Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140679 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutia Farlina
"Anak tuna grahita memiliki resiko kekerasan seksual 2.5 kali lebih tinggi dibandingkan anak normal lainnya. Anak tuna grahita mengalami kendala secara verbal dalam menggambarkan kasus kekerasan seksual serta hambatan kemampuan dalam melaporkan perilaku kekerasan yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk menggali secara mendalam pengalaman ibu yang memiliki anak tuna grahita dalam melakukan upaya pencegahan kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan studi fenomenologi pada sembilan belas orang partisipan Ibu yang ditentukan secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Analisis data menggunakan analisis Colaizzi.
Penelitian ini mengidentifikasi sembilan tema yaitu memahami ciri-ciri kekerasan atau pelecehan seksual, merasa cemas terhadap risiko yang mengancam anak, membatasi aktivitas yang berisiko, mengajarkan anak cara menjaga diri, menyandarkan harapan kepada Tuhan, bekerjasama dengan sistem pendukung, merasa ragu cara yang tepat dalam mengajarkan, merasa kondisi anak sulit untuk diajarkan, dan kurangnya dukungan pasangan. Peran perawat dibutuhkan untuk melakukan asuhan keperawatan dengan memperhatikan edukasi dalam pencegahan kekerasan seksual. Sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas hidup serta meminimalkan resiko yang mengancam bagi anak tuna grahita.

The child with Intellectual disability has risk child sexual abused 2.5 times higher than other normal children. The child has a verbal problem in describing the case of sexual abused and the ability to report on the behavior of the violence experienced. The study aims to explore the experiences of mothers who have children with intellectual disability in prevention of the CSA. The study used a phenomenological study on nineteen participants who recruted by purposive sampling, using a semi-guided interview method. Data analysis using Colaizzi analysis.
This study identified the nine themes, understanding the characteristics of child sexual abused, anxious feeling of the risk that could threaten the child, limiting risk activities, teaching the children how to protect themselves, relying on God's hope, cooperating with support systems, doubtful feelings the right way to teach, feeling the condition of the child is difficult to teach, and lack of support partner. The role of nurses needed to nursing care by taking into the education efforts in the prevention of CSA. So that can help improve the quality of life and minimize the risks that threaten the child's with intellectual disability.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhalimah
"Pelecehan dan kekerasan seksual masih menjadi fenomena yang kompleks dan dapat dipandang dari berbagai perspektif yang berbeda. Prevalensi kekerasan seksual meningkat sebanyak delapan kali dalam 12 tahun terakhir. Layanan yang diberikan selama ini berfokus pada korban kekerasan seksual. Layanan pada ibu belum diberikan secara optimal. Sedangkan ibu memiliki peranan penting dalam pemulihan anak. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengalaman ibu yang mempunyai anak sebagai korban kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi desktriptif. Partisipan pada penelitian ini 8 orang ibu yang menjadi caregiver utama untuk anak yang menjadi korban kekerasan seksual. Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur. Analisa data menggunakan metode Colaizzi. Penelitian menghasilkan enam tema yaitu respons holistik ibu menghadapi kasus anak, beban ibu menghadapi kasus anak, dukungan yang ibu dapatkan, mobilisasi ibu untuk mencari dan memberi pertolongan, harapan ibu, perasaan positif ibu setelah mendapat dukungan. Hasil penelitian menggambarkan pengalaman ibu yang mempunyai anak sebagai korban kekerasan seksual.  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi pada bidang keperawatan jiwa, pemangku kebijakan dan ibu dari korban kekerasan seksual. Temuan ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan ibu dari korban kekerasan seksual, menciptakan sistem dukungan yang lebih baik dan berkelanjutan serta adanya penelitian lanjutan terkait terapi yang sesuai seperti pengaruh TF-CBT atau psikoedukasi keluarga pada trauma ibu.

Sexual harassment and violence are still a complex phenomenon and can be seen from various perspectives. The prevalence of sexual violence has increased eight times in the last 12 years. The services provided so far have focused on victims of sexual violence. Services for mothers have not been provided optimally. Meanwhile, the mother has an important role in the child's recovery. This research aims to look at the experiences of mothers who have children who are victims of sexual violence. This research uses a qualitative method with a descriptive phenomenological approach. The participants in this study were eight mothers who were the main caregivers for children who were victims of sexual violence. Data collection used semi-structured interviews. Data analysis used the Colaizzi method. The research results found six themes, namely the mother's holistic response to child cases, the mother's burden in facing child cases, the support the mother received, the mother's mobilization to seek and provide help, the mother's hopes, the mother's positive feelings after receiving support. The research results describe the experiences of mothers who have children who are victims of sexual violence. It is hoped that this research will provide implications for the field of psychiatric nursing, policymakers, and mothers of victims of sexual violence. It is hoped that these findings will improve the welfare of mothers of victims of sexual violence, create a better and more sustainable support system, and provide further research regarding appropriate therapy, such as the influence of TF-CBT or family psychoeducation on maternal trauma."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rara Anggraini
"Dampak kekerasan seksual terhadap anak tidak hanya dirasakan oleh anak sebagai korban namun juga dirasakan oleh keluarga. Salah satu konsekuensi negatif yang dihadapi keluarga adalah stres dalam menghadapi anak korban kekerasan seksual. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif, pemilihan partisipan dengan metode purpossive sampling, dan dianalisis dengan metode Colaizzi dengan hasil saturasi pada partisipan keenam.
Penelitian menghasilkan lima tema yaitu perubahan perilaku anak pasca kekerasan seksual sebagai sumber stres keluarga, respon stres keluarga terhadap perubahan proses keluarga, pemanfaatan dukungan sosial sebagai sumber kekuatan keluarga bertahan dari stres, pelaksanaan kegiatan keagamaan dan peningkatan spiritualitas sebagai bentuk koping keluarga terhadap stres, dan perubahan pola asuh sebagai bentuk evaluasi dan pembelajaran bagi keluarga.
Rekomendasi dari penelitian ini adalah pengembangan penanganan keperawatan jiwa yang tepat bagi keluarga dengan anak korban kekerasan seksual, pembentukan UKJS, peningkatan kolaborasi antara pihak terkait dengan tim kesehatan jiwa dalam setiap prosedur yang dilakukan tidak hanya terbatas bagi anak sebagai korban tetapi juga bagi keluarga.

The impact of child sexual abuse is not only felt by children as victims but also felt by the family. One of the negative consequences families face is the stress in dealing with child victims of sexual violence. This study used a qualitative design, selection of participants using purposive sampling method, and analyzed by Colaizzi method with the results of saturation in the sixth participant.
The study resulted in five themes, namely changes in children's behavior after the sexual violence as a source of family stress, the stress response of family to change the family, the utilization of social support as a source of family strength to withstand the stress, the implementation of religious activities and increase spirituality as a form of family coping to stress, and changes parenting as a form of evaluation and learning for families.
Recommendations from this study is the development of nursing handling right life for families with children victims of sexual violence, the establishment of UKJS, increased collaboration between the parties related to the mental health team in any given procedure is not only limited to children as victims but also for the family.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Riyanti
"Tujuan Millennium Development Goals keempat adalah menurunkan angka kematian bayi baru lahir. Ibu yang tidak percaya diri menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi tersebut. Penelitian fenomenologi pada Sembilan partisipan ini bertujuan memperoleh gambaran tentang pengalaman ibu merawat bayi prematur di rumah. Pengumpulan data menggunakan indepth interview. Hasil analisa tematik didapatkan tujuh tema yaitu kondisi stres ibu terhadap penampilan bayi, kekhususan merawat bayi, dukungan terhadap ibu, kesulitan yang dialami ketika merawat bayi, kebahagiaan merawat bayi, kebutuhan ibu merawat bayi, dan harapan ibu dengan bayi prematur. Disarankan ibu mendapat dukungan sosial selama merawat bayi prematur dirumah dan penelitian lebih lanjut terkait dengan stres dan koping pada ibu dengan bayi prematur.

The fourth goal of Millennium Development Goals is to reduce mortality of newborns. Mothers who do not feel confident in caring the babies will hamper the growth and development of the babies. This study is phenomenological on the nine participants. This study aims to gain an overview of the experience of mothers in caring premature babies at home. Data were collected using indepth interviews. The results of thematic analysis got seven themes, namely the mother's stress on the appearance of the baby, specificity for babies care, support to mothers, the difficulties experienced when caring for babies, the joy of caring for babies, premature baby care needs, and expectations of mothers to the premature baby. Recommended for mothers to have social support in caring for a premature baby at home. The further researches related to stress and coping in mothers with premature babies are needed."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31215
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Faradiba
"Dalam menjalankan perannya sebagai ibu rumah tangga, caregiver bagi anak tuna grahita dan pendamping dalam proses belajar dari rumah (BDR), ibu dengan anak tuna grahita seringkali menjumpai penyebab stres. Skripsi ini membahas mengenai strategi coping ibu dari anak tuna grahita dalam mendampingi belajar dari rumah dimasa pandemi COVID-19. Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Mendeskripsikan penyebab stres yang dijumpai ibu dengan anak tuna grahita dalam mendampingi belajar dari rumah dimasa Pandemi COVID-19 dan (2) Mendeskripsikan strategi coping ibu dari anak tuna grahita dalam mendampingi belajar dari rumah dimasa Pandemi COVID-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Proses pengambilan data dilakukan sejak bulan Oktober hingga Desember 2021 melalui wawancara mendalam secara daring dengan 5 informan yaitu ibu dari anak tuna grahita sebanyak 4 orang dan wali kelas sebanyak 1 orang. Proses wawancara dilakukan dengan semi terstruktur. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ibu mengalami 3 penyebab stres yang bersumber dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat. Penyebab stres dari diri sendiri berupa kesulitan mengatur waktu dan bentrok waktu untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan mendampingi belajar dari rumah (BDR), emosi yang meledak ketika mengajari anak, memaksakan anak sesuai ekspektasi ibu, dan sudah kelelahan dengan pekerjaan rumah ketika mendampingi anak BDR, kondisi sebagai caregiver dan kekhawatiran akan masa depan anak. Penyebab stres dari keluarga berupa anak tidak mood dan menolak belajar, anak jenuh belajar di rumah, anak sulit memahami pelajaran, proses BDR yang terdistraksi oleh anak yang lebih kecil, tantrum pada anak, kemampuan bicara yang kurang jelas pada anak, kurangnya dukungan sosial dari pasangan dan ekonomi keluarga memburuk akibat pandemi. Selanjutnya, penyebab stres yang berasal dari masyarakat berupa family stigma. Untuk menghadapi penyebab stres tersebut, ibu dari anak tuna grahita melakukan tiga strategi coping. Pertama,problem based coping berupa Seeking social support, planful problem solving, dan dengan cara mencari informasi terkait kondisi yang dihadapi. Kedua, emotion based coping berupa positive reappraisal, accepting responsibility, distance dan beristirahat. Ketiga, active coping strategies berupa Social group and professional help dan Training.

In carrying out their roles as housewives, caregivers for intellectual disability child and companions in the learning process from home (LFH), mothers with intellectual disability child often encounter stressors. This study discusses the coping strategies of mothers with intellectual disability child in assisting learning from home during the COVID-19 pandemic. The objectives of this study are: (1) to describe the causes of stress encountered by mothers with intellectual disability child in assisting learning from home during the COVID-19 Pandemic and (2) to describe coping strategies for mothers with intellectual disability child in assisting learning from home during the COVID-19Pandemic. This study used a qualitative approach and the type of descriptive research. The data collection process was carried out from October to December 2021 through in-depth online interviews with 5 informants, namely 4 mothers with intellectual disability child and 1 homeroom teacher. The interview process was conducted in a semi-structured manner. The results of this study indicated that they experienced 3 causes of stress that came from oneself, family and society. The causes of stress from oneself was in the form of difficulty managing time and conflicting times to do house chores and accompany learning from home (LFH), emotions that explode when teaching children, forcing children according to mother's expectations, and being tired of house chores when accompanying LFH children, the condition as a caregiver and worries about the future of the child. The causes of stress from the family in the form of children who were not in the mood and refuse to study, children were bored studying at home, children had difficulty understanding lessons, the LFH process was distracted by younger children, tantrums in children, unclear speech skills in children, and lack of social support from husband, and the economy in the family worsens due to the pandemic. Then the cause of stress from society was in the form of family stigma. In order to respond to the causes of stress, mothers with intellectual disability child performed various coping strategies, namely Problem based coping in the form of Seeking social support, Planful problem solving and looking for information related to the conditions at hand. Emotion based coping in the form of Positive Reappraisal, Accepting Responsibility, Distance and Rest, then Active coping strategies in the form of Social group and professional help and training."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sy. Ernaweni
"Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana penanganan hukum kasus kekerasan seksual terhadap anak berdasarkan pengalaman pendamping hukum. Sebuah studi kasus yang memetakan pengalaman pendarnping hukum yang memiliki keberpibakan (perspektil) terhadap korban saat berhadapan dengan proses hukum mulai dari tingkat Kepolisian, Kejaksaan sampai ke Pengadilan. Pengalaman pendamping hukum yang digali dalam penelitian ini adalah dilihat dari sisi kendala-kendala yang dialami oleh pendamping hukum berkaitan dengan substansi bukum yang dikenakan terhadap tersangka/terdakwa, kendala-kendala berkaitan dengan proses hukum, dan akhimya bagaimana pendamping hukum menghadapi kandala-kendala tersebut. Penelitian ini adalah penelitian berperspektif feminis yang melihat pengalaman pendamping sebagai temuan utama yang akan menggambarkan sebuah realitas yang dipahami oleh perempuan, lewat sudut pandang perernpuan. Subjek penelitian ini adalah 5 (lima) orang pendamping bukum yang aktif berkiprah di sebuah Lembaga Bantuan Hukum yang berperspektif perempuan. Semua pengalaman pribadi perempuan yang mcnjadi subjek penelitian ini dilihat dalam kadudukan yang sama, terkait spesifisitasnya. Tidak ada satu pun pengalaman subjek penelitian yang dianggnp lebih balk daripada yang lain. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa masing-masing pendamping hukum menghadapi kendala-kendala yang beragam dan mereka memiliki cara yang hampir seragam dalam menghadapi kendala-kendala tersebut agar korban mendapatkan hak-haknya dalam setiap proses hukum.

This research is aimed to give picture the legal handlings of female child sexual abuse case based on legal advocate experiences. It is a case study which delineates such experiences before the legal processes commenced from the police, the judiciary, until the court level. The probing of the experiences are directed to discover the facts about the undergone problems related to the law substances, legal processes, and eventually on how the advocates deal with them. This research is an inquiry based on feminist perspective considering the experience of advocate as primary findings that would portray a reality understood by woman) through woman's view. Subjects of the research are five women advocates working actively in a Legal Advocacy Organization whose concerns chiefly with women issues. 'The whole of personal experiences that are gone through by these subjects regarded in equal stance. none of them considered higher or superior than other. The conclusion discovers that each of the advocates encounters various problems when doing advocatory process and they have almost uniform manner to deal with them."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T33648
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kens Napolion
"ABSTRAK
Keberadaan anak dengan tunagrahita akan menjadi stressor tersendiri bagi keluarga karena keluarga merupakan suatu sistem dan akan menimbulkan masalah bagi masyarakat, keluarga, maupun individu penyandangnnya. Tujuan penelitian menguraikan secara mendalam tentang pengalaman keluarga dalam merawat anak dengan tunagrahita. Desain penelitian metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Tehnik pengambilan partisipan secara purposive sampling. Pengumpulan data pada tujuh partisipan dengan indepth interview dan field note kemudian dianalisis dengan motede Colaizzi. Penelitian ini menghasilkan lima belas tema yaitu takdir, beban keluarga, respon psikologis, perubahan emosional, perubahan perilaku, upaya mencari bantuan kesehatan, upaya mencari bantuan lain, pemberdayaan keluarga, dukungan sosial, dukungan finansial, keterbatasan sumber perawatan, akses terhadap pelayanan kesehatan, public stigma, manejemen pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif serta makna dan hikmah. Rekomendasi penelitian ini meningkatkan pengkajian terkait beban yang dirasakan keluarga dan potensi keluarga

Abstract
The presence of these child would be a stressor for each family member because family is a system and can create problems for society, family, as well as for the patients. Purpose of this study is to describe about family experience in caring of child with intellectual disorder in-depth. Study design using qualitative method
with descriptive phenomenology approach. Through retrieval technique of participants in purposive sampling. Data collected to seven participants by indepth interview technique and field note. In-depth interview result and field note analyzed using Colaizzi method approach. In this study identified fiveteen themes as a result of study are destiny, family burden, psychological response, emotional and behavior changing, effort in getting health and another supports, family empowerment, social and financial supports, limitation of caring sources, access to health services, public stigma, efficiency and effectiveness of service management, meaning and spiritual wisdom. Study recommendation for psychiatric nursing are improving assessment of related burden experienced by family du, family potency in empowering to strengthen family coping mechanism in caring child with intellectual disorder."
2010
T29405
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Andriani
"Ibu yang memiliki bayi prematur dihadapkan pada rasa takut, stres dan kecemasan yang bisa mengganggu hubungan antara ibu dan bayinya. Studi fenomenologi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengalaman ibu yang memiliki bayi prematur. Penelitian ini mengikutsertakan 8 partisipan yang diambil dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian mengidentifikasi enam tema utama: (1) Gambaran bayi prematur, (2) Penyebab kelahiran bayi prematur, (3) Respon ibu terhadap kelahiran prematur, (4) Kemampuan melakukan perawatan bayi prematur di rumah, (5) Dukungan dalam merawat bayi prematur, (6) Harapan untuk mendapatkan Pelayanan Kesehatan yang baik. Rekomendasi dari hasil penelitian ini diharapkan tenaga kesehatan dapat mengidentifikasi kebutuhan ibu dalam merawat bayi prematur di rumah.

Mothers of premature babies faced with the fear, stress and anxiety. This conditions can interfere with the relationship between mother and baby. Phenomenological study aims to know, how the mothers experiences treating premature infants. There are 8 Participants were taken with a purposive sampling involved in this study. The study identified six major themes: (1) Overview of premature infants, (2) Causes of preterm birth, (3) Mother?s response of preterm birth, (4) Ability to care of premature infants at home,(5) Support in caring for premature babies, (6) Hope to get good health care. Recommendations from this research are expected to identify the health needs of mothers in caring for premature babies at home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indriani
"ABSTRAK
Menjadi seorang ibu baru dan merawat bayi merupakan suatu pengalaman yang menyenangkan dan mencemaskan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang arti atau makna pengalaman ibu primipara dengan keluarga inti dalam merawat bayi baru lahir. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi. Partisipan adalah ibu primipara yang merawat bayi pertamanya hanya dengan suami. Prosedur pengambilan partisipan yang digunakan adalah dengan cara purposive sampling. Jumlah partisipan yang berpartisipasi dalam penelitian ini sampai dengan terjadi saturasi data sebanyak 6 orang. Prosedur pengumpulan data menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan langkah – langkah Colaizzi. Pada penelitian ini teridentifikasi 6 tema utama, yaitu (1) makna merawat bayi untuk pertama kali tanpa bantuan langsung dari keluarga, (2) berbagai cara yang dilakukan untuk mampu merawat bayi, (3) kesenangan yang dialami ketika merawat bayinya secara mandiri, (4) merawat bayi sendiri merupakan pekerjaan yang tidak mudah, (5) dukungan yang diberikan dari tenaga profesional, dan (6) berbagai harapan ibu primipara terhadap bantuan tenaga kesehatan. Tema-tema yang teridentifikasi memperlihatkan bahwa ibu primipara yang merawat bayinya dengan keluarga inti mendapatkan makna yang mendalam, ibu merasa menjadi seorang yang sangat dibutuhkan oleh bayinya, hidup menjadi lebih berarti dan ibu juga mendapatkan makna pembelajaran untuk dirinya sendiri. Kesenangan dan kendala saat merawat bayi juga dirasakan oleh ibu, bantuan suami dirasakan dapat mengatasi kendala yang terjadi. Dukungan yang didapat dari tenaga profesional belum optimal. Harapan ibu terhadap tenaga kesehatan adalah perlunya penyuluhan, pemberian leaflet atau brosur dan kunjungan rumah. Rekomendasi dari hasil penelitian ini diharapkan perawat dapat mengidentifikasi kebutuhan ibu primipara dalam hal merawat bayi. Pengidentifikasian kebutuhan ibu sedini mungkin diharapkan dapat mengurangi kendala yang terjadi ketika harus merawat bayinya tanpa bantuan.

ABSTRACT
Being a new mother who takes care of the newborn baby means a joy as well as a worrisome experience. A phenomenology approach was applied to this study that aimed to explore a more in-depth meaning of experience among the primiparous mothers along with the nuclear family members in caring for the newborn baby. The participants were six primiparous mothers whose first experience of caring for the baby together with their husband. A purposive sampling method was chosen to this study while interviews and observations were performed to gather the data. The collected data than analyzed using Colaizzi’s method. Six themes were identified from this study: (1) the meaning of caring for the newborn baby in the first time without family attendance; (2) the way performed to get acquainted in caring for the newborn baby; (3) joys of caring the newborn baby independently; (4) difficulties in caring for the newborn baby; (5) supports provided by the health care professional; and (6) mothers expectation towards the health care providers. The themes recognized from this study showed that mothers who cared the newborn baby along with the core family found a more in depth meaning, there were senses of being needed by babies, lives were more meaningful and mothers learned about themselves. Enjoyments and difficulties when taking care of the newborn baby were also experienced by mothers, and husband supports were useful in overcoming the problems. In other side, supports from health care providers had not sufficed. The mothers expected to get more health educations, leaflet or brochures and more home visits. This study recommended that it was obligation of nurses to identified the needs of primiparous mothers in caring for the newborn baby as early as possible. The early identification of those needs are possibly reduced the problems when caring for the newborn baby is carried out by the mothers themselves independently."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hasudungan, David Gilbert
"ABSTRAK
Hukuman kebiri kimia yang diatur dalam Pasal 81 ayat (7) Undang-Undang No. 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak merupakan salah satu hukuman pidana tambahan terbaru yang dapat dijatuhkan bagi pelaku kekerasan seksual pada anak. Hukuman pidana tambahan kebiri kimia tersebut pada bulan Mei 2019 telah digunakan pertama kalinya untuk menjerat pelaku kekerasan seksual pada anak dalam putusan nomor 69/Pid.Sus/2019/PN.MJK. Namun pelaksanaan dari hukuman pidana tambahan kebiri kimia dalam putusan a quo menghadapi permasalahan dengan tidak adanya hukum formil yaitu peraturan pelaksana dari Undang-Undang No.17 Tahun 2016 tersebut. Kejaksaan selaku entitas yang mengemban kewenangan pelaksana dari putusan pengadilan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana dan Undang-Undang No. 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia pada faktanya harus melakukan penunjukkan kepada entitas yang memiliki kompetensi dalam bidang medis untuk melaksanakan hukuman pidana tambahan kebiri kimia tersebut secara langsung. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dan Undang-Undang No. 18 Tahun 2014 tentang Kesehatan Jiwa mengatur bahwa kebiri kimia termasuk ke dalam tindakan medis yang disebut upaya kesehatan kuratif, karenanya pelaksanaan dari kebiri kimia hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang yaitu dokter khususnya dokter spesialis kejiwaan. Sehingga Kejaksaan dalam melaksanakan hukuman pidana tambahan kebiri kimia harus melakukan penunjukkan kepada dokter spesialis kejiwaan yang memiliki kewenangan dan kompetensi yang dibutuhkan.

ABSTRACT
Chemical castration criminal penalty regulated in Article 81 paragraph (7) of Law No. 17 of 2016 on the Establishment of Government Regulation in Lieu of Law No. 1 of 2016 on the Second Amendment to Law No. 23 of 2002 concerning Child Protection is one of the latest additional criminal penalties that can be imposed for perpetrators of sexual violence against children. The chemical penalties for additional castration in May 2019 were used for the first time to ensnare perpetrators of sexual violence against children in decision number 69 / Pid.Sus / 2019 / PN.MJK. Nevertheless, the implementation of additional chemical castration criminal penalties in the a quo decision faces a problem in the absence of formal law, particularly the implementing regulations of the Law No.17 of 2016. The Prosecutor's Office as an entity that carries out the executive authority of the court's decision according to the Criminal Procedure Code and Law No. 16 of 2004 concerning the Attorney General's Office of the Republic of Indonesia, in fact, must appoint an entity that has competence in the medical field to carry out additional chemical castration penalties. Law No. 36 of 2009 on Health and Law No. 18 of 2014 on Mental Health regulates that chemical castration is included in a medical action called curative health measures, therefore the implementation of chemical castration can only be carried out by authorized health personnel namely doctors especially psychiatric specialists. So that the Prosecutor's Office in carrying out additional criminal sentences of chemical castration must appoint a psychiatric specialist who has the authority and competence needed."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>