Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137344 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Regina Tiolina Sidjabat
"Setiap tahun, kurang Iebih 200.000 jemaah haji Indonesia menunaikan ibadah haji.. Hingga saat ini,angka mortalitas haji Indonesia masih tinggi, kcmatian pada kelompok usia lanjut lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok jemaah lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyakit pemafasan yang sudah diidap sebelum ibadah haji terhadap kematian jemaah usia lanjut Indonesia pada musim haji 1428 H(2007 - 2008). Subyek pcnelitian ini adalah 42.885 jemaah usia lanjut Indonesia,dengan 311 kasus kematian. Desain penelitian kohort retrospektiiimasa pcngamatan 68 hari sejak 17 November - 23 Januari 2008. Analisis mcnggunakan Iogistik regresi ganda.
Jemaah yang sudah mengidap penyakit pemafasan sebelum ibadah haji secara statistik berpengaruh secaza bermakna tcrhadap kematian jemaah usia lanjut Indonesia (RR= 2,57 ; 95% CI:l,60 - 4,13 ; nilai p=0,00 ). Insiden kematian jemaah pcngidap penyakit pemafasan (2,00%),sedang.ka.': yang tidal; mengidap penyakit pernafasaan sebesar (0,'70%). Jemaah yang mengidap penyakit serebrovaskular mempunyai risiko kematian 2,10 kali dibandingkan jemaah yang tidak mengidap penyakit serebrovaskular (95%CI: 1,44 - 3,04 ; nilai p=0,00). Sedangkan jemaah yang mengidap penyakit endokrin dan metabolik mempunyai risiko kematian 2,05 kali lebih tinggi dibandingkan jemaah yang tidak mengidap penyakit endokrin dan metabolik (95%CI: 1,37 - 3,06 ;nilai p=0,00).
Data rawat jemaah JI-II di Arab Saudi menyebutkan bahwa alasan terbanyak JHI untuk berobat dan dirawat adalah karena penyakit pemafasan. Karena penyakit pemafasan yang berisiko tinggi kematian berkisar 40% pada usia lanjut adalah pneumonia,dan mengingat tahun 1428 H adalah musim dingin, kemungkinan besar JI-II usia lanjut wafat disebabkan oleh pneumonia Hanya saja data rekam medik .THI tidak lengkap untuk menjelaskan keadaan tersebut.
Karakteristik individual jemaah haji yang berkontribusi terhadap kematian adalah faktor usia, jenis kelamin, gelombang pemberangkatann. JH1 dengan usia 2 80 tahun mempunyai risiko kematian 5,10 kali Iebih tinggi (95% Cl : 3,38 - 7,67 ; nilai p 0,00) dibandingkan dcngan jemaah berusia 60-69 tahun, Jemaah berusia 70 - 79 tahun mempunyai risiko kematian 2,13 kali Iebih tinggi (95%CI: 1,88 - 2,67; nilai 0,00). Jemaah laki-Iaki yang berusia 260 tahlm berisiko untuk wafat 1,88 kali (95% CI:I,48 - 2,37 nilai p 0,00) dibandingkan dcngan jemaah perempuan. Jemaah yang tiba lebih awal dengan gelombang pemberangkatan I mempunyai risiko untuk wafat Iebih tinggi 1,31 kali (95% CI: 1,05 - 1,64 ; nilai p 0,02) dibandingkan jemaah yang diberangkatkan dengan gelombang II.
Saran penelitian adalah agar jemaah pengidap penyakit pemafasan, khususnya PPOK menghentikan kebiasaan merokok, melakukan Iatihan pemafasan, dan diberi pengetahuan tentang penyakit-penyakit yang kemungkinan diderita. Perlu diberikan pelatihan pembekalan khusus untuk para dokter dalam deteksi dini, diaglosis dan penanganan penyakit yang tcpan Juga dianjurkan pemeriksaan faal pam berkala dengan spirometer khususnya calon jemaah yang mengidap asthma dan PPOK.

Annually, about 200.000 Indonesian pilgrims come to perform the ritual Haji.'I`ilI now, mortality rate of Indonesian pigrims is still high , and old age death is relative higher compared to group pilgrims of other age. The aim ofthe study is to know the iniluence of respiratory disease that is suffered before pilgrimace to the number of the d th of old Indonesian hajj pilgrims in haji season 1428 H (2007 - 2008). This study conducted 42.885 old Indonesian pilgrims with 311 numbers of death. The study design is retrospective cohort, to observe subject about 58 days from 17 November 2007 to 23 January 2008. The method used in this study is multiple logistic regressions.
The influence of respiratory disease that is suffered before pilgrimage has statistic significantly to the death of old Indonesian pilgrims in hajj season 1428 H ( RR= 2,57 ; 95% CI:1,60 - 4,13 ; p value =0,00).The incidence mortality rate in pilgrims who have a respiratory disease that is suffered before pilgrimace (2,00%) is much the same to pilgrims in normal health condition (0,70 %). Pilgrims who have cerebrovascular disease have 2,10 times risk of death (95%CI: 1,44 - 3,04 ; p value 0,00), and pilgrims who have endocrine and metabolic disease have 2,05 times tisk of death ( 95% CI : 1,37 - 3,06 ; p value 0,00).
From data which is taken by taking care of Indonesian pilgrims in Arab Saudi mention that mostly the reason to cure and taken care of Indonesian pilgrims is because of respiration system disease. Because respiration disease which has a high risk of death approximately 40% for the elderly people is pneumonia and to keep in mind that 1428 H is winter time it’s quite possible that old age Indonesian pilgrims pass away caused by pneumonia. But record data medic Indonesian pilgrims is incomplete to explain that situation.
Individual characteristic of hajj pilgims factors that contribute to the death of ordinary old age Indonesian hajj pilgirns are age, sex, and length of stay in Arab Saudi. The pilgrims of the ages 2 80 years have 5,10 times higher risk of death ( 95% CI : 3,38 - 7,67 ; p value 0,00) compared to the pilgrims of 60 to 69 years old. The pilgrims of 70 to 79 years old have 2,13 times risk of death (95%CI: 1,88 - 2,67; p value 0,00). The men of the ages 2 60 years have 1,88 times risk of death ( 95% CI: 1,48 - 2,37 ; p value 0,00) compared to the women. Pilgrims who arrived earlier in the iirst tum have 1,31 times higher risk of death (95% CI: 1,05 - 1,64 ; p value 0,02) compared to those who arrive in the second tum.
The suggestion is in order that pilgrims who have respiratory disease that is suifered before pilgrimage, especially with COPD is to stop the habit of smoking, conduct exhalation practice, and given the science of diseases that will possible be suifered. Special trainning must be given to doctors in early detection, diagnosis and handling disease correctly. Also is suggested that physiological respiratory examination must carried out periodically with spirometer especially pilgrim candidate with asthma bronchiale and COPD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34233
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Marilaeta Cindryani Ra R.
"Latar Belakang: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) merupakan penyakit saluran pernafasan yang menjadi pandemi dasawarsa terakhir dan dapat menyebabkan disfungsi jantung. Galectin-3 diduga terkait dengan proses inflamasi yang berlanjut pada remodelling dan akhirnya fibrosis organ. Diharapkan penilaian terhadap Galectin-3 akan memperoleh gambaran perburukan jantung pasien COVID-19 sehingga diperoleh data faktor-faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan Left Ventricular End Diastolic Volume (LVEDV) yang nantinya menjadi gagal jantung pada pasien COVID-19.
Metode: Rancangan penelitian ini adalah observasional prospektif analitik di ICU COVID-19 RSUP Sanglah. Penelitian dilakukan sejak bulan Juni sampai Oktober 2021. Semua subjek penelitian diperiksa kadar Galectin-3 menggunakan pemeriksaan Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Subjek juga dilakukan evaluasi Left Ventricular End Diastolic Volume (LVEDV) dengan ekokardiografi, diidentifikasi menggunakan skor SOFA saat di ICU COVID-19, serta pemeriksaan terhadap kadar Troponin I. Subjek penelitian tetap akan mendapat terapi COVID-19 sesuai dengan protokol standar Kementerian Kesehatan RI. Setelah 72 jam pasca admisi ICU COVID-19, subjek penelitian akan dilakukan pemeriksaan ulangan terhadap kadar Galectin-3 dan LVEDV. Data yang didapatkan dianalisis dengan uji statistik menggunakanSTATATM.
Hasil: Didapatkan total 45 subjek penelitian. Dari hasil analisis bivariat terhadap selisih Galectin-3 dengan LVEDV didapatkan tidak signifikan (r=0,08), uji korelasi antara Galectin-3 dan LVEDV saat masuk ruang rawat ICU ternyata tidak signifikan (r=0,191), dan korelasi antara Galectin-3 dan LVEDV pasca rawat 72 jam juga tidak signifikan (r=0,197). Dari hasil multivariat variabel bebas yakni selisih Galectin-3, usia, jenis kelamin, troponin I, skor SOFA dan CHARLSON terhadap variabel LVEDV ternyata tidak ada satu pun variabel yang memiliki hasil yang bermakna secara statistik (p<0,05) terhadap LVEDV.
Simpulan: Tidak ada korelasi antara Galectin-3 dengan peningkatan LVEDV dalam penelitian ini

.
Background: Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) is a respiratory disease that has become the largest pandemic and also could put heart at risk of dysfunction. Galectin-3 is thought to be related to the inflammatory process that continues with remodeling and eventually fibrosis. By using Galectin-3 assesment, we could overview the possible worsening of the heart and evaluate data on influencing factors in increased Left Ventricular End Diastolic Volume (LVEDV) which could later become heart failure.
Methods: This is an observational prospective analytic study in the COVID-19 ICU of Sanglah Hospital. The study was started from June to October 2021. All research subjects will have their blood samples taken for Galectin-3 levels using Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA). Subjects were also evaluated for Left Ventricular End Diastolic Volume (LVEDV) with echocardiography, identified using SOFA scores, and also examined their Troponin I levels. Subjects were treated with COVID-19 standard protocol from the Health Ministry. After 72 hours post-admission, subjects were re-examined for Galectin-3 levels and LVEDV. The data were analyzed by statistical tests using STATATM.
Results: A total of 45 research subjects were analysed. Bivariate analysis of the difference of Galectin-3 and LVEDV shown to be insignificant (r=0.08), no correlation was found between Galectin-3 level and LVEDV while admitted to the ICU (r=0.191), and no correlation found between Galectin-3 level and LVEDV after 72 hours of hospitalization (r=0.197). Multivariate analysis also showed that none of variables namely difference of Galectin-3 level, age, gender, troponin I, SOFA and CHARLSON had statistically significant results (p<0.05) on LVEDV.
Conclusions: No correlation was found between Galectin-3 level and an increase in LVEDV.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Indriani
"Pajanan PM2,5 baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, telah diketahui dapat menyebabkan kematian yang salah satunya diakibatkan oleh penyakit pernapasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur konsentrasi pajanan personal PM2,5 dan mengukur persentase dari keluhan pernapasan subyektif pada petugas uji mekanis di Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Unit Ujungmenteng tahun 2015. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan mengukur konsentrasi pajanan personal PM2,5 selama jam kerja, menggunakan alat personal sampling seperti Leland Legacy Pump dan Sioutas Cascade Impactor. Subyek penelitian dalam pengukuran pajanan personal PM2,5 ini ialah sebanyak 21 petugas uji mekanis.
Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata pajanan personal PM2,5 yang diterima oleh petugas uji mekanis PKB Unit Ujungmenteng ialah sebesar 272, 347μm/m3, dimana berdasarkan berbagai penelitian epidemiologi menunjukan dengan rata-rata pajanan PM2,5 yang diterima oleh petugas uji mekanis memiliki risiko yang sangat tinggi akan penyakit pernapasan dan kardiovaskular, dan sebanyak 90,5% petugas uji mekanis mengalami keluhan pernapasan, dengan keluhan terbanyak ialah hidung tersumbat/flu (76,2%) dan sakit tenggorokan (57,1%).

Exposure of particulate matter 2,5 in both short and long term has been known to cause the death, that caused by respiratory diseases. This study purposed to measure personal exposure concentrations of particulate matter 2,5 and percentage of subjective respiratory complaints on Mechanic in Pusat Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Unit Ujungmenteng in 2015. This research is quantitive descriptive study by measuring the personal exposure concentration of particulate matter 2,5 during working hours using personal sampling equipment such as Leland Legacy Pump and Sioutas Cascade Impactor. Subjek of research in the measurement of personal exposure PM2,5 are 21 clerk of mechanical testing.
The result showed the average personal exposure concentrations of PM2,5 that received by the clerk of mechanical testing amounted to 272,347μm/m3, which is based on various epidemiological studies showed that average personal exposure concentrations of PM2,5 that received by the clerk of mechanical testing have a very high risk of respiratory and cardiovascular disease, and 90,5% the clerk of mechanical testing experiencing respiratory complaints with the highest complaints is nasal congestion / flu (76,2%) and sore throat (57,1%).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62320
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Hastuti
"Studi kasus dilakukan di industri mebel informal yang selama ini masih kurang mendapat perhatian dalam hal usaha kesehatan dan keselamatan kerja. Tujuan studi kasus untuk mendapat informasi tentang sarana dan pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja, pajanan di tempat kerja, keluhan akibat pajanan debu kayu, gangguan saluran napas pada tenaga kerja, faktor-faktor yang mungkin mempengaruhi terjadinya penyakit, usulan alternatif pemecahan masalah serta hasilnya. Pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran lingkungan kerja serta sarana kesehatan dan keselamatan kerja; pada tenaga kerja dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan uji faal paru.
Hasil studi kasus didapatkan sarana kesehatan dan keselamatan kerja masih kurang antara lain ventilasi, penerangan (75 luks), kadar pajanan debu kayu masih di bawah nilai ambang batas (1-5mg/m3), keluhan akibat pajanan debu kayu sudah dirasakan antara lain bersin-bersin dua orang, gatal di mata dan kulit dua orang, batuk-batuk dua orang dan satu kasus asma tanpa disertai penurunan uji faal paru. Faktor yang mungkin berpengaruh terhadap kasus adalah merokok dan atopi, asma yang diderita mungkin berhubungan dengan pekerjaan. Hasil perbaikan yang dicapai antara lain perbaikan ventilasi, pencahayaan dan kebersihan lingkungan kerja, terhadap kasus pembatasan waktu kerja dan mengurangi merokok.

This case study was conducted, considering that informal furniture industries usually do not on work health and safety. The objective of this study was to obtain information on facilities and its health and safety, exposure on work environment, complaints caused by exposure to wooden dust, disorders of respiratory tract in the workers, other factors that seems to contribute the illness, to propose of alternative problem solving and the result of it's. Data for this case study have been collected from observation and measurements of the work environment, observation of the facilities and health safety, interview, physical examination, laboratory examination and lung function test to the workers.
The results of this case study indicates that work health and safety is not adequate, such as minimal ventilation and light (75 lux). Although exposure to wooden dust is still below the permitted limit (1-5 mg/m3), are complaints caused by exposure to wooden dust such as sneezing, irritation of eyes and skin, cough each other two workers; and one special case asthma without decrease of the lung function. Other factors that may contribute to the effect are cigarettes and individuals atopi, asthma probably work related diseases. The improvements of this case study are ventilation, lighting and environment; one special case asthma have suggested to reduce the working hours and cigarettes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laila Rahmah
"Sektor industri kecil menengah saat ini mencapai angkatan kerja yang terbilang cukup besar jumlahnya. Di sektor inilah terdapat lingkungan kerja yang kurang baik dan kurang mendapat perhatian dalam perlindungan tenaga kerja khususnya masalah kesehatan. Keterbatasan dalam hal pemeliharaan kesehatan, beban kerja yang berat dan minimnya pelayanan kesehatan menyebabkan mudahnya pemajanan bahaya-bahaya yang ada di lingkungan kerja. Industri garmen yang tergolong industri kecil menengah di kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) Pulogadung telah menempati 60% unit yang tersedia. Ini perlu mendapat perhatian lebih karena industri ini potensial berbahaya dalam proses produksinya, mulai dari memotong bahan, menjahit, sampai membuang benang tidak luput dari peran debu di tempat kerjanya. Debu total yang terdapat di udara lingkungan kerja potensial bahaya jika terpajan secara terus-menerus dan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini bisa menyebabkan gangguan pernapasan hingga akhirnya mengakibatkan menurunnya fungsi paru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ?gambaran fungsi paru pada pekerja CV. Silkids Garmindo, tahun 2008?. metode penelitian menggunakan metode semi kualitatif dengan pendekatan Cross Sectional.
Hasil penelitian menunjukkan fungsi paru pekerja CV. Silkids Garmindo mengalami kelainan (restriktif ringan dan restriktif sedang). Karena keterbatasan penelitian dalam hal pemeriksaan spirometri, maka diperlukan penelitian lebih lanjut. Disarankan perlu adanya upaya perlindungan tenaga kerja dengan pelayanan kesehatan yang memadai, penyediaan masker oleh pihak perusahaan, dan penyuluhan kesehatan (atau pelatihan) yang berkelanjutan untuk meminimisasi penurunan fungsi paru serta memotivasi pekerja untuk hidup sehat."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Suherman
"Penyakit Tuberkulosis Paru BTA (+) di DKI Jakarta masih merupakan masalah kesehatan, prevalensi penderita TB. Paru BTA (+) tahun 1580 sebesar 2,6%o (dua koma enam perseribu atau permil), tahun 1993-1994 dengan pemeriksaan mikroskop flouresence sebesar $,25%o, sedangkan prevalensi untuk kelompok umur ≥ 15 tahun 4,9%o. Sebagian besar (91,7%) penderita TB. Paru BTA (+) berpenghasilan rendah dan tidak mampu membeli paket obat, sementara paket Obat Anti Tuberkulosisi yang tersedia di Puskesmas belum dimanfaatkan sepenuhnya (79,4%). Oleh karena itu timbul pertanyaan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pemanfaatan pengobatan TB. Paru BTA (+) di Puskesmas ?
Penelitian ini menggunakan pendekatan disain kasus kontrol dengan tujuan untuk menjawab pertanyaan diatas. Variabel utama yang dipelajari adalah pengetahuan penderita tentang penyakit TB. Paru BTA (+) dan pengcbatannya, lama sakit serta tingkat keparahan terhadap pemanfaatan pengobatan TB. Paru BTA (+) di Puskesmas.
Kasus adalah penderita TB.Paru BTA (+) yang ditemukan melalui Survei Prevalensi tahun 1993-1994 sebanyak 40 penderita, kontrol sebanyak 92 penderita adalah penderita TB. Paru BTA (+) yang mendapat pengobatan paket jangka pendek dari Puskesmas dan bertempat tinggal di wilayah kelurahan yang lama dengan kasus.
Analisis bivariat menunjukan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pengobatan TB. Paru BTA (+) di Puskesmas adalah pengetahuan dengan Odds Rasio (OR) 3,80 (95% CI ; 1,59-9,21 p < 0,001), lama sakit dengan OR 2,52 (95% CI ; 1,02-6,32 p = 0,026), biaya berobat dengan OR 15,83 (957 CI ; 3,44 - 95,85 p < 0,001), biaya transportasi dengan OR 3,43 (95% CI ; 1,48 - 8,07 p < 0,001), kelengkapan pelayanan dengan OR 12,62 (95% CI ;4,76 - 34,31 p<0,001) dan pekerjaan penderita dengan OR 2,23 (95% CI ; 0,94 - 5,36 p = 0,044).
Analisis multivariat dengan regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh terhadap pemanfaatan pengobatan TB.Paru BTA (+) di Puskesmas berdasarkan kontribusinya secara berurutan adalah variabel biaya berobat, kelengkapan pelayanan, pengetahuan dan lama sakit dengan nilai likelihood rasio = 112,7062 dan nilai p<0,001.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa penderita dengan pengetahuan yang baik, biaya berobat yang murah dan pelayanan yang lengkap akan meningkatkan jumlah penderita yang memanfaatkan pengobatan TB Paru BTA (+) di Puskesmas.

Cases Control Study The Utilization Treatment Of Lung Tuberculosis Sputum Smear Positive Mycobacterium Tuberculosis (Tb. Positive) At Public Health Centres Jakarta Province In 1995Lung Tuberculosis of sputum smear TS (+) at Jakarta Province is still made up of health problem, the prevalence of Lung Tuberculosis in 1980 was 2,C %o (two point six per mill), in 1993-1994 it was 3,25%o of examine by fluorescence microscope, mean while the prevalence for age group 3 15 years was 4,9 %o. Most of sufferers (91,7%) of Lung tuberculosis patients were coming from low-income family and could not afford the package of chemotherapy drugs regimen, while existing package of drugs regimen Anti Tuberculosis at Public Health Centers are unused yet at a whole (79,4%). Therefore, a question comes out, what is the inhibited factors the utilization treatment of Lung Tuberculosis sputum smear (+) at Public Health Centers ?
This research used a kind of "cases control design" approach on the purpose to answer the above question. The primary variables to be learned was knowledge patients on Lung Tuberculosis sputum smear (+) and treatment programme, the length of suffering the desease and degree of seriousness of condition against to the utilization of Lung Tuberculosis sputum smear (+) at Public Health Centers.
A cases is patient of Lung Tuberculosis sputum smear (+) founded of 40 patients trough Prevalence Survey con-ducted in 1993-1994, control of $2 patients were the sufferers of this desease who had short-term package drugs regimen at Public Health Centers which is located at the same sub-district as the case.
Bivariate analysis indicated that affecting variables to the utilization treatment of Lung Tuberculosis sputum smear (+) at Public Health Centers is the knowledge of Odds Ratio (OR) is 3,80 (95% CI ; 1,59-9,21 p < 0,001), the OR of length of suffering is 2,52 (95% CI ; 1,02 - 6,32 p = 0,062), The OR treatment cost is 15,83 (95% CI; 3,44-95,85 p < 0,001 ), the OR of transportation cost is 3,44 (95% CI; 1,48 - 8,07 p t 0,001 ), the OR of services completeness is 12,62 (95% CI ;4,76-34,31 p 0,001) and the OR of patients occupations is 2,23 (95% CI ; 0,94 - 5,36 p = 0,044).
Multivariate analysis by logistic regression indicated that affecting variables to the utilization treatment of Lung Tuberculosis sputum smear (+) at Public Health Centers in accordance with the respective contribution are cost treatment, services completeness, knowledge and length of suffering the desease with likelihood ratio = 112,7062 and p value < 0,001.
This research concluded that good knowledge of the patient, low-cost of medicinal treatment and completed services will increase the number of patients to the utilization treatment of Lung Tuberculosis sputum smear (+) at Public Health Centers."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Rhesa Rudiansyah
"Pandemi COVID-19 yang terjadi pada awal 2020 membuat pemerintah di seluruh dunia menutup sementara lembaga pendidikan dan sekolah dalam upaya menahan penyebaran penyakit pernafasan ini. Sebagai respon dari penutupan sekolah, UNESCO memberikan rekomendasi solusi berupa program pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan aplikasi serta platform pendidikan terbuka yang dapat digunakan sekolah dan guru agar dapat menjangkau peserta didik walau tidak bertemu fisik agar disrupsi pendidikan dapat diminimalisir. Indonesia sendiri turut menerapkan hal ini melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun 2020 yang wajib diikuti seluruh institusi pendidikan di Indonesia, termasuk SMAN 8 Tangerang. Penelitian ini mengangkat kasus adopsi inovasi PJJ daring yang dilakukan SMAN 8 Tangerang. Menariknya, karena keadaan pandemi yang ada di Indonesia, para guru di SMAN 8 Tangerang yang mayoritas adalah imigran digital harus menguasai inovasi yang sebelumnya tidak pernah digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dalam waktu yang singkat dan supervisi yang minimal tanpa standarisasi yang diterapkan oleh pengambil kebijakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan paradigma post-positivistik, dan metode studi kasus. Dalam kasus ini, peneliti dapat melihat bahwa keputusan adopsi inovasi berbeda-beda pada setiap individu tergantung proses dalam diri setiap guru karena karakteristik para guru yang berbeda walaupun sama-sama berasal dari generasi imigran digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya tahapan adopsi inovasi yang terjadi dalam diri informan. Masing-masing guru memutuskan untuk menggunakan suatu inovasi dengan perilaku dan alasan yang berbeda berdasarkan pengalaman diri dan pengetahuan yang telah dicari sebelumnya. Peneliti juga menemukan beberapa unsur inovasi yang mempengaruhi satu guru, belum tentu diterima sama oleh guru lainnya.

The COVID-19 pandemic that occurred in early 2020 prompted governments around the world to temporarily close educational institutions and schools in an effort to contain the spread of this respiratory disease. In response to school closings, UNESCO recommended solutions in the form of distance education programs using online applications and education platforms which is the education of students who may not always be physically present at a school to minimize education disruption. Indonesia is one of the countries that also implement distance education through the Minister of Education and Culture Instructions Number 4 of 2020 for all educational institutions in Indonesia, including SMAN 8 Tangerang. This research studied the case of the adoption of online distance education innovations by SMAN 8 Tangerang. Interestingly, because of the pandemic situation that in Indonesia, teachers at SMAN 8 Tangerang, the majority of whom are digital immigrants, must master innovations that have never been used for teaching and learning activities in a short time and minimal supervision without standardization applied by policy makers. This research uses a qualitative approach with a post-positivistic paradigm and case study method. The findings from this research showed the decision to adopt innovation varies from person to person depending on the process within each teacher's inner self because the teachers have different characteristics despite the fact that they belong to digital immigrant generation. The results revealed that there were stages of adoption of innovation that occurred in their inner selves. Each teacher decided to use innovation with different behaviors and reasons based on self-experience and knowledge that had been previously sought. Researchers also found that several elements of innovation that affect one teacher are not necessarily accepted equally by other teachers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manondang
"Dampak negatif pembangunan antara lain adalah menurunnya kualitas lingkungan, sampai kepada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat akibat berbagai bentuk pencemaran. Dampak langsung dari pencemaran udara, terutama yang berasal dari kualitas udara ambien akan menyebabkan penyakit gangguan saluran pernapasan. Contohmya kasus yang ada di kecamatan Muara Badak, kabupaten Kutai, Kalimantan Timur.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempunyai kontribusi terhadap penyakit saluran pernapasan pada masyarakat usia dewasa di kecamatan Muara Badak. Dilakukan survey dengan pendekatan cross-sectional di sekitar ke 3 lokasi pengambilan sampel untuk pengukuran kualitas udara ambien, dilakukan pula pengambilan sampel secara acak dan proporsional sebanyak 120 responder.
Hasil penelitian menunjukkan kadar partikulat di lokasi penelitian adalah antara 133 µg/m³--415 µg/m3. Sedangkan batas baku mutu lingkungan yang ditetapkan dalam Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup adalah 260 µg/m³. Secara statistik diperoleh hubungan yang bermakna antara kadar partikulat dan faktor lama tinggal dengan kejadian penyakit saluran pernapasan. Akan tetapi faktor-faktor jenis pekerjaan, masa kerja, merokok, dan kondisi lingkungan hunian (kepadatan hunian, ventilasi, dan bahan bakar masak) secara statistik tidak menunjukkan hubungan bermakna dengan kejadian penyakit saluran pernapasan.

The decreasing of environmental quality is one of several development program negative impacts. Such as decrease consequently, leads a decrease of public health condition in a community.
The direct impact of air pollution, especially which is from dust particles in the ambient air quality will cause the incidence of respiratory diseases. The example was the case in Muara Badak districts, Kutai, East Kalimantan.
The objective of this research is to determine the factors that have contribution to incidence of respiratory diseases among the old people in Muara Badak.
By conducting surveys and using a cross sectional approach, from the three air sampling sites, 120 respondents were chooser randomly and proportionally.
The Result of this research showed the concentration of dust particles was 133 µg/m3 -- 415 µg/m³. The degree of the states Minister Of The Environment is 260 µg/m3. Statistically it is obtained a significant relationship between the concentration of dust particles and the period time of living with the incidence of respiaratory diseases.
Another result of this research showed statistically that there's no significant relationship between type of work, time of work, smoking habit, the condition of the houses (overcrowded homes, ventilation, and use of cooking fuel) with the incidence of respiratory diseases."
2000
T4561
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mawari Edy
"Acute Respiratory Tract infection (ARTI) commonly suffered by penple. On Indonesian Hajj Services, ARTI categorized to Respiratory Tract Diseases which have the most contribute to the number of medical contact services during three years, by > 50% of totally medical contact. Quality of live and productivity will be reduced by ARTI. Needed study for analyzed and evaluate the preventing effort on hajj health services.
Suggested to operate and provide the health services for all of Hajj-candidate on pre-travelling preparation, with a special program to build a good behavior for maintain health status and increase access ability for medical services. Needed for study with more variables."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20971
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>