsi yang tinggi jika dibandingkan dengan negara Eropa lainnya, kurangnya tanggung jawab di antara orang tua terhadap anak, terdapat stigma pada perempuan Rusia umumnya bahwa anak dapat membawa perubahan yang tidak diinginkan pada gaya dan standar hidup merupakan faktor-faktor yang melandasi pemerintah Rusia dalam mengubah undang-undang yang mengatur tentang aborsi. Hingga tahun 2016, pemerintah Rusia menganggap legal aborsi dengan syarat tertentu. Data primer yang digunakan bersumber dari undang-undang mengenai dasar perlindungan kesehatan warga di Federasi Rusia. Pendekatan teori yang digunakan untuk mengkaji fenomena perkembangan legalitas aborsi di Federasi Rusia yaitu teori pilihan rasional. Artikel ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan keputusan bagi negara-negara baik yang akan melegalkan atau menolak aborsi.

ABSTRACT
The discussion about legalization of abortion in Russian Federation continues to reap controversy. This research aimed to analyze the factors underlying any changes in the development of abortion law in the RF and as far as the problems of abortion was considered legal by the Russian government. By using a qualitative approaches and data collection techniques used are literature studies and online research, the analysis shows that low birth rate, complaints from Russian military, the increasing of the influence of Russian Orthodox Church, the abortion rates was high if we compared with other European countries, lack of responsibility among parents to children, stigma on Russian woman generally that child can make undesirable changes in style and standard of living are factors underlying the Russian government in changing abortion laws. Until 2016, the Russian government considers legal abortion with certain conditions. The primary data based on the foundation of the protection of citizen rsquo s health in the RF. The theory that used to analyze phenomenon of the development of legality abortion in the Russian Federation is rational choice theory. This article can be used as decision considerations for the countries that will legalizing or refusing abortion."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Zeffry Alkatiri
"Konstitusi Federasi Rusia sudah mencantumkan secara rinci dan sistematis hak dan kepentingan antara individu, masyarakat, dan negara, tetapi dalam pelaksanaannya mengalami berbagai hambatan. Masalah penelitian ini adalah melihat kesenjangan antara aspek normatif dan empiris itu. Sedangkan tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan dan mengkaji sistem demokrasi di Rusia dalam masa transisi demokrasi selama tahun 1992 - 1999, dengan melihat dari indikator perlindungan HAM yang dilakukan oleh pemerintah Rusia, khususnya perlindungan HAM pada pekerja media massa. Penelitian ini menggunakan pendekatan strukturis dengan melihat sejarah sebagai perubahan sosial yang disebabkan oleh adanya dialektika antara keberadaan para agensi dengan struktur sosial yang ada. Kontribusi penelitian ini secara teoritis dan praktis diharapkan dapat menjadi kajian perbandingan dalam melihat pelaksanaan demokrasi dan perlindungan HAM di negara lain, termasuk Indonesia.

The Constitution of the Russian Federation has incorporated in detail and in systematic manner the rights and interests among individual, societies, and. the state. In their implementation, however, there has been obstacle. The problematic of this research looks at this discrepancy between the normative and empirical aspects. The aim of this research in to explain and analyze the democratic system in Russian during the democratic transition period 1992-1999 by looking as an indicator the protection of human rights by the Russian government, especially that accorded to mass media wreckers. The approach employed in this research is structures that view history as social change caused by a dialectics between agency and the existence social structure. This research contributes in term of both theory and practice, to comparative studies of democratic process and human rights protection in other countries, including Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengethuan Budaya Universitas Indonesia, 2006
D613
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>