Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137553 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kirana Dwitia Putri
"Dengan datangnya kehadiran teknologi digital seperti aplikasi smartphone, khususnya pada dunia Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) akan memiliki kemungkinan menimbulkan reaksi pada masyarakat yang akhirnya akan berperan menjadi pengguna. Reaksi dari masyarakat, dapat berbentuk penerimaan yang menghasilkan teknologi tersebut digunakan untuk membantu kehidupan sehari-hari, namun dapat pula timbul penolakan yang menghasilkan teknologi tersebut tidak mengarah kepada penggunaan sama sekali. Dalam sebuah dunia pemasaran, termasuk pemasaran dunia pendidikan, masuknya teknologi tidak dapat dikontrol. Semua pelajar dapat menggunakan seluruh medium teknologi untuk membantu mereka dalam mengenyam pendidikan

With the presence of digital technology such as smartphone applications, especially in the world of Communication Information Technology (ICT) will have an interest in the reaction of the people who will increase to become users. Reactions from the community, can make the acceptance that produces this technology is used to help everyday life, but can also cause the emergence of responses that produce the technology is not only for the same user. In a world of marketing, including marketing the world of education, the entry of technology cannot be controlled. All students can use all technology to help them get an education."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
T54702
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilia Agatha Priska Sinabariba
"

Pertumbuhan penggunaan internet mendorong proses digitalisasi dan peningkatan perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Perkembangan ini menghadirkan berbagai inovasi dan pengembangan di berbagai sektor, salah satunya adalah pendidikan. Hasil inovasi teknologi informasi di bidang pendidikan memberikan stimulus pengadopsian e-learning sebagai jawaban untuk metode pembelajaran berbasis jarak jauh. Berdasarkan survei yang sudah dilakukan sebelumnya, ditemukan bahwa sebanyak 65% dari fakultas ternama di dunia telah menggunakan sumber daya pembelajaran dalam bentuk open source dalam proses pembelajaran mereka. Kehadiran e-learning pada lembaga pendidikan tinggi memiliki potensi yang besar, khususnya pada peserta didik. E-learning merupakan metode pembelajaran yang banyak memberikan solusi pada kendala-kendala yang terjadi pada rumpun Sains dan Teknologi atau biasa disebut dengan SAINTEK. Pengenalan dan pengembangan e-learning pada institusi pendidikan tinggi banyak membahas mengenai bagaimana proses pendidikan harus dilakukan dan hal-hal apa saja yang mendukung prosesnya. Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengetahui faktor apa yang berpengaruh untuk meningkatkan manfaat yang dirasakan dalam penggunaan sistem e-learning. Responden penelitian ini merupakan mahasiswa rumpun sains dan teknologi dari Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan model Evaluating E-learning System dan diolah menggunakan Metode PLS-SEM. Faktor yang diperoleh dari penelitian kemudian dikembangkan menggunakan relational matrix untuk dapat memberikan rekomendasi pengembangan sistem e-learning kepada stakeholder terkait.


The growth in the use of the internet is driving the process of digitization and increasing the development of Information and Communication Technology. This development presents various innovations and developments in various sectors, one of which is education. The results of information technology innovation in education provide a stimulus for the adoption of e-learning as an answer to distance-based learning methods. Based on a recent survey, it was found that as many as 65% of the worlds leading faculties have used learning resources in the form of open source in their learning process. The presence of e-learning in higher education institutions has great potential, especially for students. E-learning is a learning method that provides many solutions to the constraints that occur in the Science and Technology academic cluster. The introduction and development of e-learning in higher education institutions discuss a lot about how the education process should be carried out and what things support the process. This research was conducted to find out what factors influence to increase the perceived benefits in the use of e-learning systems. The respondents of this study were students of the science and technology group from the University of Indonesia. This study uses the Evaluating E-learning System model and calculation method using the PLS-SEM Method. Factors obtained from the study were then developed using a relational matrix to be able to provide recommendations for the development of e-learning systems to relevant stakeholders.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Janiscus Pieter
"Studi ini menetengahkan transformasi pembangunan persekolahan di Kabupaten Timor Tengah Selatan melalui penguatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK/ICT). Disadari bahwa pembangunan persekolahan di kabupaten tersebut masih jauh tertinggal. Oleh karena itu, ICT dianggap sebagai media zaman untuk membantu mengakselerasi transformasi pembangunan persekoloahan di daerah ini. Dalam core teori transformasi pendidikan pada model pembelajaran di abad 21 melalui kontribusi teknologi dan mempertimbangkan situasi problematika sosial, maka penulis menggunakan Soft System Methodology (SSM) sebagai penuntun bagi masalah problematik tersebut.
Penulis mengembangkan penelitian di Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan melibatkan sembilan (components) sekolah sebagai lokus penelitian. Melalui interview/ diskusi secara formal maupun informal dan juga studi literatur, maka penulis menemukan sejumlah situasi problematis tentang pembangunan persekolahan melalui penguatan ICT. Dengan mengadaptasikan teori NIES dalam kerangka kerja model systems thinking yang dikategorikan dalam tiga level yaitu makro (institutional) level yang meliputi sistem aktifitas tentang peraturan daerah tentang pendidikan dan sistem optimasi anggaran pendidikan di daerah bagi pembangunan persekolahan; kemudian meso (organizational) level yang meliputi sistem aktivitas pada manajemen sekolah, kepemimpinan sekolah, dan teknologi pendidikan; serta mikro (individual/operational) level sebagai sentra dari pengembangan ICT sekolah yang meliputi sistem aktifitas kompetensi guru.
Selanjutnya, melalui perbandingan dan debating, maka penulis mengimpulkan bahwa pembangunan persekolahan bagi penguatan ICT di daerah tersebut masih mengalami berbagai kelemahan diantaranya sumberdaya dari makro level sampai pada mikro level. oleh karena itu, direkomendasikan agar dikembangkan koordinasi dan komunikasi antar berbagai pihak bagi perubahan melalui komitmen yang sama dengan terus melakukan proses bottom-up and top-down bagi penguatan ICT berbasis sekolah (school-based ICT) di sekolah berdasarkan kebutuhan pembangunan pendidikan pada pembelajaran di abad 21.

This study perpetuates transformation of schools development in South Central Timor Regency by strengthening Information and Communication Technology (ICT). Schools development of this Regency are still left behind. So, ICT is considered as current media to accelerate and help transforming schools development in the region. The core theory of transformation in education of this 21st century learning model over the contribution of technology and considering this social problematic situation, then, the writer develops Soft System Methodology (SSM) as a guide for solving this problem interest as well.
The writer develops research in educational chamber of South Central Timor Regency included nine selected schools as locus of study. Through formal and informal interview/ discussions and literary study, the writer found kinds of real world problematic situations about schools development to strengthening ICT. Then, by adapting NIES theory in framework model of systems thinking which are categorized into three levels as macro (institutional level) which covers activity system of educational local regulation and optimum budgeting for schools development; Mezzo (organizational) level which covers school management, school leadership, technology in education and the micro (individual/operational) level as the center of ICT development which involves school teachers competences.
Over the comparison and debating, the writer concludes that schools development to strengthening ICT still bears kinds of shortcomings in resources from macro through micro levels. So, the writer suggests to develop coordination and communication among parts for improvement through the same commitment to keep up bottom-up and top-down procession in order to strengthen school-based ICT around schools based on the need of educational development in this 21st century learning."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2013
T35872
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Alamsyah
"Guru sebagai tenaga pendidik di Indonesia harus mampu memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar dan mengajarnya. Keinginan guru dalam menggunakan teknologi dalam pendidikan disebut dengan behavioral intention. Akan tetapi, penelitian mengenai behavioral intention belum banyak dilakukan pada sektor pendidikan Chang, Lieu, Liang, Liu, Wong, 2011. Berdasarkan penelitian sebelumnya, behavioral intention berhubungan dengan technology readiness dan kepuasan Soderlund Ohman, 2002; 2003, Lin Hsieh, 2007.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran moderasi kepuasan pada hubungan technology readiness dan behavioral intention guru dalam menggunakan teknologi pada pendidikan. Adapun partisipan dalam penelitian ini berjumlah 119 guru yang berasal dari SMP di Jakarta, Depok, dan Bogor.
Pengukuran dilakukan dengan Technology Readiness Index TRI 2.0, barometer kepuasan dari Johnson, et al. 2001 ditambah dengan dua pre-liminary question dari Soderlund dan Ohman 2003, dan behavioral intention multi-item dari Soderlund dan Ohman 2002. Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa technology readiness memiliki hubungan dengan behavioral intention secara signifikan R=0,359.

Teachers as educators in Indonesia should be able to take advantage of technology in learning and teaching activities. The willingness of teachers in using technology in education is called behavioral intention. However, research on behavioral intention has not been widely practiced in the education sector Chang, Lieu, Liang, Liu, Wong, 2011. Based on previous research, behavioral intention have relationship with technology readiness and satisfaction Soderlund Ohman, 2002 2003, Lin Hsieh, 2007.
This study aims to determine the role satisfaction as moderator on relationship of technology readiness and teacher rsquo s intention to use technology on education. The participants are 119 teachers from junior high schools in Jakarta, Depok, and Bogor.
Measurements were made with Technology Readiness Index TRI 2.0, a satisfaction barometer from Johnson, et al. 2001 added with two pre liminary questions from Soderlund and Ohman 2003, and behavioral intention multi items from Soderlund and Ohman 2002. Based on analysis, it was found that technology readiness had significant relationship with behavioral intention R 0.359.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Salma Prawiradilaga
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008
371.33 DEW m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yusufhadi Miarso
Jakarta: Kencana, 2005
371.33 YUS m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Benny A. Pribadi
Depok: Rajawali Pers, 2023
371.33 BEN t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Noor Abdillah
"Penelitian ini fokus untuk mengkaji faktor sejarah kultural pelaku pendidikan dalam menggunakan media teknologi pendidikan berbasiskan video dalam komunitas pendidikan. Subjek pendidikan memberikan penerimaan teknologi video pendidikan yang berbeda-berbeda. Untuk mengkaji perbedaan penerimaan teknologi pendidikan tersebut, peneliti menggunakan teori CHAT. Menurut CHAT perbedaan penerimaan teknologi ini dilatarbelakangi sejumlah faktor kultural dan sejarah subjek yang mungkin telah mempengaruhi, dan sedang mempengaruhi perubahan dan struktur pengetahuan baru dalam integrasi teknologi.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripti dengan metode studi kasus. Informan utama merupakan guru, siswa, dan anggota komunitas pendidikan. Sumber data penelitian diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian ini menggambarkan bagaimana faktor sejarah kultural siswa dan guru berperan sangat penting dalam penerimaan subjek terhadap video pendidikan dalam proses pembelajaran.

This study focused on assessing the cultural historical factor in the use of videobased educational media technology in the educational community. Educational communities differently accepted video on learning process. To examine the differences in the acceptance of educational technology, researcher used the theory of CHAT. According to CHAT the differences acceptance of technology influenced by cultural and historical factors , and its affects the structure and knowledge changes during technology integration.
This study used a descriptive qualitative approach with the case study method. The main informant was the teachers, students, and members of the education community. Source of research data obtained from interviews, documentation and observation. The results of this study illustrate how the factors of cultural historical students and teachers play a significant role in the acceptance of educational videos in the learning proces.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30409
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Indah Ristanti
"Fakultas Teknik merupakan salah satu fakultas dengan jumlah mahasiswa yang tergolong banyak di Universitas Indonesia, sekitar 3000 mahasiswa secara keseluruhan. Oleh karena itu diperlukan pengalokasian fasilitas belajar yang optimum mengingat fasilitas yang tersedia terutama dalam hal ruang belajar dan tenaga pengajar relatif terbatas. Keadaan ini menyebabkan kesulitan tersendiri bagi Pusat Administrasi Fakultas (PAF), karena harus melakukan penjadwalan mata kuliah, penggunaan ruang dan pengalokasian tenaga pengajar yang efektif. Proses penjadwalan ini merupakan pekerjaan yang sangat rumit dan memerlukan waktu yang panjang dalam pengerjaannya.Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang mampu mengatasi kesulitan ini. Sistem tersebut adalah sebuah perangkat lunak yang bernama Aplikasi Penjadwalan Kuliah (APK). Pada skripsi ini akan dibahas mengenai proses perancangan, implementasi dan pengujian APK. Proses perancangan meliputi perancangan database serta pembuatan diagram-diagram yang dibuat menggunakan Unified Modelling Language. Pada proses pembuatan APK digunakan bahasa pemprograman Visual Basic 6.0 serta Ms Acces sebagai database-nya. Sedangkan proses pengujian meliputi pengujian fungsi serta pengujian unjuk kerja APK. Dari hasil pengujian fungsi yang dilakukan, APK mampu menjadwalkan kuliah tanpa adanya kesalahan seperti bentroknya dosen atau pasangan departemen/semester/program. Pada pengujian unjuk kerja APK mampu menjadwalkan 259 SKS matakuliah dalam 31 menit 20 detik. Pada pengujian unjuk kerja juga terlihat bahwa APK menggunakan 100% waktu prosesor ketika sedang melakukan penjadwalan. Hal ini dikarenakan APK harus melakukan ribuan kali query untuk memeriksa apakah penjadwalan telah dilakukan secara benar. Untuk memaksimalkan unjuk kerjanya maka APK perlu dijalankan pada personal computer yang memiliki kecepatan prosesor yang tinggi. Semakin tinggi kecepatan prosesor personal computer maka semakin baik unjuk kerja APK."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S40010
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>