Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172406 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febrian Harry Andaru Wicaksono
"Tesis ini membahas mengenai analisis efektifitas dari proses investigasi tradisional terhadap kecelakaan kerja yang mengakibatkan cedera pada tubuh pekerja yang memerlukan tindakan lebih lanjut dari pertolongan pertama. Analisis ini dilakukan di PT. XYZ Indonesia dengan data yang diambil untuk periode kecelakaan tercatat selama lima (5) tahun. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah deskriptif analisis. Sebanyak dua puluh tiga (23) kecelakaan kerja tercatat dianalisa. Berdasarkan analisa penelitian ini, PT. XYZ Indonesia disarankan untuk melakukan kombinasi proses ataupun hasil  dari pelaksanaan investigasi tradisional yang merupakan implementasi dari Safety-I dan pelaksanaan learning team yang merupakan implementasi dari Safety-II.

The aim of this study is to analyze the effectivity of traditional investigation process to the recordable incidents which resulted an injury to workers that lead to medical treatment beyond first aid case. This analysis was conducted at PT. XYZ Indonesia with data taken for five (5) years. Approaches used in this study is a descriptive analysis. Twenty-three (23) recordable incidents were analyzed. Based on the study result, PT. XYZ Indonesia is recommended to perform either combined process or result from traditional investigation, which is the implementation of Safety-I, and from learning team, which is the implementation of Safety-II."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53126
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febi Patria Okti
"Data dan informasi ketenagakerjaan Depnaker menuliskan bahwa dari 189.607 perusahaan di Indonesia yang wajib lapor ketenagakerjaan terdapat 1.240 jumlah kasus kecelakaan kerja yang terjadi selama tahun 2006. Dari jumlah kasus tersebut tercatat 56 kasus berakibat cacat dan 15 kasus berakibat meninggal dunia. Angka kecelakaan kerja mengalami peningkatan drastis dari tahun sebelumnya. Dengan jumlah 189.607 perusahaan yang wajib lapor ketenagakerjaan terdapat 65.474 kasus kecelakaan kerja, 5.326 kasus diantaranya berakibat cacat dan 1.451 kasus berakibat meninggal dunia (http://www.nakertrans.go.id/pusdatinnaker).
Kasus kecelakaan kerja juga terjadi di Unit Produksi IV PT. Semen Padang tahun 2007. Berdasarkan data kecelakaan kerja yang dilaporkan di biro Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan Hidup (K3LH) PT. Semen Padang tahun 2005 ? 2007 terjadi 62 kasus. Dari 62 kasus kecelakaan kerja yang terjadi, 10 di antaranya terjadi di Unit Produksi IV atau 16,13% kecelakaan kerja yang terjadi di PT. Semen Padang terjadi di Unit Produksi IV. Dari 10 kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Unit Produksi IV PT. Semen Padang selama periode 2005 ? 2007, 20% (2 kasus) berasal dari unsafe condition (kondisi tidak selamat) dan 80% (8 kasus) berasal dari unsafe action (tindakan tidak selamat). 5 kasus kecelakaan kerja di Unit Produksi IV terjadi selama tahun 2007, 40% (2 kasus) diantaranya berasal dari unsafe condition (kondisi tidak selamat) dan 60% (3 kasus) berasal dari unsafe action (tindakan tidak selamat). Dengan karakteristik bahaya kecelakaan adalah terkena pecahan timah panas, terkena lentingan peralatan (rantai dan kunci), tertimpa benda kerja dan kecelakaan lalu lintas dalam wilayah kerja.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan metoda Fault Tree Analysis (FTA) yang merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian kualitatif untuk menganalisis data sekunder dan data primer yang ada sehingga mengetahui akar penyebab kecelakaan kerja di Unit Produksi IV PT. Semen Padang Tahun 2007. Data sekunder yang digunakan adalah data kecelakaan kerja dan lembar identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko. Data primer diperoleh dari hasil wawancara tak berstuktur dengan ketua tim Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan Hidup (K3LH) Unit Produksi IV dan observasi lapangan. Untuk mengetahui factor penyebab kecelakaan kerja, data yang di peroleh dibandingkan dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial Dan Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 84/BW/1998.
Berdasarkan kronologis kejadian kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Unit Produksi IV PT. Semen dan dibandingkan dengan SK Ditjen Binawas No. Kep. 84/84/1998, diperoleh faktor ? faktor yang mempengaruhi kecelakaan kerja di Unit Produksi IV PT. Semen Padang Tahun 2007 yaitu pekerjaan dilakukan tanpa alat pengaman, penggunaan bahan yang tidak seharusnya, penggunaan bahan yang berbeda dari biasanya, pengaturan prosedur yang tidak aman, penggunaan peralatan yang tidak seharusnya, kecacatan/ketidaksempurnaan pada area kerja, pekerja membuat pengaman tidak berfungsi, melalaikan APD, bekerja pada objek yang berbahaya, membuat prses tidak aman, kejadian berbahaya lainnya dan factor lainnya. B erdasarkan analisis kecelakaan kerja yang dilakukan pada penelitian ini , maka penerapan metoda FTA perlu dipertimbangkan sebagai bahan tambahan untuk mengambil keputusan dan membuat laporan kejadian kecelakaan kerja sehingga diketahui akar penyebab kegagalan (fault) yang menyebabkan kerugian (loss).
Berdasarkan hasil dari metoda FTA yang dilakukan peneliti, disarankan kepada pihak manajemen untuk memperbaharui lembar identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko di Unit Produksi IV PT. Semen Padang. Karena Lembar identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko tidak mencantukan jenis APD yang harusnya digunakan oleh pekerja. Dan memberikan training atau pelatihan bagi pekerja tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) secara berkala."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustar
"Dalam lingkup proses pengendalian sistim keselamatan kerja, pengukuran mempunyai fungsi untuk menentukan masalah keselamatan kerja yang terdapat pada sistim produksi, dan menilai daya guna dari sistim keselamatan kerja yang ada. Dengan pengukuran yang beda, kita akan mampu meramalkan potensi bahaya, menilai besarnya resiko bahaya, menentukan masalah keselamatan kerja, merumuskan cara pengendalian /pencegahan kecelakaan yang paling tepat dan objektif.
Di Indonesia, sebagian besar pengukuran usaha keselamatan kerja masih didasarkan pada tingkat kekerapan cidera cacat ( IFR) dan tingkat keparahan cidera cacat (ISR). Karena kelemahan pengukuran ini, maka sulit bagi kita untuk menentukan masalah keselamatan kerja yang ada dalam sistim produksi, dan daya guna dari program keselamatan kerja juga sulit dicapai, serta manjemen kurang terdorong untuk mendukumg usaha keselamatan kerja.
Akibatnya sebagian besar usaha keselamatan kerja di Indonesia dilaksanakan berdasarkan suatu program yang sudah rutin, tidak terarah, memboroskan biaya,dan tidak didukung manajemen karena manajemen tidak bisa melihat permasalahan pada sistim keselamatan kerja melalui pengukuran IFR dan ISR.
Melihat pentingnya masalah pengukuran ini bagi perkembangan usaha keselamatan kerja menjadi profesi yang mapan di Indonesia maka sudah saatnya bagi tenaga profesi keselamatan kerja mulai memikirkan pengembangan dan penerapan segi pengukuran usaha keselamatan kerja yang cook bagi lingkungan perusahaan dimana ia berada.
Bahan Bacaan : 12 (1970 -1992)

In the scope of controlling of safety management system, the function of measurement is to identify the safety problem that exist in the production system, and to evaluate the function of the safety management that is used in the organization, Good measurement will help us to predict the tendency of the hazard, to estimate the risk of the hazard, to identify the problem of occupational safety and to formulate how to prevent the accident in a effective manner.
In Indonesia most of safety performance measurement is still based on the Disabling Injury Frequency Rate (IFR) and disabling Injury Severity Rate (ISR). Because of the weakness of this measurement it is difficult for us to search the safety problem in the production system and the goal of safety program is hard to achieve and the management of the organization give less support to the program.
Base on the reason above nearly all safety programs useless, wasting time and money and not supported by management since management can not see the problem of safety performance and consider all go well.
Considering the importance of safety performance measurement for the development of safety program, it is the responsibility for the safety professional to search and develop the method and technique of good safety performance measurement in the organization where he works.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emyliana Manurun
"Penelitian ini dilakukan di perusahaan tambang batu bara yang memiliki konsep penambangan terbuka. Fluktuasi angka kecelakaan dari tahun 2011-2017 menyebabkan PT XYZ memiliki potensi resiko kecelakaan yang tinggi. Hasil investigasi kecelakaan menyebutkan bahwa faktor utama yang menyebabkan kejadian kecelakaan yaitu faktor pengawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara safety leadership dengan safety performance di PT XYZ. Metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah analisis komperatif dan analisis korelasi. Gaya kepemimpinan yang akan diidentifikasi melalui pendekatan persepsi dari manajemen (top dan middle management) serta dari karyawan (staff atau front line) dengan menggunakan kuesioner yang akan diberikan kepada 240 karyawan sehingga dapat diketahui gambaran gaya kepemimpianan yang saat ini menjadi budaya di PT XYZ. Gaya kepemimpinan akan dihubungkan dengan safety performance (safety inspection, safety motivation dan incident investigation). Berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa kepemimpinan transformasional yang saat ini menjadi budaya di PT XYZ memiliki pengaruh positif yang siginifikan terhadap safety performance (safety inspection, safety motivation dan incident investigation).

PT XYZ as a mining industry has the fluctuations number of accidents in 2011-2017. The accident investigation state that the main factor caused the accident was a lack of supervision. This study examines the relationship between safety leadership and safety performance at PT XYZ. The methods used in this quantitative research are analytic correlation and analytic comparison. The leadership style that will be identified through the perception approach from management (top and middle management) as well as from employees (staff or front line) using a questionnaire that will be given to 240 employees to see the leadership style that is currently a culture at PT XYZ. The leadership style will analyze the correlation with safety performance (safety inspection, safety motivation, and incident investigation). The description of the research results has a positive impact between safety leadership and safety performance. These results indicated that safety leadership has a significant impact on three aspects on safety performance. Based on data analysis it was found that transformational leadership, which is currently a culture at PT XYZ, has a significant positive effected on safety performance (safety inspection, safety motivation and incident investigation)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudhi Indharto
"Kegiatan penyimpanan bahan cair mudah seperti minyak diesel merupakan kegiatan usaha yang memiliki resiko yang tinggi terhadap timbulnya kecelakaan, kebakaran dan pencemaran lingkungan sehingga dalam pengelolaannya harus dioperasikan sesuai dengan peraturan dan standard yang baku. Upya meminimalisasi timbulnya resiko tersebut dimulai dari tahap perencanaan, konstruksi maupun tahap operasi. Salah satu aspek yang harus dioptimalkan dalam usaha untuk menekan resiko adalah dengan perancanagan sistem pencegahan kebakaran dan penyebarannya yang sesuia dengan standard. Sistem pencegahan yang terpasang dipengaruhi oleh sifat cairan yang disimpan, jenis dan dimensi tangki. jarak aman antar tangki dan fasilitas di sekitarnya dan sistem kontrol tumpahan. PT. X adalah salah satu Perusahaan Swasta Nasional yang memiliki 11 ( sebelas tangki ) unit tangki penimbun yang kegiatannya meliputi : penerimaan, penimbunan dan pendistribusian minyak diesel. Dengan pertimbangan ini maka dilakukan evaluasi kesesuaian sistem pencegahan kebakaran dan penyebarannya dengan menggunakan standard NFPA 30 Vol. 1, API 2000, API 2000, API 650 dan Australian Standard AS 1940 - 2004.
Penelitian ini dilakukan dengan cara mengevaluasi sistem yang sudah ada kepada standar tersebut untuk mengetahui : Sistem manajemen penanganan dan penyimpanan minyak diesel, kesesuaian a'ntara , Dari segi konstruksi tangki sudah sesuai dengan peruntukkannya untuk minyak Diesel kecuali kekurangan emergency vent. Jarak antar tangki dalam tanggul telah memenuhi syarat yang telah dilentukan oleh NFPA. Jarak aman dengan fasilitas lain iuga telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Australian Standard AS 1940 - 2004. Normal ventilasi yang terpasang ( free vent ) dengan diameter 8 " dan 6 " memenuhi syarat yang ditentukan oleh standar API 2000 dan standar NFPA 30 Vol. 1 dan PT. X harus segera memasang emergency vent dengan diameter orifice = 13, 67 in. Jumlah cadangan air pendingin yang tersedia yaitu 60 m hany acukup untuk keperluan pendinginan selam 11 menit dan volume tanggul yang ada tidak memenuhi syarat minimum yang ditentukan oleh standar Australian.

Storage of flammable liquid like diesel oil is a high risk business activity prior to incident/ accident, fire and contamination of environment, therefore it must be operated in compliance with the regulation and standards. The effort to minimize equipment and installation and ends up in operation phase. One of the aspect that must be optimized to minimize risk of tire is by designing the fire prevention system and fire spreading of me is by designing the tire prevetion system to be influenced by tiquid, tank dimension and type, distance between tank, other installation and equipments and spillage control systems. PT X is a national company that has 11 (eleven) tank unit and mean to convert the usage of tank which was initially used for the lubricating oil will change operation. With this consideration, hence evaluation shall be done according to the Handbook, API 2000, API 650 and Austalian Standard 1940 - 2004.
This research is conducted by evaluating the existing system compare to a current standard. This research is conducted by evaluating the existing system compare to a current standards and literature : API 2000, API 650 and Austalian Standard 1940 - 2004 to know : diesel oil storage and handling management system, accordance between tank dimension and type and services with the tire prevention and spreading. In order to support this evaluation, a quantitative analysis was conducted to calculated the need of ire prevention system and spreading. The result of the research indicated that PT X is not compliance with standard for handling and storage of diesel oil. Tank construction has been complied with the standard for storage of diesel oil, except lack of the emergency vent. Distance between tank was not comply to NFPA and the Australian Standard, Distance to other facility has meet to Australian Standard of AS 1940 - 2004 but not to standard of NFPA 30 Vol. 1 Normal ventilation ( free vent ) meet to API 2000 in standard and NFPA 30 vol 1 and PT. X have to immediately install emergency vent with diameter of orifice = 13,67 in. The amount of cooling water supplay which is 60 m enough for 11 minute cooling 11 and existing dike area volume was not comply to Australian Standard of AS 1940 - 2004 dan NFPA.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T34493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Zamroni Lathif
"Aspek keselamatan, kesehatan, dan lingkungan (K3L) pada hunian mahasiswa seringkali terabaikan, padahal universitas wajib memberikan jaminan keselamatan dan kesehatan mahasiswa yang berada di luar kampus sebagai tanggung jawab moral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek K3L pada hunian mahasiswa yang berada di sektiar Universitas Indonesia, salah satu universitas terbesar di Indonesia, yang belokasi di Pondok Cina, Beji, Depok, Jawa Barat. Aspek K3L yang di observasi dalam penelitian ini meliputi (1) tugas dan tanggung jawab pemilik dan penghuni; (2) struktur, fasilitas, dan ketentuan ruang; (3) keselamatan dan keamanan personal; (4) pencahayaan dan sistem kelistrikan; (5) kenyamanan suhu, ventilasi, dan efisiensi energi; (6) kontrol kelembaban, limbah padat, dan manajemen hama; dan (7) agen kimia. Penelitian ini menggunakan desain dekriptif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan pada 65 hunian mahasiswa yang berada di sekitar Universitas Indonesia yang berlokasi di Pondok Cina, Beji, Depok, Jawa Barat. Lembar checklist yang digunakan untuk observasi dan panduan wawancara mencakup penilaian terhadap aspek K3L pada hunian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya aspek agen kimia yang menunjukkan sangat kurang yakni sebesar 12% hunian mahasiswa. Untuk kategori kurang, sebanyak 12% hunian untuk aspek tugas dan tanggung jawab, 12% untuk aspek keselamatan dan keamanan personal, 9% untuk aspek kenyamanan suhu, ventilasi, dan efisiensi energi, 20% untuk aspek kontrol kelembaban, limbah padat, dan manajemen hama, dan 22% untuk aspek agen kimia. Namun, secara keseluruhan pemenuhan aspek K3L pada hunian mahasiswa sebagian besar sudah sangat baik. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi untuk perbaikan aspek K3L pada hunian mahasiswa. Selanjutnya, perlu dilakukan sosialisasi terkait aspek K3L pada hunian mahasiswa baik dari kampus maupun dari pemerintah.

The safety, health and environmental (SHE) aspects of student housing are approved to be neglected, even though the university is required to provide Student Safety and Health outside of campus as a moral responsibility. SHE in student housing located at the University of Indonesia, one of the largest universities in Indonesia, located in Pondok Cina, Beji, Depok, West Java. SHE aspects which are the results of observations in this study (1) Duties of owners and occupants Aspects; (2) Structure, Facilities and Space Requirements Aspects; (3) Safety and Personal Security Aspects; (4) Lighting and Electrical System Aspects; (5) Thermal Comfort, Ventilation and Energy Efficiency Aspects; (6) Moisture Control, Solid Waste, and Pest Management Aspects; and (7) Chemical Agent Aspects. This study used a descriptive design with a cross sectional design, carried out on 65 student housings located in Pondok Cina, Beji, Depok, West Java. The checklist sheet that is used for observation and interview guides is completed on the SHE aspects of student housing.
The results showed that only 12% of student housing. For the relatively unsafe category, 12% for Duties of owners and occupants aspects, 12% for Safety and Personal Security Aspects, 9% for Thermal Comfort, Ventilation and Energy Efficiency, 20% for Moisture Control, Solid Waste, and Pest Management Aspects, and 22 % for chemical agents aspects. However, most of the SHE in student housing has been very good (safe). The results of this study can be used as evaluation material to improve HSE aspects in residential students. Furthermore, it is necessary to disseminate SHE aspects of student housing both from campus and from the government.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52956
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Raharjo
"Kondisi hunian yang baik diharapkan dapat memainkan peranan penting dalam meningkatkan atau memelihara status kesehatan maupun keselamatan penghuninya dan hunian mahasiswa telah diidentifikasi sebagai tipe rumah dengan risiko kesehatan dan keselamatan yang lebih tinggi dibandingkan tipe lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk analisis kualitas hunian mahasiswa berdasarkan aspek keselamatan, kesehatan dan lingkungan. Disain penelitian adalah monitoring dan evaluasi yang bersifat analitik, berlokasi di wilayah Kelurahan Kukusan, dengan sampel kos-kosan yang didapatkan sejumlah 42 hunian. Instrumen yang digunakan adalah persyaratan yang diadopsi dari National Healthy Housing Standar. Pengukuran lingkungan (suhu, kelembapan, kebisingan, pencahayaan) juga dilakukan terhadap 10 sampel hunian.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat dua elemen yang tingkat pemenuhannya sangat kurang pada hampir sebagian besar hunian. Elemen tersebut mencakup elemen keselamatan dan keamanan personal ; dan bahan kimia dengan rata-rata tingkat pemenuhan masing-masing 53% dan 45%. Sub elemen Keselamatan dalam hal ini APAR dan Alarm kebakaran menjadi dimensi yang paling banyak masuk kedalam kategori sangat kurang. Penggunaan pestisida dan rokok di dalam hunian pun menjadi kriteria yang tingkat pemenuhannya sangat kurang pada elemen bahan kimia. Pengukuran lingkungan menunjukkan bahwa nilai rata-rata suhu ruangan 31,96OC. Urgensi yang perlu dilakukan adalah intervensi promosi kesehatan oleh seluruh stakeholder terkait dalam meningkatkan pemenuhan aspek hunian khususnya pada elemen keselamatan, bahan kimia, dan kenyamanan termal (suhu).

Good housing conditions are expected to play an important role in improving or maintaining the health and safety of the occupants and student housing has been identified as a high risk health and safety housing. This study aims to analyze the quality of student occupancy based on aspects of safety, health and the environment. The research design is analytic monitoring and evaluation, located in the Kukusan area, with 42 off campus student housing being obtained. The instruments used are the requirements adopted from the National Healthy Housing Standard. Environmental measurements (temperature, humidity, noise, lighting) were also carried out on 10 housing samples.
The results of the study show that there are two elements that have very low levels of fulfillment in most occupancy. These elements include elements of personal safety and security; and chemicals with an average fulfillment rate of 53% and 45%, respectively. The sub element of safety in this case is fire extinguisher and fire alarm are the dimensions that most fall into the very poor category. The use of pesticides and cigarettes in housing is also a criterion whose level of fulfillment is very lacking in chemical elements. Environmental measurements show that the average value of room temperature is 31.96OC. The urgency that needs to be done is health promotion intervention by all relevant stakeholders in improving the fulfillment of occupancy aspects, especially on the elements of safety, chemicals, and thermal comfort (temperature).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52957
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Febrian
"Rumah sakit-rumah sakit yang terletak di Kota Bontang, dimana Kota Bontang merupakan kota yang sedang berkembang dengan keberadaan dua perusahaan besar berskala internasional dengan potensi bencana seperti kegagalan teknologi, banjir, angin puting beliung, kebakaran lahan/hutan, dan kebakaran permukiman. Untuk mengatasi hal ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kesiapsiagaan manajemen bencana rumah sakit di Kota Bontang menggunakan studi deskriptif observasional dan mixed methode dengan mengadopsi versi Hospital Safety Index. Metodenya adalah dengan pendekatan penilaian diri terhadap rumah sakit yang diaplikasikan untuk menilai kesiapsiagaan bencana dalam 151 item yang dikategorikan dalam tiga komponen termasuk keselamatan struktural, keselamatan nonstruktural, dan manajemen Bencana dan Kegawatdaruratan. Data primer tersebut kemudian diolah melalui Ms Excel dan hasilnya berupa mean untuk setiap komponen pada manajemen bencana rumah sakit lalu diklasifikasikan ke dalam kategori A (0.66-0.1), B (0.36-0.65), atau C (0-0.35). Hasil dari penelitian ini total nilai Hospital Safety Index untuk masing-masing rumah sakit, yaitu 0,90 untuk RSUD Taman Husada, 0,99 untuk RS Pupuk Kaltim, dan untuk RS 0,79 Islam Bontang. Namun tetap menunjukkan bahwa manajemen bencana rumah sakit telah siap dalam menghadapi bencana dan tetap berfungsi dalam situasi bencana. Meskipun demikian, rumah sakit tetap perlu melakukan usaha pencegahan dalam jangka panjang untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana.

Hospitals located in Bontang City, where Bontang City is a developing city with the presence of two large international companies with potential disasters such as failures, floods, tornadoes, land/forest fires, and residential fires. To address this, the purpose of this study was to analyze hospital disaster management preparedness in Bontang City using descriptive observational studies and semi-quantitative methods by adopting the Hospital Safety Index version. A method is a self-assessment approach to hospitals that is applied to assess disaster preparedness in 151 items categorized into three components including structural safety, nonstructural safety, and emergency and disaster safety management. The primary data is then processed through Microsoft Excel and the results are the mean for each component in hospital disaster management and are classified into categories A (0.66-0.1), B (0.36-0.65), or C (0- 0.35). The results of this study total Hospital Safety Index for each hospital, which is 0.90 for Taman Husada Hospital, 0.99 for Pupuk Kaltim Hospital, and 0.79 for RS Islam Bontang Hospital, but still, show that hospital disaster management is ready in the face of disasters and continues to function in disaster situations. Even so, hospitals still need to take preventive efforts in the long term to improve disaster preparedness. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52959
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
G Sony Hernantyo
"ABSTRAK
Gas Metering Station CNOOC SES Ltd di Cilegon adalah fasilitas
untuk serah terima gas dari pihak CNOOC SES Ltd kepada PLTGU Cilegon
dengan jumlah penyerahan gas sekitar 80 juta kaki kubik per hari yang
berlokasi di Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Propinsi Banten.
Bahaya yang timbul dari kegiatan operasi Gas Metering Station ini adalah
bahaya kebakaran akibat kebocoran gas dari fasilitas yang ada antara Iain :
slug receiver, closed drain dmm, pig receiver, filter coalescer & metering skid
serta pipa penyalur serta kemungkinan terjadinya Iedakan. Penelitian yang
dilakukan merupakan penelitian analitis deskritif dengan melakukan analisa
dan perhitungan terhadap faktor-fakior yang menyebabkan terjadinya bahaya
kebakaran dan ledakan serta level keparahan (severity) yang mungkin terjadi.
Metode yang dipergunakan adalah melakukan sectioning di Gas Metering
Station, penghitungan frekuensi kebocoran berdasarkan data yang ada di
dalam E&P Forum, menilai scenario kebakaran yang mungkin terjadi dengan
metode ETA-Event Tree Analysis, menilai severity yang mungkin timbul
dengan menggunakan acuan Health & Safey Executive Standard serta
menentukan hazardous area dengan menggunakan tabel dari Canada Gas
institute. Gas Metering dapat dibagi menjadi 5 section yakni : slug receiven
closed drain drum, pig receiver; filter coalescer & metering skid dan pipa
penyalur dengan scenario berdasarkan safety protection philosophy sebagai
berikut : Kemungkinan Percikan - Alarm Sukses - Emergency Shutdown -
Blowdown System - Fire Protection Sukses - Trend Teijadinya Kebakaran.
Frekuensi kebakaran per tahun untuk masing-masing section adalah sebagai
berikut : slug receiver (5.2x10?), closed drain drum (3.8 x10"), pig receiver (2.2
x 10"), rilter coalescer & metering skid (5 x10"?) dan pipa penyalur (7.5x10??).
Event outcome sebagai hasil Event Tree Analysis beserta nilainya adalah
sebagai berikut : Gas Bocor -> Percikan Langsung -> BDS Sukses -> Jet
Fire (0.00E+OO), Gas Bocor -> Percikan Langsung -> BDS Gagal -> Jet Fire
(3.07E-02), Gas Bocor -> Percikan Langsung ~> FPS Sukses -> Eksplosion (0.00E+0O), Gas Bocor -> Percikan Langsung -> FPS Gagal -> Eksplosion
(1 .62E-03), Gas Bocor -> Percikan Menyusul -> BDS Sukses -> Flash Fire
(0.00E+00), Gas Bocor -> Percikan Menyusul -> BDS Gagal -> Flash Fire
(1 .62E~03), Gas Bocor -> Deteksi Gagal -> ESD Sukses -> BDS Sukses ->
FPS Sukses (8.08E-05), Gas Bocor -> Deteksi Gagal -> ESD Gagal -> BDS
Gagal (4.25E-06). Pada keadaan teriadi kebakaran maka severity
mempunyai level significant dengan kecepatan gas terbakar 0.57 lgq/detik
selama 125 detik, dan tangki bahan bakar solar PLTGU Cilegon dalam
keadaan aman. Dengan program perawatan peralatan fire protection system
di Gas Metering Station dan pelatihan tanggap darurat untuk personil di
Iapangan, diharapkan severity level dapat ditekan menjadi minor bahkan tidak
terjadi.

ABSTRACT
The risk of Gas Metering Station operation is the gas leakage of the following
equipment such as: slug receiver, closed drain drum, pig receiver, filter
coalescer & metering skid which potentially result a tire and followed by a
explosion. The research- design is analytical descriptive by performing
analysis and calculation of the related factors produces a tire and explosion
and its level of severity. The sequences of research are as follow: Gas
Metering Station sectioning, calculate frequency refering the E&P Forum
database, assessment of the Ere scenario by using ETA-Event Tree Analysis,
assessment of the Severity by using Health & Safety Executive Standard and
determine the hazardous area by using Canada Gas Institute table. Gas
Metering Station consists of 5 sections i.e. slug receiver, closed drain drum,
pig receiver, filter coalescer 8. metering skid and pipeline. Refer to the safety
protection philosophy of Gas Metering Station, the sequences of a fire as
follow: Initial Ignition - Alarm Success - Emergency Shutdown success -
Blowdown System Success - Fire Protection System Success and Escalation
of fire occurrence. The fire frequencies per year for each seclioning are as
follow: slug receiver (5.2x10"), closed drain drum (3.8 x10??), pig receiver (2.2 x
10??), filter coalescer & metering skid (5 x1 O"?) and pipeline (7.5x10?°).The event
outcome of event tree analysis including the values are as follow:
Gas Leaking ~> Immediate Ignition -> BDS Success -> Jet Fire (0.00E+00),
Gas Leaking -> Immediate Ignition -> BDS Fail -> .let Fire (3.07E-02),
Gas Leaking -> Immediate Ignition -> FPS Success -> Explosion (0.00E+O0),
Gas Leaking -> Immediate Ignition -> FPS Fail -> Explosion (1.62E~03),
Gas Leaking -> Lagging Ignition -> BDS Success -> Flash Fire (0.00E+0O),
Gas Leaking -> Lagging ignition -> BDS Fail -> Flash Fire (1 .62E-03), Gas Leaking -> Detector Fail -> ESD Success -> BDS Success -> FPS
Success (8.08E-05),
Gas Leaking -> Detector Fail -> ESD Fail -> BDS Fail (4.25E-06)
ln case of ire occurs, the severity will be signiticant level with gas leak flow
rate is 0.57 kgs/second during 125 seconds and the PLTGU Cilegon fuel
storage tank is in safe condition.
By implementing the tire protection system maintenance program and regular
personnel training for emergency response, the severity level of Gas Metering
Station will be minor and expected to be zero.
"
2007
T34523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soleh Hudin
"ABSTRAK
Proyek Transmisi Listrik merupakan proyek dengan kompleksitas tinggi. Salah satu penyebab terganggunya aktivitas proyek adalah adanya terjadinya kecelakaan kerja. Meningkatnya risiko kecelakaan kerja terjadi karena minimnya identifikasi risiko beserta pengendaliannya. Identifikasi risiko dapat diidentifikasi melalui WBS (Work Breakdown Structure). Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi tahapan kegiatan serta factor risiko yang berpotensi bahaya, dan menganalisa faktor risiko dominan guna pengembangan Safety Planning pada pekerjaan transmisi listrik. Metode penelitian meliputi studi literatur, observasi, analisa risiko dan benchmarking. Hasil penelitian ini adalah WBS standar pekerjaan transmisi listrik, sumber risiko yang berpotensi bahaya dan respon risiko serta tinjau ulang level level risiko, dan pengembangan safety plan sebagai salah satu upaya pencegahan, mengurangi bahkan menghilangkan risiko kecelakaan kerja dalam pelaksanaan proyek konstruksi transmisi listrik.

ABSTRACT
Transmission Lines Project are projects with high complexity. One of the causes of disruption to project activities is the occurrence of workplace accidents. The increased risk of workplace accidents occurs because of the lack of identification of risks and their controls. Risk identification can be identified through the WBS (Work Breakdown Structure). The research objective is to identify the stages of activities and risk factors that are potentially dangerous and analyze the dominant risk factors for the development of Safety Planning on the electric transmission line work. Research methods include literature study, observation, risk analysis and benchmarking. The results of this study are standard WBS electric transmission line work, potential hazard sources and risk response and review the level of risk, and the development of a safety plan as a preventive measure, reduce and even eliminate the risk of workplace accidents in the implementation of electric transmission line construction projects."
2019
T53364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>