Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143008 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Raniya
"ABSTRAK
Polutan utama dari sistem pembakaran batubara salah satunya SO2. Sulfur dioksidia menyebabkan iritasi, batuk refleks, menyebabkan penyakit pernafasan dan gangguan daya tahan paru-paru. Penelitian ini bertujuan menganalisis pajanan SO2 di lingkungan sekitar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Suralaya yaitu pada desa Lebak Gede, Cipala Dua, Brigil, Gunung Gede, Salira Indah, dan Sumuranja dan gangguan pernafasannya pada masyarakat sekitar. Penelitian ini bersifat deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Sampel responden diambil secara purposive sampling berdasarkan titik pengukuran udara pada setiap desa yaitu 35 orang di setiap desa. Penelitian ini dilakukan dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang menggunakan nilai Rfc SO2 (0,026 mg / kg / hari), dan selanjutnya dilakukan secara cross sectional untuk menghubungkan tingkat risiko dengan kejadian gangguan pernafasan di sekitar PLTU. Hasil ARKL menunjukkan bahwa tingkat risiko di lingkungan sekitar PLTU Suralaya yaitu pada desa Lebak Gede, Cipala Dua, Brigil, Gunung Gede, Salira Indah, dan Sumuranja masih tergolong aman karena nilai RQ dibawah 1 dalam kurun waktu lebih dari 30 tahun. Hasil analisis cross sectional menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat risiko kesehatan akibat pajanan SO2 dengan kejadian gangguan saluran pernafasan pada masyarakat di sekitar PLTU karena memiliki nilai-p yang lebih besar dari alfa.
ABSTRACT
One of the main pollutants from the coal combustion system is SO2. Sulfur dioxidia causes irritation, reflex coughing, causes respiratory disease and lung resistance. This study aims to analyze SO2 exposure in the environment around the Suralaya steam power plant (PLTU), namely in the villages of Lebak Gede, Cipala Dua, Brigil, Gunung Gede, Salira Indah, and Sumuranja and respiratory problems in the surrounding community. This research is descriptive, with a cross sectional approach. The sample of respondents was taken by purposive sampling based on air measurement points in each village, namely 35 people in each village. This research was conducted using the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) method using the Rfc SO2 value (0.026 mg / kg / day), and then carried out cross-sectional to link the risk level with the incidence of respiratory problems around the PLTU. The ARKL results show that the level of risk in the environment around PLTU Suralaya, namely in the villages of Lebak Gede, Cipala Dua, Brigil, Gunung Gede, Salira Indah, and Sumuranja is still relatively safe because the RQ value is below 1 in a period of more than 30 years. The results of the cross sectional analysis show that there is no relationship between the level of health risk due to SO2 exposure and the incidence of respiratory problems in the community around the PLTU because it has a p-value greater than alpha."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariny Rosyada Azmy
"Pembakaran batu bara di pembangkit listrik menghasilkan polutan yang salah satunya sulfur dioksida. Sulfur dioksida dapat menyebabkan batuk, sakit tenggorokan, mengi, sesak napas, sesak dada hingga menyebabkan edema, bronkopasme, dan pneumonitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi besaran risiko kesehatan pada pekerja akibat pajanan konsentrasi SO2 pada pekerja di PLTU Suralaya. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 75 pekerja yang diambil secara purposive sampling. Hasil pengukuran sulfur dioksida rata-rata di empat titik sebesar 0.0335 mg/m3 dan masih dibawah baku mutu. Hal penelitian ini menunjukkan nilai intake dari pajanan SO2 pada pekerja didapatkan nilai rata-rata sebesar 0.00047 mg/kg/hari sedangkan nilai besaran risiko yang didapatkan sebesar 0.0187 yang artinya tingkat risiko pada pekerja masuk ke dalam kelompok aman. Hasil proyeksi terhadap tingkat risiko pada tahun ke 5 hingga tahun ke 30 mengalami peningkatan. Pekerja juga mengalami gejala gangguan pernapasan diantaranya batuk, dahak, sesak napas, mengi, nyeri dada, dan napas berat. Pentingnya upaya preventif pada pekerja di PLTU agar dapat meminimalisir pajanan SO2 dengan menggunakan APD serta pihak PLTU dapat mengembangkan teknologi modern agar meminimalisir polutan akibat pembaran batu bara.

Burning coals in power plants produces pollutants, one of which is sulfur dioxide. Sulfur dioxide can cause coughing, sore throat, wheezing, shortness of breath, chest tightness, edema, bronchospasm, and pneumonitis. This research aims to estimate the amount of health risk in workers due to exposure to SO2 concentrations in workers at the PLTU Suralaya Banten. This research uses the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) method. The sample in this research was 7 workers who were taken by purposive sampling. The average sulfur dioxide measurement results at four points are 0.0335 mg/m3 and are still below the quality standard. The results of this research indicate that the intake value of SO2 exposure in workers obtained an average value of 0.00047 mg/kg/day while the value of the magnitude of risk obtained was 0.0187 which means that the risk level for workers is included in the safe group. The results of the projections of the level of risk in the 5th to 30th years have increased. Workers also experience symptoms of respiratory problems including chough, phlegm, shortness of breath, wheezing, chest pain, and heavy breathing. The importance of preventive efforts for workers at PLTU in order to minimize SO2 exposure by using PPE and the PLTU can develop modern technology to minimize pollutants due to coal burning
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niknik Bestar
"ABSTRAK
SO2 merupakan polutan udara yang sangat berkaitan dengan pembakaran batubara sebagai bahan baku energi dalam suatu pembangkit listrik. Dengan adanya fakta ini, maka dibutuhkan suatu model sebagai metode pendekatan sistem untuk memprediksi nilai emisi SO2 yang dihasilkan berdasarkan karakteristik batubara, serta pemetaan konsentrasi SO2 di lingkungan sekitar sumber emisi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memodelkan emisi SO2 menggunakan Artificial Neural Network (ANN) berdasarkan karakteristik batubara dan menganalisis konsentrasi SO2 di wilayah PLTU Suralaya berdasarkan pemetaan pada musim hujan dan kemarau. Emisi SO2 dimodelkan menggunakan ANN, sedangkan pemetaan konsentrasi SO2 menggunakan software ArcGIS 9.3. Nilai validasi optimum hasil pemodelan emisi SO2 menggunakan ANN adalah 83,2% dengan root mean square error sebesar 0,168, laju pembelajaran 0,2, jumlah hidden neuron 22, dan epoh 125.000. Nilai konsentrasi SO2 rata-rata tahun 2008-2013 di Halaman PLTU Suralaya, Brigil, Perum PLTU Suralaya, Cipala Dua, Lebak Gede, Salira Indah, Gunung Gede, dan Sumuranja pada musim hujan dan kemarau masing-masing adalah 8,77 μg/Nm3 dan 9,01 μg/Nm3, 4,22 μg/Nm3 dan 6,05 μg/Nm3, 6,87 μg/Nm3 dan 7,04 μg/Nm3, 4,25 μg/Nm3 dan 8,54 μg/Nm3, 4,56 μg/Nm3 dan 6,27 μg/Nm3, 4,70 μg/Nm3 dan 7,06 μg/Nm3, 6,11 μg/Nm3 dan 8,03 μg/Nm3, 5,05 μg/Nm3 dan 7,34 μg/Nm3. Hasil tersebut menunjukkan, konsentrasi polutan SO2 cenderung lebih tinggi pada musim kemarau dibandingkan musim hujan di kedelapan lokasi pemantauan kualitas udara. Nilai konsentrasi SO2 masih jauh di bawah nilai baku mutu yang ditetapkan, yaitu sebesar 365 μg/Nm3 dan termasuk kategori baik menurut ISPU (Indeks Standar Pencemar Udara), yaitu pada rentang 0-50 dengan nilai konsentrasi SO2 sebesar 0 μg/Nm3-80 μg/Nm3
ABSTRACT
SO2 is an air pollutant that is mainly related with the combustion of coal as an energy feedstock in a power plant. Based on this fact, a model as a system approach in order to predict and estimate the SO2 emissions generated by coal characteristics and SO2 concentrations mapping in emission source is required. The purpose of this study is modeling SO2 emissions using Artificial Neural Network (ANN) based on coal characteristics and to analyze the concentrations of SO2 based on mapping in Suralaya Steam Coal Fired Power Plant during rainy and dry season. SO2 emissions were modeled using ANN, while mapping SO2 concentrations is using software ArcGIS 9.3. Optimum validation value for SO2 emissions model with ANN in this study is 83.2% with root mean square error is 0.168, learning rate 0.2, 22 of hidden neurons, and 125,000 epoch. The average value of SO2 concentrations in the years 2008-2013 in Halaman PLTU Suralaya, Brigil, Perum PLTU Suralaya, Cipala Dua, Lebak Gede, Salira Indah, Gunung Gede, and Sumuranja during rainy and dry season respectively are 8.77 μg/Nm3 and 9.01 μg/Nm3, 4.22 μg/Nm3 and 6.05 μg/Nm3, 6.87 μg/Nm3 and 7.04 μg/Nm3, 4.25 μg/Nm3 and 8.54 μg/Nm3, 4.56 μg/Nm3 and 6.27 μg/Nm3, 4.70 μg/Nm3 and 7.06 μg/Nm3, 6.11 μg/Nm3 and 8.03 μg/Nm3, 5.05 μg/Nm3 and 7.34 μg/Nm3. The result shows SO2 concentrations are found to be higher in the dry season than in rainy season in all of eight locations of air quality monitoring. SO2 concentrations value is found below the allowable standard (365 μg/Nm3) and belong to good category according to ISPU (Standard Index of Air Pollutants), in range 0-50 with SO2 concentrations value is 0 μg/Nm3-80 μg/Nm3."
2013
T35625
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulthan Alvin Faiz Bara Mentari
"Jalan Raya Daan Mogot-Pesing Kota Jakarta Barat merupakan jalan raya yang memiliki fungsi vital karena dikelilingi perumahan, industri, pasar, menghubungkan dua kota besar (Jakarta Barat dan Tanggerang), serta merupakan jalan raya yang memiliki titik konsentrasi PM2.5 tertinggi dengan 298 µg/m3 berdasarkan data IQair. Oleh karena itu, diperlukan sebuah penelitian yang dapat menganalisis risiko kesehatan terhadap masyarakat yang tinggal disekitarnya akibat pajanan PM2.5. Penelitian ini menggunakan metode ARKL dengan sampel udara pada 4 titik pengukuran dan sampel subjek sebanyak 96 responden. Pengambilan sampel udara menggunakan alat Dusttrak sedangkan pengambilan data sampel subjek dilakukan dengan wawancara. Berdasarkan hasil pengukuran PM2.5 pada 4 titik pengukuran, terdapat 3 titik yang konsentrasinya telah berada diatas baku mutu PP No.22 tahun 2021 pada titik 2 dengan 73,8 µg/m3, titik 3 dengan 57,2 µg/m3, dan titik 4 dengan 155,4 µg/m3. Berdasarkan hasil wawancara, didapatkan data rerata berat badan responden 59,5 kg, umur 44,5 tahun, waktu pajanan 24 jam/hari, frekuensi pajanan 350 hari/tahun, dan durasi pajanan 20 tahun. Intake realtime dan lifetime tertinggi berada pada titik 4 pengukuran dengan konsentrasi maksimum 0,03 mg/kg/hari dan 0,05 mg/kg/hari. RQ realtime dan lifetime tertinggi berada pada titik 4 dengan nilai maksimum 1,74 dan 2,61. Dibutuhkan manajemen risiko yang dapat menanggulangi titik dengan kategori berisiko diantaranya edukasi penggunaan masker, menanam tanaman penyaring debu dalam rumah, peningkatan gizi, serta penghijauan jalan raya.

Daan Mogot-Pesing road of West Jakarta is a highway that has a vital function because it is surrounded by housing, industry, markets, connects two big cities (West Jakarta and Tangerang), and is a highway that has the highest PM2.5 concentration point with 298 µg/m3 based on IQair data. Therefore, a study is needed that can analyze the health risks to the people who live around them due to PM2.5 exposure. This study used the EHRA method with air samples at 4 measurement points and a sample of 96 respondents. Air samples were taken using the Dusttrak tool while the subject sample data was collected by interview. Based on the results of PM2.5 measurements at 4 measurement points, there are 3 points whose concentrations are above the PP No. 22 of 2021 quality standards at point 2 with 73.8 µg/m3, point 3 with 57.2 µg/m3, and point 4 with 155.4 µg/m3. Based on the interview results, the average respondent's body weight was 59.5 kg, age 44.5 years, exposure time 24 hours/day, exposure frequency 350 days/year, and exposure duration 20 years. The highest realtime and lifetime intakes were at point 4 of measurement with a maximum concentration of 0.03 mg/kg/day and 0.05 mg/kg/day. The highest realtime and lifetime RQ is at point 4 with a maximum value of 1.74 and 2.61. Risk management is needed that can address points with risk categories including education on using masks, planting dust filter plants in the house, improving nutrition, and planting plants around the road."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S34550
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ikin Sodikin
"Sebuah proyek dikatakan sukses apabila dapat memenuhi kriteria mendasar yaitu menyelesaikan dengan tepat waktu, biaya yang dikeluarkan dalam anggaran, dan sesuai dengan persyaratan kualitas yang ditetapkan. Sayangnya, proyek-proyek EPC Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di Indonesia banyak yang mengalami keterlambatan, sehingga penyelidikan mengenai masalah ini dibutuhkan agar program pembangunan pembangkit listrik mendatang menjadi lebih baik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor utama yang menyebabkan terjadinya keterlambatan pada proyek EPC Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batubara di Indonesia, serta memberikan rekomendasi respon risiko untuk tindakan perbaikan atas terjadinya keterlambatan pada proyek yang sedang berjalan dan pencegahan pada proyek mendatang. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan survey kepada para pakar dan project manager dan tim yang terlibat secara langsung dalam proyek, serta validasi ke proyek yang sedang berjalan.

A project is said to succeed if it can meet the basic criteria that is completed in a timely, cost incurred in the budget, and in accordance with the specified quality requirements. Unfortunately, many EPC power plant projects in Indonesia are delayed, so the investigation on the matter needed for future power plant construction program would be better. The purpose of this study was to identify the major factors causing delays in power plant EPC projects in Indonesia, also make risk respon recommendations for correction of ongoing projects ang prevention of any delays in future projects. The method used is to do a survey to the experts, project managers and teams directly involved in the project, as well as validation to ongoing projects."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T32916
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranda Mulya Putra Garniwa
"[ABSTRAK
Listrik adalah kebutuhan pokok untuk kegiatan dan aktivitas manusia, terutama untuk kegiatan ekonomi. PLTU Suralaya adalah PLTU berbahan bakar batubara, yang mempunyai kapasitas untuk menghasil listrik yang murah namun juga menghasil polusi yang besar juga. PLTU Suralaya menghasilkan listrik yang digunakan untuk seluruh penduduk yang terhubung pada jaringan Jawa, Madura dan Bali, namun polusi udara yang dihasilkan memiliki perilaku-perilaku tertentu dan berdampak pada penduduk di sekitar PLTU Suralaya. Atas dasar dari deskripsi tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perilaku spasial polusi udara yang terbentuk dan efek apa saja yang dialami penduduk yang berdomisili di sekitar PLTU Suralaya. Dalam penelitian ini, untuk menentukan polusi udara menggunakan zat SO2 sebagai indikatornya. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode pemetaan dan pengolahan citra satelit, survey, dan wawancara.
Perilaku Spasial pencemaran polusi udara terbentuk 4 fase, yakni : fase I (musim penghujan), fase II (musim peralihan kemarau), fase III (musim kemarau), dan fase IV (musim peralihan hujan). Perilaku spasial pencemaran polusi udara tahun 2005 adalah mengikuti pola pergerakkan angin muson. Sedangkan perilaku spasial pencemaran polusi udara tahun 2014 memiliki pergerakkan dari barat menuju timur. Efek dari polusi polusi udara tidak dirasakan oleh PLTU Suralaya, namun efeknya dirasakan di area lain yakni Kota Cilegon

ABSTRACT
Electricity is a basic need for human activity, mainly for economic activities. PLTU Suralaya is a coal-fired power plant, which has the capacity to produce cheap electricity but also generate substantial pollution as well. PLTU Suralaya generate electricity that is used for the entire population residing in Java, Madura and Bali, but the resulting air pollution have spatial behaviors and the impacts on residents around Suralaya. On the basis of this description, the purpose of this study is to analyze the spatial behavior of air pollution is formed and any effects experienced by people who live around Suralaya. In this research, SO2 will be used for indicator as air pollution. The method used in this research is a method of mapping and satellite image processing, surveys, and interviews.
Spatial Behavior of air pollution formed four phases, namely: Phase I (rainy season), phase II (intermediate dry season), Phase III (dry season), and phase IV (transition rainy season). Spatial behavior of air pollution in 2005 was followed the movement pattern of the monsoons. While the spatial behavior of air pollution in 2014 has movement from west to east. Effects of air pollution is not felt by residents in Suralaya, but the effect is felt in other areas of the Cilegon;Electricity is a basic need for human activity, mainly for economic activities. PLTU Suralaya is a coal-fired power plant, which has the capacity to produce cheap electricity but also generate substantial pollution as well. PLTU Suralaya generate electricity that is used for the entire population residing in Java, Madura and Bali, but the resulting air pollution have spatial behaviors and the impacts on residents around Suralaya. On the basis of this description, the purpose of this study is to analyze the spatial behavior of air pollution is formed and any effects experienced by people who live around Suralaya. In this research, SO2 will be used for indicator as air pollution. The method used in this research is a method of mapping and satellite image processing, surveys, and interviews.
Spatial Behavior of air pollution formed four phases, namely: Phase I (rainy season), phase II (intermediate dry season), Phase III (dry season), and phase IV (transition rainy season). Spatial behavior of air pollution in 2005 was followed the movement pattern of the monsoons. While the spatial behavior of air pollution in 2014 has movement from west to east. Effects of air pollution is not felt by residents in Suralaya, but the effect is felt in other areas of the Cilegon, Electricity is a basic need for human activity, mainly for economic activities. PLTU Suralaya is a coal-fired power plant, which has the capacity to produce cheap electricity but also generate substantial pollution as well. PLTU Suralaya generate electricity that is used for the entire population residing in Java, Madura and Bali, but the resulting air pollution have spatial behaviors and the impacts on residents around Suralaya. On the basis of this description, the purpose of this study is to analyze the spatial behavior of air pollution is formed and any effects experienced by people who live around Suralaya. In this research, SO2 will be used for indicator as air pollution. The method used in this research is a method of mapping and satellite image processing, surveys, and interviews.
Spatial Behavior of air pollution formed four phases, namely: Phase I (rainy season), phase II (intermediate dry season), Phase III (dry season), and phase IV (transition rainy season). Spatial behavior of air pollution in 2005 was followed the movement pattern of the monsoons. While the spatial behavior of air pollution in 2014 has movement from west to east. Effects of air pollution is not felt by residents in Suralaya, but the effect is felt in other areas of the Cilegon]"
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sukadi
"Indek standar pencemaran udara DKI Jakarta, parameter kritis terbanyak di Kelapa Gading. Untuk mengestimasi risiko kesehatan dilakukan analisis risiko kesehatan PM10 dan SO2 di Kelapa Gading. Konsentrasi risk agent diperoleh stasiun pemantau udara BPLHD DKI Jakarta selama 365 hari. Berat badan, waktu pajanan diukur dari 80 responden. Estimasi risiko kesehatan dinyatakan dalam RQ, dihitung dari intake risk agent dan dosis referensinya. Risiko kesehatan dianggap berisiko bila RQ>1. Hasil penelitian menunjukkan RQ PM10 dan SO2 pajanan realtime tidak berisiko. Pajanan lifespan konsentrasi maksimum PM10 berisiko terhadap kesehatan populasi. Konsentrasi PM10 diturunkan hingga 130 μg/m3,merupakan batas aman untuk semua pupolasi"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezha Pratiwi Eka Gharini
"Gas NO2 dan SO2 merupakan zat pencemar udara yang menimbulkan bau busuk dan mencemari udara di sekitar TPA. Gas-gas tersebut akan bermunculan di setiap tahap operasi penimbunan dan pemadatan sampah di TPA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko pajanan gas NO2 dan SO2, dalam udara ambien terhadap gangguan kesehatan pada pemulung yang beraktivitas dan bermukim di sekitar TPA Cipayung, Depok. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni tahun 2018 dengan menggunakan metode penulisan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL.
Hasil pengukuran NO2 memiliki rata-rata hasil pengukuran adalah 31,794 g/m3, dan SO2 memiliki rata-rata hasil pengukuran adalah 6,365 g/m3. Dari hasil tersebut, masih sangat jauh dibawah Baku Mutu Udara Ambien dalam PP No. 41/1999. Nilai asupan real time dengan pajanan konsentrasi NO2 adalah 1,079 10-3 mg/kg/hari dan pajanan konsentrasi SO2 adalah 2,5962 10-5 mg/kg/hari. Sedangkan nilai asupan life span dengan pajanan konsentrasi NO2 adalah 2,15801 10-3 mg/kg/hari dan pajanan konsentrasi SO2 adalah 5,1024 10-5 mg/kg/hari.
Karakteristik risiko untuk konsentrasi NO2 dengan durasi pajanan real time adalah 0,0539 dan life span adalah 0,108. Karakteristik risiko untuk konsentrasi SO2 dengan durasi pajanan real time adalah 0,001 dan life span adalah 0,002. Secara keseluruhan, nilai RQ adalah <1 maka udara ambien TPA Cipayung dengan pajanan NO2 dan SO2 masih aman sehingga tidak diperlukan adanya pengelolaan risiko.

Gases NO2 and SO2 are air pollutants that cause odor and pollute the air around the landfill. The gases will emerge at every stage of landfilling and compaction operations in the landfill. This study aims to analyze the level of exposure risk of NO2 and SO2 gas, in ambient air to health disturbance on scavengers who move and settle around TPA Cipayung, Depok. This research was conducted in March June of 2018 using the method of writing Environmental Health Risk Analysis ARKL.
The result of measurement of NO2 has the average of measurement result is 31,794 g m3, and SO2 has average result of measurement is 6,365 g m3. From these results, it is still very far below the Ambient Air Quality Standard in PP 41 1999. The value of real time intake with NO2 exposure concentration was 1,079 10 3 mg kg hari and the exposure of SO2 concentration was 2,5962 10 5 mg kg hari. While the value of life span intake with NO2 exposure concentration was 2,15801 10 3 mg kg hari and the exposure of SO2 concentration was 5,1024 10 5 mg kg hari.
The risk characteristic for NO2 concentration with real time exposure duration was 0,0539 and life span was 0,108. Risk characteristics for SO2 concentration with real time exposure duration were 0,001 and life span was 0,002. Overall.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tumanggor, Benhard Nataniel
"

Timbal (Pb) merupakan logam berat dengan nomor atom 82 dan massa atom 207,2. Timbal bersumber dari alam, industri, serta transportasi. Timbal dari industri berasal dari industri baterai, industri kimia, industri bahan bakar, dan industri peleburan aki bekas serta dari transportasi berasal dari bahan bakar kendaraan bermotor. Sumber-sumber logam timbal ini dapat menyebabkan pajanan timbal ke dalam lingkungan sehingga mengakibatkan terjadinya pencemaran udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat risiko kesehatan (Risk Quotient) akibat pajanan timbal pada masyarakat lingkungan di sekitar Kawasan Industri Manis, Banten. Penelitian ini dilakukan pada bulan April–Juli tahun 2019 menggunakan metode penelitian Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Metode penelitian ini untuk menghitung atau memprakirakan risiko pada kesehatan manusia. Nilai RQ dinyatakan berisiko jika RQ>1.

Nilai pengukuran timbal (Pb) didapat dari dua titik sampling uji udara ambien di sekitar Kawasan Industri Manis yaitu 1,58 μg/Nm3 pada titik 1 dan 0,23 μg/Nm3 pada titik 2. Nilai rata-rata pengukuran timbal (Pb) dari kedua titik adalah 0,905 μg/Nm3. Hasil pengukuran tersebut masih dibawah Baku Mutu Udara Ambien yang ditetapkan dalam PP Nomor 41 Tahun 1999. Nilai jumlah asupan pada penelitian ini dihitung secara real time dan life span. Nilai jumlah asupan pajanan timbal (Pb) dengan durasi pajanan real time yaitu 2,2038x10-4 mg/kg/hari. Sedangkan nilai jumlah asupan dengan durasi pajanan life span adalah 2,8746x10-4 mg/kg/hari. Nilai tingkat risiko dihitung dengan membandingkan antara nilai asupan (intake) dengan nilai default RfC. Nilai RfC didapatkan dari IRIS US-EPA yaitu 4,93x10-4 mg/kg/hari. Nilai tingkat risiko dihitung berdasarkan beberapa durasi pajanan mencakup real time dan life span (1, 10, 23, 30, 60, dan 100 tahun). Nilai tingkat risiko (RQ) akibat pajanan timbal (Pb) yang didapatkan adalah 0,0388; 0,194; 0,447; 0,583; 1,166; dan 1,943.

Kata kunci: Timbal (Pb), Masyarakat, Baku Mutu Udara Ambien, Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL)


Lead (Pb) is a heavy metal with an atomic number of 82 and an atomic mass of 207.2. Lead is sourced from nature, industry, and transportation. Lead from industry comes from the battery industry, chemical industry, fuel industry, and used battery smelting industries as well as from transportation derived from motor vehicle fuel. These sources of lead metal can cause lead exposure into the environment resulting in air pollution. This study aims to determine the level of health risk (Risk Quotient) due to lead exposure to the neighborhood community of Manis Industrial Zone, Banten. This research was conducted in April–July 2019 using the method of research Environmental Health Risk Analysis (ARKL). This research method is to calculate or predict risks to human health. RQ value is stated as risk if RQ >1.

The measurement value of lead (Pb) was obtained from two ambient air test sampling points around the Manis Industrial Zone was 1.58 μg/Nm3 at the first point and 0.23 μg/Nm3 at the second point. The average value of lead (Pb) measurement from both points is 0.905 μg/Nm3. The results of these measurements are still below the Ambient Air Quality Standard according to PP No. 41 Tahun 1999. The amount of intake in this study is calculated in real time and life span. The value of lead (Pb) exposure intake with real time exposure duration was 2.2038 x10-4 mg/kg/day. While the value of the amount of intake with the duration of life span exposure is 2.8746x10-4 mg/kg/day. The value of the risk level is calculated by comparing the value of the intake with the default value of the RfC. The RfC value was obtained from IRIS US-EPA which was 4.93x10-4 mg/kg/day. Risk level values are calculated based on several exposures including real time and life span (1, 10, 23, 30, 60, and 100 years). The value of risk level (RQ) due to lead exposure (Pb) obtained is 0.0388; 0.194; 0.447; 0,583; 1,166; and 1,943.

 

"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>