Skrining kanker servik dengan metode inspeksi visual asam asetat (IVA) merupakan cara yang efektif mencegah kanker servik karena membutuhkan biaya murah dan mudah dilakukan. Namun tidak semua wanita mau melakukan tindakan pencegahan ini terutama di Puskesmas Wilayah Kecamatan Jati Sampurna dimana tercatat dalam tahun 2017 dan 2018 rata-rata pemeriksaan IVA baru sebesar 0,16% wanita usia 30-50 tahun yang skrining IVA. Penelitian ini bertujuan mengetahui determinan perilaku skrining IVA pada wanita usia 30-50 tahun yang berada di puskesmas wilayah Kecamatan Jati Sampurna, penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif. Sebanyak 422 responden berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang dibagikan langsung pada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 84,6% responden tidak melakukan skrining IVA. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pendidikan, pengetahuan, dukungan suami, dan keterpaparan informasi merupakan determinan dari perilaku skrining IVA pada wanita usia 30-50 tahun di puskesmas wilayah Kecamatan Jati Sampurna. Upaya peningkatan pengetahuan dengan memaksimalkan komunikasi, informasi dan edukasi kepada masyarakat merupakan salah satu langkah dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat untuk periksa IVA. Disamping itu perlu adanya pengembangan media informasi yang memanfaatkan kemajuan teknologi dalam penyampaian informasi. Perhatian khusus juga diperlukan kepada keterlibatan semua pihak dalam memberikan informasi dan ajakan kepada wanita untuk periksa karena keinginan wanita untuk periksa IVA bisa muncul buka karena adanya pengetahuan dan informasi saja tapi dukungan suami dan keyakinan akan kerentanan dirinya terhadap penyakit kanker servik.
Kata Kunci : Kanker servik, skrining IVA, wanita usia 30-50 tahun
ABSTRACT
Cervical cancer screening with a visual inspection method of acetic acid (IVA) is an effective way to prevent cervical cancer because it requires cheap and easy to do. However, not all women want to take precautionary measures, especially in the health centers Jati Sampurna Subdistrict where it is recorded that in 2017 and 2018 the new IVA examination is 0.16% of women aged 30-50 years who are IVA screening. This study aims to determine the determinants of IVA screening behavior in women aged 30-50 years who are in a health center in the Jati Sampurna Subdistrict area, this study was conducted with quantitative methods. A total of 422 respondents participated in this study by filling out questionnaires distributed directly to respondents. The results showed that 84.6% of respondents did not do IVA screening. The results of the statistical analysis show that education, knowledge, husband`s support, and exposure to information are determinants of IVA screening behavior in women aged 30-50 years in the Puskesmas sub-district of Jati Sampurna. Efforts to increase knowledge by maximizing communication, information and education to the community are one step in increasing public knowledge and awareness to check IVA. Besides that, it is necessary to develop information media that utilizes technological advances in information delivery. Special attention is also needed to the involvement of all parties in providing information and solicitation for women to check because the desire of women to check IVA can appear open because of the knowledge and information only, but the husband`s support and belief in his vulnerability to cervical cancer.
Keywords: Cervical cancer, IVA screening, women aged 30-50 years
"Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada wanita, sehingga perlu upaya deteksi dini kanker serviks salah satunya dengan IVA. Namun, cakupan IVA di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi niat WUS melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Puskesmas Pancoran Mas tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel sebanyak 100 WUS yang melakukan kunjungan ke poli KIA dan KB di Puskesmas Pancoran Mas. Hasil penelitian menunjukan bahwa 35% WUS tidak memiliki niat untuk melakukan IVA, faktor yang berhubungan dengan niat WUS yaitu sikap (PR= 4,000; 95% CI: 1,93-8,30), Norma subjektif (PR= 4,857; 95% CI: 2,46-9,60), dan Kontrol perilaku (PR= 4,333; 95% CI: 2,28-8,25). Kemudian, faktor latar belakang yang mempengaruhi sikap yaitu pendidikan (PR= 1,976; 95% CI: 1,46-2,68), pekerjaan (PR= 1,632; 95% CI: 1,08-2,47), dan pengetahuan (PR= 3,244; 95% CI: 1,31-8,02). Faktor latar belakang yang mempengaruhi norma subjektif yaitu pengetahuan (PR= 2,609; 95% CI: 1,04-6,53). Serta faktor latar belakang yang mempengaruhi kontrol perilaku yaitu pekerjaan (PR= 1,667; 95% CI: 1,01-2,77), dan pengetahuan (PR= 2,538; 95% CI: 1,01-6,36). Untuk meningkatkan niat WUS melakukan IVA, perlu peningkatan promosi kesehatan mengenai kanker serviks dan IVA yang dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh.
Cervical cancer is the leading cause of death in women, so early detection of cervical cancer is needed, one of which is with IVA. However, IVA coverage in Indonesia is still low. This study aims to determine what factors influence WUS's intention to conduct early detection of cervical cancer with the IVA method at the Pancoran Mas Health Center in 2023. This study used a cross-sectional study design with a sample of 100 WUS who visited the MCH poly and KB at the Pancoran Mas Health Center. The results showed that 35% of WUS did not have the intention to do IVA, factors related to WUS intention were attitude (PR = 4.000; 95% CI: 1.93-8.30), subjective norms (PR = 4.857; 95% CI: 2.46-9.60), and Behavioral control (PR = 4.333; 95% CI: 2.28-8.25). Then, background factors that influenced attitudes were education (PR = 1.976; 95% CI: 1.46-2.68), occupation (PR = 1.632; 95% CI: 1.08-2.47), and knowledge (PR = 3.244; 95% CI: 1.31-8.02). The background factor influencing subjective norms was knowledge (PR= 2.609; 95% CI: 1.04-6.53). As well as background factors that influence behavioral control, namely occupation (PR = 1.667; 95% CI: 1.01-2.77), and knowledge (PR = 2.538; 95% CI: 1.01-6.36). To increase WUS's intention to conduct IVA, it is necessary to increase health promotion regarding cervical cancer and IVA which is carried out comprehensively and comprehensively