Ditemukan 119261 dokumen yang sesuai dengan query
Shafiya Areta
"Pengalaman Optimal (Flow) merupakan pengalaman positif yang memiliki banyak manfaat bagi individu, terutama pada pekerja. Pekerja akan lebih baik performanya jika memiliki Time Management Skill (keterampilan manajemen waktu) yang baik. Sampel populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah pekerja pada tahap dewasa muda dan minimal pendidikan D3 (N=322). Penelitian ini memperoleh rentang usia partisipan adalah 21 hingga 40 tahun (M = 28.9, SD = 5.67). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Assessment Time Management Skill (ATMS) dan Work-Related Flow Inventory (WOLF) yang masing-masing memiliki internal konsistensi sangat baik. Analisis yang digunakan adalah Pearson Correlation dengan menggunakan total skor secara keseluruhan dan setiap dimensi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan dan memiliki arah positif antara Time Management Skill dengan flow
Optimal Experience (Flow) is a positive experience that has many benefits for individuals, especially for workers. Workers will have better performance if they are good time management skills. The population sample used in this study is workers in young adulthood and minimum D3 (N = 322). Participant in this study have age range of 21 to 40 years (M = 28.9, SD = 5.67). The instruments used in this study are Time Skills Management Assessment (ATMS) and Work-Related Flow Inventory (WOLF), each of which has very good internal consistency. The analysis used is Pearson Correlation by using the overall total score and each dimension. The results of this study is significant and have a positive direction between Time Management Skills and Flow."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mancini, Marc
New York: McGraw-Hill, 1994
650.1 MAN t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Estu Murniati
"Mereka yang telah bekerja memiliki tuntutan yang tinggi untuk menyelesaikan berbagai tugas dan mencapai target pekerjaannya, oleh karena itu diperlukan keterampilan manajemen waktu. Mereka yang melakukan manajemen waktu mampu mengatur waktu mereka secara efektif, menghindari penundaan, memimpin untuk menyelesaikan berbagai tugas dan mencapai berbagai prestasi yang mengarah pada evaluasi kepuasan hidup. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara manajemen waktu dan kepuasan hidup. Manajemen waktu diukur menggunakan alat ukur Assessment of Time Management Skills (ATMS), kepuasan hidup diukur menggunakan alat ukur Satisfaction with Life Scale (SWLS). Data dikumpulkan secara online pada tiga ratus dua puluh satu peserta kerja. Hasil analisis statistik Korelasi Spearman menunjukkan hubungan yang signifikan dan positif antara manajemen waktu dan kepuasan hidup. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keterampilan manajemen waktu maka semakin tinggi pula kepuasan hidup yang dimiliki. Hasil penelitian ini mendasari perkembangan penelitian selanjutnya terkait hubungan antara manajemen waktu dan kepuasan hidup.
Those who have worked have high demands to complete various tasks and achieve their job targets, therefore time management skills are needed. Those who do time management are able to manage their time effectively, avoid procrastination, lead to completing various tasks and achieve various achievements which lead to life satisfaction evaluation. This research was conducted to determine the relationship between time management and life satisfaction. Time management is measured using the Assessment of Time Management Skills (ATMS) measurement tool, life satisfaction is measured using the Satisfaction with Life Scale (SWLS) measurement tool. Data were collected online on three hundred and twenty one work participants. The results of the Spearman Correlation statistical analysis showed a significant and positive relationship between time management and life satisfaction. This shows that the higher the time management skills, the higher the life satisfaction they have. The results of this study underlie the development of further research related to the relationship between time management and life satisfaction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lia Apriliani
"Self-esteem adalah evaluasi individu terhadap dirinya yang penting untuk dirinya perhatian, terutama bagi dewasa muda yang mulai memiliki banyak tanggung jawab menjawab. Penelitian ini ingin menguji apakah ada hubungan antar keterampilan manajemen waktu dan harga diri dalam kelompok dewasa muda. Peserta yang terlibat dan data yang dapat digunakan dalam penelitian ini berjumlah 312 peserta, terdiri dari 141 perempuan dan 171 laki-laki dengan kriteria pendidikan terkini minimal D3 / Akademi yang telah bekerja minimal 6 bulan di tempat kerja saat ini. Berdasarkan hasil analisis statistik menunjukkan bahwa keterampilan manajemen waktu dengan harga diri berkorelasi signifikan. Pada masing-masing dimensi harga diri juga menunjukkan bahwa keterampilan manajemen waktu berkorelasi signifikan dengan dimensi kinerja, sosial, dan penampilan. Hasil koefisien korelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi keterampilan manajemen waktu, itu akan diikuti oleh harga diri yang tinggi pula, begitu pula untuk masing-masing dimensi, di mana dimensi penampilan berkontribusi paling besar harga diri tinggi. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa jika individu memiliki keterampilan manajemen waktu yang tinggi, maka akan diikuti oleh harga diri
yang juga tinggi, terutama pada dimensi tampilan.
Self-esteem is an individual's evaluation of himself which is important for his attention, especially for young adults who begin to have a lot of responsibility to answer. This study wanted to examine whether there is a relationship between time management skills and self-esteem in young adult groups. Participants involved and the data that can be used in this study amounted to 312 participants, consisting of 141 women and 171 men with the latest education criteria of at least D3 / Academy who have worked for at least 6 months in the current workplace. Based on the results of statistical analysis, it shows that time management skills and self-esteem have a significant correlation. In each of the dimensions of self-esteem also shows that time management skills have a significant correlation with the dimensions of performance, social, and appearance. The results of the positive correlation coefficient indicate that the higher the time management skills, it will be followed by high self-esteem as well, as well as for each dimension, where the appearance dimension contributes the most high self-esteem. Thus, it can be seen that if individuals have high time management skills, self-esteem will followwhich is also high, especially in the dimensions of the display."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Boy Subirosa Sabarguna
Jakarta: UI-Press, 2007
R 658.3 BOY a (1)
Buku Referensi Universitas Indonesia Library
Certo, Samuel C.
New Jersey: Pearson , 2009
658 CER m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Boy Subirosa Sabarguna
Jakarta: UI-Press, 2007
658.3 BOY a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Boy Subirosa Sabarguna
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press), 2007
658.3 BOY a
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Amilia Amin
"
ABSTRACTPenelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pengalaman depresif dengan gejala depresi pada dewasa awal. Pengalaman depresi meliputi kritisi diri dan ketergantungan, dimana pengalaman depresi ini jika tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan seseorang mengalami gejala depresi yang semakin buruk. Dalam penelitian ini digunakan dua alat ukur, yaitu untuk pengukuran pengalaman depresif digunakan alat ukur Depressive Experience Questionnaire (DEQ) dan untuk mengukur gejala depresi digunakan Beck Depression Inventory (BDI). Alat ukur ini diadministrasikan melalui media daring. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 113 partisipan yang merupakan mahasiswa program sarjana Universitas Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik korelasi Pearson untuk melihat hubungan antara kedua variabel ini. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman depresi dan gejala korelasi dengan nilai r (113) = 0,468, p < 0,001. Selain itu ditemukan juga bahwa jumlah partisipan yang memiliki skor kritisi diri yang tinggi jumlahnya lebih banyak daripada jumlah partisipan yang memiliki skor ketergantungan yang tinggi.
ABSTRACTThis quantitative research focuses on the relationship between Depressive Experiences and Depressive Symptoms among emerging adults. The experience of depression involves self-criticism and dependence, if the experience of depression is not handled properly will make a person get the worst symptoms of depression. Depressive experiences are measured by Depressive Experience Questionnaire (DEQ) and Depressive Symptoms are measured by Beck Depression Inventory (BDI) and managed online. 113 students from the University of Indonesia participated in this study. This study uses Pearson correlation to determine the relationship between depressive experiences and depressive symptoms. The result is r (113) = 0.468, p <0.001, which means that there is a correlation between depressed experience and depressive symptoms. Other results from this study are participants who have higher self-criticism scores higher than participants who have high dependency scores."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library