Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 167288 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Nurkholifah
"Cedera Jarum Suntik (CJS) dapat dialami mahasiswa keperawatan selama proses pembelajaran. Kesiapan dan harapan mahasiswa keperawatan perlu diteliti guna mencegah timbulnya masalah fisik dan psikologis akibat CJS. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis gambaran kesiapan dan harapan pelaksanaan pencegahan CJS pada mahasiswa keperawatan. Metode penelitian yang digunakan, yaitu deskriptif dengan rancangan cross sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini, yaitu total sampling dengan jumlah 284 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis deskriptif menunjukkan karakteristik usia mahasiswa keperawatan berada pada kategori usia dewasa muda dengan responden didominasi oleh perempuan. Gambaran insiden CJS menunjukkan mayoritas terjadi pada mahasiswa pada level akademik tertusuk jarum suntik (31%) dibanding mahasiswa profesi. Gambaran kesiapan mahasiswa keperawatan mencegah CJS baik/ siap (52,8%) dan harapan mahasiswa keperawatan mencegah CJS tinggi (50,4%). Mahasiswa keperawatan yang memiliki tingkat kesiapan mencegah CJS yang baik hampir sama dengan yang kurang baik. Jumlah mahasiswa yang memiliki harapan mencegah CJS yang tinggi hampir sama dengan mahasiswa yang memiliki harapan yang kurang. Kesadaran untuk meningkatkan kesiapan dan harapan perlu diingatkan terus-menerus oleh institusi pendidikan agar tidak terjadi CJS pada mahasiswa keperawatan.

Needle Stick Injury (NSI) can be experienced by nursing students during the learning process. The readiness and hope of nursing students need to be studied in order to prevent physical and psychological problems arising from NSI. The purpose of this study was to analyze the overview of readiness and hope of implementing of NSI prevention among nursing students. The research method used was descriptive with a cross-sectional design. The sampling technique in this study was total sampling with 284 respondents. Data collection uses a questionnaire that has been tested for validity and reliability. The results of the study using descriptive analysis showed that the age characteristics of nursing students were in the category of young adults with respondents dominated by women. The description of the NSI incident shows that the majority occurred in students at the academic level with needle sticks (31%) compared to professional students. The readiness of nursing students prevents NSI from being good/ ready (52.8%) and the hope of nursing students to prevent NSI is high (50.4%). Nursing students who have a good level of readiness to prevent NSI are almost the same as not good. The number of students who have high hopes of preventing NSI is almost the same as students who have low hope. Awareness to improve readiness and hope needs to be constantly reminded by educational institutions to avoid NSI for nursing students."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avisa Ayunda Tionika
"Kejadian cedera jarum suntik pada mahasiswa keperawatan masih sering terjadi, namun banyak yang enggan melaporkannya. Rendahnya efikasi diri serta perbedaan kesiapan mahasiswa di berbagai tempat turut meningkatkan risiko cedera dan dampak negatif secara biologis maupun psikososial. Penelitian ini bertujuan agar teridentifikasinya hubungan efikasi diri dengan kesiapan pencegahan cedera jarum suntik pada mahasiswa keperawatan. Penelitian ini melibatkan 236 responden terdiri dari mahasissa D3 Keperawatan, S1 Keperawatan Reguler, dan S1 Keperawatan Ekstensi. Metode penelitian yang di gunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Instrumen pada penelitian ini menggunakan GSES pada variabel efikasi diri dan SORT pada variabel kesiapan. Teknik pengambilan sampel menggunakan stratified random sampling. Analisis data yang digunakan berupa uji Chi-Square. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara efikasi diri dengan kesiapan pencegahan cedera jarum suntik dengan kekuatan pengaruh yang tidak terlalu kuat (p<0,006). Peningkatan efikasi diri dan kesiapan pencegahan cedera jarum suntik penting untuk dilakukan pada standar operasional prosedur dalam pencegahan cedera jarum suntik.

Needlestick injuries among nursing students are still common, but many are reluctant to report them. Low self-efficacy and differences in student readiness in various places increase the risk of injury and negative biological and psychosocial impacts. This study aims to identify the relationship between self-efficacy and readiness to prevent needlestick injuries in nursing students. This study involved 236 respondents consisting of D3 Nursing, S1 Regular Nursing, and S1 Extension Nursing students. The research method used is descriptive correlative with a cross-sectional approach. The instruments in this study used GSES on the self-efficacy variable and SORT on the readiness variable. The sampling technique used was stratified random sampling. Data analysis was used in the form of a chi-square test. The results showed that there was a relationship between self-efficacy and readiness to prevent needlestick injuries with a not too strong influence (p<0.006). Improving self-efficacy and readiness to prevent needlestick injuries is important to be carried out on standard operating procedures in the prevention of needlestick injuries. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ihlus Fardan
"Insiden cedera jarum suntik CJS dan paparan percikannya pada perawat masih tinggi di antara negara-negara di dunia. Efikasi diri mempunyai peranan penting dalam kepatuhan pencegahan cedera jarum suntik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara efikasi diri dengan kepatuhan pencegahan cedera jarum suntik pada perawat. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan tujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kepatuhan pencegahan cedera jarum suntik pada perawat. Sampel penelitian ini adalah perawat yang terpapar dengan jarum suntik berjumlah 323 klien, yang dilakukan dengan metode consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan instrumen kepatuhan pencegahan cedera jarum suntik yang telah dimodifikasi dan instrumen efikasi buatan peneliti. Analisis yang digunakan yaitu Spearman Correlation. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara efikasi diri dengan kepatuhan pencegahan cedera jarum suntik dengan kekuatan korelasi lemah.

The incidence of needle injury CJS and exposure to nurses remains major problem across the globe. Self efficacy has an important role in compliance with injection of needle injury. This study aims to determine the relationship between self efficacy with compliance prevention of syringe injury to nurses. This study used a cross sectional approach to identify the relationship between self efficacy and compliance with prevention of needle stick injury on nurse. The sample of this research was nurse exposed with needle syring amounted to 323 respondents selected through consecutive sampling method. The study instrument used in this study was a modified injection prevention tool for injection needle syringes and author made efficacy instrument. The analysis used was Spearman Correlation. The results showed a significant correlation between self efficacy and compliance with prevention of needle stick injury with a weak correlation strength.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69058
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanny Handiyani
"Insiden cedera tertusuk jarum suntik CJS pada mahasiswa keperawatan masih tinggi. Penelitian ini bertujuan menghasilkan Model Pembelajaran berbasis Keselamatan MPbK untuk membentuk perilaku mencegah CJS mahasiswa keperawatan di wahana praktik. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre and post-test with control group. Penelitian terdiri dari dua tahapan yaitu penyusunan dan pengujian MPbK. Penyusunan MPbK dilakukan berdasarkan hasil systematic review dan focus group discussion pada 10 pembimbing klinik. Pengujian MPbK dilakukan pada 165 mahasiswa praktik profesi keperawatan dengan membandingkan perubahan pengetahuan, sikap, dan intensi perilaku. Responden dikelompokkan dalam 4 kelompok yaitu 26 mahasiswa mendapatkan MPbK 1 intervensi individu reedukasi pengingat harian, intervensi kelompok, dan organisasi ; 72 mahasiswa mendapat MPbK 2 intervensi individu reedukasi dan organisasi , 31 mahasiswa mendapat MPbK 3 intervensi kelompok dan organisasi , dan 36 mahasiswa tanpa intervensi. Intervensi individu meliputi reedukasi dan pengingat harian pencegahan CJS melalui pesan singkat teks dan video. Intervensi kelompok meliputi pengingat dan contoh peran dari pembimbing klinik yang telah dilatih pencegahan CJS. Intervensi organisasi meliputi kontrak program keselamatan dan penyediaan fasilitas penunjang pencegahan CJS. Penelitian tahap 1 menghasilkan MPbK yang diuji pada penelitian tahap 2. Hasil uji GLM-RM pada penelitian tahap 2 didapatkan bahwa pengetahuan dan sikap mencegah CJS dapat ditingkatkan secara signifikan menggunakan MPbK 1, 2, dan 3 p

Needle Stick Injury NSI incident in nursing student is constantly high. This research aimed to develop Safety based Learning Models MPbK in Indonesia to shape preventive behaviors of NSI among nursing students during clinical practices. Quasi experimental pre and post test design with control group was employed in this study. The study comprised two stages MPbK development and testing stages. The during the first stage, systematic reviews and a focus group discussion with 10 clinical instructors were conducted to generate MPbK. While, the testing stage was performed to measure the changes in students rsquo knowledge, attitudes, and intention before and after the implementation of MPbK. A sample of 165 nursing professional program students was selected for the second stage, dividing into 4 main groups 26 students participated in MPbK1 individual, group, and organizational interventions , 72 students participated in MPbK2 individual and organizational interventions , 31 students participated in MPbK3 group and organizational interventions , and 36 students received no interventions. Individual interventions comprised re education and daily reminders through short message and video. Group interventions included role model clinical instructors whereas organizational interventions were safety programs contract between the university and hospitals, along with the provision of appropriate infrastructure and facilities to promote safety. Results of GLM RM analysis demonstrated the use of MPbK1, 2, and 3 significantly increased the knowledge and atitudes of students p 0,001 , the intention of student behavior to prevent NSI can be increased, but not yet significan p 0,110 0,993 . NSI incidents can be reduced using MPbK1 zero incident . The study suggested nursing educational institutions, hospitals and nursing professional organizations to use MPbK as a reference to develop policies of NSI prevention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
D2258
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tres Silowati
"Insiden Cedera Jarum Suntik CJS seringkali dialami oleh mahasiswa praktikan dan perawat. Mahasiswa praktikan dan perawat belum optimal dalam menerapkan perilaku yang baik saat menggunakan jarum suntik. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan tingkat insiden dan perilaku pencegahan CJS antara mahasiswa keperawatan tahap akademik, profesi, dan perawat. Penelitian ini melibatkan 258 reponden yang terdiri dari 51 mahasiswa akademik, 70 mahasiswa profesi dan 137 perawat.
Metode penelitian menggunakan deskripstif komparatif dan desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu teknik stratified sampling.
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap tingkat insiden CJS antara mahasiswa akademik, mahasiswa profesi, dan perawat p=0,162. Terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perilaku pencegahan CJS antara mahasiswa keperawatan tahap akademik, profesi dan perawat pelaksana.

Incidents of Needlestick Injuries NSI are often experienced by students and nurses. Students and nurses have not optimally applied good behavior while using needle syringe. This study aims to analyze in incidence rate and prevention behavior of NSI among nursing students of academic level, ners students, and nurses. The study involved 258 respondents were included 51 academic students, 70 ners students and 137 nurses.
This research method used comparative descriptive and cross sectional design as research design. The sampling technique used stratified sampling technique.
The results showed no significant difference to NSI incidence rate between academic students, ners students, and nurses p 0.162. There was a significant difference to NSI prevention behavior among nursing students of academic, ners students and nurses p 0,001 . Nurse as role model for student can apply good behavior when dealing with needle syringe.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indri Oktafiyani
"Latar Belakang: Needle Stick Injury merupakan luka yang dialami oleh tenaga kesehatan dan diakibatkan karena tusukan atau robekan dari jarum atau benda tajam lainnya. Tenaga kesehatan yang sangat rentan terhadap kejadian tertusuk jarum adalah perawat. Saat ini, angka kejadian tertusuk jarum dikalangan perawat yang bekerja di rumah sakit menunjukkan angka yang masih tinggi. Di RSUP Fatmawati, tahun 2015 dan 2016 dari bulan Januari-Desember tercatat sebanyak 40 kasus tertusuk jarum pada perawat dan pada bulan Januari-Agustus 2017 tercatat sebanyak 4 kasus tertusuk jarum pada perawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap, dan upaya pencegahan kejadian tertusuk jarum pada perawat di Instalasi Rawat Inap Teratai RSUP Fatmawati tahun 2018.
Desain dan Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional dengan pengumpulan data primer melalui penyebaran kuisioner kepada 170 responden yaitu perawat pelaksana di Instalasi Rawat Inap Teratai RSUP Fatmawati yang telah bekerja minimal 1 tahun. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat dengan menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Hasil analisis univariat menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik 97,1, sikap yang cukup baik 88,8, dan upaya pencegahan kejadian tertusuk jarum yang cukup baik 66,5. Hasil analisis bivariat dengan uji Chi Square = 0,05 ditemukan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan sikap perawat pvalue = 0,451 dan OR=0,490 tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan perawat dengan upaya pencegahan kejadian tertusuk jarum pvalue = 0,665 dan OR = 2,055 dan ada hubungan yang bermakna antara sikap perawat dengan upaya pencegahan kejadian tertusuk jarum pvalue = 0,033 dan OR = 3,139.
Kesimpulan dan Saran: Hubungan yang tidak bermakna adalah pengetahuan dengan sikap, serta pengetahuan dengan upaya pencegahan kejadian tertusuk jarum. Sedangkan, hubungan yang bermakna adalah sikap dengan upaya pencegahan kejadian tertusuk jarum. Diharapkan pihak rumah sakit memberikan pelatihan rutin dan berkala terkait needle stick injury khususnya dalam hal teknik recapping minimal setiap 6 bulan sekali; menyediakan poster K3 terkait prosedur melakukan tindakan penyuntikan yang benar di setiap ruangan kerja perawat; dan pemberian penghargaan setiap bulan bagi perawat yang telah melakukan praktik kerja yang aman.

Background: A Needle Stick Injury is a wound suffered by healthcare workers that caused by needles or other sharps objects that accidentally puncture the skin. Nurses are most likely to have needle stick injuries among healthcare workers. Currently, the incidence of needle stick injuries among nurses working in hospitals shows a high rate. At RSUP Fatmawati, from January to December in 2015 and 2016, there were 40 cases of needle stick injuries among nurses and from January to August 2017, there were 4 cases of needle stick injuries among nurses. The purpose of this research was to find out the correlation between knowledge, attitude, and needle stick injury prevention effort among nurses at Teratai Inpatient Installation RSUP Fatmawati in 2018.
Design and Method: This research was conducted with cross sectional study with primary data collection through questionnaires distribution to 170 executor nurses who have worked at Teratai Inpateint Installation RSUP Fatmawati at least 1 year. Data were analyzed using is univariate and bivariate analysis using Chi Square test.
Results: The result of univariate analysis showed that the majority of respondents have good knowledge 97.1, good attitude 88.8, and good at needle stick injury prevention effort 66.5. The result of bivariate analysis using Chi Square test 0,05 showed that there is no significant relationship between nurses 39 knowledge and nurses 39 attitude pvalue 0,451 and OR 0,490 there is no significant relationship between nurses 39 knowledge and the prevention effort of needle stick injury pvalue 0.665 and OR 2.055 and there is a significant relationship between nurses 39 attitude and the prevention effort of needle stick injury pvalue 0.033 and OR 3.139.
Conclusions and Recommendations There is no significant relationship between knowledge and attitude, as well as knowledge and the prevention effort of needle stick injury. Meanwhile, there is a significant relationship between attitude and the prevention effort of needle stick injury. It is expected that the hospital should provide routine and periodic training related to needle stick injury especially in terms of recapping technique at least every 6 months provide K3 posters regarding the procedures of injecting actions in each nurses 39 workroom and give the monthly rewards for nurses who have implemented safety work practices.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Muhdlor
"Risiko cedera jarum suntik dan benda tajam pada perawat cukup tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan tentang pencegahan dan penatalaksanaan pasca pajanan cedera tertusuk jarum. Desain penelitan menggunakan deskriptif, teknik sampling yang digunakan adalah propotional randam sampling yaitu sampel yang diambil adalah menentukan anggota sampel dengan mengambil wakil dari tiap kelompok yang ada dalam populasi secara acak berjumlah 107 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah teori dari ANA (2002), RACGP (2011) berjumlah 30 soal yang telah dimodifikasi dengan (Chrowbach Alpha = 0,934, r hitung 0,430 -0,657).
Hasil penelitian tingkat pengetahuan pencegahan buruk yaitu 60,7%, tingkat pengetahuan penatalaksanaan pascapajanan baik adalah 51,4 % dan angka tertusuk jarum tinggi 41,3% dalam kurun waktu 15 tahun. Implikasi penelitian ini adalah perlunya pengetahuan perawat yang baik tentang pencegahan dan penatalaksanaan pascapajanan cedera jarum suntik guna melindungi diri dari cedera jarum suntik, saran hasil penelitian ini digunakan sebagai acuan pembuatan SOP tentang pencegahan dan penatalaksanaan pasca pajanan di RS dr Suyoto.

The risk of needlestick injuries.on the nurses? knowledge about prevention and management of post-exposure injury syringe. This study used descriptive design, sampling technique used is proportional sampling with 107 samples. Instrument used based on the theory of ANA (2002), RACGP (2011) amounted to 30 questions that have been modified (Chrowbach Alpha = 0.934, r count 0.430 - 0.657). Data were analyzed frequency distribution and percentage is resulted in frequency and percentage.
Results showed that prevention level was high (39.3%), the knowledge of the management of post-exposure was 51.4% and the number of high needlestick injury was also 41.3% within 15 years. The implication of this research is nurses need to have a good knowledge about prevention and intervention of post exposure needle stick injury to protect from needle stick injury. The recommendation of this research used as reference for SOP making about prevention and intervention of post exposure needlestick injury at hospital Suyoto.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64782
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Munezarah
"Melek kesehatan sangat penting bagi keselamatan perawat. Laporan angka cedera jarum suntik pada perawat hingga saat ini masih tinggi, salah satunya karena rendahnya melek kesehatan perawat. Upaya mengoptimalkan melek kesehatan dan pencegahan cedera jarum suntik perawat dapat dilakukan melalui pengarahan. Pengarahan dapat dilakukan melalui berbagai cara yang inovatif melalui program internalisasi hasil evaluasi belajar perawat Pin Hebat . Tujuan pre-eksperiment ini untuk menguji pengaruh Pin Hebat terhadap melek kesehatan dan pencegahan cedera jarum suntik perawat. Penelitian ini menggunakan uji independent t-tes dan Mann U Whitney dengan sampel 88 perawat untuk melek kesehatan dan 102 tindakan pencegahan cedera jarum suntik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada melek kesehatan perawat pelaksana p=0,001 , dan ada perbedaan yang bermakna juga pada pelaksanaan pencegahan cedera jarum suntik perawat pelaksana p=0,014 setelah diterapkan pengarahan menggunakan Pin Hebat. Pengarahan kepala ruang menggunakan Pin Hebat memberi dampak pada melek kesehatan sebesar 27 dan pencegahan cedera jarum suntik perawat sebesar 31 . Dukungan dan kerjasama semua pihak terutama manajemen rumah sakit diperlukan untuk penetapan kebijakan pelaksanaan pengarahan menggunakan Pin Hebat oleh kepala ruang di rumah sakit secara berkelanjutan.

Health literacy is a essential part of nurse safety. Report number of needlestick injuries in nurses up to now still high, one of them due to the low of nurses health literacy. Attempts to optimize the health literacy and prevention of needlestick injuries in nurses can be done through the direction. Directing can be executed by doing several innovative ways such as a program internalization study evaluation nurses Pin Hebat. The goal of pre experiment is to test the Pin Hebat influence on health literacy and prevention of needlestick injury nurses. This research uses the independent t test and Mann U Whitney tests with samples 88 nurses for health literacy and 102 precaution of injured needlestick.
The results showed that there was a meaningful difference in implementing nurse health literacy p 0.001, and there was also a meaningful difference on the implementation of the prevention of needle injury of nurses p 0,014 after applying the direction using a Pin Hebat. Directing of head nurse using Pin Hebat give impact on health literacy of 27 and the prevention of nurse injury to syringe of 31. The support and cooperation of all parties is needed especially for hospital management toward the implementation of the directing policy using Pin Hebat by head nurse in the hospital sustainably.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47332
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lintang Dian Saraswati
"Latar belakang: Tenaga kesehatan berpotensi untuk terkena Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HepatitIs C, dan Virus Hepatitis B yang penularannya lewat darah. Tertusuk jarum suntik dapat membahayakan tenaga kesehatan di rumah sakit.
Tujuan: Diketahuinya riwayat tertusuk jarum suntik yang berhubungan dengan terjadinya kejadian Hepatitis B atau C pada tenaga kesehatan di RS Dr.Kariadi Semarang Tahun 2008.
Metode: Desain cross sectional dengan melakukan wawancara dan pengambilan darah pada 225 kelompok terpapar (kelompok riwayat tertusuk jarum suntik >2 kali) dan 225 kelompok riwayat tertusuk jarum suntik < 2 kali). Analisis data univariat, bivariat dan multivariat dengan interaksi dan confounding.
Hasil dan diskusi: Riwayat tertusuk jarum suntik >2 kali berisiko 48,99 kali untuk mengalami Hepatitis B atau C dibandingkan dengan riwayat tertusuk jarum suntik < 2 kali dengan POR sebesar 48,99 95%CI (9,494-252,85) P value 0,000 dan terdapat satu variabel confounding yaitu frekuensi menyuntik yang dapat mendistorsi efek riwayat tertusuk jarum suntik dengan kejadian Hepatitis B atau C.
Kesimpulan dan saran: Tenaga kesehatan yang riwayat tertusuk jarum suntik >2 kali dalam 6 bulan memperbesar risiko mengalami kejadian Hepatitis B atau C bila dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang riwayat tertusuk jarum suntik < 2 kali dalam 6 bulan, setelah dikendalikan oleh Riwayat Medis, Paparan Pekerjaan Modis, Unit kerja, Lama Kerja, Jenis Kelamin, Frekuensi Menyuntik, dan Kewaspadaan Universal di RS Dr. Katiadi Tabun 2008. Di anjurkan supaya tenaga kesehatan di RS Dr. Kariadi tidak sampai tertusuk lebih dari satu kali agar tidak terkena Hepatitis B atau C dengan cara meningkatkan praktek pencegahan infeksi, melakukan general check up dimana pemeriksaan Hepatitis B atau C termasuk didalamnya dan dilakukan setahun sekali, bagi tenaga kesehatan yang tertusuk jarum suntik lebih dan sekali sebaiknya segera memeriksakan diri secepatnya untuk mengetahui lebih dini apakah mengalami Hepatitis B atau C, dan sebaiknya tenaga kesehatan dalam sebulan menyuntik tidak lebih dari 8 kali agar tidak mengalami hepetitis B atau C.

Background: Healthcare workers (HCWs) are potentially at risk for human immunodefiCiency virus (HIV), Hepatitis B virus (HBV) and Hepatitis C virus (HeV) infection through occupational exposures to blood and bloody body fluids. Needle stick injuries put healthcare workers at risk of life-threatening infections such as Hepatitis C and Hepatitis B.
Aims: A study was designed to determine the risk of needle stick injuries of Hepatitis B Virus (HBV) or Hepatitis C virus (HCV) infections among health care workers in Dr. Kariadi Hospital 2008.
Method: Designed cross sectional by interview and blood examination on 225 exposed group (had needle stick injuries more than once in. 6 month ago) and on 225 unexposed group (had needle stick injuries less than twice in 6 month ago). Analysis of data univariate, bivariate and multivariate with interaction and confounding.
Results: Needle stick injuries more than once related to Hepatitis B or C with POR 48,99 95%CI (9,494-252,85) P value 0,000 and frequencies of suturing is a confounder.
Conclusion: Needle stick injuries more than once related to Hepatitis B or C after controlled by medical history, duration of working, exposure on medical occupation, workplace, sex, universal precautions. and frequencies of suturing. Suggested to health care workers in Dr. Kariadi Hospital do not get needle stick injuries more than once in order to prevent Hepatitis B or C by increasing universal precautions, do general check up including Hepatitis B and C, health care workers who had needle stick injuries more than once are supposed to immediately check up for early diagnostic Hepatitis B or C, and suggested to saturing not more than eight times in a month.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21186
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asih Dwi Hayu Pangestu
"ABSTRAK
Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia merupakan calon
edukator masyarakat agar siap menghadapi bencana. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan kesiapan bencana berdasarkan
karakteristik responden dan aplikasinya. Penelitian ini bersifat cross-sectional
dengan 100 responden yang diambil secara acak sederhana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa mahasiswa keperawatan memiliki tingkat pengetahuan
tentang kesiapan bencana dengan rerata skor pengetahuan 15,14 dari maksimal 24
(95% CI, 14,7;15,6) dan tidak ada hubungan signifikan terhadap karakteristik
responden (p>0.05, α=0.05). Sebanyak 99% responden belum mampu
mengaplikasikan kesiapan bencana. Sosialisasi sarana tanggap darurat dan
evaluasi metode pendidikan bencana perlu dilakukan untuk meningkatkan
kesiapan bencana mahasiswa keperawatan.

ABSTRACT
Nursing students in University of Indonesia are future society educator about
disaster preparedness. This study aims to identify knowledge level of disaster
preparedness based on characteristic and its applications. This study used crosssectional
with 100 participants using random sampling. Result showed that
nursing students have knowledge level of disaster preparedness with average
knowledge score 15,14 from total 24 (95% CI, 14,7;15,6) with no significant
relations to human characteristics (p> 0.05, α= 0.05). As many as 99%
participants were unable to implement disaster preparedness. Socialization of
emergency planning and evaluation towards disaster education method need to do
to increase disaster preparedness among nursing students.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42573
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>