Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147405 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arwan Nugroho
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaturan tempat tinggal pada penduduk usia lanjut terhadap kebahagiaan penduduk usia lanjut di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) tahun 2017 dengan menggunakan sampel penduduk usia 60 tahun ke atas yang dianalisis dengan metode regresi logistik biner. Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, daerah tempat tinggal, kelompok umur, tingkat pendidikan, status bekerja, tingkat pendapatan dan status kesehatan. Hasil penelitian menunjukan bahwa penduduk usia lanjut yang hidup pada OPH memiliki kecenderungan kebahagiaan yang lebih rendah bila dibandingkan dengan penduduk usia lanjut yang hidup bersama anggota rumah tangga lainnya. Daerah tempat tinggal, tingkat pendidikan, status bekerja, tingkat pendapatan dan status kesehatan juga memiliki pengaruh signifikan terhadap kebahagiaan penduduk usia lanjut dengan arah positif. Sementara jenis kelamin dan kelompok umur tidak memiliki peranan terhadap kebahagiaan penduduk usia lanjut di Indonesia.

ABSTRACT
This study aims to determine the effect of living arrangements on the elderly population on the happiness of the elderly in Indonesia. This study uses data from the 2017 Happiness Level Measurement Survey (SPTK) using a sample of residents aged 60 years and over who were analyzed by a binary logistic regression method. The control variables used in this study were gender, area of residence, age group, education level, work status, income level, and health status. The results showed that the elderly population living OPH households had a lower tendency to happiness when compared to the elderly population who lived with other household members. The area of residence, level of education, work status, income level, and health status also have a significant influence on the happiness of the elderly population in a positive direction. While gender and age group have no role in the happiness of elderly people in Indonesia."
2019
T54003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Kusdianto
"Penurunan tingkat kelahiran dan kematian di Indonesia telah menyebabkan jumlah rumah tangga dengan anggota berusia lanjut (berusia 60 tahun keatas) terus bertambah. Akan tetapi, secara umum tingkat kesejahteraan penduduk usia lanjut relatif lebih rendah. Rendahnya kesejahteraan rumah tangga usia lanjut menimbulkan permasalahan sosial dan ekonomi, seperti penelantaran penduduk usia lanjut, penurunan kualitas SDM, serta peningkatan belanja pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengembangkan generasi usia lanjut. Kebijakan untuk mengantisipasi dan mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi tersebut perlu ditetapkan berdasarkan analisis kependudukan dari tingkat rumah tangga. Studi ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara jumlah anggota rumah tangga usia lanjut dan kesejahteraan rumah tangganya. Menggunakan data 86.927 rumah tangga usia lanjut dari hasil Susenas pada Maret 2019, dengan regresi linier berganda, ditemukan bahwa jumlah penduduk usia lanjut dalam rumah tangga berhubungan signifikan dengan tingkat kesejahteraan rumah tangganya yang lebih rendah. Penduduk usia lanjut memiliki pengaruh paling signifikan terhadap lebih rendahnya rasio kesejahteraan rumah tangga dibandingkan anggota rumah tangga usia dewasa dan anak; dan penduduk usia lanjut juga berhubungan signifikan dengan rasio pengeluaran makanan rumah tangga yang lebih tinggi. Selain itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendapatan, wilayah, lokasi, dan kesadaran anggota rumah tangga memanfaatkan akses kesehatan secara optimal serta lama pendidikan dan usia kepala rumah tangga berhubungan dengan kesejahteraan rumah tangga usia lanjut yang lebih tinggi.

Fertility and mortality decline in Indonesia has caused the number of households with elderly members (aged 60 years and over) to grow. However, in general, the level of their welfare is relatively lower. It leads to socio-economic problems such as elderly neglect, decreased quality of human resources, and increased government spending to improve welfare and develop the elderly generation. Policies to anticipate and deal with these problems need to be taken based on population analysis from the household level. This study aims to investigate the association between the number of older people in a household and their household's welfare. Using 86,927 elderly households data from the results of Susenas March 2019, with multiple regression analysis, this study found that the number of elderly is significantly associated with lower household welfare. The number of elderly has the most significant influence on the lower ratio of household welfare compared to adult and child; the number of elderly was also significantly associated with the higher household food expenditure ratio. The results of this study also found that income, region, location, awareness of household members to utilize health services optimally, and the length of education and age of the household head is positively related to better elderly household welfare."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Rachmawati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan penduduk lansia bermigrasi, dan bagaiman peran status migrasi dalam menentukan perubahan kebahagiaan lansia. Penelitian menggunakan data IFLS 2007 dan 2014, dengan sampel lansia yang berusia 60 tahun ke atas pada IFLS 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor sosial demografi status bekerja, status tinggal bersama pasangan atau anak, dan kepemilikan rumah menentukan keputusan lansia untuk bermigrasi. Faktor lain seperti status sehat memberikan hasil yang tidak signifikan. Status migrasi sebagai variabel utama tidak menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam menentukan perubahan kebahagiaan. Hal ini menunjukkan bahwa terjadinya proses transisi melalui migrasi tidak semata-mata dapat menentukan perubahan kebahagiaan lansia.

ABSTRACT
This research aimed to know what factors determining elderly movements, and its consequence on elderly happiness. As a longitudinal analysis, this research explores two Indonesian Family Life Surveys IFLS 2007 and 2014 data. The unit of analysis is a household member aged 60 years from IFLS 2007. The result show that the elders tend to be stayers than movers at their residents. Socio demographic factors such as working status, presence of living spouse or children, and tenure house are significantly determine the decision to move or to stay. Other factors such as health status have less significant impact. migration status as a main variable does not show a significant impact on happiness of the elder. It means that a new environment is not solely determine the change of elderly happiness."
2017
T48812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wenny Wirdatul Hasanah
"Tesis ini bertujuan untuk membuktikan kesahihan dan keandalan Physical Activity Scale For The Elderly (PASE) versi bahasa Indonesia (PASE-INA) untuk mendapatkan metode kuantifikasi penilaian aktivitas fisik yang sahih dan andal untuk dapat diterapkan pada populasi lansia di Indonesia. Uji kesahihan konstruksi dilakukan dengan uji korelasi Pearson, sedangkan uji keandalan dilakuan dengan menilai intraclass correlation (ICC) untuk keandalan test-retest dan Cronbach’s ? untuk konsistensi internal. Sebanyak 64 orang lansia diwawancara dengan menggunakan kuesioner PASE yang sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Wawancara dilakukan sebanyak dua kali, dengan rentang waktu 1-3 minggu. Rerata skor total PASE-INA adalah 123.09(SD 35.48). Seluruh butir PASE-INA terbukti sahih dengan rentang nilai koefisien korelasi 0.310-0.533. Konsistensi internal dari skor total PASE-INA menunjukkan keandalan yang baik, dengan nilai Cronbach’s ? 0.844. Dari uji keandalan ­test-retest didapatkan hasil yang moderat dengan nilai ICC 0.728 (CI 95% 0.590-0.825). Kesimpulan dari penelitian ini adalah PASE-INA merupakan kuesioner yang sahih dan andal dalam menilai aktivitas fisik lansia di Indonesia.

This thesis aims to prove the validity and reliability of the Indonesian version of the Physical Activity Scale for The Elderly (PASE-INA) to obtain a valid and reliable method of quantification of physical activity assessment to be applicable to the elderly population in Indonesia. Construction validity was tested using the Pearson correlation test, while the reliability test was performed by assessing the intraclass correlation (ICC) for test-retest reliability and Cronbach’s ? for internal consistency. A total of 64 elderly people were interviewed using the PASE questionnaire which had been translated into Indonesian. Interviews were conducted twice within a 1 to 3-weeks interval. The mean PASE-INA total score was 123.09(SD 35.48). All PASE-INA items were proven valid with a correlation coefficient value range of 0.310-0.533. The internal consistency of the PASE-INA total score shows good reliability, with a Cronbach’s ? value of 0.844. From the test-retest reliability test, moderate results were obtained with an ICC value of 0.728 (95% CI 0.590-0.825). The conclusion of this study is that PASE-INA is a valid and reliable questionnaire in assessing the physical activity of the elderly in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Febriana Ayub
"Banyak negara di dunia, termasuk Indonesia, yang memasuki periode kelanjutusiaan penduduk. Periode ini ditandai dengan meningkatnya jumlah dan proporsi penduduk usia 60 tahun atau lebih. Peningkatan penduduk lansia berdampak positif jika penduduk lansia sehat, mandiri, aktif, serta produktif. Namun, peningkatan penduduk lansia juga dapat berdampak negatif jika terjadi penurunan kondisi kesehatan disertai tingkat disabilitas yang tinggi. WHO berfokus pada kesejahteraan lansia yang dituangkan dalam salah satu tujuan dari SDGs. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi kecukupan pendapatan rumah tangga dan karakteristik sosial ekonomi demografi terhadap subjective well-being serta komponennya pada lansia Indonesia. Selain itu, penelitian ini menggunakan data Survei Pengukuran Tingkat Kebahagiaan (SPTK) tahun 2021, dengan unit analisis penduduk usia 60 tahun ke atas yang berstatus sebagai kepala rumah tangga atau pasangannya. Adapun metode analisis inferensial yang digunakan adalah regresi logistik ordinal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan yang merasa pendapatan rumah tangga mencukupi cenderung memiliki subjective well-being, kepuasan hidup, dan afeksi positif yang lebih tinggi, serta afeksi negatif lebih rendah dibandingkan lansia yang merasa kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Selain itu, berumur lebih muda, tinggal dan memiliki kegiatan bersama orang lain, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki subjective well-being yang lebih tinggi. Tinggal dan memiliki kegiatan bersama orang lain, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki kepuasan hidup yang lebih tinggi. Menjadi perempuan menikah, tinggal dan memiliki kegiatan bersama orang lain, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki afeksi positif yang lebih tinggi. Menikah, berpendidikan lebih tinggi, bekerja, dan berpendapatan rumah tangga lebih tinggi meningkatkan kecenderungan lansia berstatus kepala rumah tangga atau pasangan untuk memiliki afeksi negatif yang lebih rendah

Many countries in the world, including Indonesia, are entering aging population period. This period is marked by an increase in the number and proportion of the population aged 60 years or over. The increase in the number of older person has a positive impact if the older person is healthy, independent, active, and productive. However, it can also have a negative impact if there is a decline in health conditions accompanied by a high level of disability. WHO focuses on the welfare of the older person as outlined in one of the goals of the SDGs. This study aims to analyze the effect of perceived of household income adequacy and demographic socio-economic characteristics on subjective well-being and its components in the Indonesian older person. In addition, this study uses data from the 2021 Happiness Level Measurement Survey (SPTK), with a unit of analysis for residents aged 60 years and over who are the head of the household or their spouse. The inferential analysis method used is ordinal logistic regression. The results of this study indicate that the older person with the status of head of household or their spouse who feel their household income is sufficient tend to have higher subjective well-being, life satisfaction, and positive affect, and lower negative affection than the older person who feel inadequate to meet their daily needs. In addition, being younger, living and having activities with other people, being more educated, working, and having a higher household income increase the tendency of the older person with the status of head of household or their spouse to have higher subjective well-being. Living and having activities with other people, having a higher education, working, and having a higher household income increase the tendency of the older person with the status of the head of the household or their spouse to have higher life satisfaction. Being a woman, married, living and having activities with other people, having a higher education, working, and having a higher household income increases the tendency of the older person with the status of the head of the household or their spouse to have higher positive affect. Married, more educated, working, and having a higher household income increase the tendency of the older person with the status of the head of the household or their spouse to have lower negative affect."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"UKBM covered Posyandu , Poskesdes and POD/WOD. Posyandu, Poskesdes POD/WOD are organized in village/or rural area with the goal to prepare health services. warung Obat Desa (WOD) based on SK Menkes No. 983/Menkes/VIII/2004 about WOD implementation guide. The objective of the study is assessment about of the influence factors of Using and the Effort of Health community based services "UKBM" at Household in Indonesia."
BUPESIK
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yogyakarta: SurveyMeter, 2013
305.26 MEM
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriana Susilowati
"Studi ini menganalisis determinan pengakuan kebahagiaan lansia di Indonesia dengan menggunakan data kor Susenas triwulan 3 dan MSBP tahun 2012. Hasil studi menunjukkan bahwa faktor penentu utama pembentukan kebahagiaan bagi lansia di Indonesia adalah status kawin, tingkat pendidikan, keaktifan mengikuti kegiatan di masyarakat, kemudahan mendapatkan bantuan, dan pengeluaran rumah tangga lansia.
Hasil temuan ini mendukung teori kebahagiaan dari Maslow dan Hurlock yang mengatakan bahwa faktor penentu kebahagiaan lansia adalah kasih sayang, penerimaan, dan prestasi/pencapaian. Apabila ketiga hal tersebut terpenuhi, lansia akan mengalami ketenangan, kebajikan dan kesenangan. Namun, status bekerja dan daerah tempat tinggal bukan faktor yang menjelaskan perbedaan pengakuan kebahagiaan lansia.

This research aims to study determinants of happiness stated by Indonesian's older people using data Susenas and modul of Social, Culture, Education on 2012. The results show that the main determinants of happiness statement of elderly are marital status, level of education, participation in social activities, social support, financial support, and household expenditure.
The results of this study are consistent with the theory of elderly happiness from Hurlock which states that the determinants of happiness elderly are affection, acceptance, and achievement. If those three things are fulfilled, it would raise tranquility, virtue and enjoyment in among the elderly. Nevertheless, working status and area of residence do not explain the differences in the statement of happiness elderly.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tetty Haryanty
"Studi ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi, sosial, ekonomi, lingkungan, perilaku dan disabilitas penduduk lansia di Indonesia. Status kesehatan buruk ditunjukkan oleh apakah memiliki efek negative pada kegiatan lansia (aktifitas terganggu) dengan menggunakan data Susenas 2012. Hasil regresi logistik biner menunjukkan bahwa faktor demografi, sosial, ekonomi, lingkungan, perilaku dan disabilitas memiliki pengaruh signifikan terhadap kesehatan terganggu pada lansia. Selain itu, faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi risiko kesehatan terganggu lansia. Lansia dalam kelompok umur tua, berstatus tidak kawin/lainnya, tidak bekerja, pengeluaran menengah keatas, tinggal di kota, mengkonsumsi lainnya air bersih, menggunakan mck tidak sendiri, menggunakan bukan listrik PLN dan mempunyai disabilitas, memiliki peluang lebih tinggi terhadap risiko mengalami kesehatan terganggu.

This study aimed to determine the demographic, social, economic, environmental, behavioral and disability of elderly health status in Indonesia. Poor health status is indicated by whether is has negative effect on elderly activities (activitas terganggu) is using Susenas 2012 Data. The results of binary logistic regression showed that demographic factors, social, economic, environmental , behaviors and disabilities have a significant influence on poor health of elderly. In addition, these factors also affect the risk of impaired health of the elderly. Elderly in older age groups, status not married / other, not working, middle and upper expenditure, live in cities, consuming more water, using MCK did not own, using instead PLN and have disabilities, have the opportunity higher against the risk of having poor health."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>