Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 50905 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangaribuan, Josua
"Interaksi K+p diturunkan sebagai potensi pertukaran-hadron, dengan hadron dipertukarkan adalah skalar-meson-vektor-mesonhyperon. Interaksi ini dirumuskan menggunakan pengurangan Blankenbecler-Gula, yang dibangun sepanjang pedoman yang sama seperti yang diterapkan dalam interaksi NN dari Bonn one-bosonexchange potensi. Parameter cutoff ditentukan melalui proses pemasangan data eksperimental penampang diferensial K+p untuk energi laboratorium kaon sekitar 21 MeV hingga 951 MeV. Kami menghitung penampang diferensial menggunakan tiga dimensi teknik tanpa ekspansi gelombang parsial. Proses pemasangan memberikan hasil $ 2/N nilai 17,38. Model ini tampaknya membatalkan kontribusi untuk interaksi. Tampaknya perlu untuk mempertimbangkan resonansi pertukaran tambahan untuk ini model untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

The K+p interaction is derived as a hadhed-exchange potential, with a hadron exchanged is scalar-meson-vector-meson-hyperon. This interaction was formulated using the Blankenbecler-Sugar reduction, which was constructed as long as the same guidelines as applied in the NN interaction from Bonn one-bosonexchange potency. The cutoff parameter is determined through the installation process experimental data of the K+p differential cross section for the laboratory energy ca. about 21 MeV up to 951 MeV. We calculate the differential cross section using three dimensions technique without partial wave expansion. The installation process yields $ 2/N value of 17.38. This model seems to cancel the contribution (1385) to the interaction. It seems necessary to consider the additional exchange resonance for this a model to get better results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamzah Fadhlurahman
"Pada hamburan partikel, interaksi antar partikel dapat dimodelkan sebagai suatu model potensial tertentu. Salah satunya adalah model pertukaran satu hadron. Dalam model interaksi ini, hadron yang dipertukarkan antara lain meson skalar (), meson vektor (), baryon (), dan resonannya (). Model interaksi yang diturunkan dimaksudkan untuk diterapkan pada perhitungan proses-proses non-relativistik. Dalam penurunan model interaksi ini digunakan reduksi Blankenbecler-Sugar. Parameter-parameter yang digunakan pada model ini, ditentukan dengan melakukan fitting terhadap data eksperimen differential cross section untuk momentum 225 MeV hingga 943 MeV atau dengan energi 51,27 MeV hingga 900,64 MeV. Hamburan dihitung dengan menggunakan teknik 3D tanpa ekspansi partial wave.

In particle scattering, the interaction between particles can be modeled as a specific potential model. One of them is one hadron exchange model. In interaction model, the exchanged particles are scalar meson (), vector meson (), baryon (), and its resonance (). The derived interaction model is about to be used in calculating nonrelativistic processes. This model derived using Blankenbecler-Sugar reduction. Parameters used in this model, determined by fitting the experiment data for the differential cross section for momentum 225 MeV until 943 MeV or energy 51.27 MeV until 900.64 MeV. Scattering calculated using 3D technique without partial wave expansion.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boy Attaurrazaq
"Cangkang Kelapa Sawit sebagai material hidrokarbon berpotensi sebagai reduktor dalam reduksi karbotermik ilmenite sebagai upaya memperoleh besi (Fe) dan Rutile (TiO2). Penelitian ini melakukan investigasi cangkang kelapa sawit segar sebagai reduktor tanpa melalui karbonisasi. Pra-karbotermik berupa aktivasi kimia cangkang kelapa sawit segar dan kalsinasi ilmenite dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan luas permukaan dan  fixed carbon. Peningkatkan porositas ilmenite adalah strategi yang diterapkan untuk menjebak fraksi tar dari biomassa sehingga meningkatkan zona kontak dan reduksi terjadi pada temperatur yang relative lebih rendah. Hasil menunjukkan, cangkang kelapa sawit segar memiliki aktivitas reduksi terhadap pembentukan Fe pada temperatur 1000°C dan kecenderungan pembentukan pseudobrookite (Fe2TiO5) pada temperatur 1100°C. Sedangkan, cangkang kelapa sawit segar teraktivasi sudah memiliki aktivitas reduksi terhadap pembentukan Fe diiringi dengan pembentukan Fe2TiO5 pada temperatur 1000°C. Pada temperatur 1200°C kedua jenis reduktor mengarah pada pembentukan Fe. Kandungan Fe dan derajat metalisasi mengalami kenaikan disetiap kenaikan temperatur baik dengan cangkang kelapa sawit segar maupun teraktivasi. Derajat metalisasi Fe mecapai 98,9% saat temperatur reduksi 1200°C dengan rasio penambahan cangkang kelapa sawit segar sebanyak 2 kali stoikiometri selama 120 menit. Kenaikan rasio diiringi dengan kenaikan temperatur menujukkan pengaruh yang signifikan terhadap kenaikan kandungan dan derajat metalisasi. Kenaikan rasio reduktor lebih dari 1 kali dengan waktu tahan 60 menit tidak memberikan pengaruh yang signifikan ditandai dengan masih ditemukan ilmenite (FeTiO3) pada temperatur 1000°C.


Palm kernel shell, as a hydrocarbon material, has the potential to act as a reducing agent in carbothermic ilmenite reduction to obtain iron (Fe) and rutile (TiO2). This study investigates fresh oil palm shells as a reducing agent without going through carbonization. Pre-carbothermic chemical activation of fresh palm shells and ilmenite calcination was carried out to increase the surface area and fixed carbon. Increasing the ilmenite porosity is a strategy applied to trap the tar fraction of the biomass so that it increases the contact zone and reduction occurs at a relatively lower temperature. The results showed that fresh oil palm shells had a reduced activity in forming Fe at a temperature of 1000°C and a tendency to form pseudobrookite (Fe2TiO5) at 1100°C. Meanwhile, activated fresh palm shells already have reduced activity towards forming Fe, accompanied by forming Fe2TiO5 at a temperature of 1000°C. At a temperature of 1200°C, both types of reducing agents lead to the formation of Fe. The Fe content and degree of metallization increased with each increase in temperature, both with fresh and activated palm oil shells. The degree of metallization of Fe reached 98.9% at a reduction temperature of 1200°C with the ratio of adding fresh palm kernel shells 2 times the stoichiometry for 120 minutes. The increase in the ratio accompanied by an increase in temperature significantly affects the increase in the content and degree of metallization. The increase in the ratio of reducing agents more than 1 time with a holding time of 60 minutes did not have a significant effect, as indicated by the presence of ilmenite (FeTiO3) at a temperature of 1000°C.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Yusmalia Rachma
"Dinitrogen monoksida (N2O) merupakan emisi dari proses industri dan kegiatan pertanian. Gas tersebut merupakan gas polutan berbahaya dan menyebabkan masalah lingkungan yang serius seperti pemanasan global. Pengolahan N2O secara biolo gis adalah salah satu alternatif yang digunakan dalam penghilangan gas buang industri yang ramah lingkungan. Penelitian biofilter skala laborato rium ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengevalusi pengaruh jenis bahan pengikat dan pengaruh rasio bahan pengikat pada pelet kompos berbasis kotoran kambing sebagai medium filter terhadap efisiensi reduk si N2O dan pertumbuhan mikroorganisme d i dalam kompos. Selain itu juga mengamati perubahan suhu dan kelembaban medium filter selama proses biofiltrasi. Efisiensi reduksi N2O dianalisis dengan menggunakan Gas Chromatography (GC) dan hasil kualitatif mikroorganisme d i dalam kompos diamati dengan menggunakan metode TPC. Efisiensi reduksi tertinggi untuk variasi jenis bahan pengikat adalah pada penggunaan bahan pengikat dari tepung beras yaitu sebesar 82,53%. Rasio tepung sagu sebesar 10:90 %berat larutan amilum pregelatinasi dengan kompos ruah merupakan rasio optimum dengan efisiensi reduksi sebesar 66,50%. Kelembaban medium biofilter semakin lama akan meningkat, sedangkan suhu medium filter akan semak in menurun sejalan dengan semakin lamanya proses b iofiltrasi di dalam kolom.

Dinitrogen mo noxide (N2O) are the emissio n fro m industrial a nd agricultural activities. These gases are harmful polluta nt gases and ca use serious environmental proble ms such as global warming. N2O bioprocessing is o ne of the alternatives used in the remo val o f ind ustrial waste gas that e nvironmentally friend ly. Laboratory-scale biofilter study was conducted with the aim to e valuate the influence o f binder type material and its ratio o n goat dung pellets-based co mpost as a filte r medium to N2O red uction efficienc y a nd growth o f microorga nisms in the compost. Besides, the changes in temperature and humidity filter med ium also observed during the bio filtratio n process. N2O red uctio n efficiency was analyzed by using Gas Chromatograp hy (GC). The quantitative results of the microorganisms growth in the co mpost ob served by using TPC (Total P late Count). The highest reduction efficiency from various types of the samp le obtained b y the use o f rice flour which eq ual to 82.53%. Sago starch ratio of 10 :90%-weight starch pregela tinatio n so lution with b ulk compost is the most optimum ratio with efficie ncy ratio of 66.50% reduction. Bio filter med ium mo isture will increase over time, while the temperature of the filte r medium will decline further by the increasing o f bio filtratio n d uration in the column. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1633
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitya Fikriyah
"Sebuah model interaksi K+p dirumuskan berdasarkan pertukaran satu had-ron, yang diadopsi dari model interaksi yang lebih kompleks. Nilai parameter-parameter model tersebut dicari dengan cara fitting terhadap data eksperimen penampang lintang diferensial untuk rentang energi 21 MeV sampai 669 MeV. Perhitungan hamburan K+p diselesaikan dengan teknik tiga dimensi.

A model of K+p interaction is formulated based on one hadron exchange, which is adapted from a more complex model. The parameters of the model are obtained by means of fitting processes to data of differential cross section in energy range from 21 MeV until 669 MeV. The scattering calculation is solved using three-dimensional technique.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Lathiif A. Alam
"Interaksi K-p dimodelkan berdasarkan pada prinsip-prinsip pertukaran satu hadron. Parameter-parameter model interaksi tersebut diperoleh melalui proses fitting terhadap data eksperimen penampang lintang diferensial (differential cross section) untuk energi laboratorium 50 MeV sampai 225 MeV. Perhitungan teoritis penampang lintang diferensial untuk model interaksi tersebut dikerjakan dengan menggunakan basis tiga dimensi (3D). Dari proses fitting diperoleh model interaksi K-p yang cukup baik untuk mereproduksi data eksperimen dengan nilai chi^2 kurang dari 1.8.

Model of K-p interaction is constructed based on one hadron exchange principles. The parameters of the model are obtained by fitting theoretical values to experiment data of differential cross section with range laboratory energy between 50 MeV - 225 MeV. Theoretical value of differential cross sections are calculated using three-dimensional (3D) technique. We obtain K-p interaction model which is food enough to reproduce experiment data with chi^2 value being 1.8."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pranata Yassi Tanzila
"Studi reduksi karbotermik pada bijih nikel saprolit ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh temperatur dalam memperoleh kadar nikel yang optimal. Pengujian dilakukan pada empat temperatur yang berbeda, yaitu: 700, 800, 900, dan 1000°C selama 60 menit. Pada proses pembakaran, perbandingan bijih nikel saprolit dan batubara, masing-masing adalah 20 dan 80 gram. Selama proses pembakaran pada temperatur 700-1000°C, mulai terlihat metalisasi besi pada temperatur 900°C, sedangkan metalisasi nikel dan kobalt yang mulai terlihat pada temperatur yang lebih rendah. Metalisasi nikel, kobalt, dan besi dilihat secara kualitatif melalui karakterisasi Difraksi Sinar-X (XRD) dan untuk mengetahui masing-masing kadar unsur yang diperoleh dari proses reduksi karbotermik dengan menggunakan Floresensi Sinar-X (XRF). Berdasarkan studi yang dilakukan, diperoleh kadar nikel yang optimal 8,23% pada temperatur 800°C selama 60 menit.

The study of carbothermic reduction on saprolitic nickel ore aims to determine the effect of temperature in obtaining optimal levels of nickel recovery. The experiments carried out at four different temperatures, they are 700, 800, 900, and 1000oC for 60 minutes. In the reduction process, the ratio of saprolite ore and coal are 20 and 80 gram, respectively. During the reduction process at temperatures between 700-1000°C, began to look the metallization of iron at a temperature of 900°C, while the metallization of nickel and cobalt are beginning to look at lower temperature. The metallization of nickel, cobalt, and iron quantitively seen through the characterization of X-ray Diffraction (XRD) and to determine the concentration of each element obtained from the carbothermic reduction process using X-ray Flourescent (XRF). Based on studies conducted, the optimal nickel grade of 8.23% is at a temperature of 800°C for 60 minutes."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63083
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Khrisna Adiswara
"Model relativistik interaksi K-p diturunkan berdasarkan prinsip pertukaran satu hadron dengan menggunakan kinematika relativistik. Model ini terinspirasi dari keberhasilan Group Bonn pada model pertukaran satu boson untuk interaksi nukleon-nukleon (NN). Hadron yang dipertukarkan adalah meson skalar σ; meson vektor ω, ρ; hiperon Λ, Σ; dan resonan Λ(1600). Parameter yang dicari yaitu massa meson σ, konstanta kopling, dan parameter cut-off. Nilainilai parameter didapatkan dengan melakukan fitting terhadap data eksperimen penampang lintang diferensial K-p untuk energi kinetik laboratorium dari 48 MeV hingga 580 MeV. Penampang lintang diferensial dihitung dengan menggunakan teknik tiga dimensi. Proses fitting menghasilkan χ2/N = 9.99140. Model ini dapat mereproduksi data yang baik untuk energi di atas 200 MeV, tetapi sebaliknya untuk energi di bawah 200 MeV. Kontribusi resonan Λ(1600) sebagai partikel yang dipertukarkan masih sangat kecil dibandingkan partikel lain.

K-p interaction is modeled as one-hadron-exchange potential using relativistic kinematic, which is inspired by the success of the Bonn one-boson-exchange potential model for the nucleon-nucleon (NN) interction. The hadron being exchanged are scalar-meson-σ; vectormeson-ω, ρ; hyperon-Λ, Σ and resonance-Λ(1600). The parameters (mass of meson σ, coupling constant, and cut-off) are determined by means of fitting processes to experimental data of K-p differential cross section for kaon laboratory kinetic energies of about 48 MeV to 580 MeV . The differential cross sections are calculated using a three-dimensional technique. This model able to reproduce data above 200 MeV with χ2/N = 9.99140. The contribution of resonance-Λ(1600) is not large compared to other exchanged particles.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Romansya Setyo Utomo
"Terinspirasi dari potensial pertukaran satu boson hasil penelitian Bonn University, interaksi K+p dimodelkan sebagai potensial pertukaran satu hadron menggunakan kinematika relativistik. Partikel atau hadron yang dipertukarkan adalah meson-skalar σ; meson-vektor ω dan ρ; hiperon Λ dan Σ; dan Σ (1385). Parameter-parameter ditentukan dengan proses fitting terhadap data eksperimen penampang lintang diferensial K+p untuk energi kinetik laboratorium kaon sekitar 20 MeV sampai 593 MeV. Penampang lintang diferensial dihitung menggunakan teknik 3D. Model yang dihasilkan masih belum cukup baik, dan memerlukan tambahan resonans. Kontribusi masing-masing partikel yang dipertukarkan juga akan didiskusikan.

Inspired by the Bonn NN one-boson-exchange potential, a K+p interaction is modeled as one-hadron-exchange potential using relativistic kinematic. The hadrons being exchanged are scalar-meson-σ; vector-meson ω and ρ; hyperon Λ and Σ; and Σ (1385). The parameters are determined by means of fitting process to experimental data of K+p differential cross section for kaon laboratory kinetic energies of about 20 MeV to 593 MeV. The differential cross sections are calculated using a 3D technique. This model seems to require an additional exchange resonance particle to get better results, the contribution of each exchanged particle will also be discussed.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rumman Rifa Matalino
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki analisis simulasi termodinamika dan pengaruh temperatur serta penambahan NH3 selama reduksi nikel laterit saprolit sintetis. Perangkat lunak simulasi termodinamika HSC Chemistry 9.1.5® digunakan untuk memprediksi fasa-fasa yang ada, komposisi kesetimbangan, dan spontanitas reaksi. Sintesis bahan umpan melibatkan ball milling dan kalsinasi pada suhu 1200oC kemudian direduksi pada suhu 800, 900, dan 1000oC dengan variasi penambahan amonia sebesar 35, 40, dan 45%. Analisis predominance diagram menunjukkan bahwa atmosfer reduksi dengan tekanan parsial oksigen 10-18 atm atau lebih rendah diperlukan untuk transformasi fasa. Analisis diagram komposisi kesetimbangan menunjukkan perolehan nikel maksimum pada temperatur rendah, tetapi puncak perolehan Fe terjadi pada penambahan amonia 35%. Selanjutnya, dekomposisi amonia terjadi pada suhu 200oC. Analisis spontanitas reaksi menunjukkan bahwa Amonia beroperasi secara langsung dalam reduksi pada suhu yang lebih rendah dari 600°C sementara reduksi tidak langsung oksida terjadi secara spontan mulai dari suhu 900°C. Analisis x-ray diffraction menunjukkan bahwa reduksi fayalit, forsterit, dan enstatit terjadi pada suhu 900oC dengan puncak perolehan nikel dan besi pada suhu 1000oC. Analisis mikroskop optik memperkirakan adanya fasa logam.

 


This study aims to investigate thermodynamic simulation analysis and the influence of temperature and NH3 addition during the reduction of synthetic saprolitic nickel laterite. HSC Chemistry 9.1.5® thermodynamic simulation software is used to predict the phases present, equilibrium composition, and reaction spontaneity. The synthesis of feed material involves ball milling and calcination at 1200oC then reduced at temperatures of 800, 900 and 1000oC with ammonia addition variety of 35, 40, and 45%. Predominance diagram analysis showed that a reducing atmosphere with oxygen partial pressure of 10-18 atm or lower is required for phase transformation. Equilibrium composition diagram analysis revealed maximum nickel recovery at low temperature, but peak Fe recovery at ammonia addition of 35%. Furthermore, ammonia decomposition occurred at 200oC. Reaction spontaneity analysis revealed Ammonia operates directly in reduction at temperatures lower than 600°C while indirect reduction of oxides was spontaneous starting at 900oC. X-ray diffraction analysis revealed that reduction of fayalite, forsterite, and enstatite occurred at 900oC with peak nickel and iron recovery at 1000oC with optical microscope analysis predicted the presence of a metallic phase.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>