Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153532 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dian Rizki Adiningtyas
"ABSTRACT
Pemilihan mainan berdasarkan jenis kelamin anak memiliki dampak penting pada perkembangan pemahaman anak tentang jenis kelamin dan keterampilan anak-anak. Penelitian saat ini bertujuan untuk menyelidiki korelasi antara sikap peran gender, stereotip gender untuk mainan, dan keinginan mainan. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat perbedaan sikap peran gender pada ibu yang bekerja dan yang tidak bekerja. Sampel dari sembilan puluh sembilan ibu yang bekerja dan 108 ibu yang tidak bekerja (N = 207) dengan anak-anak berusia 3-5 tahun yang tinggal di wilayah Jabodetabek berpartisipasi dalam penelitian ini. Pearson Correlation menunjukkan korelasi yang signifikan antara sikap peran gender dan stereotip gender (r = 0,364, p <0,05), keinginan mainan untuk mainan sesama jenis (r = 0,142, p <0,05), dan keinginan mainan untuk mainan netral (r = -.203 p <0,05). Stereotip gender juga menunjukkan korelasi yang signifikan dengan keinginan mainan untuk sesama jenis (r = 0,374, p <0,05) dan mainan netral (r = -.299, p <0,05). Tidak ada korelasi signifikan yang ditemukan untuk sikap peran gender dan keinginan mainan untuk mainan seks lintas jenis, serta stereotip gender dan keinginan mainan untuk mainan seks lintas jenis. Uji t sampel independen menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam sikap peran gender antara ibu yang bekerja dan tidak bekerja (t = 3,422, p <0,05, dua ekor) di mana ibu yang bekerja menunjukkan sikap peran gender yang lebih egaliter. Hasil penelitian ini melibatkan sosialisasi tentang gender yang dilakukan oleh orang tua melalui mainan anak-anak.

ABSTRACT
The choice of toys based on the sex of the child has an important impact on the development of children's understanding of gender and children's skills. Current research aims to investigate the correlation between gender role attitudes, gender stereotypes for toys, and toy desires. This study also aims to look at differences in attitudes of gender roles in working and non-working mothers. A sample of ninety-nine working mothers and 108 non-working mothers (N = 207) with children aged 3-5 years who live in the Greater Jakarta area participated in this study. Pearson Correlation showed a significant correlation between attitudes of gender roles and gender stereotypes (r = 0.364, p <0.05), the desire of toys for same-sex toys (r = 0.142, p <0.05), and the desire of toys for neutral toys ( r = -.203 p <0.05). Gender stereotypes also showed a significant correlation with same-sex toys (r = 0.374, p <0.05) and neutral toys (r = -.299, p <0.05). No significant correlations were found for gender role attitudes and toy desires for cross-sex sex toys, as well as gender stereotypes and toy desires for cross-sex sex toys. Independent sample t test showed significant differences in gender role attitudes between working and non-working mothers (t = 3,422, p <0.05, two tails) where working mothers showed more egalitarian gender role attitudes. The results of this study involve the socialization of gender conducted by parents through children's toys."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Isnandini
"ABSTRAK
Penelitian mengenai sikap peran gender bukanlah penelitian terbaru dan aplikasinya dalam keseharian kehidupan keluarga sudah diteliti, salah satunya adalah dengan preferensi mainan dan keduanya ditemukan memiliki hubungan. Penelitian ini berusaha untuk melihat korelasi antara sikap peran gender dan preferensi mainan anak dari ibu dengan mempertimbangkan komposisi jenis kelamin anak yang dimiliki. Hal ini dikarenakan beberapa penelitian menyebutkan komposisi jenis kelamin anak dapat mempengaruhi sikap peran gender orang tua, khususnya ibu. Penelitian menggunakan alat ukur Normative Gender Role Attitudes (NGRA) dari Athenstaedt (2000) untuk mengukur sikap peran gender dan preferensi mainan diukur dengan 7 poin skala likert. Hasil penelitian dari 142 partisipan menemukan adanya hubungan antara sikap peran gender ibu dengan mainan cross-gender sebesar r(142) = -0.312, p = 0.000, two-tailed dan pada mainan netral sebesar r(142) = -0.232, p = 0.003, two-tailed. Namun, tidak ditemukan perbedaan pada sikap peran gender maupun preferensi pemilihan mainan anak pada kedua kelompok ibu.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitha Masrati Widodo
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk melihat perbandingan sikap peran gender ibu dan preferensi pemilihan mainan pada ibu bekerja yang menyandang status breadwinner dan bukan breadwinner di Jabodetabek. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 108 orang ibu bekerja yang memiliki anak berusia 3-5 tahun. Alat ukur Normative Gender Role Attitudes (NGRA) digunakan untuk mengukur sikap peran gender ibu dan Toys Desirability Judgement digunakan untuk mengukur preferensi pemilihan mainan anak oleh ibu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang negatif antara preferensi pemilihan cross-sex toys dengan sikap peran gender pada ibu bekerja yang menyandang status breadwinner dan bukan breadwinner di Jabodetabek (r(106)= -.210, p= 0.029, two-tailed). Akan tetapi, tidak ditemukan perbedaan skor sikap peran gender dan preferensi pemilihan mainan anak baik pada ibu bekerja yang merupakan breadwinner maupun bukan breadwinner di Jabodetabek.

This quantitative research was aimed to examine the comparison of mother’s gender role attitudes and toys desirability in working mothers who are breadwinners and not breadwinners in Jabodetabek. The participants of this research were 108 working mothers who had children aged between 3-5 years old. Gender role attitudes was measured using Normative Gender Role Attitudes (NGRA) and toys desirability was measured using Toys Desirability Judgement. The results showed that there was a significant negative relationship between toys desirability cross-sex toys and gender role attitudes in mothers with breadwinner status and not breadwinner in Jabodetabek (r(106)= -.210, p= 0.029, two-tailed). However, there were no differences in toys desirability and gender role attitudes for Mothers who were breadwinners or not breadwinners in Jabodetabek."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Monica Larasati
"ABSTRAK
Pemilihan mainan oleh orang tua kepada anak dapat menjadi sebuah sarana untuk sosialisasi gender. Penelitian sebelumnya menunjukkan adanya hubungan antara preferensi mainan orang tua dengan sikap peran gender, serta mengindikasikan adanya pengaruh jenis kelamin orang tua dan jenis kelamin anak terhadap preferensi mainan tersebut. Penelitian ini bertujuan melihat hubungan antara preferensi mainan (toy desirability) orang tua dan sikap peran gender mereka, serta perbedaan kedua variabel tersebut antar populasi ayah dan ibu. Toy desirability diukur dengan meminta partisipan menilai desirability akan 30 buah mainan dengan skala Likert 7 poin, sementara sikap peran gender diukur dengan alat ukur Normative Gender Role Attitudes (NGRA). Partisipan terdiri dari 285 ayah dan ibu domisili Jabodetabek. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara gender role attitudes orang tua dengan penilaian toy desirability untuk same-sex (r=0.196, p<0.01) dan neutral toys(r=-0.187, p<0.01). Tidak terdapat perbedaan sikap peran gender maupun preferensi pemberian mainan antara ayah dan ibu. Ketika jenis kelamin anak diperhitungkan, ditemukan bahwa orang tua lebih menginginkan same-sex toys dan tidak menginginkan cross-sex toys bagi anak lelaki ketimbang anak perempuan.

ABSTRACT/b>
The toys parents select for their children could play a part in their socialization of gender roles. Previous studies indicate a correlation between gender role attitudes in parents and their preference of toys, as well as a difference in toy preference asa function of the parents and the childs gender. This study aims to look into parents toy desirability ratings, its correlation with parents gender role attitudes, and the difference between the two variables in mothers and fathers, with and without considering the gender of their child. Toy desirability scores are obtained by asking participants to rate the desirability of 30 toys using a 7-point Likert scale, whilst the Normative Gender Role Attitudes (NGRA) scale is used to measure gender role attitudes. The study is participated by 285 Indonesian mothers and fathers residing in Jabodetabek area. Results show a significant correlation between parents gender role attitudes and their desirability ratings for same-sex toys (r=0.196, p<0.01) and neutral toys(r=-0.187, p<0.01). No difference is shown between mothers and fathers in gender role attitudes and toy desirability ratings when the childs gender is not considered. When the childs gender is considered, it is found that parents desire same-sex toys and reject cross-sex toys for their sons more they do for their daughters.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Joana Pingkan Adventia
"Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan untuk melihat perbedaan sikap peran gender pada 225 ibu di Jabodetabek yang memiliki anak usia 3-5 tahun dan pernah bersekolah. Tingkat pendidikan ibu akan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu tingkat pendidikan tinggi (S1-S3) dan tingkat pendidikan rendah (SD-diploma). Selain itu, hubungan antara sikap peran gender dan keinginan mainan dengan stereotip gender mainan ibu juga akan terlihat. Skala NGRA (Normative Gender Role Attitude) akan digunakan untuk mengukur sikap peran gender ibu. Alat ukur keinginan mainan digunakan untuk melihat penilaian ibu terhadap mainan anak dan mainan stereotip gender digunakan untuk melihat stereotip gender pada mainan yang diterapkan ibu. Ada perbedaan yang signifikan sikap peran gender pada ibu dengan tingkat pendidikan rendah dibandingkan dengan ibu dengan tingkat pendidikan tinggi dengan nilai t (117,26) = 4,24, p = 0,000. Sikap peran gender ditemukan terkait dengan keinginan mainan cross-sex toys (r = -0.291, p <0.01) dan keinginan netral mainan (r = -0.173, p <0.01). Mainan stereotip gender menunjukkan korelasi yang signifikan dengan sikap peran gender, dengan nilai korelasi (r = 0,361, p <0,001) untuk mainan stereotip maskulin, (r = 0,361, p <0,001), (r = -0,268, p <0,001 ) untuk mainan stereotip feminin, dan (r = 0.194, p <0.001) untuk mainan netral.

This research is a quantitative study conducted to see the differences in gender role attitudes among 225 mothers in Jabodetabek who have children aged 3-5 years and have attended school. The mother's education level will be divided into two groups, namely high education level (S1-S3) and low education level (SD-diploma). In addition, the relationship between gender role attitudes and desire to play with gender stereotypes of mother toys will also be seen. The NGRA (Normative Gender Role Attitude) scale will be used to measure the mother's gender role attitudes. The toy desire measurement tool is used to see the mother's assessment of children's toys and gender stereotyped toys are used to see gender stereotypes in toys that are applied by mothers. There is a significant difference in gender role attitudes among mothers with a low level of education compared to mothers with a high level of education with a value of t (117.26) = 4.24, p = 0.000. Gender role attitudes were found to be associated with desire for cross-sex toys (r = -0.291, p <0.01) and desire for neutral toys (r = -0.173, p <0.01). Gender stereotype toys showed a significant correlation with gender role attitudes, with correlation values ​​(r = 0.361, p <0.001) for stereotypical masculine toys, (r = 0.361, p <0.001), (r = -0.268, p <0.001) for feminine stereotypical toys, and (r = 0.194, p <0.001) for neutral toys."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Relawati
Bandung: Muara Indah, 2011
305.3 RAH k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring Pandia, Weny Savitri
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1997
S2707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christina Natalia
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan Gender Diversity pada Dewan Direksi dan Dewan Komisaris dan Komisaris Independen dengan pengungkapan informasi. Adanya keragaman gender (gender diversity) dalam Dewan Direksi dan Dewan Komisaris diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengungkapan informasi kepada masyarakat melalui pengawasan yang lebih baik. Untuk menguji hubungan tersebut digunakan metode regresi linier berganda dengan menggunakan sampel sebanyak 53 perusahaan manufaktur tahun 2008, 2009 dan 2010. Penelitian menyimpulkan bahwa jumlah Dewan Direksi, ukuran perusahaan yang diukur dengan total aset, dan struktur modal yang diukur dengan rasio leverage secara bersama-sama mempengaruhi pengungkapan informasi secara keseluruhan. Persentase jumlah wanita pada dewan direksi dan dewan komisaris ternyata tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pengungkapan informasi.

This study aims to examine the relationship Gender Diversity on the Board of Directors and Board of Commissioners. The existence of gender diversity in Board of Directors and Board of Commissioners is expected to improve the quality of disclosure through a better supervision. To examine the relationship, this study uses multiple linear regression method using 53 samples manufacturing companies in 2008, 2009, dan 2010. This research concludes that size of BOD, company size measured by total aset and capital structure influence the overall disclosure. Percentage number of women on Board of Directors and Board of Commissioners not significantly has influence on disclosure of information."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Tinsley (dalam Grotevant & Thorbecke,1982) mengemukakan bahwa
pemilihan bidang studi merupakan fungsi maskulinitas dan femininitas pada
mahasiswa. Padahal menurut Unger dan Crawford (1992), skor peran gender tidak
dengan mudah dapat dijadikan prediktor perilaku seseorang.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah memilih dan menekuni
bidang studi stereotipikal maskulin atau feminin, menggambarkan kecenderungan
menjalankan peran gender tertentu. Pertanyaan tersebut diformulasikan ke dalam
permasalahan apakah terdapat perbedaan jumlah (frekuensi) mahasiswa yang
gender type atau non gender type berdasar skor skala M-F secara signifikan, pada
mahasiswa Iaki-Iaki di bidang studi stereotipikal feminin (BSP) dengan mahasiswa
di bidang studi stereotipikal maskulin (BSM).
Data penelitian diambil melalui teknik sampling accidental dari 167
mahasiswa laki-Iaki Universitas Indonesia, 81 dari BSF (FlKA,FSJIP,FSJepang,
FPSI, FKG) dan 86 dari BSM (FTMESIN, FTE, FTMETAL, FTGP, FTS), melalui
kuesioner skaIa M-F yang telah valid melalui uji validitas item pada los 0,10. Data
kemudian diolah dengan teknik chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah
mahasiswa gender type maupun non gender type, secara signifikan antara BSF
dengan BSM. Lamanya walctu berada dalam Iingkungan BSF, yang secara
stereotipikal dianggap bidang yang biasa ditekuni perempuan, tidak menjadikan
mahasiswa BSF cenderung Iebih menjalankan peran gender yang Iebih fleksibel
atau non gender type dibanding mahasiswa BSM. Secara umum, mahasiswa Iaki-
Iaki tetap menjalankan peran gender yang gender type."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>