Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135884 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siagian, Ria Christine
"Ketersediaan obat baru di Indonesia masih didominasi oleh produk impor dan terbatasnya industri farmasi yang menghasilkan obat berbasis riset walaupun pemerintah telah melakukan intervensi regulasi. Industri farmasi lebih banyak melakukan formulasi dan/atau pengemasan obat dibandingkan memproduksi obat berbasis riset. Produksi obat berbasis riset dibutuhkan untuk menjamin keberlangsungan ketersediaan obat. Penelitian ini bertujuan membangun model kebijakan yang mampu memprediksi dampak pengembangan obat berbasis riset di Indonesia. Penelitian dengan pendekatan kros seksional ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan survei terhadap industri farmasi dan penentu kebijakan pengembangan obat di Indonesia; dan metode kualitatif dengan melakukan kajian masalah dari dokumen kebijakan dan wawancara terstruktur. Model kebijakan ditetapkan berdasarkan analisis pengaruh variabel kapabilitas industri farmasi dengan variabel mekanisme insentif dari pemerintah terhadap konteks fisibilitas politik yang mempengaruhi pengembangan obat berbasis riset, dengan pengukuran yang dilakukan terhadap indikator-indikator yang merefleksikan variabel tersebut. Model kebijakan diuji menggunakan structural equation modeling. Identifikasi kesenjangan (gap analysis) dilakukan sebagai upaya untuk meminimalkan perbedaan pandangan antara industri farmasi dan pemerintah terhadap kapabilitas industri farmasi dan mekanisme insentif dari pemerintah. Analisis determinan kebijakan dan dampak dilakukan untuk memprediksi keberhasilan model tersebut dalam memberikan dampak.
Hasil penelitian membuktikan bahwa kapabilitas industri farmasi, konteks fisibilitas politik, dan mekanisme insentif inovasi yang spesifik untuk kapabilitas industri farmasi, merupakan variabel yang berpengaruh kuat untuk memberikan dampak pengembangan obat berbasis riset, dengan indikator yang paling kuat memberikan pengaruh adalah peluang pasar, faktor penarik inovasi, sumber daya pemerintah dan program nasional. Walaupun hasil penelitian juga membuktikan bahwa regulasi, kapasitas industri farmasi, karakteristik obat, peluang pasar, faktor pendorong inovasi, faktor penarik inovasi, faktor penarik regulasi, aktor kebijakan, nilai kebijakan, sumber daya pemerintah dan program nasional merupakan indikator yang memberikan pengaruh dalam pengembangan obat berbasis riset, namun indikator-indikator ini belum mampu menjadi pengungkit dan memberikan dampak terhadap pengembangan obat berbasis riset di Indonesia. Prioritas kebijakan dan perbaikan harus segera dilakukan pada regulasi, peluang pasar, dan mekanisme insentif inovasi sehingga pengembangan obat yang diharapkan dapat terjadi.

Indonesia`s supply of new drugs currently relies on imported drugs. Pharmaceutical companies appear to be hesitant to transform from being an inventor to being an innovator, and instead continue the process of formulation and packaging. Government regulation intervention has not led to any significant changes. Drug development involves the creation of an innovative drug that is not yet available in the country. Domestic development is needed to ensure sustainability of the access to research-based drug and to reduce the price of that drug that is currently imported. This study aims to develop a policy model that is strategically able to predict an outcome of investment in research-based drug development. Several factors that could trigger domestic research-based drug development were explored and incorporated into a predictive model of an innovation policy. A data collection in this cross-sectional study used a quantitative and qualitative method to explore the policy making process. Data was collected using a structured questionnaire to pharmaceutical companies and policy makers, and also a document review and indepth interview. The process of modeling the policy was established based on the functional relationships between factors related to the capability of pharmaceutical companies in the development of research-based drug and government incentives to political feasibility to predict a drug development, validated using a set of techniques pertaining to the calculation of structural equations. Gap analysis was an effort for examining the similarities and differences in perceptions of capability of pharmaceutical companies and incentive mechanism to accelerate research-based drug development. The findings provided empirical insights on the gaps that can arise from inconsistent perceptions of potential and current situations between pharmaceutical companies and policy makers. The alignment between policy recommendations and intended outcomes was then analyzed using analysis of determinants of policy impact.
The study proves that pharmaceutical company capabilities, political feasibility and innovation incentives correlated to pharmaceutical company capabilities are major catalysts that encourage pharmaceutical companies to invest more in drug development, majorly explained by market opportunities, pull factors, government resources and national program. Although the study proves that regulation, pharmaceutical company capacities, drug characteristics, market, push-pull-regulatory pull factors, actors, values, government resources and national program are strong indicators relating to drug development, the study reveals that those indicators are not yet able to become leverage and make impact to drug development. Special attention on policy priorities and improvements have to be put on regulation, market opportunities, and push-pull-regulatory pull factors to make impact on drug development in Indonesia.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2613
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wydha Septia Susilaningtyas
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Pusat Riset Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia periode bulan September tahun 2017 bertujuan untuk memahami peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di Badan POM RI, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktik kefarmasian di lembaga pemerintahan, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan di lembaga pemerintahan, serta memiliki pengetahuan tentang tupoksi instansi pemerintahan di bidang farmasi khususnya Pusat Riset Obat dan Makanan Badan POM RI. Praktik kerja profesi di Badan POM RI dilakukan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu Uji Toksisitas Subkronis Oral Kratom (Mitragyna speciosa Korth) pada Tikus Putih Galur Sprague Dawley. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui cara uji toksisitas subkronis oral kratom (Mitragyna speciosa Korth) pada tikus putih galur Sprague Dawley

ABSTRACT
Internship at Food and Drug Research Center of Badan Pengawas Obat dan Makanan Republic of Indonesia period September 2017 aims to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists in government institutions of the Badan POM RI, having the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practice in Government agencies, also have the insight of pharmaceutical practice issues in government institutions, and have the knowledge about the main roles and functions of Government agencies especially in Food and Drug Research Center of Badan POM RI. Internship at Badan POM RI conducted for four weeks with a special assignment is Subchronic Oral Toxicity Test of Kratom (Mitragyna speciosa Korth) on the Sprague Dawley white rat. The purpose of this special assignment is to give knowledge about how to conduct subchronic oral toxicity test of kratom (Mitragyna speciosa Korth) on the Sprague Dawley white rat."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pipit Sulistiyani
"ABSTRAK
Praktek Kerja Profesi di BPOM berlangsung dari tanggal 08-30 September 2015. PKP di BPOM bertujuan agar mahasiswa apoteker mengerti peranan, tugas dan tanggung jawab apoteker di instansi pemerintahan, memiliki wawasan tentang pelaksanaan pekerjaan kefarmasian, dan memiliki gambaran nyata akan permasalahan pekerjaan kefarmasian yang terjadi di pemerintahan. Agar mahasiswa lebih memahami tentang peranan dan kegiatan di Badan POM maka mahasiswa apoteker diberikan tugas khusus untuk mengkaji laporan tahunan PPOM terkait tindak pidana obat dan makanan ilegal. Berdasarkan kegiatan PKP yang dilakukan dapat diketahui dan disimpulkan bahwa peran apoteker di BPOM salah satunya adalah menjadi seorang Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang mampu melakukan investigasi awal dan peyidikan serta evaluasi dan monitoring obat dan makanan pasca beredar di masyarakat. Sedangkan secara umum Tugas pokok dan fungsi BPOM adalah pengawasan obat dan makanan pre marketing dan post marketing. Mudahnya peredaran obat dan makanan ilegal merupakan salah satu permasalahan yang masih dihadapi oleh BPOM. Berdasarkan kajian terhadap laporan tahunan PPOM dapat diketahui dan disimpulkan bahwa hal-hal yang menyebabkan kurang optimalnya pemberantasan obat dan makanan adalah sanksi hukum yang diberikan kurang memeberikan efek jera, tersangka yang dipidanan bukan aktor intelektual, kejahatan obat dan makanan ilegal merupakan kejahatan yang terorganisir.ABSTRACT Profession Internship at BPOM was held was held for three weeks from September 8th until September 30th 2015. This Profession Internship was intended to make apothecary student understand the role of pharmacist, have insight into the implementation of pharmaceutical practice, and know the issues in pharmaceutical practice in goverment as regulator. To improve the knowledege of student, they give studnet task to review the annual report of PPOM about criminal in food and drug. Based on the activies, pharmacist in BPOM as Penyidik Pegawai Negeri Sipil who can do investigation, monitoring and evaluation post marketing of food and drug. Generaly the role of BPOM is surveillance the food and drug pre marketing and post marketing. The cycle convenience of ilegal food and drug is one of the issues still faced by BPOM. Based on annual review PPOM shows that less optimal eradication of ilegal food and drug caused by punishment did not give the criminals chary, the criminals are not the intelectual actor, and food and grud ilegal is the organized crime."
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Demetria Ulin Suci Aprilla
"ABSTRAK
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan salah satu Lembaga Pemerintah
Non Kementerian (LPNK) mempunyai tugas melaksanakan pengawasan obat dan makanan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apoteker memiliki peran yang
penting dan terlibat langsung di dalam melakukan fungsi pengawasan tersebut. Tujuan praktik
kerja profesi (PKP) ini adalah memberi wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman
pada calon apoteker tentang pekerjaan apoteker di Badan POM. Mahasiswa apoteker ditempatkan
di Pusat Riset Obat dan Makanan untuk melakukan verifikasi metode analisis setirizin HCl
menggunakan spektrofotometer uv-vis secara mandiri. Hasilnya, metode analisis setirizin valid.
PROM melakukan inovasi penelitian dan juga memnuhi permintaan stakeholder PROM, yaitu
direktorat lain yang ada di Badan POM. Peran apoteker di Badan POM adalah melakukan
pengawasan dan inspeksi, standardisasi, manajerial, hukum, hubungan masyarakat (pemberian
informasi), penilaian, riset, pengujian, dan penyidikan. Mahasiswa mendapatkan pengalaman
dalam melakukan verifikasi metode analisis secara mandiri. ABSTRACT The National Agency of Drug and Food Control (BPOM) is a Non-Government
Organization (LPNK) has the task to control drug and food in order to appropiate with the
regulation. Pharmacist have an important role to do this control. The goals of internship are to get
knowledge, skills, and experience about the duties of pharmacist in BPOM. Pharmacist student is
placed in the Centre of Drug and Food Research The National. Agency of Drug and Food Control
to verify the analytical methods cetirizine HCl using uv-vis spectrophotometer independently. As a
result method of analysis cetirizine is valid. PROM make innovation research and also fulfill the
demand of stakeholders PROM (the other directorates in BPOM). The role of the pharmacist in
BPOM is doing supervision and inspection, standardization, managerial, legal, public relations
(giving information), assessment, research, testing, and investigation. Students gain experience in
conducting independent verification of analysis methods. "
Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Meliana
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di Badan Pengawas Obat dan Makanan Periode Bulan September Tahun 2017 bertujuan untuk memahami tugas dan tanggung jawab Apoteker di lembaga pemerintahan Pusat Penyidikan Obat dan Makanan Badan Pengawas Obat dan Makanan, memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan dan pengalaman praktis untuk melakukan praktek kefarmasian di lembaga pemerintahan, memiliki gambaran nyata tentang permasalahan praktek kefarmasian di lembaga pemerintahan seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), khususnya di Pusat Penyidikan Obat dan Makanan. Praktik kerja profesi di BPOM dilakukan selama empat minggu dengan tugas khusus yaitu Analisa Tren Temuan Operasi Pangea X Tahun 2017. Tujuan dari tugas khusus ini untuk memahami peran, tugas dan tanggung jawab Apoteker di Pusat Penyidikan Obat dan Makanan, khususnya dalam Operasi Pangea serta memahami dan menganalisa hasil temuan Operasi Pangea Tahun 2017

ABSTRACT
Internship at National Agency of Drug and Food Control Month Period September 2017 aims to understand the duties and responsibilities of pharmacists in government institutions of the Directorate Drug and Food Investigation Center of National Agency of Drug and Food Control, having the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical practice Government agencies, can also have the insight of pharmaceutical practice issues in government institutions such as the National Agency of Drug and Food Control (NADFC), particularly in the Drug and Food Investigation Center. Practice professional work in NADFC conducted for four weeks with a special assignment is Trend Analysis of Pangea Operation X 2017. The purpose of this special asignment is to understand the duties and responsibilities of pharmacists especially in Drug and Food Investigation Center and analysis Pangea Operation X 2017"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Peran apoteker menurut PP No. 51 Tahun 2009 adalah untuk melakukan pengadaan, produksi, distribusi, dan pelayanan kesehatan (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009b). Namun, dalam direktorat ini apoteker memiliki peranan dalam fungsi pengadaan, yaitu mengelola pengadaan obat publik dan perbekalan kesehatan hingga ke seluruh Instalasi Farmasi ataupun Puskesmas di seluruh Indonesia untuk menunjang pelayanan kefarmasian. Tugas ini penting dipelajari untuk mengetahui alur pengadaan obat hingga sampai ke masyarakat dalam keadaan bermutu baik dan aman sehingga perlu diadakan praktek kerja profesi apoteker di bagian Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk lebih memahami mengenai proses pengadaan obat di Indonesia."
Universitas Indonesia, 2012
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Mengingat pentingnya peran apoteker dalam pengelolaan sediaan farmasi
dan perbekalan kesehatan maka apoteker harus meningkatkan kompetensinya
seiring dengan perkembangan pembangunan kesehatan nasional. Oleh karena itu,
calon apoteker perlu melakukan orientasi dan pengenalan peran serta fungsi
apoteker pada regulator berupa Praktek Kerja Profesi Apoteker di Direktorat
Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan sehingga calon apoteker dapat
memperoleh gambaran tentang peran apoteker khususnya di Direktorat Jenderal
Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan."
Universitas Indonesia, 2012
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk menjamin ketersediaan dan terjangkaunya obat dan perbekalan
kesehatan maka diperlukan sarana dan prasarana serta sumber daya manusia yang
profesional salah satunya adalah apoteker. Apoteker merupakan tenaga
kefarmasian yang memiliki kompetensi dalam melaksanakan pekerjaan
kefarmasian yang dalam hal ini berkaitan dengan penyediaan sediaan farmasi
(Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian). Mengingat pentingnya peran apoteker dalam menjamin
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan, maka calon apoteker perlu
melakukan Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di Direktorat Jenderal Bina
Kefarmasian dan Alat Kesehatan sehingga calon apoteker memperoleh gambaran
mengenai peran apoteker sebagai pembuat kebijakan dalam menjamin
ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan bagi masyarakat yang ditetapkan dan
diterapkan di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, terutama
di Direktorat Bina Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan."
Universitas Indonesia, 2012
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Vashti Talitha Chairissy
"ABSTRAK
Praktik kerja profesi di PT. Abbott Indonesia Periode Bulan Juli-Agustus 2017 bertujuan untuk mengerti peranan, tugas, dan tanggung jawab apoteker di Industri Farmasi dan memahami penerapan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) di Industi Farmasi. Selain itu calon apoteker juga dapat memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman praktis untuk melakukan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi serta memiliki gambaran nyata tentang permasalahan pekerjaan kefarmasian di industri farmasi. Tugas khusus yang diberikan yaitu berjudul Kualifikasi Sistem HVAC (Heating Ventilation And Air Conditioning) di Area Laboratorium Mikrobiologi. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk menganalisis kesesuaian parameter kualifikasi HVAC di laboratorium mikrobiologi dengan CPOB. Secara umum, PT. Abbott Indonesia telah menerapkan 12 aspek CPOB dengan baik dan benar, penulis juga telah mendapatkan kemampuan untuk memahami peran tugas wawasan dan tanggung jawab apoteker dan memberikan solusi pada permasalahan di industri farmasi

ABSTRACT
Internship at at PT. Abbott Indonesia Period July-August 2017 aims to understand the roles, duties and responsibilities of pharmacists in the pharmaceutical industry and the understanding of the application of good manufacturing practice (GMP) in the pharmaceutical industry. In addition, the pharmacist candidate can also have the insight, knowledge, skills and practical experience to undertake pharmaceutical work in the pharmaceutical industry. The special assignment given is Qualification of HVAC (Ventilation Heating and Air Conditioning) System in the Microbiology Laboratory. The purpose of this special assignment is analyze the suitability parameters of HVAC qualifications in the microbiology laboratory with the GMP. In general, PT. Abbott Indonesia has applied 12 aspects of GMP well and correctly, the authors also have the ability to understand the roles duties insights and responsibilities of pharmacists and provide solutions on products in the industry pharmacy"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>