Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 216173 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ali
"ABSTRAK
Radioactive cesium (radiocesium) merupakan radionuklida buatan yang menjadi perhatian utama dalam studi pencemaran radioaktif di lingkungan perairan. Sifatnya yang mudah larut dalam air sehingga penyebarannya sangat dipengaruhi oleh dinamika massa air laut. Massa air perairan Pasifik Utara yang telah tercemar radiocesium akibat uji senjata nuklir (global fallout) dan kecelakaan reaktor nuklir Fukushima berpotensi masuk ke perairan Indonesia termasuk lokasi studi, dibawa oleh arus lintas Indonesia (arlindo). Pemerintah Indonesia telah melakukan monitoring keberadaan radionuklida di beberapa perairan, namun masih terbatas di permukaan laut saja, belum melihat sampai lapisan massa air di bawahnya termasuk tentang pola perilakunya pada semua rute pajanan (route of exsposure), tropodinamika bioakumulasinya dalam ekosistem sampai pada risiko radiologis yang ditimbulkannya. Riset ini bertujuan untuk mempelajari pola perilaku aktivitas radiocesium, pembuatan model tropodinamika bioakumulasi radiocesium dan menganalisis risiko radiologis di lingkungan dan manusia. Metode riset yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil riset menunjukan bahwa pola sebaran radiocesium baik secara mendatar maupun menegak sangat dipengaruhi oleh dinamika massa air, bioakumulasi radiocesium dan tropodinamikanya dapat ditemukan pada kelompok ikan dan ekosistem studi; keberadaan radiocesium di perairan pada kelompok ikan tidak menimbulkan risiko radiologis penting baik bagi lingkungan maupun manusia yang mengkonsumsinya. Sumber radiocesium di perairan studi berasal dari global fallout.

ABSTRACT
Radioactive cesium (radiocesium) is an artificial radionuclide which is a major concern in studies of radioactive pollution in the aquatic environment. Its character is soluble in water so that the spread is strongly influenced by water mass dynamics of the waters. The water mass of the North Pacific waters that have been contaminated with radiocesium due to the nuclear fallout test and the Fukushima nuclear reactor accident has the potential to enter Indonesian waters including the study location, carried by the Indonesian Througflow (ITF). The Indonesian government has monitored the presence of radionuclides in several waters, but is still limited to the surface of the sea, has not seen until the layer of water masses below including behavior patterns on all route of exposure, tropodynamic bioaccumulation in the ecosystem to radiological risks caused. This research aims to study the behavior patterns of radiocesium activity, modeling the bioaccumulation of radiocesium trophodynamicss and analyzing radiological risks in the environment and humans. The research method used is descriptive quantitative. The results of the research show that the distribution pattern of radiocesium both horizontally and vertically is strongly influenced by the water mass dynamics, the bioaccumulation of radiocesium and tropodynamics can be found in fish groups and the ecosystems; the presence of radiocesium in waters in fish groups does not pose an important radiological risk both for the environment and for humans who consume them. The source of radiocesium in the study waters comes from the global fallout."
2019
D2615
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emirhadi Suganda
"Sungai secara alamiah merupakan sebuah kesatuan, namun pada kenyataannya pengelolaannya terkotak-kotak ke dalam wilayah administratif. Selain itu, sungai juga memiliki keterkaitan dengan kondisi masyarakat yang bertinggal di sekitarnya. Tulisan ini membahas permasalahan Daerah Aliran Sungai (DAS) melalui pendekatan pembahasan isu pengelolaan, dan isu kondisi masyarakat khususnya dalam kerangka keterkaitan wilayah hulu dan hilir. Departemen Pekerjaan Umum sebagai pengelola dan penanggung jawab sumber daya air secara nasional, sering mengemukakan semboyan ?one river one plan one management?. Namun pada kenyataannya hal ini masih sering bertentangan dengan produk perundangan dan peraturan yang dibuat oleh pemerintah, terutama terkait dengan otonomi daerah.
Tulisan ini juga mencoba untuk memberikan gambaran kondisi permukiman dan kondisi masyarakat di Bale Kambang dan Kampung Pulo yang merupakan wilayah hilir sungai. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam praktek penataan ruang DAS diperlukan keterpaduan antara pengelolaan DAS di berbagai wilayah, serta pemahaman kondisi masyarakat di wilayah sekitar DAS. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan bagi praktek penataan dan pengelolaan lingkungan perkotaan pada wilayah DAS yang tidak dapat berdiri sendiri, serta pentingnya melihat keterkaitan antara lingkungan fisik DAS dengan dengan kondisi sosial masyarakat di sekitarnya.

River by nature is a unity, but there is a tendency to separate river management based on administrative areas. River is also related to the community living in its surrounding area. This paper discusses watershed issues related to the management and community condition, especially with in the framework of interrelationship between upstream and downstream areas. Department of Public Works as the institution was responsible for the national water resource management has proposed the idea of "one river one plan one management." However, in reality this ide a is not consistent with the regulations issued by the government, especially in the context of regional autonomy.
This paper also attempts to illustrate the condition of settle ment and community condition in Bale Kambang and Kampung Pulo as downstream areas. The findings of this study sugges t the needs for an integrated management for various watershed areas, with the understanding of community condition in those areas. The findings provide inputs for planning and managing of urban areas by putting an emphasis on the interrelationship between various areas of wathershed, as well as the physical environment of watershed and the community condition of the surrounding communities.
"
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Widianto
"Ringkasan
Lingkungan merupakan suatu rangkaian (series) dari hubungan yang terjadi antara benda dengan benda, manusia dengan manusia, manusia dengan benda. Hubungan ini bersifat teratur,memiliki pola dan struktur. Jika diperinci Iebih jauh Iagi sebagai suatu kesatuan, lingkungan terbentuk dari komponen-komponen yang tersusun, dan satu sama lain terlihat daIam interaksi. Komponen-komponen itu terdiri dari tumbuh-tumbuhan,dan hewan sebagai kumpulan komponen hayati. Komponen non hayati yaitu udara, air, angin, zat-zat kimia,dan tanah. lnteraksi antara komponen-komponen itu membentuk suatu susunan yang terpola, dan hubungan yang saling mempengaruhi/bergantung (interdependence).
Pemukiman sendiri menghadapi sejumlah masalah. Masalah-masalah itu antara lain adalah : kepadatan penduduk, sarana yang tidak memadai dari sumber air minum ; pembuangan sampah dan drainage ; tingkat pendapat masyarakat yang tidak cukup. Dalam thesis ini dibahas mengenai tindakan penduduk dalam pemeliharaan lingkungan atau pembinaan (perawatan) lingkungan di pemukimannya.
Salah satu usaha pemerintah untuk penaggulangan masalah di atas adalah usaha dalam berbagai proyek perbaikan sarana pemukiman. Dalam hal ini, penelitian untuk thesis ini didasarkan pada sejumlah pertanyaan yang muncul : 1. Bagaimana penilaian masyarakat tentang keadaan lingkungannya; 2.Harapan apa yang dinginkan oleh masyarakat, dilihat dari prioritas mereka; 3. Bagaimana pelaksanaan dari perbaikan dan pemeliharaan atas lingkungan tersebut; 4. Bagaimana dan seperti apa peran serta penduduk dilihat dari tingkat pendidikannya; 5. Seberapa jauh kerjasama yang ada di antara penduduk dapat menggambarkan jalinan integrasi yang kuat.
Thesis ini mengkaji masalah-masalah yang timbul dalam pembinaan dan perawatan lingkungan pemukiman di kota. Tujuan utama adalah untuk mengenali kendala dan kemudahan yang ada dalam masyarakat kota dalam pembinaan dan perawatan lingkungan pemukiman mereka.
Salah satu metode penelitian adalah dengan menggunakan teknik perkumpulan data sekunder. Data sekunder yang terdiri dari sensus penduduk, data statistik, serta Iaporan pemda DKI.

Abstract
The environment is a series of relationships that occur between things and things, people and people, people and things. These relationships are in an ordered condition, and have pattern and structure. The environment is formed by components that are ordered and interact with each other. These components consist of plants, animals as living components, as well as air, water, wind ,soils and chemical particles as material components.The interaction between components forms a patterned arrangement. The environmental components which interact with each other are interdependent.
As controlled communities, modern cities face many problems, including population density, pollution and waste, transportation, social problems such as crime,unemployment and poor interactions between groups. The last is a settlement problem. Settlements face other problems. These problems are population density bad water supply facilities;bad management for garbage and drainage; and low income levels. This thesis is an explanation of peoples actions in maintenance of their environment.
One of the government efforts to solve these problems involves settlement renewal projects. These projects generally involve batterment of settlement facilities. This thesis study is based on these questions: 1. How do the people evaluate their environmental condition. 2.What are their priorities. 3.How are maintenance operations carried out in the environment. 4.Based on the level of their education, how do they participate and what is their role. 5. To what extent do cooperative networks within the area influence environmental management.
The study was done by following this procedure. First secondary data was collected. The secondary data, including population census, statistical data, government reports were compiled.
"
2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Istiqomah Wibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pola perilaku kebersihan masyarakat perkotaan dalam kondisi lingkungan bersih dan kotor. Gambaran pola perilaku kebersihan tersebut bermanfaat dalam memberikan sumbangan teoritik berupa model yang dapat menjelaskan tentang pola perilaku kebersihan di suatu wilayah, yang mengarah pada munculnya kondisi lingkungan yang bersih atau kotor. Faktor-faktor psikologis yang berasal dari individu pelaku dan faktor sosiofisik yang terkait dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan intervensi secara tepat guna menciptakan lingkungan hunian manusia yang bersih dan sehat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif dimana peneliti bertindak sebagai primary instrument , mengamati, mengawasi, dan terlibat langsung dalam peristiwa atau kejadian-kejadian yang terjadi sehari-hari di perkotaan. Pengamatan dilakukan di 8 (delapan) lokasi. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan kategori-kategori yang ada dan melakukan theoretical sampling dari kelompok-kelompok yang berbeda guna memaksimalkan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan informasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan penghuni secara kolektif terhadap sampah yang terjadi secara terus menerus dari hari ke hari merupakan proses yang membentuk pola perilaku kebersihan yang relatif menetap. Rangkaian tindakan kolektif yang selaras dengan motif bersama (memelihara kebersihan lingkungan) yang berdampak lingkungan bersih, membentuk pola perilaku kebersihan "Y". Dengan demikian program kebersihan dapat dinyatakan sebagai pembentukan pola perilaku kebersihan "Y". Sebaliknya rangkaian tindakan kolektif yang tidak selaras dengan motif bersama dan berdampak lingkungan kotor membentuk pola perilaku yang dinyatakan sebagai pola perilaku kebersihan "X".

The purpose of this study was to obtain a theoretical model on cleanliness behavior of the urban society. This model was built based on the pattern of cleanliness behavior which was studied by observing the psychological factors within the individual and the socio-physical factors related to the pa rticipants. The indicator used to measure the cleanliness of the environment was the quantity of garbage scattered around the observed location. By living in the society, the researchers could observe and investigate the occurance of cleanliness behavior in the urban region. Direct observation was conducted in 4 (four) clean and 4 (four) dirty group of locations. Qualitative methods were used to process the information from those groups, in order to get significant information regarding the differences and similarities from those locations.
The result showed that society's day-to-day collective action toward garbage created a pattern of cleanliness behavior that is relatively permanent. A series of collective actions which were not in accordance with the communal motive formed cleanliness behavior pattern "X" and created a condition of dirty environment. Meanwhile, the other series of collective actions which were in accordance with the communal motives formed cleanliness behavior pattern "Y". The collective efforts of the society in a particular region to form cleanliness behavioral pattern "Y" is known as Program Kebersihan (Cleanliness Program).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Isnaeni
Depok: Serat Alam Medika, 2016
363 NUR t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maklon Warpur
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Wahyu Widodo
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1991
S25372
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadi Al Rasyid
"Pemilihan supplier merupakan salah satu hal terpenting dalam supply chain, dengan seriing berkembangnya tuntutan zaman unutk sebuah industry yang ramah lingkungan, perkembangan supply chain pun juga menuntut unutk lebih ramah lingkungan, hal ini dijawab dengan adanya pemilihan supplier yang ramah lingkungan pada kriteria-kriterianya. Dalam penelitian ini akan mencoba mencari pemeringkatan dan pengukuran effisiensi supplier bahan kimia berbasis lingkungan dimana. Dari penelitian ini didapat bahwa bobot untuk kriteira supplier yang ramah lingkungan lebih dominan disbanding kriteria tradisional.Dan dari hasil rating dan evaluasi dari ke tiga supplier tersebut, supplier no 3 menjadi supplier yang memeiliki peringkat yang paling tinggi berdasarkan ANP dan pengkuran effisiensi yang paling tinggi berdasarkan DEA.
Supplier selection is the one of the most important thing in supply chain. With the growing demand for a green industry, development of the supply chain management is lead to maintenance of the enviroment which known as green supplier chain management, green purchasing is one part to achieve green supply chain management. This paper we will rank and measure efficiency the supplier based on green criteria. the result of this paper we can know that green criteria is more dominant than tradisional criteria, and supplier 3 have the first rank based on ANP and the most efficient supplier based on DEA."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43038
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ditta Fadhilah Rahmawati
"Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman merupakan Kawasan Industri Perikanan yang didalamnya terdapat komponen pengelolaan limbah padat dan limbah cair yang berpotensi mengemisikan gas rumah kaca (GRK). Pada studi ini dilakukan perhitungan emisi GRK pada pengelolaan limbah padat dan limbah cair menggunakan metode IPCC Tier 1. Pengelolaan limbah padat yang terdapat di kawasan ini meliputi open dumping, recycling, dan pengangkutan sampah (transportasi).
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh emisi GRK dari open dumping sebesar 14.340,183 ton CO2eq/tahun dengan total timbulan 5411,39 ton/tahun, dari transportasi sebesar 22,272 ton CO2eq/tahun dengan kredit emisi dari kegiatan recycling yaitu 143,080 ton CO2eq/tahun. Kegiatan yang ditinjau pada pengelolaan limbah cair meliputi pengolahan air limbah industri di IPAL, pembuangan langsung ke badan air melalui drainase, dan tanki septik. Emisi GRK yang berasal dari IPAL sebesar 2.829,96 ton CO2eq/tahun, drainase 108,707 ton CO2eq/tahun dan tangki septik sebesar 3,228 ton CO2eq/tahun.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut diperkirakan kegitan pengelolaan limbah padat menyumbang emisi GRK sebesar 82,86 % sedangkan kontribusi kegiatan pengelolaan limbah cair terhadap total emisi GRK adalah sebesar 17,14 %. Strategi reduksi emisi GRK pada kawasan ini dapat dilakukan dengan penambahan kegiatan pengelolaan limbah padat berupa composting dan meningkatkan kegiatan recycling. Selain itu, penangkapan gas metana yang kemudian diubah menjadi CO2 dapat dilakukan pada pengelolaan limbah cair.

Nizam Zachman Fisheries Port is a Fisheries Industry Area which is part of the management of solid and liquid waste, which is needed to emit greenhouse gases (GHG). In this study the calculation of GHG emissions in the management of solid and liquid waste using the IPCC Tier 1. The scope of solid waste management are open dumping, recycling, and transportation of waste.
Results obtained by GHG calculation from open dumping amounted 14,340,183 tons CO2eq/year with a total generation of 5411.39 tons/year, from transportation amounting to 22,272 tons CO2eq/year and emissions from reduction recycling activities amounting to 143,080 tons CO2eq/year. The scope of wastewater management include industrial wastewater treatment in WWTP, direct handling of water bodies through drainage, and septic tanks. GHG emissions from WWTPs are 2,829.96 tons CO2eq/year, drainage 108,707 tons CO2eq/year and septic tanks of 3,228 tons CO2eq/year.
Based on the results, solid waste management emit 82.86% of the total GHG emissions and the rest 17.14% from wastewater management. The strategy for reducing GHG emissions in this region can be done by increasing solid waste management activities which consist of composting and increasing recycling activities. In addition, the capture of CH4 that converted into CO2 can be an option in the management of wastewater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Dwi Anggraeny
"

Latar belakang

Salah satu kegiatan dalam industri pengolahan minyak dan gas adalah transfer minyak bumi, gas
alam, dan/atau hasil bensin melalui pipa. Kegiatan ini memerlukan program manajemen (seperti
perencanaan, pengawasan dan inspeksi, serta pemeliharaan peralatan) karena pipa memiliki
potensi bahaya terhadap lingkungan seperti kebakaran, ledakan atau kontaminasi lingkungan.
Tujuan studi ini meneliti penilaian risiko secara kuantitatif dan kualitatif untuk pipa bawah laut.
Model yang digunakan adalah referensi untuk DNVGL RP F-107 Recommended Practice Risk
Assesment of Pipeline Protection. Bahwa 42,6 % terkait dengan procedure/drawing/plan yang
mana merupakan risk yang paling significan dan 29,6% terkait dengan program-program yang
akan diimplementasikan oleh Perusahaan. Berdasarkan scenario kejatuhan dan tergaruk jangkar,
level kerusakan berada pada level D3 (level damage) tepatnya masih bersifat tolerable jika
ALARP, yang berarti dibutuhkan adanya pengurangan risiko untuk menurunkan residual risk.
Sesuai dengan hasil studi penilaian risiko maka direkomendasikan untuk melakukan pelapisan
pipa dengan lapisan beton dan dilakukan pemendaman.


Background

One of the activities in the processing industry oil and gas is the transfer of petroleum, natural
gas, and/or the result of oil through pipeline. These activities require management programs
(such as planning, supervision and inspection, as well as maintenance equipment) due to the
pipelines have the potential hazard to the environment such as fire, explosion or contamination
the environment. Objective this study examines assessment of the risk of both quantitative and
qualitative to subsea pipeline. The model used is a reference to the DNVGL standard RP F-107
Recommended Practice Risk Assesment of Pipeline Protection. As 42.6% is related to the
procedure/drawing/plan which is the most significan and 29.6% risk related to the programs that
will be implemented by the company. Based on the scenario of dropped & dragged anchor, the
level of damage is at the level D3 (level damage) precisely is still tolerable if ALARP, which
means there is a risk reduction to lower the residual risk . In accordance with the results of the
risk assessment study then it is recommended to perform coating pipe with concrete coating and
carried out the immersion.
Keywords : Quantitative and

"
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>